PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Corona jenis baru
dari Severe Acute Respiratory Syndrome (Sars-Cov-2) yang ditemukan di Wuhan ibu
kota Provinsi Hubei China pada tahun pada akhir tahun 2019 (Armiani et al., 2020).
Sejak kasus pertama di Wuhan, terjadi peningkatan kasus COVID-19 di China setiap
hari dan memuncak diantara akhir Januari hingga awal Februari 2020. Tanggal 30
Januari 2020, telah terdapat 7.736 kasus terkonfirmasi COVID-19 di China, dan 86
kasus lain dilaporkan dari berbagai negara (Susilo et al., 2020). Pada 12 Maret 2020,
corona jenis baru. Penyakit ini pertama kali merebak di Wuhan, Cina lalu menyebar
hampir ke seluruh dunia dan menyebabkan pandemi global. Gejala utama. penyakit
Covid-19 antara lain batuk, demam, dan sesak napas. Penyakit ini menyerang semua
Penyebaran penyakit ini dapat dikatakan sangat cepat. Tercatat ada 189 negara
yang mengalami kasus covid dengan jumlah 1,43 juta kasus kematian dan 39,1 juta
orang dinyatakan sembuh. Di Indonesia kasus covid-19 terus meningkat dari waktu ke
waktu. Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 27 November 2020
1
total kasus terkonfirmasi sebanyak 516.753 kasus dengan angka kematian mencapai
16.352 dan total pasien sembuh sebanyak 433.649. (Hastari et al., n.d.)
ditambah lagi dengan adanya isolasi, pembatasan sosial, serta perubahan terhadap
masyarakat karena adanya perubahan yang besar dalam waktu yang cukup singkat.
serta risiko tinggi unuk terpapar COVID-19 menyebabkan tekanan psikologis dan fisik
kondisi psikologis dimana ketika seseorang mengalami rasa cemas yang berlebihan.
Keadaan tersebut berlangsung secara konstan dan juga sulit untuk dikendalikan.
Kesehatan RI, 2018). Gangguan mental yang sering terjadi ditengah masyarakat
ditandai dengan gejala-gejala seperti gangguan tidur dan menurunnya selera makan.
(Bianca, 2021)
Tidur adalah suatu keadaan yang berulang serta teratur, bersifat revesibel yang
ditandai dengan keadaan rileks dan tingginya peningkatan respon terhadap stimulus
eksternal dibandingkan dengan keadaan terjaga. Tidur merupakan salah satu kebutuhan
Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani seorang individu
menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat terbangun (Khasanah, 2012). Kualitas tidur
2
mencakup aspek kuantitatif dari tidur, seperti durasi tidur, letensi tidur serta aspek
subjektif dari tidur. Kualitas tidur adalah kemampaun setiap orang untuk
mempertahankan keadaan tidur dan untuk mendapatkan tahap tidur REM dan NREM
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gangguan tidur
adalah dengan menggunakan terapi non farmakologis. Salah satu terapi non
farmakologis yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan terapi SEFT (Spiritual
Emotional Freedom Technique). Terapi ini dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
gangguan tidur. Terapi ini menggunakan metode tapping (ketukan) di beberapa titik
tertentu pada tubuh. Banyak manfaat yang dihasilkan dengan terapi SEFT yang telah
Tapping dilakukan pada 18 titik kunci di sepanjang 12 energi tubuh, dan efek
penyembuhan dapat langsung dirasakan secara instant (one minut wonder). SEFT
dipilih sebagai terapi untuk memperbaiki kualitas tidur karena sudah terbukti di dalam
penelitian, salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Rajin (2012) bahwa terapi yang
dilakukan selama 5 menit dalam sehari selama 7 hari. Kualitas tidur ini dapat terpenuhi
yang memanfaatkan sistem energi tubuh untuk memperbaiki kondisi pikiran, emosi dan
perilaku manusia. Cara Terapi spiritual emotional freedom technique (SEFT) termasuk
tehnik relaksasi, merupakan salah satu bentuk mind-body therapy dari terapi
sistem energy tubuh (energy medicine) dan terapi spiritual dengan menggunakan
3
tapping pada titik-titik tertentu pada tubuh. Terapi SEFT bekerja dengan prinsip yang
rileks. Prosesnya yaitu dimulai dengan membuat otot-otot polos pembuluh darah arteri
dan vena menjadi rileks bersama dengan otot-otot lain dalam tubuh. Efek dari relaksasi
otot-otot ini menyebabkan kadar neropinefrin dalam darah menurun. Otot-otot yang
rileks ini akan menyebarkan stimullus ke hipotalamus sehingga jiwa dan organ dalam
melalui percikan batuk/bersin (droplet), namun tidak melalui udara. Orang yang paling
berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19
penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan
air bersih, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung
dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapapun yang
menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin serta menerapkan
protokol Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan
sejumlah dua kasus. Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus yang terkonfirmasi
berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus kematian. Tingkat mortalitas COVID-19 di
Indonesia sebesar 8,9%, angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Data
terbaru pada tanggal 23 April 2020 kasus terkonfirmasi positif sebanyak 7.775 kasus
4
dengan 647 kematian (Satuan Tugas Pengamanan COVID-19 Indonesia, 2020).(N. W.
