Anda di halaman 1dari 1

Pada tanggal 8 Desember 2019, muncul suatu jenis pneumonia baru yang kemudian

menyebar ke seluruh dunia.1 Pneumonia ini kemudian dikenal sebagai corona virus disease 2019
(COVID-19) yang masuk ke Indonesia dan diumumkan secara resmi oleh Presiden RI pada tanggal 2
Maret 2020.2 Kemudian diketahui bahwa COVID-19 ini disebabkan oleh virus baru dari golongan
virus corona (2019-nCoV). Corona virus adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit
dari gejala ringan sampai berat hingga kematian. Diketahui dua jenis corona virus yang dapat
menyebabkan gejala klinis yang berat yaitu Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). COVID-19 seringkali berkembang menjadi sebuah pneumonia
berat dan menempatkan penderita pada keadaan kritis.

Pasien kritis didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana pasien berada dalam kondisi
kesehatan yang rentan ataupun berpotensial yang mengancam jiwa. Pasien COVID-19 sudah disebut
kritis ketika ia mengalami gejala berupa koma, kejang, tidak bisa bernapas sama sekali, sangat lemas,
atau penurunan tekanan darah secara drastis (syok). Pada kondisi ini, pasien COVID-19 yang kritis
berisiko tinggi untuk mengalami komplikasi, seperti gagal napas atau henti jantung. Apabila tidak
segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan kematian.

Pasien dengan kondisi kritis perlu mendapatkan penanganan dan perawatan khusus pada
pasien yang berada dalam kondisi mengancam nyawa yang membutuhkan perawatan yang
komprehensif, monitoring yang ketat, biasanya berada di ruang intensif yaitu ruang ICU. Mereka
umumnya juga akan membutuhkan alat bantu pernapasan melalui mesin ventilator dan pengobatan
lain untuk COVID-19 gejala berat.

Anda mungkin juga menyukai