PENGARAH:
Ojak Murdani, S.Sos., MAP
KEPALA KANTOR REGIONAL XIII BKN
PEMBIMBING:
Drs. Arif Affandhi
Kepala Bidang Pdsk XIII Bkn
TIM PENYUSUN:
Dwi Saputro, S.Sos
Analis Kepegawaian Muda
M. Nursani, S.H
Auditor Kepegawaian Muda
Hartini, S.H
Analis Hukum
1
PENDAHULUAN
2
Atau tidak melakukan sesuatu Juga nepotisme, serta mampu
yang seharusnya dilakukan sesuai menyelenggarakan pelayanan
dengan ketentuan peraturan publik bagi masyarakat dan
perundang-undangan. Dari kedua mampu menjalankan peran
aspek tersebut diharapkan Sebagai unsur perekat persatuan
penilaian prestasi kerja terhadap dan kesatuan bangsa berdasarkan
pegawai dapat dilaksanakan lebih Pancasila dan Undang-Undang
baik, sebagaimana prinsip penilaian Dasar Negara Republik Indonesia
prestasi kerja yang dilaksanakan Tahun 1945. Dan dengan
dengan objektif, terukur, akuntabel pertimbangan bahwa pelaksanaan
partisipatif dan transparan. Dalam manajemen aparatur sipil negara
perjalanannya yang berkaitan belum berdasarkan pada
dengan reformasi birokrasi, pada perbandingan antara kompetensi
Tahun 2014 pemerintah dan kualifikasi yang diperlukan
memandang perlu untuk lebih oleh jabatan dengan kompetensi
memperjelas apa yang dimaksud dan kualifikasi yang dimiliki calon
Aparatur Sipil Negara agar dalam rekrutmen, pengangkatan,
manajemen Aparatur Sipil Negara penempatan, dan promosi pada
dapat dilaksanakan dengan lebih jabatan sejalan dengan tata kelola
terarah dan lebih baik. pemerintahan yang baik.
3
Serta mempertimbangkan Yang dicapai serta perilaku
bahwa Undang-Undang Nomor 8 PNS serta Penilaian kinerja PNS
Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok dilakukan secara objektif, terukur,
Kepegawaian sebagaimana telah akuntabel, partisipatif, dan
diubah dengan Undang-Undang transparan, maka pemerintah
Nomor 43 Tahun 1999 tentang perlu memperjelas tentang
Perubahan atas Undang- Undang pelaksanaan penilaian kinerja PNS,
Nomor 8 Tahun 1974 tentang meski sebelumnnya telah ada
pokok- pokok kepegawaian sudah Peraturan Pemerintah Nomor 46
tidak sesuai dengan tuntutan Tahun 2011 tentang Penilaian
nasional dan tantangan global Prestasi Kerja PNS namun pada
sehingga perlu diganti. pelaksanaannya dianggap belum
cukup memuaskan untuk
Berdasarkan hal tersebut
mewujudkan Aparatur Sipil Negara
dibentuklah Undang-undang
sebagaimana yang diharapkan.
tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN) Nomor 5 Tahun 2014. Maka untuk memperbaiki hal-
Dimana dengan dibentuknya hal yang dirasa kurang yang
Undang-undang ini terdapat terdapat pada Peraturan
perubahan, baik dari segi unsur Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
Aparatur Sipil Negara (ASN) tentang Penilaian Prestasi Kerja
maupun sistem yang lebih baik PNS dan untuk melaksanakan
dalam manajemen Aparatur Sipil ketentuan Pasal 78 Undang-
Negara sendiri. Undang Nomor 5 Tahun 2Ol4
tentang Aparatur Sipil Negara,
Dengan adanya Undang-
Pemerintah merasa perlu
undang tentang Aparatur Sipil
menetapkan Peraturan Pemerintah
Negara (ASN), dimana dalam pasal
tentang Penilaian Kinerja Pegawai
76 menyebutkan bahwa Penilaian
Negeri Sipil.