Kasus aktif merupakan orang yang terdiagnosis Covid-19, baik yang sedang
mendapatkan upaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit maupun yang sedang
menjalani isolasi mandiri. Hingga tanggal 3 Februari 2021, kasus aktif di Indonesia
2021)..(Suni, 2021)
cukup signifikan dalam satu bulan terakhir. Hal ini dikarenakan Sumbar telah menjadi
pusat aktivitas dan mobilitas masyarakat yang sangat tinggi. Selain itu penyebaran kasus
telah menggambarkan adanya sub-cluster dan transmisi lokal. Jumlah kasus COVID-19
di Sumatera Barat per tanggal 23 April 2020 adalah sebanyak 86 kasus dengan 9
kematian. (Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, 2020).(N. W. Putri & Rahmah, 2020).
Sedangkan untuk kota Bukittinggi ada 6 kasus pada tanggal 3 Mei 2020 dan
belum ada pertambahan kasus sampai tanggal 6 Mei 2020. Pemerintah Sumatera Barat
provinsi sebagai bentuk pencegahan dan pemutusan rantai Covid-19 seluruh kabupaten/
kota di provinsi Sumatera Barat yang tertuang dalam pemerintah Keputusan Gubernur
rangka percepatan penanganan Covid-9 sejak tanggal 22 April 2020 sampai tanggal 5
5
Pada masa pandemi ini banyak sekali masyarakat yang terkena dengan virus
Covid-19, dimana seseorang yang terkena covid tersebut harus melalukan isolasi
mandiri dirumah maupun dirumah sakit. Yang dimaksud dengan Isolasi mandiri adalah
memantau kondisi diri seraya tetap menjaga jarak aman dari orang sekitar atau keluarga.
Berdasarkan hasil data pasien Covid-19 di Bukittinggi pada bulan Juli 2021 adalah
sebanyak 192 orang yang terkena Covid-19, pada bulan Agustus sebanyak 141 orang,
Berdasarkan data dan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
Emotional Freedom Technique (SEFT) Terhadap Kualitas Tidur Pada Pasien Covid-19
B.Rumusan Masalah
(SEFT) Terhadap Kualitas Tidur Pada Pasien Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas
C. Tujuan
6
1. Tujuan Umum
Technique (SEFT) Terhadap Kualitas Tidur Pada Pasien Covid-19 di Wilayah Kerja
2. Tujuan Khusus
covid-19.
D. Manfaat
1. Bagi responden
pasien covid-19.
2. Bagi Peneliti
7
Dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan. Serta
penerapan ilmu yang sudah didapat sehingga bisa menerapkan ilmu yang telah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dan
Bagi pihak puskesmas hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dan
E. Ruang Lingkup
Emotional Freedom Technique (SEFT) Terhadap Kualitas Tidur Pada Pasien Covid-19.
