Oleh:
DEDE FAISAL
IING MASROI
NAILATURROHMAH
NURUL SYAFRUDIN
SRI KOMARIAH
Prodi: BKPI A
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii
A. Latar Belakang
Kemunculan filsafat Rekontruksionisme ini berangkat dari kondisi masyarakat Amerika
pada khususnya dan masyarakat industri pada umumnya, yang semakin meninggalkan sebuah
tatanan dunia yang diidam-idamkan. Perkembangan ilmu, teknologi, dan industrialisasi pada satu
sisi memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kesejahteraan, akan tetapi disisi lain ia telah
menimbulkan pengaruh-pengaruh yang negatif. Masyarakat yang tenang, tentram, dan damai,
pelan-pelan telah tergiring pada keterasingan. Ada yang menganggap, kondisi ini karena adanya
sifat loises faire, kompetisi yang terlalu berlebihan sehingga bermuara pada pemenuhan
kepentingan individual dari pada kepentingan sosial, pada masyarakat Amerika.
Perlu dilakukan perbaikan-perbaikan di bidang ekonomi, yang semula berbentuk
individual interprenurship dirubah kearah coorperative yang bersendikan konsep kerja sama
kolektif. Konsep ini, kemudian mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Keadaan ini, meyakinkan para pemikir pendidikan bahwa pendidikan perlu mempunyai konsep
dan peran yang positif dalam mengadakan rekontruksi masyarakat. Masyarakat yang direkontruksi
ini, hendaknya lebih mengutamakan kebersamaan dari pada kepentingan-kepentingan individu.
Pada dasarnya rekonstruksionisme sepaham dengan perealisme dalam hendak mengatasi
krisis kehidupan modern. Hanya saja jalan yang ditempuh berbeda, jika perealisme memilih untuk
kembali kepada kebudayaan lama yang telah teruji dan terbukti mampu membawa manusia
mengatasi krisis sedangkan rekonstrukinisme berusaha membina suatu consensus yang paling luas
dan paling mungkin mencapai tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia untuk
mencapai tujuan itu, rekonstruksinisme berusaha mencari kesepakatan semua orang mengenai
tujuan utama yang dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan baru seluruh
lingkungannya.
Oleh karena itu, pada aliran rekonstruksionisme ini, peradaban manusia masa depan sangat
ditekankan. Rekonstruksionisme menaruh perhatian terhadap pendidikan dalam kaitannya dengan
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di temukan atau di kemukakan permaslahan
diantaranya:
1. Apa Pengertian, Sejarah, dan Tokoh Rekonstruksionisme?
2. Bagaimana Pandangan rekonstruksionisme tentang pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian, Sejarah, dan tokoh rekonstruksionisme
2. Untuk mengetahui Pandangan Rekonstruksionisme tentang pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Rekonstruksinisme berasal dari bahasa inggris yakni reconstruct yang berarti menyusun
kembali. Dalam bahasa Indonesia rekonstruksi biasa diartikan pengembalian sebagaimana semula.
Rekonstruksionisme dalam filsafat pendidikan selalu diartikan sebagai sebuah aliran yang berupa
merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak
modern.
Rekonstruksionisme timbul sebagai reaksi terhadap perubahan tata kehidupan masyarakat
Amerika pada umumnya dan masyarakat Negara industry pada umumnya yang semakin jauh dari
apa yang diidamkan. Rekontruksionalisme dipelopori oleh Count dan Rugg pada tahun 1930, ingin
membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil. Beberapa tokoh dalam aliran ini
yaitu : Carroline Pratt, Georg Count, dan Harold Rugg.
Dalam konteks pendidikan aliran rekonstruksionalisme merupakan suatu aliran yang
berusaha merombak tata susunan itu lama dengan membangun tata susunan baru yang bercorak
modern. Aliran rekontruksionalisme pada dasarnya sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu
hendak menyatakan krisis kebudayaan modern. Kedua aliran tersebut memandang bahwa keadaan
sekarang merupakan zaman yang memiliki kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran,
kebingungan dan kesimpangsiuran.
Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik
tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan
mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi
masalah tersebut. Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk
melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat.
B. Saran
Setelah mempelajari aliran rekonstruksionisme, maka sebagai calon guru seharusnya mampu memiliki
persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara
demokratis sehingga perubahan-perubahan untuk mencapai suatu tujuan yang lebih baik akan selalu
diadakan dan dijadikan realita, dan bukan dunia yang dikuasai golongan tertentu(orang-orang tertentu),
sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan potensi-potensi teknologi, yang mampu meningkatkan
kualitas pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa
membedakan warna kulit, keturunan, agama dan masyarakat yang bersangkutan, akan tetapi perubahan
yang digunakan untuk kepentingan bersama dan kelak mampu menerapkannya.
DAFTAR PUSTAKA
As’adi dan Miftahul, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Stain Po Press: ponorogo, 2010)
Hamalik Oemar, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (PT Remaja Rachman: Bandung, 2011)
Zuhairi Rosdakarya, filsafat pendidikan islam, (PT Bumi Aksara: Jakarta, 2008)