Rosdiana Sella - 2008172 - TAK Anak Ular Tangga
Rosdiana Sella - 2008172 - TAK Anak Ular Tangga
Disusun Oleh :
Rosdiana Sella Rizkyani
2008172
A. LATAR BELAKANG
Selain nutrisi yang tepat yang menunjang perkembangan otak sejak janin
hingga usia anak-anak, otak juga membutuhkan “makanan” dari luar tubuh. Para
ahli menunjukkan bahwa bermain adalah “makanan” otak dari luar tubuh yang
efektif menunjang tumbuh kembang anak seara optimal. Bermain merupakan
suatu aktifitas untuk memperoleh suatu kesenangan tanpa memikirkan hasil akhir,
yang dilakukan secara spontan dan tanpa paksaan dari orang lain untuk memenuhi
kepuasan fisik, emosi, sosial dan perkembangan mental sehingga anak dapat
mengekspresikan perasaannya.
Masa anak sekolah adalah masa anak pertengahan atau masa yang terjadi
pada anak usia 6-12 tahun. Pada masa itu adalah waktu yang penuh berisi dengan
kegiatan fisik yang luar biasa. Pada perkembangan emosi dan sosial anak sekolah
belajar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan pada anak, mulai belajar untuk
berteman yang pada dasarnya adalah memasuki masa sosialisasi anak. Anak masa
sekolah yang harus dirawat dirumah sakit akan mempengaruhi masa
perkembangannnya yang artinya mempengaruhi dalam bersosialisasi dengan
temannya. Salah satu cara untuk mengatasi hal itu adalah dengan bermain.
Beberapa jenis permainan yang tepat diberikan pada usia sekolah adalah
cooperative play yaitu bermain dalam kelompok, berdiskusi dan merencanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dan juga memperoleh tujuan
kompetisi. Contoh permainan tersebut antara lain: mainan kartu, pekerjaan
tangan, pengumpulan perangko, teka-teki, ular tangga. Pada kesempatan ini
kelompok memilih permainan ular tangga.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan terapi bermain diharapkan dapat membantu tumbuh kembang anak
tetap optimal
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti program bermain selama 30 menit, anak dapat :
a. Menyalurkan energi anak
b. Dapat beradaptasi dengan efektif terhadap stress karena penyakit dan
dirawat
c. Mengembangkan aktivitas, sportivitas anak
C. SASARAN
Anak usia sekolah (6-12 tahun) dengan diagnosa yaitu anak K dengan
diagnosa Febris.
BAB II
DESKRIPSI KASUS
A. KARAKTERISTIK SASARAN
Anak pra sekolah bermain dengan bersosialisasi dengan kelompoknya. Anak
akan bermain untuk memenuhi kepuasan fisik, emosi, sosial dan perkembangan
mental sehingga bisa mengekspresikan perasaannya.
B. ANALISA KASUS
Berdasarkan hasil pengamatan selama praktek klinik beberapa anak merasa
takut jika didekati oleh perawat. Dampak hospitalisasi pada masa prasekolah
yaitu sering menolak makan, sering bertanya, menangis perlahan, tidak
kooperatif terhadap petugas kesehatan, anak sering merasa cemas, ketakutan,
tidak yakin, kurang percaya diri, atau merasa tidak cukup terlindungi dan merasa
tidak aman.
