Anda di halaman 1dari 12

PAPER

MONITORING DAN EVALUASI PENGANGGARAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

GRACIA APRILIA HUKUBUN

21903037

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR


KESEHATAN MASYARAKAT
2021/2022
MONITORING DAN EVALUASI PENGANGGARAN KESEHATAN

ABSTRAK
Di era JKN tahun 2015 ini, sektor kesehatan di Indonesia membutuhkan dukungan penelitian
kebijakan, khususnya dalam rangka monitoring dan evaluasi independen dalam pelaksanaan
berbagai kebijakan kesehatan. Sebagai gambaran BPJS mengelola dana sekitar 40 Triliun setiap
tahun.
Dana ini diserahkan ke pelayanan primer melalui pembayaran kapitasi dan pelayanan rujukan
melalui pembayaran klaim INA-CBGs. Saat ini diamati pelaksanaan dana sebesar Rp 40 Triliun
ini dilakukan tanpa ada system monitoring dan evaluasi oleh pihak independen. Sementara itu
potensi penyimpangan dana sangat besar, seperti yang ditemukan oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi. Hal ini sangat memprihatinkan dan membutuhkan monitoring dan evaluasi secara
independen.
Kementerian Kesehatan juga mempunyai berbagai program antara lain di pencegahan penyakit
menular dan tidak menular, KIA, pelayanan rumah sakit. Saat ini di Kementerian Kesehatan juga
tidak ada tradisi melakukan monitoring dan evaluasi secara independen. Akibatnya, kinerja
kegiatan pelaksanaan kebijakan dan program Kementerian Kesehatan belum dapat dinilai dan
berbagai program seperti usaha penurunan kematian ibu dapat dikatakan belum berhasil
ditangani. Akhir-akhir ini dilaporkan juga bahwa pelaksanaan kebijakan TB juga bermasalah.
BAB I
PENDAHULUAN

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) yang diselenggarakan tahun


dimaksudkan sebagai suatu kegiatan penilaian dan observasi antara peraturan yang
telah ditetapkan, serta untuk memastikan dan mengendalikan keserasian
pelaksanaan program dan kegiatan dengan perencanaan yang telah ditetapkan
dalam Rencana.
Dalam pelaksanaan monev ini terbagi menjadi 3 (tiga) kategori. Kategori tersebut
adalah pembinaan, pengendalian, dan pengawasan. Penetapan kategori ini
didasarkan atas kondisi laporan hasil proses belajar mengajar yang disampaikan
kepada pemerintah, dimana dari analisis laporan tersebut dapat diketahui program
studi mana yang aktif, tidak lengkap, tidak aktif. Setiap program studi akan
diberikan instrument monev sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan dan
hasilnya akan dievaluasi melalui penilaian kualitas program yang dilakukan
dengan metode yang sesuai untuk meningkatkan kualitas operasional program dan
kegiatan yang berkontribusi penting Oleh sebab itu pelaksanaan monev dilakukan
secara terintegratif dengan menyusun rencana sasaran, mendesain instrumen
evaluasi, melakukan observasi di lapangan, kemudian menganalisis hasilnya,
sehingga hasilnya diharapkan dapat memberi gambaran tentang cerminan terhadap
output kualitas operasional program, kegiatan, dan layanan, tetapi sekaligus juga
untuk mengetahui apakah indikator keberhasilan program dan kegiatan sesuai
dengan hasil yang diharapkan (outcome), termasuk evaluasi terhadap kinerja
perguruan tinggi swasta dalam menyelenggarakan proses pendidikan, apakah telah
sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Pengertian monitoring
Monitoring adalah adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran
(awareness) tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi
dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan
pergerakan ke arah tujuan atau menjauh dari itu. Monitoring akan memberikan
informasi tentang status dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang
diselesaikan berulang dari waktu ke waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk
tujuan tertentu. Monitoring menyediakan data dasar untuk menjawab
permasalahan, sedangkan evaluasi adalah memposisikan data-data tersebut agar
dapat digunakan dan diharapkan memberikan nilai tambah. Evaluasi adalah
mempelajari kejadian, memberikan solusi untuk suatu masalah, rekomendasi yang
harus dibuat, menyarankan perbaikan. Namun tanpa monitoring, evaluasi tidak
dapat dilakukan karena tidak memiliki data dasar untuk dilakukan analisis, dan
dikhawatirkan akan mengakibatkan spekulasi, oleh karena itu Monitoring dan
Evaluasi harus berjalan seiring

