Anda di halaman 1dari 4

Poster pendidikan

Salah satu hal yang tidak bisa dilepaskan dengan pendidikan adalah buku, buku adalah
sumber ilmu. Dengan membaca buku pelajaran akan menambah pengetahuan, wawasan dan ilmu
yang kita miliki. Akan tetapi jika kita lihat jaman sekarang ini, hanya sedikit yang sadar akan
pentingnya perkara ini tidak sedikit dari kalangan pelajar yang mengabaikan perkara ini, mereka
malah sibuk dengan urusan-urusan pribadi mereka. Seperti untuk bermain, nongkrong, main hp dan
hal-hal yang lain. Sebenarnya hal-hal tersebut wajar dilakukan, akan tetapi jika terlalu
banyak/berlebihan akan menjadi tidak baik.
Poster pendidikan diatas merupakan salah satu media/sarana untuk mengajak masyarakat
khususnya pelajar untuk membaca buku. Mungkin kata “Buku Adalah Jendela Dunia” tidak asing
lagi ditelinga kita. Ketika kita mengetahui hal itu, maka alangkah baiknya bila kita melakukan hal
tersebut.
https://karyapemuda.com/contoh-poster-pendidikan/

Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Surat Edaran


Mendikbud nomor 14 tahun 2019 tertanggal 13 Desember 2019 merupakan salah satu terobosan
baru yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, ia menyebutkan
penyederhanaan RPP ini didedikasikan untuk para guru agar meringankan beban administrasi guru,
ia juga menambahkan selanjutnya Kemendikbud akan memberikan beberapa contoh RPP singkat
yang cukup dikerjakan dalam satu halaman.
Menanggapi kebijakan baru tersebut, kami mengapresiasi Kebijakan Pokok Pendidikan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang akan menyederhanakan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Selama ini beban administrasi yang ditimbulkan dari penyusunan RPP sering
dikeluhkan para guru. Seperti diberitakan sebelumnya, Mendikbud Nadiem Makarim akan
menyederhanakan RPP menjadi cukup satu lembar saja, namun mencakup unsur-unsur yang
dibutuhkan dalam pembelajaran.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Belasan
komponen RPP ini disederhanakan menjadi tiga komponen inti yang dapat dibuat dalam satu
halaman, yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen atau penilaian
pembelajaran. Sisa komponen lainnya hanya sebagai pelengkap dan dapat dipilih secara mandiri
oleh guru sesuai dengan kebutuhan. Menurut Nadiem, hal itu bisa menjadi fokus membangun
pendidikan karakter siswa
Berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah ada, guru harus mengisi
dengan sedikitnya 13 komponen dalam RPP, namun kini komponen panjang tersebut hanya menjadi
tiga komponen utama. Tiga komponen utama itu dimuat dalam satu lembar jauh lebih sedikit
dibandingkan belasan lembar yang selama ini harus diisi. RPP yang ada selama ini hanya
membebani guru. Berbagai format RPP mulai sejak kurikulum diterapkan sampai kurtilas revisi
sudah mengalami berbagai perubahan konsep. Istilahnya juga mengalami berbagai perubahan.
Tujuannya tetap sama yaitu perencanaan pembelajaran sebelum masuk kelas.
Konsep RPP dengan format yang sudah ada selama ini dianggap bersifat kaku. Selain itu
format yang ada terlalu banyak dengan adanya 13 komponen dalam satu RPP. Kemudian guru
menyusun sendiri RPP per Kompetensi Dasar (KD) sesuai bidang studi yang diampunya. Misalnya
jika seorang guru matematika mengajar di kelas VI dengan total ada 8 Kompetensi Dasar. Setiap
Kompetensi Dasar harus dibuat dengan 13 komponen lengkap dalam satu RPP, maka setiap RPP
per Kompetensi Dasar jumlah halamannya bisa lebih dari 20 lembar. Dengan kasus seperti contoh
tersebut, maka akan menghabiskan waktu guru yang sangat banyak. Apalagi ketika adanya
perubahan kurikulum dengan adanya penambahan materi sehingga harus dilakukan revisi sesuai
dengan kebutuhan. Saat itu juga suatu keharusan maka dengan berbagai cara harus dibuat. Padahal
tugas guru bukan hanya melakukan perencanaan pembelajaran saja melainkan harus melakukan
proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.
Hal yang penting dalam sebuah RPP bukan tentang penulisannya, melainkan tentang proses
refleksi guru terhadap pembelajaran yang terjadi, dengan RPP itu sendiri guru dapat melakukan
refleksi terhadap pembelajaran di kelas. Selain dapat memperbaiki kinerjanya di kemudian hari,
penyusunan RPP secara efisien dan efektif dilakukan agar guru memiliki banyak waktu untuk
mempersiapkan dan mengevaluasi proses pembelajaran. RPP bukan hanya sekedar administrasi
yang perlu dilakukan guru dengan mengisi puluhan halaman.
Namun refleksi yang dimaksud adalah apakah hal yang ingin disampaikan sudah dengan
baik tersampaikan kepada peserta didik atau belum. Pada hakikatnya penulisan RPP dilakukan
secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas SDM anak-anak negeri.
Contoh RPP
SMP/MTs : Harapan Bangsa
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VIII/1
Waktu : 2 Jam Pelajaran
Materi Pokok/Tema : Pesan teks poster

