Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENANAMAN DAN PENGELOLAAN

TAJUK PADA KELAPA SAWIT

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

NAMA : ASYURA FAHRANI (190320054)

JAMALUDDIN (190320061)

KATANTA MUKUR SURBAKTI (190320062)

REZA FONNA (190320060)

ZARINA (190320055)

KELAS : PENGELOLAAN PERKEBUNAN 7C

JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji Syukur Atas Kehadiran Allah Swt Yang Telah Melimpahkan Segala
Rahmat,Taufiq,Dan Hidayahnya.Sehingga Pada Hari Ini Kita Masih Diberi Nikmat Iman,
Islam Dan Ihsan.Shalawat Beriring Salam Senantiasa Tercurah Atas Junjungan Kita Nabi
Muhammad Saw,Yang Telah Menuntun Kita Dari Zaman Jahiliyah (Kebodohan) Ke Zaman
Menuju Ilmiah (Keilmuan). Dalam Pembuatan Makalah Ini tidak Lepas Dari Kendala,
Sehingga Pada Penulis Saat Ini Kesulitan Membuat Makalah Ini Namun Karena Ada
Beberapa Bantuan Dari Pihak Lain Akhirnya Makalah Ini Berhasil Terselesaikan. Makalah
Ini Belum Dapat Dikatakan Sempurna. Oleh Karena Itu Saran Dan Kritik Yang Membangun
Sangat Penulis Harapkan. Semoga Makalah Ini Dapat Bermanfaat Bagi Para Pembaca.

DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG .................................................................... 2

1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................. . 3

1.3 TUJUAN ............................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................. 3

2.1 LANGKAH LANGKAH CARA TANAM SAWIT ................... 3

2.2 PEMELIHARAAN PEMBIBITAN ............................................ 5

2.3 CARA PEMUPUKAN PADA FASE PEMBIBITAN ................. 5

2.4 TEKHNIK MENANAM ................................................................ 6

BAB III PENGELOLAAN TAJUK KELAPA SAWIT ................................ 7

3.1 PENYEBAB PENYAKIT ................................................................ 7

3.2 GEJALA SERANGAN .................................................................... 7 3.3


PENGENDALIAN .............................................................................................. 7

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 8

4.1 KESIMPULAN..................................................................................... 9

4.2 SARAN ................................................................................................ 10

BAB V DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 11

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Pemeliharaan tanaman dimaksudkan untuk menciptakan kondisi tumbuh


optimal bagi terciptanya pertimbuhan dan produksi optimal bagi tercapainya
pertumbuhan dan produksi optimal tanaman yang dibudidayakan .tindakan
pemeliharaan kelapa sawit meliputi penyiangan gulma,pemupukan,pengendalian hama
dan penyakit,serta penataan tajuk. Pemeliharaan tanaman pada komoditas
perkebunanan yang bersifat tahunan.biasanya dikelompokkan kedalam tanaman
belum menghasilkan (tbm) dan tanaman menghasilkan (tm) . Menjelaskan bahwa yang
dimaksud tbm pada kelapa sawit adalah masa sebelum panen (dimulai dari saat tanam
sampai panen pertama)yaitu berlangsung 30-36 bulan.periode waktu tbm pada
tanaman kelapa sawit terdii dari :

 Tbm 0 : menyatakan keadaan lahan sudah selesai dibuka,ditanami


kacangan penutup tanah dan kelapa sawit sudah ditanam pada tiap titik
tanam.
 Tbm 1 : tanaman pada tahun ke -1 ( 0-12 bulan )
 Tbm 2 : tanaman pada tahun ke -2 ( 13-24 bulan )
 Tbm 3 : tanaman pada tahun ke-3 ( 25-30 atau 36 bulan )

