Bab I, Bab II, & Bab III
Bab I, Bab II, & Bab III
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
pendekatan system keluarga, psikodinamika, perilaku social keluarga,
struktur keluarga, serta strategi keluarga.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
anggota masyarakat.Individu saat ini dihadapkan pada perubahan-perubahan
yang begitu kompleks, sehingga menimbulkan berbagai macam tantangan
atau tuntutan terhadap kebutuhan individu.
1. Dimensi individualitas
4
misalnya berfikirnya lamban, sensitive, terlalu banyak pertimbangan dan
lain-lain
2. Dimensi sosialitas
3. Dimensi moralitas
Dimensi yang ketiga adalah moralitas, kehidupan manusia baik
secara individu maupun bersama-sama tidaklah bersifat acak atau
sembarangan, melainkan mengikuti aturan-aturan, normanorma tertentu.
Aturan atau norma tersebut dapatbersumber dari: adat kebiasan, social,
agama, hokum politik dan lain sebagainya.Dalam hidup
bermasyarakatmisalnya aturan-aturan tersebut semakin diperlukan dalam
rangka untuk mewujudkan kehidupan bersama yang lebih sejahtera.
4. Dimensi religiusitas
5
C. POKOK TEORI-TEORI KONSELING KELUARGA
1. Pendekatan Psikoanalisis
3. Pendekatan Eksistensial
6
membentuk nasibnya sendiri melalui pilihan- pilihan yang dibuatnya
sendiri.
4. Pendekatan Gestalt
5. Pendekatan Adlerian
7
Pada pendekatan adlerian ini tujuan dasarnya adalah untuk
mempermudah perbaikan hubungan anak-anak dan meningkatkan
hubungan di dalam keluarga, mengajarkan anggota keluarga bagaimana
menyesuaikan diri yang lebih baik terhadap anggota keluarga yang
lainnya dan bagaimana hidup bersama dalam keluarga sosial yang
sederajat (sesame manusia) sebagai bagian dari tujuan ini.
Secara garis besar tujuan konseling keluarga dapat dibagi menjadi dua yaitu,
tujuan umum dan tujuan khusus antara lain sebagai berikut :
8
antara lain :
9
E. UNSUR KONSELING
Menurut Carl Rogers dalam Abraham and Shanley, untuk
mencapaitujuan dalam proses konseling perlu diperhatikan unsurr yang
meliputi :
1. Empati
2. Keikhlasan
10
F. PROSES DAN TAHAPAN KONSELING KELUARGA
11
Secara umum, proses tahapan konseling berjalan, sebagai berikut :
1. Pengembangan Rapport
Pengembangan seyogyanya telah dimulai begitu klien memasuki
ruang konseling. Upaya ini ditentukan oleh aspek-aspek diri konselor ,
yakni: Kontak mata, Perilaku non-verbal (perilaku attending,
bersahabat/akrab, hangat, luwes keramahan, senyum, menerima, jujur/asli,
penuh perhatian dan terbuka). Bahasa lisan/verbal (sapaan sesuai dengan
teknik-teknik konseling), seperti ramah menyapa, senyum dan bahasa lisan
yang halus. Tujuannya adalah agar suasana konseling memberikan
keberanian dan kepercayaan diri klien untuk menyampaikan isi hati dan
bahkan rahasia batinnya kepada konselor.
Dalam menciptakan rapport, terdapat kesulitan tersendiri, baik itu
dialami oleh konselor maupun klien berikut beberapa kendalanya,
kendala-kendala yang dialami konselor adalah, sebagai berikut :
a. Konselor kurang mampu menstabilkan emosinya, dilihat dari latar
belakangnya yang juga bermasalah.
b. Konselor yang terikat dengan sistem nilai.
c. Konselor kurang memahami atau menguasai teori dan teknik
konseling.
12
psikis dapat mereda, sehingga memudahkan untuk treatment konselor dan
rencana anggota keluarga.
13
e. Empati, yaitu konselor dapat merasakan apa yang dirasakan oleh
klien.
14
Ada 2 faktor yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan konseling.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konseling keluarga bertujuan membantu anggota keluarga belajar dan
memahami bahwa dinamika keluarga merupakan hasil pengaruh hubungan
anggota keluarga. Membantu anggota keluarga agar dapat menerima
kenyataan bahwa apabila salah seorang anggota keluarga memiliki
permasalahan, hal itu akan berpengaruh terhadap persepsi, harapan, dan
interaksi anggota keluarga lainnya. Memperjuangkan (dalam konseling),
sehingga anggota keluarga dapat tumbuh dan berkembang guna mencapai
keseimbangan dan keselarasan. Mengembangkan rasa penghargaan dari
seluruh anggota keluarga terhadap anggota keluarga yang lain.
Konseling keluarga sangat dibutuhkan bagi individu yang tidak dapat
memecahkan masalah yang sedang dihadapinya, maka perlu bantuan orang
lain atau bimbingan konseling keluarga yang berperan membantu
mengarahkan ataupun memberikan pandangan kepada individu yang
bersangkutan.Adapun tujuannya terbagi dua yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus.
B. SARAN
Penulis berharap semoga dengandiberikannya edukasi tentang
konseling keluarga, mahasiswa mampu melaksanakan konseling terhdap
pasangan yang sudah berkeluarga.
16
DAFTAR PUSTAKA
Perintis.
Offset. Yogyakarta.
17