8
pendekatan One Group Pretest-post tets design. Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja
Puskesmas Nilam Sari Kota Bukittinggi, dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Desember, Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independen, dari penelitian
ini adalah Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT), sedangkan variabel
dependen adalah Kualitas tidur pada pasien Covid-19. Populasi dalam penelitian ini
yang saya dapatkan dalam 3 bulan terakhir ada sebanyak 355 pasien. Sampel diambil
BAB II
9
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Landasan Covid-19
1. Konsep Covid-19
jenis penyakit infeksius yang dapat menular dari satu inang ke inang lainnya dan
baru dideteksi pada akhir tahun 2019 (World Health Organization (WHO),
CoV-2) yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China (Hafeez et al., 2020).
nama baru yang diberikan oleh Wolrd Health Organization (WHO) bagi pasien
dengan infeksi virus novel corona 2019 yang pertama kali dilaporkan dari kota
Wuhan, Cina pada akhir 2019. Penyebaran terjadi secara cepat dan membuat
ancaman pandemi baru. Pada tanggal 10 Januari 2020, etiologi penyakit ini
diketahui pasti yaitu termasuk dalam virus ribonucleid acid (RNA) yaitu virus
corona jenis baru, betacorona virus dan satu kelompok dengan virus corona
penyebab severe acute respiratory syndrome (SARS) dan middle east respiratory
Wuhan atau negara terjangkit dalam kurun waktu 14 hari disertai gejala infeksi
10
saluran napas atas atau bawah, disertai bukti laboratorium pemeriksaan real time
Coronavirus disease tahun 2019 atau Covid19 adalah jenis baru dari
Coronavirus, selain memberikan dampak fisik dapat juga memiliki efek serius
pada kesehatan mental seseorang (Huang and Zhao, 2020; Salari, Hosseinian-
mengalami takut tertular dan mengalami gejala berat atau sekarat, merasa tidak
menyebabkan krisis psikologis (Xiang, Li, Zhang, Qinge Cheung, and Chee H,
(kasus baru) yang bertambah secara fluktuatif (Purnamasari & Raharyani, 2020).
pada akhir tahun 2019 sebagai penyakit menular yang disebabkan Virus Corona
a. Patofisiologi Covid-19
1. Coronavirus berasal dari banyak spesien hewan liar paling banyak pada
11
2. Penyebaran Covid-19 terjadi dari orang ke orang (person-to-person).
3. Kasus Coronavirus jenis baru ini berawal dari Provinsi Wuhan Cina.
b. Karakteristik Covid-19
1. Karakteristik Patogenik
CoP. Virus corona sensitif terhadap sinar sinar ultraviolet dan panas, dan
selama 30 menit dan pelarut lemak (lipid solvents) seperti eter, etanol
2. Karaktersitik Epidemologis
a. Sumber infeksi
Saat ini, sumber utama infeksi adalah para paien Covid-19. Pembawa
sumber infeksi.
b. Rute penularan
12
Coronavirus disiase umumnya ditularkan melalui kontak langsung
tertutup.
3. Karakteristik Klinis
jarang.
hipoksemia setelah onset satu minggu. Pada kasus terburuk, bisa secara
bahwa pasien dengan sakit parah atau kritis hanya menunjukkan demam
13
prognosis yang baik. Sedangkan untuk kaum lanjut usia dan orang
a. Epidemiologi
b. Manifestasi Klinis
14
2) Menunjukkan gambaran rontgen pneumonia seperti yang sudah
dijelaskan di atas
3) Di fase awal, dapat ditemukan hitung sel darah putih total yang
fluorescence RT-PCR;
c.
d. Klasifikasi Coronavirus19
Sebagian besar Virus Corona menginfeksi hewan. Saat ini, tiga jenis
Corona telah di isolasi oleh manusia : Human Coronavirus 229E, OC43 dan
15
betacoronavirus), HKU1, Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus
rontgen.
rontgen.
16
b. Pulse oxygen saturation (SpO2) ≤ 93% pada udara ruangan saat
2. Mengalami syok
17
deteksi rapid antigen, tes asam nukleat PCR berulang dan metode
umum.
g. Terapi Covid-19
jari (finger pulse oxygen saturation). Setiap kasus terduga harus ditangani
dalam bangsal yang sama. Kasus kritis harus dirawat di ICU sesegera
mungkin.
