Anda di halaman 1dari 21

APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA SITUASI KLINIS I

KOLCABA’S THEORY OF COMFORT

OLEH : KELOMPOK VI

(B14- A)

1. NI GUSTI AYU YOGI SWARI (213221189)


2. SANG AYU MADE ESTY LESTARI (213221190)
3. I PUTU YOGA JAYA PERDANA (213221191)
4. NI LUH PUTU AYUMI PARAMITHA SURIANA (213221192)
5. NI PUTU ARCANTI NINDYA RANESWARI (213221193)
6. NI NYOMAN AYU VIRSE SUTRISNI (213221194)
7. PUTU SUMARTHINI (213221195)
8. NI KOMANG AYU LINDA DEWI (213221196)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2021
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Aplikasi Teori
Keperawatan Pada Situasi Klinis I : Kolcaba’s theory of comfort” Makalah ini kami
tulis berdasarkan beberapa sumber.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak dan sumber. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak lain yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini masih ada beberapa hal yang belum mencapai
titik sempurna dan masih memiliki beberapa kekurangan, baik segi penulisan dan
penyajian. Untuk itu, kami sangat berterima kasih jika ada pendapat, saran, maupun
kritik yang bertujuan untuk membangun kesempurnaan makalah ini. Dan kami berharap
agar makalah ini dapat bermanfaat dan mampu digunakan sebagai suatu penunjang
dalam proses pembelajaran.

Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Denpasar, 24 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI ...................................................................................................... 3

A. Latar Belakang Teori ...................................................................................................... 3

B. Pernyataan Teoritis ......................................................................................................... 3

C. Format Logis ................................................................................................................... 4

D. Konsep Mayor dan Definisi ............................................................................................ 5

E. Bagan Model Konsep...................................................................................................... 7

F. Asumsi Mayor terkait Paradigma Keperawatan ............................................................. 8

G. Penerimaan oleh Keperawatan ........................................................................................ 9

BAB III APLIKASI DALAM KEPERAWATAN .................................................................. 13

Contoh kasus ( Roleplay) ..................................................................................................... 13

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 17

A. Simpulan ....................................................................................................................... 17

B. Saran ............................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori membantu pengetahuan untuk memperbaiki praktik dengan cara
menggambarkan, menjelaskan, memprediksi dan mengendalikan fenomena. Teori
keperawatan merupakan produk kreatif dari para perawat yang mencari dengan
penuh pertimbangan untuk menggambarkan banyak aspek dari keperawatan dalam
cara yang bisa dipelajari, dievaluasi dan digunakan oleh perawat-perawat lainnya.
Teori akan memberikan struktur dan paduan dalam meningkatkan praktik profesional
keperawatan, aktifitas pendidikan dan pengajaran serta riset keperawatan yang
menuntun kearah perkembangan ilmu keperawatan itu sendiri.
Profesionalisme seorang perawat tidak bisa dilepaskan dari pemahamannya
tentang substansi dasar yang terkandung dalam profesi tersebut, antara lain falsafah
keperawatan, paradigma keperawatan, model konseptual serta teori-teori
keperawatan. Falasafah keperawatan memberikan keyakinan, pemikiran, atau landasan
mendasar untuk mengkaji tentang penyebab yang mendasari suatu fenomena
keperawatan yang terjadi dan paradigma keperawatan menjadi dasar penyelesaian suatu
fenomena keperawatan yang ditinjau dari pendekatan konsep manusia, kesehatan,
keperawatan, dan lingkungan. Dalam hal ini terdapat suatu hubungan yang tidak
dapat dipisahkan antara falsafah, paradigm dengan model konseptual atau teori
keperawatan (Tomey & Alligood,2010).
Salah satu tokoh keperawatan yang mengembangkan konsep teori pada tingkat
middle range teori adalah Katherine Kolcaba dengan teori kenyamanan.Kolcaba
menganggap penerapan teori kenyamanan bersifat universal da bisa diaplikasikan
untuk memenuhi kebutuhan klien secara holistik (biologis, psikologis, social, spiritual).
Berdasarkan ini perawat perlu memahami hubungan antara falsafah, paradigma dengan
theory keperawatan yang dikembangkan oleh Kolcaba dengan tujuan mampu
menerapkan teori tersebut di lingkup praktik dan penelitian untuk meningkatkan
kualitas hidup klien berdasarkan salah satu kebutuhan dasarnya, yaitu kenyamanan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan teori Kolcaba ?