2. Pengertian Evaluasi

Evaluasi berasal dari kata evaluation yang artinya suatu upaya untuk menentukan
nilai atau jumlah. Kata - kata yang terkandung didalam defenisi tersebut pun
menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi harus dilakukan secara hati - hati,
bertanggung jawab, menggunakan strategi, dan dapat dipertanggung jawabkan.
Evaluasi dilaksanakan untuk menyediakan informasi tentang baik atau buruknya
proses dan hasil kegiatan. Evaluasi lebih luas ruang lingkupnya dari pada
penilaian, sedangkan penilaian lebih terfokus pada aspek tertentu saja yang
merupakan bagian dari lingkup tersebut.
Suchman dalam Arikunto dan Jabar memandang, “evaluasi sebagai sebuah proses
menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk
mendukung tercapainya tujuan”. Defenisi lain dikemukakan oleh Stutflebeam
dalam Arikunto dan Jabar mengatakan bahwa, “evaluasi merupakan proses
penggambaran, pencarian dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi
pengambil keputusan dalam menentukan alternatife keputusan”.

Pengertian evaluasi lebih dipertegas lagi oleh Sudjana dalam Dimyati dan
Mudjiono, “ dengan batasan sebagai proses memberikan atau menentukan nilai
kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu ”. Lebih lanjut Arifin
mengatakan, “evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil ( produk ). Hasil yang
diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut
tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan
arti itu adalah evaluasi”. Hal yang senada juga disampaikan oleh Purwanto,

Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Evaluasi merupakan kegiatan


yang terencanadan dilakuakan secara berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya
merupakan kegiatan akhir atau penutup dari suatu program tertentu, melainkan
merupakan kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama program berlangsung
dan pada akhir program setelah program itu selesai.

B. Syarat - syarat umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan


evaluasi

1. Kesahihan
Kesahihan menggantikan kata validitas ( validity ) yang dapat diartikan sebagai
ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya di evaluasi. untuk
memperoleh hasil evaluasi yang sahih, dibutuhkan insturmen yang memiliki /
memenuhi syarat - syarat kesahihan suatu instrumental evaluasi. Kesahihan
instrument evaluasi diperoleh melalui hasil pemikiran dan hasil pengalaman.

2. Keterandalan
Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni tingkat
kepercayaan bahwa suatu instrument evaluasi mampu memberikan hasil yang
tepat. Gronlund dalam Dimyati dan Mudjiono mengemukakan bahwa,
“keterandalan menunjukkan kepada konsistensi ( keajegan ) pengukuran yakni
bagaimana keajegan skor tes atau hasil evaluasi lain yang berasal dari pengukuran
yang satu ke pengukuran yang lain”. Dengan kata lain, keterandalan dapat kita
artikan sebagai tingakat kepercayaan keajegan hasil evaluasi yang diperoleh dari
suatu instrument evaluasi.

3. Kepraktisan
Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada
pada instrument evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan,
menginterpretasi/ memperoleh hasil, maupun kemudahan dalam menyimpanya.

Sementara menurut Arikunto dan Jabar evaluasi memiliki cirri - ciri dan
persyaratan sebagai berikut :
1. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku
bagi penelitian pada umumnya.

2. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti harus berpikir secara sistematis yaitu


memandang program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dari
beberapa komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam
menunjang kinerja dari objek yang dievaluasi.
3. Agar dapat mengetahui secar rinci kondisi dari objek yang dievaluasi, perlu
adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu bagi
keberhasilan program.
4. Menggunakan standar, Kiteria, atau tolak ukur sebagai perbandingan dalam
menentukan kondisi nyata dari data yang diperoleh dan untuk mengambil
kesimpulan.
5. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan atau rekomendasi
bagi sebuah kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan.
6. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara
rinci untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana, maka
perlu ada identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi
subkomponen, sampai pada indikator dari program evaluasi.
7. Standar, kriteria, atau tolak ukur diterapkan pada indicator, yaitu bagian yang
paling kecil dari program agar dapat dengan cermat diketahui letak kelemahan dari
proses kegiatan.
8. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan
akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.

C. Kedudukan Evaluasi Dalam Proses Pendidikan

Pada proses pendidikan evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan


pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang dilakukan, serta untuk
mengetahui apakah kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan
dapat dicapai oleh peserta didik melalui pembelajaran.
Proses pendidikan yang merupakan transformasi kebudayaan dan peradaban
menurut Dimyati dan Mudjiono memiliki unsure - unsur meliputi :
1. Pendidikdan personalnya,
2. Isi Pendidikan,
3. Teknik,
4. Sistem Evaluasi
5. Sarana Pendidikan, dan
6. Sistem administrasi.
D. TUJUAN EVALUASI DALAM PENDIDIKAN

Terbagi atas dua yaitu :


A. Tujuan Umum Evaluasi Pendidikan
Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua, yaitu:
1. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai
bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para
peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu. Jadi, evaluasi bertujuan untuk memperoleh data pembuktian, yang akan
menjadi petunjuk sampai dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan
peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler, setelah mereka menempuh
proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
2. Untuk mengetahui tingkat efektifitas dari metode-metode pengajaran yang
telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu. Jadi
evaluasi bertujuan untuk mengukur dan menilai sampai dimanakah efektifitas
mengajar dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan
oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah :
1. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program
pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau
rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan
prestasinya masing-masing.
2. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan
ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga
dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.
E. Teori - teori dalam Pendidikan Pembelajaran Kontekstual
Beberapa teori yang berkembang berkaitan dengan metode Contextual Teaching
and Learning adalah sebagai berikut.
- Knowledge – Based Constructivism Teori ini beranggapan bahwa belajar
bukan menghapal, melainkan mengalami, di mana peserta didik dapat
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, melalui partisipasi aktif secara inovatif
dalam proses pembelajaran.
- Effort – Based Learning / Incremental Theory Teori ini beranggapan bahwa
bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar akan mendorong pesertadidik
memiliki komitmen terhadap belajar.
- Socialization Teori ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses sosial
yang menentukan terhadap tujuan belajar. Oleh karena itu, faktor sosial dan budaya
merupakan bagian dari sistem pembelajaran
- Situated Learning Teori ini beranggapan bahwa pengetahuan dan
pembelajaran harus situasional, baik dalam konteks secara fisik maupun konteks
sosial dalam rangka mencapai tujuan belajar.
- Distributed Learning Teori ini beranggapan bahwa manusia merupakan
bagian integral dari proses pembelajaran, yang didalamnya harus ada terjadinya
proses sebagai pengetahuan dan bermacam – macam tugas.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Monitoring adalah adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran
(awareness) tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi
dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan
pergerakan ke arah tujuan atau menjauh dari itu

Evaluasi artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah. Kata - kata yang
terkandung didalam defenisi tersebut pun menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi
harus dilakukan secara hati - hati, bertanggung jawab, menggunakan strategi, dan
dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Arifin, Zainal, 2010, Evaluasi Pembelajaran Prinsip,Teknik,Prosedur, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Arikunto, Suharsimi dan Jabar, Safruddin Abdul, 2010,Evaluasi Progaram
Pendidikan Pedoman Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi pendidikan, Bumi
Aksara, Jakarta.
Arifin, Zainal, 2010, Evaluasi Pembelajaran Prinsip,Teknik,Prosedur, Remaja
Rosdakarya, Bandung.

Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Purwanto, Ngalim, 2010, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja
Rosdakarya, Bandung
Sumber : http://makalahmeza2.blogspot.co.id/2012/12/monitoring-dan-
evaluasi.html

Anda mungkin juga menyukai