A. DESKRIPSI PERMAINAN
Pada saat anak bermain ular tangga, anak berinteraksi dengan lawan
mainnya, berdiskusi dan merencanakan sesuatu untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan bersama
B. TUJUAN PERMAINAN
Tujuan permainan ular tangga ini antara lain ;
1. Menumbuhkan sportivitas
2. Mengembangkan kepercayaan diri
3. Mengembangkan koordinasi motorik
4. Mengontrol emoosi, sosialisasi / bergaul
5. Melatih ketrampilan fisik, intelektual fantasi serta terlibat dengan
kelompok
D. JENIS PERMAINAN
Jenis permainan yang dipilih oleh kelompok adalah permainan ular tangga
E. ALAT BERMAIN
Alat permainan yang digunakan adalah seperangkat alat permainan ular
tangga
F. PROSES BERMAIN
1. Memberitahukan kepada anak tentang acara permainan
2. Mempersiapkan alat dan tempat
3. Menempatkan anak pada tikar yang telah disediakan
4. Menjelaskan tujuan dan proses permainan
5. Mengawasi jalannya permainan
6. Memberikan dukungan / suport pada masing – masing anak
7. Mengevaluasi kegiatan bermain
G. WAKTU PELAKSANAAN
Permainan dilaksanakan pada :
Hari, tanggal : Jumat, 10 September 2021
J. PENGORGANISASIAN
skema
1 2 1
Keterangan :
1 : pemain : anak K
2 : alat permainan
3 : leader
4 : fasilitator : ali masykur
K. SISTEM EVALUASI
1. Anak dapat mengikuit kegiatan dengan baik sampai selesai
2. Anak merasa senang
3. Anak tidak takut lagi terhadap petugas kesehatan
BAB IV
PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN
A. Tahap Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 10 September
2021 terhadap klien An. K di ruang melati RST Bhakto Wiratamtama Semarang
ditemukan masalah kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan perubahan
pola sosial yang biasa sekunder terhadap hospitalisasi. Hal ini didukung dengan
data menurut keterangan ibu klien, klien di rumah biasa bermain dengan teman
sebayanya, saat perawat datang klien terlihat malu saat berinteraksi. Perubahan
pola sosial akibat hospitalisasi pada anak dapat memberikan dampak adanya rasa
cemas, khawatir dan takut pada diri anak. Sehingga sebagai salah satu intervensi
yang perlu diberikan adalah terapi bermain, selain untuk mempertahankan kontak
periodik perawat-klien juga untuk tetap menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak meskipun dalam perawatan. Maka pre planning kegiatan
disusun sekaligus menentukan jenis bermain yang akan dilakukan disesuaikan
dengan usia anak yaitu usia sekolah. Jenis permainan yang dipilih adalah bermain
ular tangga.
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari terapi bermain ini adalah:
a. Menyalurkan energi anak.
b. Dapat beradaptasi terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
c. Mengembangkan aktifitas dan kreativitas melalui pengalaman bermain.
d. Untuk melanjutkan tumbuh kembang anak.
e. Mempertahankan dan meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak
3. Pelaksanaan
Terapi bermain ini dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2016 jam 10.30 WIB
bertempat di ruang Cempaka RSUD RAA SOEWONDO PATI dengan
rangkaian acara sebagai berikut :
a. Pembukaan dengan salam, mengingatkan kontrak dan menjelaskan tujuan.
b. Memberikan reinforcement positif kepada klien.
c. Mendampingi dan mengarahkan klien selama bermain.
d. Mengevaluasi hasil bermain.
e. Memberikan reinforcement positif atas keberhasilan klien menyelesaikan
mewarnai gambar.
C. Evaluasi
1. Evaluasi struktural
Sebelum pelaksanaan kegiatan, pre planning telah disiapkan sehari
sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Rencana pelaksanaan kegiatan sesuai yaitu 30 menit.
b. Klien yang diberikan terapi bermain adalah An. K, 11 tahun, dengan
diagnosa febris, keadaan umum baik, posisi bermain duduk di atas tikar
(dibawah).
c. Terapi dapat dilakukan sesuai yang telah direncanakan..
d. Pengampu melakukan terapi bermain sesuai dengan yang telah
direncanakan.
e. Peserta antusias mengikuti terapi bermain ini.
f. Pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
3. Evaluasi hasil
Klien dapat menyelesaikan bermain dengan ular tangga
2. Faktor Pendukung
1. Adanya motivasi yang tinggi dari klien untuk mengikuti terapi bermain.
2. Tersedianya media yang cukup memadai yaitu buku mewarnai yang berisi
gambar mobil dan pesawat sesuai permintaan klien pada saat kontrak awal.
3. Hambatan
Tidak ada hambatan selama pelaksanaan terapi bermain
BAB V
PENUTUP
1. Anggani, Sudono. 2019. Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk Pendidikan
Usia Dini. Jakarta : Grafindo.
2. Narendra, Sularso, dkk. 2018. Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta :
Sagung Seto.
3. Wong Donna L. 2019. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Alih Bahasa :
Monica Ester. Jakarta : EGC.