1
2. Apa yang melatar belakangi munculnya teori Kolcaba ?

3. Apa konsep mayor dari teori Kolcaba ?

4. Bagaimana penerimaan teori Kolcaba oleh keperawatan ?

5. Bagaimana aplikasi teori Kolcaba dalam keperawatan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep teori kenyamanan oleh Katharine Kolcaba
dengan menganalisa secara sistematis meliputi lingkup teori, konteks teori dan konten
teori.
2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu memahami dan menganalisa konsep teori kenyamanan dari


Katharine Kolcaba berdasakan ruang lingkup teori.
b. Mahasiswa mampu memahami dan menganalisa konsep teori kenyamanan dari
Katharine Kolcaba berdasarkan konteks teori.
c. Mahasiswa mampu memahami dan menganalisa konsep teori kenyamanan dari
Katharine Kolcaba berdasarkan konten teori.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Latar Belakang Teori


Katharine Kolcaba terlahir sebagai Arnold Katharine pada 28 Desember 1944,
di Cleveland, Ohio. Beliau adalah pendiri program perawat lokal paroki dan sebagai
anggota Asosiasi Perawat Amerika. Saat ini, sebagai associate professor di
University of Akron College of Nursing. Dengan riwayat pendidikan Diploma
keperawatan dari St. Luke's Hospital School of Nursing pada tahun 1965, lulus M.S.N
dari R.N di the Frances Payne Bolton School of Nursing, Case Western Reserve
University pada tahun 1987, meraih gelar PhD in nursing dan menerima
sertifikat sebagai authority clinical nursing specialist pada tahun 1997, Spesialis
dalam bidang Gerontology, Perawatan Paliatif dan Intervensi Jangka Panjang, Studi
Comfort, Pengembangan Instrumen, Teori Keperawatan, Penelitian Keperawatan.
Sebagai kepala unit dementia, berdasar pengalaman, beliau melakukan pengembangan
teori keperawatan untuk mengembangkan Teori kenyamanan dan praktik : sebuah visi
untuk perawatan dan riset kesehatan holistik.
Secara filosofi, Kolcaba mendefiniskan kenyamanan adalah suatu yang
menguatkan (Alligood, 2014). Definisi ini memberikan rasional bagi perawat untuk
memberikan kenyamanan pada pasien, serta perawat mendapatkan kepuasan. Melalui
kenyamanan, proses kesembuhan dapat tercapai (McIlveeb & Morse, 1995, dalam
Alligood, 2014). Perawat memiliki peranan penting dalam mengidentifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi kenyamanan pasien. Harmer (1926) dalam Alligood (2014)
menyatakan bahwa asuhan keperawatan berfokus untuk memberikan lingkungan yang
nyaman, mencakup kebahagiaan, kenyamanan fisik dan mental (istirahat, tidur, nutrisi,
kebersihan, dan eliminasi). Secara intuisi, kenyamanan berkaitan dengan aktivitas
mengasuh atau merawat.

B. Pernyataan Teoritis
1. Perawat mengidentifikasi kebutuhan kenyamanan yang tidak terlihat dari pasien,
desain kenyamanan digunakan untuk mengukur kebutuhan, dan untuk mencari
peningkatan kenyamanan pasien mereka, di mana hasil tersebut diinginkan dengan
segera.

3
2. Peningkatan kenyamanan langsung dan secara positif dihubungkan dengan penerapan
di dalam HSBs ( Health Seeking Behaviors), seperti hasil yang diinginkan
sebelumnya.
3. Kapan seseorang mempunyai pendukung yang sesuai untuk dilibatkan secara
penuh di dalam HSBs, seperti pemulihan dan/atau program penyembuhan atau
cara hidup, integritas institusi juga sangat mendukung.