Pemeliharaan tbm adalah untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang


seragam dan berproduksi tinggi. Manfaat pemeliharaan tbm mengoptimalkan
pertumbuhan vegetatif tanaman sawit sebagai penunjang pertumbuhan generatif yang
berproduksi tinggi.pemeliharaan tm adalah untuk menghasilkan tanaman kelapa sawit
dengan produktivitas maksimal dengan biaya produksi serendah mungkin dan
mempertahankan produktivitas yang tinggi secara berkelanjutan dan menjaga
lingkungan perkebunan. Setiap kegiatan pemeliharaan tentu bertujuan untuk
menghasilkan produksi kelapa sawit yang baik.misalnya kegiatan
penyulaman.penyulaman sangat krusial dilakukan untuk menjaga jumlah populasi di
lapangan penyulaman merupakan menggantitanaman yang mati,rusak atau yang
pertumbuhan nya kurang baik.
Kematian atau kurang baiknya pertumbuhan tanaman kelapa sawit dapat
disebabkan oleh beberapa hal,yaitu penanaman yang kurang teliti ,
kekeringan,terendam air,terserang hama dan penyakit.penyulaman sebaiknya
dilakukan pada musim hujan.penyulaman perlu dilakukan agar pemanfaatan lahan
lebih maksimal dan penyulaman sebaiknya dilakukan sedini mungkin agar tanaman
sisipan tidak terhambat kastari. Begitu pula dengan kegiatan kastari.secara fisiologis
kastari menguntungkan karena semua hal fotosintesis akan tersalurkan untuk
pertumbuhan batang sehingga batang pohon kelapa sawit lebih tegap dan sehat.
Untuk penjabaran secara luas keseluruhan tahapan pemeliharaan tanaman belum
menghasilkan (tbm) maupun tanaman menghasilkan (tm) akan dibahas pada bab
selanjunya.nmun untuk kegiatan pemupukan dan pengendalian organisme pengganggu
tanaman (opt) tidak disajikan dalam edisi ini. Pembahasan mengenai pemupukan dan
pengendalian opt di perkebunan kelapa sawit disajikan dalam edisi tersendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Pada masa sekarang ini semakin berkurang nya lahan pengembangan kelapa
sawit maka perlu diupayakan peningkatan produksi dan pengembangan usaha kelapa
sawit yang lebih intensif.pengembangan tersebut melalui perbaikan kultur tekhnis pada
pertanaman kelapa sawityang telah ada.
Upaya yang dapat dilakukan antara lain meningkatkan produktivitas kelapa sawit
mealui pengaturan populasi tanaman yang di dukung oleh penggunaan varietas
tanaman yang kompak atau bertajuk kecil. Penentuan populasi tanaman pada
budidaya kelapa sawit berhubungan erat dengan tingkat
Produktivitas kelapa sawit. Populasi yang optimum akan mnghasilkan produktivitas
yang tinggi yaitu pada kondisi jumlah tegakan yang maksimal tetapi belum terjadi
kompetisi diantara individu individu tanaman.pada penelitian ini akan dilakukan
kajian produktivitas tanaman kelapa sawit (elaesis guineensis jacq) pada dua tipe jarak
tanam .

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengaruh jarak tanam terhadap produktivitas


tanaman kelapa sawit
2. Untuk mengetahui selisih produktivitas antara jarak tanam tipe 1 dan
tipe II kelapa sawit.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 LANGKAH -LANGKAH CARA TANAM SAWIT

Waktu paling baik untuk menanam yaitu pada musim hujan, setelah hujan turun. Hal
ini dimaksudkan agar cukup air untuk tumbuh. Lepaskan plastik polybag yang berisi bibit
sawit dengan hati-hati jangan sampai bola tanahnya rusak karena dapat merusak perakaran
bibit sawit. Kemudian masukkan bibit ke dalam lubang tanam. Tebarkan Natural Glio yang
telah difermentasi dengan pupuk kandnag selama 1 minggu. Tebarkan pada sekitar perakaran
tanaman. Setelah itu, segera timbun dengan tanah galian bagian atas. Setelah selesai
penanaman bibit, siramkan POC NASA secara merata dengan dosis 5 – 10 ml per 1 liter air
per pohon.

Menanam sawit bisa dibilang gampang susah. Para petani yang memiliki jam kerja
panjang tentu akan lebih berpengalaman dan mengetahui cara menanam sawit yang benar dan
mudah. Akan tetapi bagi yang baru ingin mencobanya tentu akan menemui banyak kesulitasn
dan permasalahan di lapangan. Oleh karena itu, jangan mudah menyerah dan hadapi setiap
kesulitannya sebagai pengalaman.