Kompetensi Dasar : 3.3 Mengidentifikasi informasi teks iklan, slogan, atau poster (yang
membuat bangga dan memotivasi) dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar.
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik, peserta didik diharapkan dapat:
Menjelaskan informasi penting yang disampaikan oleh poster.
Menjelaskan pesan yang disampaikan oleh poster.
B. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
 Mengucapkan salam, berdo’a, mengondisikan kelas ke dalam situasi belajar, dan
mengabsen siswa.
 Dibuka dengan hal-hal yang berkaitan dengan materi yang dapat menggairahkan
peserta didik untuk belajar.
 Mengungkapkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Membangun Konteks
 Guru menjelaskan keberadaan poster dalam kehidupan sehari-hari siswa, baik yang
ditayangkan melalui televisi, yang tersebar di media cetak, ataupun yang terpajang di
tempat-tempat umum.
 Guru menginstruksi pengalaman para siswa berkenaan dengan poster-poster yang
dikenalinya dalam kehidupan mereka sehari-hari melalui pertanyaan-pertanyaan
seperti yang tersedia pada Buku Siswa.
Mengamati (Pemodelan)
 Guru menunjukkan contoh-contoh poster.
 Guru juga dapat menayangkannya (bila memungkinkan) beragam poster lainnya.
 Guru meminta siswa mencermati poster-poster itu, khususnya berkenaan dengan
unsur-unsur pembentukannya.
 Guru menginventarisasi pertanyaan-pertanyaan siswa dan menyeleksinya sesuai
dengan KD atau beberapa indikator pembelajaran yang telah ditetapkan.
Menalar
 Guru meminta siswa untuk menjawab kembali pertanyaan-pertanyaan itu setelah
mereka terlebih dulu membaca paparan teori yang ada pada buku siswa.
 Guru juga meminta siswa untuk membaca berbagai referensi lainnya yang berkenaan
dengan pembahasan tentang poster, baik melalui buku-buku perpustakaan, e-book,
atau dengan membuka laman-laman di internet.
Mengasosiasikan
 Guru mendorong siswa untuk mengaplikasikan pemahaman mereka tentang unsur-
unsur poster dengan mengerjakan sejumlah latihan yang ada pada LKPD.
 Kegiatan siswa pada proses mengasosiasikan dilakukan secara berkelompok.
 Pemahaman siswa diuji dengan mereka diminta untuk mengerjakan sejumlah kegiatan
pembelajaran.
 Guru melakukan penilaian proses, baik itu terhadap aspek afektif, kognitif ̧dan
psikomotor sebagaimana yang telah ditetapkan dalam indikator pembelajaran.

Mengomunikasikan
 Beberapa orang siswa mempresentasikan pendapat-pendapatnya atas jawaban mereka
pada LKPD.
 Guru memberikan penilaian proses terutama berdasarkan aspek kelengkapan,
ketepatan, dan kejelasan di dalam penyampaiannya.

3. Kegiatan Penutup (15 menit)


 Bersama-sama menyimpulkan butir-butir pokok materi yang telah dipelajari.
 Umpan balik tentang proses pembelajaran.
 Mewajibkan Peserta didik untuk membaca buku, menyampaikan materi pokok/tema
untuk pertemuan berikutnya.
 Salam, doa dan tutup dipimpin oleh perwakilan kelas.
C. Penilaian Hasil Pembelajaran
D. Teknik Penilaian
 Penilaian afektif berkenaan jujur, santun, bertanggung jawab, ataupun afektif-afektif
lainnya yang muncul dalam proses pembelajaran.
 Penilaian kognitif dapat menggunakan soal-soal yang terdapat pada LKPD.
 Penilaian psikomotor berupa penilaian kecakapan siswa dalam mempresentasikan
penguasaannya terhadap pengertian dan unsur-unsur iklan, slogan, dan poster.
1. Bentuk tes : Uraian
2. Instrumen Penilaian : Pedoman penskoran tes terlampir.

Probolinggo, November 2021


Mengetahui, Guru mata pelajaran
Kepala Sekolah

Hj. Nurayati, S.A,g Mahmuda


NIP. ………………………….. NIP.

Anda mungkin juga menyukai