C. Format Logis
Kolcaba mengembangkan teori kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis
antara lain :
1. Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati
secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan
praktek dan dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin,
sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit, terminologi,
dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka. Ketika perawat lulus sekolah, mereka
mungkin diminta untuk menjelaskan diagram prakteknya, yang mana tugas tersebut
sangatlah mudah.
2. Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik berasal
dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum ke yang
spesifik. Langkah mengurangi pengembangan teori mengakibatkan teori kenyamanan
dapat dihubungkan dengan konsep lain untuk menghasilkan suatu teori. Kerja dari
tiga ahli teori keperawatan diperlukan untuk mendefinisikan kenyamanan. Oleh karena
itu Kolcaba lebih dulu melihat di tempat lain untuk bekerja secara bersama untuk
menyatukan kebutuhan seperti keringanan, ketentraman dan hal yang penting. Apa
yang dibutuhkan, dia merealisir suatu yang abstrak dan kerangka konseptual umum
yang sama dengan kenyamanan dan berisi dalam jumlah banyak yang bersifat abstrak.
3. Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk
memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran
jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori. Seperti pada kasus
hasil riset, di mana saat ini memusat pada pengumpulan database besar untuk mengukur
hasil dan berhubungan pada pengeluaran untuk jenis keperawatan, medis, institusi, atau

4
protokol masyarakat. Penambahan suatu kerangka teori keperawatan untuk riset hasil
akan meningkatkan area penelitian keperawatan karena praktek dasar teori
memungkinkan perawat untuk mendisain intervensi yang sama dan selaras dengan hasil
yang diinginkan.

D. Konsep Mayor dan Definisi


Teori Comfort dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama
beserta definisinya, antara lain :
1. Health Care Needs
Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu kebutuhan akan
kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan kesehatan yang stressful,
yang tidak dapat dipenuhi oleh penerima support system tradisional. Kebutuhan ini
meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan, yang kesemuanya
membutuhkan monitoring, laporan verbal maupun non verbal, serta kebutuhan yang
berhubungan dengan parameter patofisiologis, membutuhkan edukasi dan dukungan
serta kebutuhan akan konseling financial dan intervensi.
2. Comfort
Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat dalam
keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami oleh
penerima yang dapat didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang
immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui kebutuhan akan keringanan
(relief), ketenangan (ease), dan (transcedence) yang dapat terpenuhi dalam empat
kontex pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan.
Beberapa tipe Comfort didefinisikan sebagai berikut: (Kolcaba & Kolcaba, 1991,
dalam Alligood, 2014) :
a. Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient) memiliki
pemenuhan kebutuhan yang spesifik
b. Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan
c. Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai diatas
masalahnya.
Kolcaba, (2003) kemudian menderivasi konteks diatas menjadi beberapa hal berikut:
a. Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh

5
b. Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi harga diri,
konsep diri, sexualitas, makna kehidupan hingga hubungan terhadap kebutuhan lebih
tinggi.
b. Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh dari luar.
c. Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan hubungan social

3. Comfort Measures
Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang didesain
untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh penerima jasa,
seperti fisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual, lingkungan, dan intervensi fisik.
Kolcaba menyatakan bahwa perawatan untuk kenyamanan memerlukan
sekurangnya tiga tipe intervensi comfort yaitu :
a. Standart comfortintervention yaitu teknis pengukuran homeostasis dan mengontrol
nyeri yang ada seperti memantau tanda-tanda vital, hasil kimia darah, juga termasuk
pengobatan nyeri. Tehnis tindakan ini didesain untuk membantu mempertahankan
atau mengembalikan fungsi fisik dan kenyamanan, serta mencegah komplikasi.
b. Coaching (mengajarkan) meliputi intervensi yang didesain memberikan
informasi, harapan, mendengarkan dan membantu perencanaan pemulihan dan
integrasi secara realistis atau dalam menghadapi kematian dengan cara yang sesuai
dengan budayanya. Agar Coaching ini efektif, perlu dijadwalkan untuk kesiapan
pasien dalam menerima pengajaran baru.
c. Comfort food for the soul, meliputi intervensi yang menjadikan penguatan dalam
sesuatu hal yang tidak dapat dirasakan. Terapi untuk kenyamanan psikologis
meliputi pemijatan, adaptasi lingkungan yang meningkatkan kedamaian dan
ketenangan, guided imagery, terapi musik, mengenang, dan lain lain. Saat ini
perawat umumnya tidak memiliki waktu untuk memberikan comfort food untuk
jiwa (kenyamanan jiwa/psikologis), akan tetapi tipe intervensi comfort tersebut
difasilitasi oleh sebuah komitmen oleh institusi terhadap perawatan kenyamanan.
4. Enhanced Comfort
Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan, mengacu
pada teori comfort ini.
5. Intervening variables
Didefinisikan sebagai variabel-variabel yang tidak dapat dimodifikasi oleh perawat.
Variabel ini meliputi pengalaman masa lalu, usia, sikap, status emosional,