Itulah beberapa cara tanam sawit yang benar supaya dapat menghasilkan panen buah
sawit yang melimpah. Yang perlu diperhatikan ialah bahwa setiap varietas atau jenis tanaman
sawit mempunyai teknik menanam yang berbeda-beda. Akan tetapi, cara menanam yang
telah dijelaskan di atas merupakan cara yang dapat digunakan agar menghasilkan buah sawit
yang besar dan hasil panen yang maksimal.

1. Iklim

 Pohon sawit memerlukan penyinaran dari sinar matahari langsung selama 5 – 7 jam
per hari
 Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan pohon sawit yaitu 1.500 – 4.000 mm per
tahun
 Suhu lingkungan yang ideal pada perkebunan sawit yaitu 24 – 28 derajat Celcius
 Tanaman sawit akan tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian sekitar
1.500 mdpl
 Tanaman sawit membutuhkan kecepatan angin sekitar 5 – 6 km per jam untuk
membantu proses penyerbukannya

2. Media Tanam

 Jenis tanah yang cocok untuk menanam sawit yaitu tanah yang mengandung lempung,
tidak berbatu dengan pH 4 – 6
 Tanah untuk menanam sawit harus memiliki aerasi yang baik dan subur
 Perkebunan sawit sebaiknya mempunyai sistem drainase yang baik, dengan
permukaan air yang cukup dalam, solum juga harus dalam keadaan cukup dam sekitar
80 cm,

3. Pembibitan Kelapa Sawit

 Penyemaian

Kecambah atau bibit sawit dimasukkan ke dalam polibag yang berukuran 12 x 35 cm


atau 15 x 23 cm. Sebelumnya polybag tersebut telah diisi dengan tanah lapisan atas yang
telah diayak sekitar 1,5 – 2,0 kg. Kecambah sawit atau bibit sawit lalu ditanam ke dalam
polybag yang telah berisi tanah sedalam 2 cm.

Lakukan pengecekan agar tanah dalam polybag selalu dalam keadaan lembab. Karena
jika tanah kering, kecambah bibit tidak akan dapat tumbuh dengan baik. Kemudian polybag
disimpan pada bedengan berdiameter 120 cm. setelah disimpan dan dirawat sekitar 3-4 bulan,
kecambah bibit tersebut telah menumbuhkan daun sekitar 4-5 helai. Bibit yang telah berdaun
4-5 helai telah siap untuk dipindahtanamkan.

Kemudian bibit dari pendederan tersebut dipindahkan ke polybag setebal 0,11 mm


yang berukuran 40 x 50 cm. Polybag tersebut diisi dengan tanah lapisan bagian atas yang
telah diayak sebanyak 15 – 30 kg. Sebelum bibit dipindahkan, tanah pada polybag disiram
terlebih dahulu menggunakan 0,5 tutup botol POC NASA atau 5 ml per 1 liter air. Kemudian
polybag diatur ke posisi segitiga sama sisi dengan jarak antar polybag yaitu 90 x 90 cm.

2.2 PEMELIHARAAN PEMBIBITAN

Ketika proses pembibitan, lakukan perawatan tanaman berupa penyiraman,


penyiangan, penyulaman dan pemupukan. Penyiraman dilakukan dua kali sehari setiap pagi
dan sore hari. Penyiangan dilakukan 2 sampai 3 kali dalam sebulan atau sesuaikan dengan
keadaan gulma pada bibit. Penyulaman yaitu menyeleksi bibit yang mati dan
pertumbuhannya tidak normal. Seleksi bibit dilakukan ketika bibit ebrumur 4 bulan dan 9
bulan. Bibit yang tumbuh tidak normal, terserang penyakit dan memiliki kelainan genetik
atau cacat fisik sebaiknya dibuang dan diganti dengan bibit yang baru dan sehat.

2.3 CARA PEMUPUKAN PADA FASE PEMBIBITAN

Pupuk Makro :

NPK 15-15-6-4 : Pada minggu ke-2 dan ke-3 sebanyak 2 gram. Pada minggu ke-4 dan
ke-5 sebanyak 4 gram. Pada minggu ke-6 dan ke-8 sebanyak 6 gram. Minggu ke-10 dan ke-
12 sebanyak 8 gram.