Penggunaan anti biotik : penggunaan anti biotik secara blind dan tidak
spektrum luas. Pengobatan anti virus : Edisi ini menambahkan deskripsi dari
tidak ada terapi anti virus yang saat ini terkonfirmasi efektif.
untuk dewasa, dengan 2 hingga 3 kali infus intravena per hari, karena
18
Perlu diperhatikan juga efek samping lopinavir / ritonavir, seperti diare,
mual, muntah, dan interaksi dengan obat lain. Kunci untuk mengurangi
tingkat fasilitas kasus adalah keberhasilan pengobatan kasus parah dan kritis,
bantuan fungsi organ secara tepat. Pasien selalu merasa cemas dan takut
1. Bantuan Pernapasan
dengan masker wajah atau nasal kanul, dan mengkaji secara berkala,
3. Terapi nasal kanul aliran oksigen tinggi atau ventilasi mekanis non-
terapi nasal kanul aliran tinggi atau ventilasi non-invasif. Hal yang
dilakukan segera.
kecil (4-8 mL/kg berat ideal) dan tekanan inspirasi rendah (tekanan
19
platform <30 cmH2O) pada ventilasi mekanis untuk mengurangi
prone selama lebih dari 12 jam perhari. Bagi mereka dengan hasil
imunosupresif.
20
dipertimbangkan teknologi pemurnian darah ekstrakorporeal bila
Berdasarkan dengan suhu tubuh normal selama lebih dari 3 hari, dan
gambaran absorbsi inflamasi yang jelas pada rontgen paru telah ditambahkan
dalam revisi panduan ini. Selain itu, pasien juga harus memenuhi kriteria
hasil negatif dari tes asam nukleat patogen pernapasan selama dua kali
pasien memenuhi semua kriteria di atas, pasien dapat dilepaskan dari rumah
B. Konsep Tidur
1. Pengertian
orang. Setiap orang memerlukan kebutuhan tidur yang cukup agar tubuh
dapat berfungsi secara normal. Tidur yang normal melibatkan dua fase yaitu
gerakan bola mata cepat atau rapid eye movement (REM) dan tidur dengan
gerakan bola mata lambat atau non-rapid eye movemenet (NREM). Selama
21
bangun. Tahap 3 dan 4 merupakan tidur dalam dan sulit untuk dibangunkan
2. Fisiologi Tidur
saraf pusat. Jadi seseorang yang tertidur bukannya karena susunan sarafnya
menurun pada korteks serebri. Stimulasi pada area ini akan menghasilkan
bangun dikontrol oleh reticular activating system (RAS). RAS terdiri dari
sistem retikularis batang otak, hipotalamus posterior dan basal otak depan.
Mekanisme tidur dan bangun ini sesungguhnya belum diketahui secara pasti.
tidur.
farmakologik, kini sudah ada bukti bahwa tidur non REM dibina oleh
22
juga mempunyai peran penting pada keadaan bangun dan tidur REM.
3. Fungsi Tidur
(Pergola et al., 2017). Suatu usaha untuk melepaskan kelelahan jasmani dan
metal pada dasarnya seseorang harus menjalani istirahat yaitu dengan tidur
maka dengan begitu keluhan dan kepenatan akan berkurang (Morita et al.,
4. Pola tidur
Normalnya tidur sebagai keadaan tidak sadar yang relatif lebih responsif
keadaan dorman dari kehidupan. Tidur terdiri dua tahapan yaitu Ra-pid Eye
(NREM). NREM yaitu quit sleep yang berfunsi untuk memperbaiki kembali
a. Tidur REM
yang biasanya disertai mimpi dan aktivitas otak menjadi aktif. Seseorang
23
namun orang-orang terbangun secara spontan di pagi hari saat episode
jangka panjang
berkurang, hal ini menunjukkan adanya hambatan yang kuat pada area
biasanya menjadi tidak teratur. Namun pada tidur REM, otak menjadi
b. Tidur NREM
paling ringan dari tidur. Selama tahap ini, mata tertutup dan dianggap
mengalami gerakan tersentak tiba-tiba pada kaki atau otot lainnya dan
menunjukkan sedikit atau tidak ada gerakan tubuh. (Martini et al., 2018)
24
Proses dalam siklus tidur terdiri atas 4 tahapan NREM dan 1
tahap REM yang bergantian sekitar 4 sampai 6 kali dalam waktu tidur 7
sampai 8 jam (Dewi, 2014). Tahapan pada tidur NREM menurut Dewi
1) Tahap I
kabur dan rileks, seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata menutu
2) Tahap II
3) Tahap III
saraf parasimpatis. Seseorang yang tidur pada tahap ini akan sulit
untuk dibangunkan.