6
support system, prognosis, financial atau ekonomi, dan keseluruhan elemen dalam
pengalaman si resipien.
6. Health Seeking Behavior (HSBs)
Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang berhubungan
dengan pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh resipien saat konsultasi dengan
perawat. HSBs ini dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang terkait dengan
kesehatan), internal (penyembuhan, fungsi imun,dll.)
7. Institusional integrity
Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan dari organisasi
pelayanan kesehatan pada area local, regional, dan nasional. Pada sistem rumah
sakit, definisi institusi diartikan sebagai pelayanan kesehatan umum, agensi home care,
dll.

E. Bagan Model Konsep

Dalam perspektif pandangan Kolcaba Holistic comfort didefinisikan sebagai


suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui kebutuhan
akan pengurangan relief, ease, dan transcendence yang dapat terpenuhi dalam
empat konteks pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikosipiritual, sosial dan
lingkungan (Ruddy, 2007).

Asumsi-asumsi lain yang dikembangkan oleh Kolcaba bahwa kenyamanan


adalah suatu konsep yang mempunyai suatu hubungan yang kuat dengan ilmu
perawatan. Perawat menyediakan kenyamanan ke pasien dan keluarga-keluarga

7
mereka melalui intervensi dengan orientasi pengukuran kenyamanan. Tindakan
penghiburan yang dilakukan oleh perawat akan memperkuat pasien dan keluarga-
keluarga mereka yang dapat dirasakan seperti mereka berada di dalam rumah mereka
sendiri. Kondisi keluarga dan pasien diperkuat dengan tindakan pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh perawat dengan melibatkan perilaku (Tomey, Alligood, 2006).

Peningkatan kenyamanan adalah sesuatu hasil ilmu perawatan yang


merupakan bagian penting dari teori comfort. apalagi, ketika intervensi kenyamanan
dikirimkan secara konsisten dan terus-menerus, maka mereka secara teoritis
dihubungkan dengan suatu kecenderungan ke arah kenyamanan yang ditingkatkan
setiap saat, dan dengan sendirinya klien akan mencapai kesehatan yang diinginkan
dalam mencari kesembuhan (HSBS).

F. Asumsi Mayor terkait Paradigma Keperawatan


Kolcaba menjabarkan definisinya sebagai berikut :

1. Keperawatan
Keperawatan adalah penilaian kebutuhan akan kenyamanan, perancangan
kenyamanan digunakan untuk mengukur suatu kebutuhan, dan penilaian kembali
digunakan untuk mengukur kenyamanan setelah dilakukan implementasi. Pengkajian
dan evaluasi dapat dinilai secara subjektif, seperti ketika perawat menanyakan
kenyamanan pasien, atau secara objektif, misalnya observasi terhadap penyembuhan
luka, perubahan nilai laboratorium, atau perubahan perilaku. Penilaian juga dapat
dilakukan melalui rangkaian penilaian skala (VAS) atau daftar pertanyaan
(kuesioner), yang mana keduanya telah dikembangkan oleh Kolcaba.
2. Pasien
Pasien merupakan penerima perawatan seperti individu, keluarga, institusi, atau
masyarakat yang membutuhkan perawatan kesehatan.
3. Lingkungan
Lingkungan adalah aspek dari pasien, keluarga, atau institusi yang dapat dimanipulasi
oleh perawat atau orang tercinta untuk meningkatkan kenyamanan.
4. Kesehatan
Kesehatan adalah fungsi optimal, seperti yang digambarkan oleh pasien atau
kelompok, dari pasien, keluarga, atau masyarakat.
Dari asumsi tersebut, Kolcaba mengasumsikan hal-hal dibawah ini :

8
a. Manusia mempunyai tanggapan/respon holistik terhadap stimulus yang kompleks.
b. Kenyamanan adalah suatu hasil holistik yang diinginkan yang mengacu pada
disiplin keperawatan
c. Manusia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dasar kenyamanan mereka.
d. Kenyamanan yang akan ditingkatkan pada pasien harus melibatkan health-seeking
behaviors (HSBs) pilihan mereka.
e. Pasien yang dianjurkan secara aktif untuk HSBs, merasa puas dengan pelayanan
kesehatan mereka.
f. Integritas kelembagaan berdasar pada sistem nilai yang berorientasi pada
penerima perawatan.