NPK 12-12-17-2 : Pada minggu ke-14, ke-15, ke-16 dan ke-20 sebanyak 8 gr. Pada
minggu ke-22, ke-24, ke-26 dan ke-28 sebanyak 12gr. Pada minggu ke-30, ke-32, ke-34 dan
ke-36 sebanyak 17gr. Minggu ke-38 dan ke-40 sebanyak 20gr.

NPK 12-12-17-2 : Pada Minggu ke-19 dan ke-21 sebanyak 4gr. Pada minggu ke-23
dan ke-25 sebanyak 6g. Pada minggu ke-27, ke-29 dan ke-31 sebanyak 8gr.

POC NASA : Dibeirkan mulai minggu ke-1 sampai ke-40 dengan dosis 1-2 cc per 1
liter air per bibit. Disemprotkan setiap 1-2 minggu sekali.

Catatan : hasil akan lebih baik jika saat pemupukan pembibitan ditambah aplikasi
SUPERNASA sebanyak 1 – 3 kali selama proses pembibitan. Gunakan SUPERNASA
dengan dosis 1 botol untuk sekitar 400 bibit. Cara apliaksinya yaitu 1 botol SUPERNASA
diencerkan dengan 4 liter air untuk dijadikan sebagai larutan induk. Kemudian setiap 10 ml
larutan induk diencerkan dengan 1 liter air untuk penyiraman.

2.4 TEKHNIK MENANAM

1. Penentuan Pola Tanaman

Pola menanam yang dapat diterapkan pada budidaya sawit yaitu pola monokultur atau
tumpang sari. Tanaman penutup tanah pada areal lahan perkebunan sawit sangat penting
adanya untuk memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi pada tanah. Selain itu bermanfaat
juga untuk mempertahankan kelembaban, mencegah erosi dan untuk menekan pertumbuhan
tanaman pengganggu atau gulma. Tanaman penutup tanah yang dimaksud lebih baik berupa
tanaman kacang-kacangan. Tanaman penutup sebaiknya segera ditanam segera setelah
persiapan lahan selesai.

2. Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum penanaman dilakukan. Lubang tanam dibuat
dengan ukuran 50 x 40 cm dan kedalaman 40 cm. Tanah galian bagian atas setebal 20 cm
dipisahkan dari tanah bagian bawah. Jarak antar lubang tanam yaitu 9 x 9 x 9 m. Apabila
kebun kelapa sawit ebrupa area berbukit, harus dibuat teras melingkari bukit dengan jarak 1,5
m dari sisi lereng.

BAB III

PENGELOLAAN TAJUK KELAPA SAWIT

3.1 Penyebab Penyakit

Penyakit ini sudah mulai diteliti 70 tahun yang lalu, namun sampai sekarang
penyebabnya belum diketahui. Dari jaringan yang busuk dapat diisolasi bermacam-macam
jamur, khususnya Fusarium oxysporum dan F. Solani, namun jamur-jamur ini kalau
diinfeksikan ke tanaman sehat tidak ada yang mampu menimbulkan penyakit. Selain itu juga
diketahui bahwa penyakit tajuk tidak menular. Ada yang menduga bahwa gejala tersebut di
atas disebabkan oleh kelebihan nitrogen.

Ada juga yang menduga bahwa gejala ini disebabkan oleh defisiensi magnesium.
Namun pendapat-pendapat tersebut tidak dapat dibuktikan dengan percobaan-
percobaan.Penyakit tajuk (penyakit mahkota, crown disease) sering dijumpai di kebun yang
belum menghasilkan. Pada umumnya penyakit ini hanya menyerang pertanaman kelapa sawit
yang berumur 1-3 tahun. Penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya dan bekas tanaman
yang sakit akan sembuh dengan sendirinya serta berkembang seperti biasa. Meskipun
demikian tanaman agak terlambat pertumbuhannya jika dibandingkan dengan tanaman tidak
mengalami gangguan.

3.2 Gejala Serangan

Tanaman muda yang sakit mempunyai banyak daun yang membengkok ke bawah di
tengah pelepahnya. Pada bengkokan ini tidak terdapat abak daun atau anak daunnya kecil
atau robek-robek. Gejala ini mulai tampak pada janur. Di sini anak-anak daun yang masih
terlipat itu tampak busuk pada sudut atau tengahnya.Untuk sementara tanaman terhambat
pertumbuhannya, tetapi kelak akan sembuh dengan sendirinya. Meskipun demikian ada
kalanya tanaman yang sudah sembuh tadi menjadi sakit kembali, yang nantinya akan sembuh
lagi untuk seterusnya.