25
4) Tahap IV
dapat terjadi mimpi selain itu seseorang yang tidur pada tahap ini
C. Kualitas tidur
Kualitas tidur adalah suatu keadaan di mana tidur yang dijalani seorang
tidur yang mencakup aspek kuantitatif dari tidur, seperti durasi tidur, latensi
tidur serta aspek subjektif, seperti tidur dalam dan istirahat. Beberapa faktor
psikologis berdampak depresi, cemas, dan sulit untuk konsentrasi (Potter dan
26
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur
berikut
kurang sehat (sakit) dan rasa nyeri maka kebutuhan tidurnya akan tidak
nyenyak.
tidur. Pada lingkungan bersih besuhu dingin, suana yang tidak gaduh
mengganggu tidur.
27
e. Gaya hidup Kelelahan yang dirasakan seseorang dapat pula
Regensburg Insomnia Rating Scale adalah skala baru yang bisa dinilai
baru ini adalah untuk evaluasi dari keluaran perilaku kognitif spesifik
dan insomnia.
terbangun lebih awal atau dini hari, merasa mengantuk pada siang hari,
sakit kepala pada siang hari, merasa kurang puas terhadap tidur, merasa
kurang nyaman atau gelisah saat tidur, mendapati mimpi buruk, badan
terasa lemah, letih, kurang tenaga setelah tidur, jadwal jam tidur sampai
28
c. Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
merupakan salah satu alat yang cukup efektif yang digunakan untuk
Quality Index (PSQI), kualitas tidur dibagi menjadi baik dan buruk
pada siang hari selama satu bulan terakhir dan 1 minggu terakhir.
1. Definisi
29
jalur energi (energi medicine) tubuh. Dalam hal ini SEFT mempunyai
perbedaan dengan metode yang sudah ada baik itu akupuntur maupun
ini sendiri termasuk teknik relaksasi, merupakan salah satu bentuk mind-
30
Menurut Faiz terapi SEFT berfokus pada kata atau kalimat yang
kepada Tuhan SWT . Pada waktu seorang klien berdoa dengan khusyu’
(disertai dengan hati ikhlas & pasrah pada Tuhan) maka tubuh berubah
menjadi lebih teratur, jantung berdenyut lebih teratur dan stabil sehingga
dampaknya klien dalam keadaan yang luar biasa rileks, dengan demikian
saat seseorang dalam keadaan rileks maka mudah untuk mengawali tidur.
31
melakukan the set-up words. Dalam bahasa religius, the set-up words
c. The Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada
eyebrow, pada permukaan alis mata, side of the eye, diatas tulang
samping mata, under the eye, 2 cm di bawah kelopak mata, under the
32
the arm, dibawah ketiak sejajar puting susu, below niple, 2,5 cm di
bawah puting susu, sore spot, 2,5 cm di atas puting susu, thumb, ibu
jari disamping luar bagian bawah kuku, index finger, jari telunjuk
samping luar bagian bawah kuku, middle finger spot, jari tengah
samping luar bagian bawah kuku, gumus spot, diantara jari manis dan
jari kelingking.
tiga, empat, dan, lima, dan bergumam lagi seperti langkah ke-7.
Setelah mengetahui proses terapi SEFT maka ada 5 hal yang harus kita
perhatikan agar SEFT yang kita lakukan efektif. Lima hal ini harus
dilakukan selama proses terapi berlangsung mulai dari the set-up, tune in
33
salah satu atau beberapa dari kelima hal ini yakni keyakinan terhadap
dalam hidup kita baik saat bahagia maupun dalam kesulitan. (Wardatul
sendiri, selain itu dapat melatih untuk menyadar isi sinegatif dalam
dirinya dan mengetahui untuk hidup bahagia dengan sisi negative yang
34
kepada Tuhan, sehingga tubuh akan mengalami relaksasi dan
35
E. Kerangka Teori
Covid-19
Patofisiologi
Penanggulangan
Farmakologi
Non Farmakologi Terapi SEFT
36
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep-konsep lainnya, atau antara
variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmojo, 2018). Dalam
kualitas tidur pada pasien Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Nilam Sari
Ku
Kualitas tidur sebelum Melakukan terapi Kualitas tidur setelah
dilakukan terapi Spiritual Emotional dilakukan terapi Spiritual
Spiritrual Emotional Freedom Technique Emotional Freedom
Freedom Technique (SEFT) Technique (SEFT)
(SEFT)
37
B. Definisi Operasional
dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata,
Tabel 3.1
A. Defenisi Operasional
38
C. Hipotesis
masalah diatas :
39