G. Penerimaan oleh Keperawatan


1. Praktek
Teori ini masih baru. Masih terus dikenalkan dan dipelajari oleh para siswa yang memilih
teori ini untuk kerangka studi mereka, seperti di dalam keperawatan kebidanan,
katheterisasi jantung, perawatan kritis, pekerja rumah sakit, ketidaksuburan /
kemandulan, terapi radiasi, keperawatan bedah tulang, keperawatan perioperatif,
keperawatan lanjut usia, dan infeksi saluran kemih. Area studi yang tak diterbitkan,
tetapi dibahas oleh Kolcaba melalui website nya, meliputi unit luka bakar, klinik
keperawatan, perawatan rumah, nyeri kronis, terapi pijatan, pediatrik, oncology,
dan perioperative. Untuk praktek klinik colkaba menanyakan skala kenyamanan
pada pasien dengan skor 0 – 10 yang mana 10 adalah nilai tertinggi dari kenyamanan.
Skala kenyamanan ini bias diterapkan untuk pengkajian nyeri atau untuk tujuan
pendokumentasian, harus diterapkan dan komunikatif. Comfort teori telah
dimasukkan oleh perawat anestesi kedalam praktek klinik mereka untuk pedoman
manajemen kenyamanan pasien. Spesifik manajemen :
a. Pengkajian kebutuhan kenyamanan pasien selama pembedahan, nyeri akut,
kesakitan
b. b. Menciptakan kenyamanan dengan meminta persetujuan pasien sebelum
dilakukan pembedahan, intervensi yang spesifik
c. c. Memfasilitasi yang nyaman, temperature tubuh dan factor-factor yang
dihubungkan dengan kenyamanan selama pembedahan.
d. Melanjutkan dengan manajemen kenyamanan dan pengukuran periode setelah
operasi.

9
2. Pendidikan
Sesuai petunjuk dalam pengajaran kenyamanan pada program sarjana keperawatan,
teori kenyamanan telah diterapkan pada keperawatan terhadap pasien yang
mendapatkan terapi radiasi yang dilaporkan oleh Cox pada tahun 1998. Teori ini sangat
mudah untuk dipahami dan diterapkan pada mahasiswa perawat yang menyajikan suatu
metode efektif untuk menilai kebutuhan kenyamanan holistik pada orang tua yang
membutuhkan perawatan akut. Teori ini tidak terbatas pada gerontologikal atau
pendidikan praktik lanjutan. Teori ini cocok digunakan mahasiswa yang praktek
klinik dan aplikasikanya dapat di vasilitasi dengan menggunakan web colcaba
tentangcare plan kenyamanan. Teori ini juga memberikan jalan untuk
mahasiswa dalam memperoleh kemudahan mereka ( by Knowing) dan untuk
memelihara ease dengan kurikulum mereka (melalui kepercayaan anggota
fakultas mereka), dan untuk mencapai trancendentce dari stressor mereka dengan
menggunakan teknik self comforting.
3. Riset
The Encyclopedia of Nursing Research menyebutkan pentingnya mengukur
kenyamanan sebagai tujuan keperawatan. Perawat dapat memberikan bukti untuk
mempengaruhi keputusan institusi, masyarakat, dan tingkatan legislatif yang hanya
sampai pada studi kenyamanan yang menunjukkan efektivitas keperawatan yang
holistik/menyeluruh. Baru-baru ini, pengukuran kenyamanan di rumah sakit besar dan
perawatan rumah datanya telah ditetapkan untuk menambah literatur untuk tujuan
riset. Penggunaan struktur taxonomi dari kenyamanan sebagai panduan yang dapat
digunakan untuk mengembangkan kuesioner kenyamanan secara umum
untuk mengukur kenyamanan secara holistic dalam sampel rumah sakit dan partisipan
komunitas. Adapun struktur dari taxonomi tersebut berikut ini :