3.3 Pengendalian

Karena penyebab penyakitnya belum diketahui, sampai sekarang tidak ada anjuran
pengelolaan yang dapat diberikan dengan mantap. Pada umumnya pekebun cenderung untuk
membiarkan penyakit itu, karena tanaman akan sembuh dengan sendirinya. Dengan demikian
mereka terpaksa menerima kerugian yang terjadi karena terhambatnya pertumbuhan beberapa
tanaman.

Sehubungan dengan adanya jamur pada bagian yang membusuk pada tanaman yang
sakit tajuk, ada yang berusaha untuk menyembuhkannya dengan memakai fungisida. Namun
karena masih diragukan bahwa jamur yang menyebabkan penyakit, perawatan dengan
fungisida memberikan hasil yang tidak menentu. Sebelum diperlakukan, janur dipotong
sedalam mungkin (sedekat mungkin dengan titik tumbuh). Bagian yang terbuka disemprot
dengan fungisida sampai basah benar. Pada pemotongan tadi hanya janur yang belum
membuka yang dibuang. Daun-daun sakit yang lebih tua tidak perlu dipotong, karena
perkembangan jamur akan berhenti jika janur membuka. Bahkan pemotongan ini akan

menyebabkan tanaman muda yang sakit kehilangan banyak jaringan yang dapat mengadakan
asimilasi yang sangat diperlukannya.
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

1. Kelapa sawit merupakan komoditi strategis nasional karena memiliki rantai pemanfaatan
yang panjang sehingga banyak sekali manfaat yang dapat diambil antara lain menggantikan
peran minyak bumi yang merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-
renewable resources) sebagai bahan bakar dan menghasilkan berbagai produk turunan yang
dapat dimanfaatkan yang mengakibatkan meningkatnya industri pengolahan produk turunan
dari kelapa sawit. Banyaknya industri tersebut akan mengakibatkan banyak penyerapan
tenaga kerja dan menghasilkan peningkatan devisa bagi negara sehingga perekonomian di
Indonesia meningkat

2. Solusi dari masalah lingkungan yang diakibatkan perubahan penggunaan lahan oleh
perkebunan kelapa sawit yaitu dengan penerapan agroforestri. Pada perkebunan kelapa sawit
di lahan gambut menggunakan tanaman kehutanan jenis Jelutung (Dyrea costulata Hook f)

3. Dampak ekologi yang diperoleh dari penerapan agroforestri Sawit-Jelutung yaitu


perbaikan fungsi lahan dalam konservasi tanah dan air. Dampak secara ekonomi yaitu
tambahan pendapatan perkebunan selain dari hasil kelapa sawit, seperti hasil penyadapan
getah jelutung dan kayu jelutung pada umur 10 tahun. Dampak sosial yang diperoleh yaitu
dapat meningkatkan penyerapan kerja sehingga juga memperbaiki perekonomian masyarakat
sekitar dan terjalin hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat sekitar.
4.2 SARAN

Dalam pelaksanaannya, penerapan agroforestri di lahan perkebunan memerlukan


kerjasama dari beberapa pihak antara lain perusahaan, Departemen Kehutanan, Dinas
Kehutanana dan Perkebunan Daerah, dan masyarakat.
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

https://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/download/15000/11035/

https://sinta.ditjenbun.pertanian.go.id/penyakit-tajuk/

[Anonim]. 2008. Kelapa sawit. http://id.wikipedia.org/wiki/kelapa_sawit [29 Maret


2009].

[Anonim]. 2008. Pohon jelutung (dyera spp.) tanaman dwiguna konservasionis dan
menghidupi. http://www.dephut.go.id/index.php?q=id/node/1752 [30 Maret 2008]

Arsyad S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press. [Bank Mandiri] PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk. 2008. Pandangan terhadap industri sawit. Makalah
seminar Oktober 2008.

Barlowe R. 1978. Land Resources Economic, The Economics o Real Estate. 3rd edition.
New Jersey: Michigan State University

Anda mungkin juga menyukai