10
Comfort Care Plan

Tipe Relief Ease Transcendence


Comfort
Fisik Kondisi pasien Bagaimana kondisi Pernyataan tentang
yang ketentraman dan bagaimana
membutuhkan kepuasan hati kondisi pasien dalam
tindakan pasien yang mengatasi masalah
perawatan berkaitan dengan yang terkait dengan
fisik segera kenyamanan fisik kenyamanan
terkait dengan
kenyamanan
pasien
Psikospritu Kondisi pasien Bagaimana kondisi Pernyataan tentang
al yang ketentraman dan bagaimana
membutuhkan kepuasan hati kondisi pasien dalam
tindakan pasien yang mengatasi masalah
perawatan berkaitan dengan yang terkait dengan
Psikospiritual kenyamanan kenyamanan
segera terkait Psikospiritual
dengan
kenyamanan
pasien

Lingkungan Kondisi pasien Bagaimana kondisi Pernyataan tentang


yang ketentraman dan bagaimana kondisi
membutuhkan kepuasan hati pasien dalam
tindakan pasien yang mengatasi masalah
perawatan berkaitan dengan yang terkait dengan
lingkungan kenyamanan kenyamanan
segera terkait berdasarkan
dengan lingkungan
kenyamanan
pasien

11
Sosiokultur Kondisi pasien Bagaimana kondisi Pernyataan tentang
al yang ketentraman dan bagaimana kondisi
membutuhkan kepuasan hati pasien dalam
tindakan pasien yang mengatasi masalah
perawatan berkaitan dengan yang terkait dengan
social kenyamanan kenyamanan
segera terkait berdasarkan
dengan sosial
a. Kelemahankenyamanan
Teori
Teori ini pasien
melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual,
lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut dibutuhkan
komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang trampil dalam hal melakukan
asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi), yang di
dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.
b. KelebihanTeori
Teori kenyamanan yang dikembangkan dalam artikel oleh kolkaba mudah di mengerti
dan dipahami, selainitu teori ini kembali kepada keperawatan dasar.

12
BAB III

APLIKASI DALAM KEPERAWATAN

Contoh kasus ( Roleplay) :


• Perawat : Ayumi
• Pasien : Putu Sumarthini
• Dokter : Yoga
Situasi 1 (ruang rawat inap Wing Amerta)
NARASI
Seorang pasien bernama ibu Putu tampak terbaring lemas dalam sebuah ruangan
perawatan. Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas tgl 22/09/2019 pada Hasil
pemeriksaan dinyatakan ibu Putu mengalami fraktur femur dextra dan pasien akan
dilakukan operasi pemasangan pen tanggal 23/09/2021. Pasien tampak sendiri dan
cemas
Identitas ibu Putu beralamat di jalan Gunung Agung Denpasar, pasien adalah
salah seorang tenaga pengajar, pasien berumur 41 th, pendidikan sarjana, beragama
hindu, jaminan kesehatan bpjs, penanggung jawab adalah suaminya, pasien memiliki 2
orang anak yang masih sekolah.

DIALOG
Pada pukul 13.00 siang tanggal 22/09/2019 perawat mendatangi ruangan pasien
bersama dokter dpjp yang akan melakukan tindakan operasi. Tampak pasien sendiri
tanpa ditemani keluarga

Perawat Ayumi : “Selamat siang ibu, perkenalkan nama saya Ayumi dan ini
adalah dokter Yoga. Saya perawat yang merawat ibu di sini serta
dokter yang merawat ibu di sini. Ibu dengan siapa namanya ?”
Ibu Putu : “Selamat siang suster Yumi, nama saya Ibu Putu.”
Perawat Ayumi : “Ibu ingat tanggal lahir ibu?”
Ibu Putu : “Tanggal lahir saya 16 Oktober 1979 suster.”
Perawat Ayumi : “Apakah ada keluarga yang menemani ibu di sini?”
Ibu Putu : “ Tadi suami saya ada tapi sekarang sedang pulang untuk
mengurus anak-anak sedang sekolah suster”

13
Perawat Ayumi :” Nggih bu, saya ingin bertanya nggih bu, bagaimana perasaan
ibu saat ini?”
Ibu Putu :”Astungkara suster sekarang saya sudah merasa lebih baik dari
kemarin setelah diberikan infus dan obat-obatan. Saya tadi
malam sudah dapat beristirahat.”
Perawat Ayumi :” Baik bu, niki dokter Yoga datang visite untuk menjelaskan
tentang penyakitnya ibu, jika ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada dokter Yoga nggih bu..”
Ibu Putu : ’Baik suster.”

Dokter Yoga memberikan penjelasan kepada pasien tentang penyakit pasien dan
tindakan apa saja yang akan dilakukan.(Pintu dan sampiran
ditutup)

Dokter Yoga : “Bagaiamana ibu Putu sudah bisa mengerti apa yang saya
jelaskan?”
Ibu Putu : “Nggih, sudah dok.”
Dokter Yoga : “Jika ada yang ditanyakan lagi, bisa ditanyakan kepada Perawat
Ayumi nggih terkait apa yang sudah saya jelaskan dan keluhan
yang ibu rasakan saat ini. Perawat Ayumi tolong di lakukan
pemeriksaan vital sign ya.”
Perawat Ayumi :”Baik dok, terimakasih dok.”
Dokter Yoga :”Nggih.”
Perawat Ayumi :” Baik bu, saya lakukan pemeriksaan vital sign berupa tekanan
darah, nadi dan lainnya ya bu.”
Ibu Putu :” Baik suster.”
Perawat Ayumi :”Sudah selesai ya bu, semuanya normal ya bu. Tekanan darah
ibu 110/770 mmHg, nadi 80x/menit dan suhu 36,5 derajat celcius,
ibu tidak demam ya. Untuk operasi ibu akan dilaksanakan besok
apakah ibu sudah siap?”
Ibu Putu :” Suster, sebenarnya saya takut operasi. Saya takut untuk tidak
bisa berjalan seperti sebelumnya setelah oeprasi, anak-anak saya
juga masih kecil suster.”

14
Perawat Ayumi :” Ibu tenang saja ya, kami akan lakukan yang terbaik dan Ibu
jangan lupa berdoa agar operasinya lancer.”
Ibu Putu :” Apakah rasa sakit setelah operasi akan berlangsung lama ya
sus?”
Perawat Ayumi :” Rasa sakit setelah operasi itu pasti akan ada bu. Tapi kita akan
atasi dengan pemberian obat Pereda nyeri, kompres dingin di
bagian yang nyeri dan lakukan relaksasi nafas dalam.”
Ibu Putu :” Relaksasi itu apa ya sus?”
Perawat Ayumi :” Relaksasi itu adalah melemaskan bu, jadi jika rasa nyeri itu
datang ibu bisa letakan tangan ibu di perut, Tarik nafas yang
dalam, tahan selama 3 detik dan hembuskan perlahan sampai
rasa sakit yang ibu rasakan berkurang. Ibu bisa ikuti saya ya.”
Ibu Putu :”nggih saya coba ikuti suster.”
Perawat Ayumi :” Ibu posisi yang nyaman, letakkan tangan ibu di atas perut,
Tarik nafas dalam yang Panjang, tahan selama 3 detik dan
hembuskan perlahan.”
Ibu Putu :” Kira-kira setelah operasi, apakah saya masih bisa berjalan ya
suster?”
Perawat Ayumi :” Bisa bu, nanti akan ada petugas Fisiotherapy yang akan melatih
ibu berjalan, akan datang setiap hari ke ruangan ibu, agar bisa
berjalan seperti semula.”
Ibu Putu :”Maaf suster, untuk biaya bagaimana ya suster?”
Perawat Ayumi :” Untuk biaya ibu sudah ditanggung oleh BPJS dan sesuai
dengan kelas BPJS ibu.”
Ibu Putu :”Setelah saya dilakukan operasi, apakah saya akan dirawat di
ruang intensif suster?”
Perawat Ayumi :” Nggih bu, nanti ibu akan dipindahkan ke ruang intensif setelah
dilakukan operasi.”
Ibu Putu :”Untuk pengunjung, apakah suami saya boleh ikut masuk ya
sus?”
Perawat Ayumi :” saat ini sedang Pandemi bu, untuk pengunjung kami batasi.
Kami akan hubungi suami ibu sebelum dan sesuah operasi. Jika
ada sesuatu atau keperluan khusus kami akan menghubungi
keluarga ibu terutama suami ibu.”

15
Ibu Putu :” Baik terimakasih suster, informasinya sudah cukup bagi saya.
Saya sudah cukup nyaman dan tenang setelah mengobrol dengan
suster. Semoga Tuhan membalas kebaikan suster dan dokter yang
sudah merawat saya dan pasien lainnya.”
Perawat Ayumi :” nggih bu samasama, ibu yang tenang dan tetap semangat ya.
Kami akan lakukan yang terbaik untuk ibu.”
Ibu putu :”Nggih terimakasih sus.”

Struktur taksonomi kolcaba’s theory


Relief Ease Transcendence
Fisik Kurang mobilitas Tempat tidur yang Persepsi pasien
nyaman, posisi dapat mentoleransi
yang nyaman nyeri
Psikososial Kecemasan Ketidakpastian Kebutuhan
keberhasilan dukungan spiritual
pembedahan dan ketentraman
hati dari tim
kesehatan
Lingkungan Keadaaan ruang Kekurangan Kebutuhan untuk
perawatan yang privasi ketenangan
gaduh, lingkungan
kepanasan
Sosiokultural Keluarga tidak Keterbatasan Kebutuhan
hadir komunikasi dukungan keluarga
dan teman,
kebutuhan
informasi

16
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
Teori Kolcaba pada middle range sebenarnya merupakan turunan philosophy Teory dari
Florence Nightingale. Teori Kenyamanan Kolcaba masuk kedalam middle- range teori
dikarenakan tidak abstrak dan berisi aplikasi secara terinci, mengembangkan bukti
hasil praktik keperawatan, merupakan karakteristik praktik keperawatan dan atau
situasi keperawatan. Teori middle range merupakan level ketiga dari teori
keperawatan. Teori middle range cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset
dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama.
Sebagai petunjuk riset dan praktik, middle range teori lebih banyak digunkan dari pada
grand teori, dan dapat diuji secara empiris pemikirannya. Teori comfort dapat
diaplikasikan terutama pada pasien yang mengalami nyeri dengan peningkatan skala
nyeri yang dipengaruhi kecemasan, contoh cardiac chest pain with anxiety.

B. Saran

Perkembangan ilmu keperawatan selalu mengalami perubahan dan Teori Comfort


dari Katharine Kolcaba cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik
dalam keperawatan , tetapi belum bias dipraktikkan secara langsung karena cakupan
kenyamanan sangat luas meski sudah spesifik diperlukan teori praktik keperawatan
supaya bisa di aplikasikan secara langsung.

17
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, Tomey. (2010). Nursing Theorist and Their Work, sixth edition. Toronto : The CV
Mosby Company St. Louis

Alligood, M. R. (2014). Nursing Theory and Their Work. 8th edition. St. Louis: Mosby
Elsevier. Inc.

Ann, Marriner. (2001). Alih bahasa Ekawijaya : Teori keperawatan para Ahli dan berbagai
Pandangannya.
nd
De Laune dan Ladner. 2002. Fundamentals of Nursing: standard and Practice 2 edition.
USA: Thompsons Learning Inc

Kolcaba, K. (2006). Comfort (including defenition, theory of comfort, relevance to nursing,


review of comfort studies and future direction). New Yark: Springer.

Kolbaca, Katharine.,DiMarco, Marguerite. 2005. Comfort theory and its application to


pediatric nursing . A Pediatric nursing .31, 187 – 94.

Kolbaca Katharine. 2003. Comfort theory and practice: a vision for holistic helath care and
research. New York : Springer Publishing Company.

Peterson, Sandra. J., Bredow, Timothy S/ 2004.Midle ranger theoriesapplication to nursing


research.Philadelphia : Lippincott Williamas& Wilkins

Ruddy. (2007). Models and theorist of Nursing. http:// www.library stritch.edu, diperoleh
tanggal 25 September 2018, pukul 10.26.

Wong, Donna L., Eaton, MarylnHockenberry, dkk. 2009.wongbuku ajar Keperawatan


pediatric vil 1. Jakarta. E.

18

Anda mungkin juga menyukai