Kinerja PNS dilakukan berdasarkan
Perencanaan Kinerja pada tingkat Maka ditetapkanlah Peraturan
target, capaian, hasil dan manfaat Negeri Sipil (PNS), dimana dalam
4
Pasal 8 pada Peraturan Hambatan terutama dalam
Pemerintah ini menyebutkan bahwa penyusunan Sasaran Kinerja
proses penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), salah satu
Pegawai (SKP) dilakukan dengan kendalanya adalah dimana masih
memperhatikan: banyaknya PNS yang kebingungan
dalam penyusuan SKP terutama
a. Perencanaan strategis
Instansi Pemerintah; Pegawai Negeri Sipil yang belum
5
KONSEP
PENILAIAN
KINERJA PNS
Untuk menghasilkan kinerja PNS yang sesuai dengan tugas dan fungsinya,
maka harus dilakukan penilaian kinerja yang terukur dan sistematis agar dapat
melihat sejauh mana pencapaian kinerja yang telah dilaksanakan. Oleh karena itu,
perlu dilakukan Penilaian Kinerja yang bertujuan untuk menjamin objektivitas
pembinaan PNS yang didasarkan pada sistem prestasi dan sistem karier. Penilaian ini
dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit
atau organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang
dicapai, serta perilaku PNS. Agar tujuan tersebut terlaksana sebagaimana mestinya,
maka Penilaian Kinerja ini harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip:
Objektif
Penilaian kinerja dilakukan
Akuntabel dengan dasar objektif
Seluruh hasil Penilaian
Kinerja harus dapat
dipertanggungjawabkan
Prinsip
Dasar Terukur
Penilaian kinerja yang dapat
diukur secara kuantitatif dan
kualitatif
Partisipatif
Penilaian Kinerja dengan
melibatkan secara aktif Transparan
antara pejabat penilai Proses dan hasil penilaian
kinerja dengan PNS pretasi kerja bersifat terbuka
dan tidak bersifat rahasia
6
Dalam pelaksanaan Penilaian Kinerja PNS, dilakukan dengan
menggunakan Sistem Manajemen Kinerja PNS. Sistem Manajemen Kinerja PNS
terdiri atas:
LANGKAH 2 LANGKAH 4
7
langsung maka Penilaian Kinerja Setelah memahami gambaran umum
pembobotannya adalah 70% (tujuh Terkait penilaian kinerja PNS dan
puluh persen) untuk penilaian SKP sistem manajemen kinerja PNS,
dan 30% (tiga puluh persen) untuk maka dapat disimpulkan bahwa
penilaian perilaku kerja. Sedangkan Penilaian kinerja PNS ini sangat
bagi Instansi Pemerintah yang penting untuk dilaksanakan,
menerapkan penilaian Perilaku Kerja sehingga dapat menghasilkan sistem
dengan mempertimbangkan manajemen kinerja PNS yang baik
pendapat rekan kerja setingkat dan dan benar. Untuk menghasilkan
bawahan langsung maka Penilaian sistem manajemen kinerja PNS yang
Kinerja pembobotannya adalah 60% baik, maka salah satunya harus
(enam puluh persen) untuk penilain dimulai dengan melakukan
SKP dan 40% (empat puluh persen) penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai
untuk penilaian perilaku kerja. Dan (SKP) dengan benar. Sebagaimana
Penilaian Sasaran Kinerja Pegawai akan dijelaskan pada pembahasan
(SKP) disusun awal tahun dan di selanjutnya.
lakukan penilaian pada akhir tahun.
8
TATA CARA ------SKP------
SASARAN KINERJA
PEGAWAI
PENYUSUNAN
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian
Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS)
disebutkan bahwa, dalam proses
Penyusunan dan penetapan Sasaran
Kinerja Pegawai (SKP) dilakukan dengan
memperhatikan:
SKP
Renstra
Uraian Jabatan
Rencana Strategis
Harus
Instansi Pemerintah Organisasi dan Tata Cara Kerja
memperhatikan
Memperhatikan Organisasi dan Tata Cara Kerja
Uraian Jabatan
Instansi PNS Tersebut PNS tersebut
9
INDIKATOR KINERJA
DAN TARGET KINERJA
Dalam penyusunan SKP wajib memuat Kinerja Utama yang harus dicapai
seorang PNS setiap tahunnya dan jika ada, dapat memuat kinerja tambahan.
Kinerja utama dan kinerja tambahan tersebut paling sedikit memuat Indikator
Kinerja Individu dan Target Kinerja. Indikator Kinerja Individu disusun dengan
memperhatikan kriteria:
10
Dalam Kinerja Utama dan Dan indikator kinerja individu
Kinerja tambahan selain terdapat yang telah ditetapkan berdasarkan
indikator Kinerja Individu juga data realisasi kinerja periode
memuat Target Kinerja sebelumnya dan atau kinerja yang
sebagaimana yang telah dijelaskan akan dicapai sesuai dengan visi dan
sebelumnya. Target Kinerja sendiri misi organisasi. Dalam penyusunan
adalah target yang ingin dicapai target kinerja terdapat beberapa
berdasarkan kegiatan tugas jabatan aspek yaitu:
TARGET
KINERJA
Kuantitas
Jumlah/ banyaknya keluaran (output) dan/atau
manfaat (outcome yang harus ada dalam setiap target
kinerja)
Kualitas
Mutu keluaran/ manfaat dan tidak selalu harus ada
dalam target kinerja, disesuaikan jenis dan karakteristik
kegiatan
Waktu
Standar yang digunakan untuk menyelesaikan kegiatan
dan tidak selalu harus ada dalam target kinerja,
sesuaikan jenis dan karakteristik
Biaya
Dana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan dan
tidak selalu harus ada dalam target kinerja
11
KONSEP
KINERJA INDIVIDU
KONSEP
KINERJA INDIVIDU
ATASAN
INGAT!!!
12
HIRARKI
PENYUSUNAN SKP
JPT PRATAMA
ADMINISTRATOR
PENGAWAS
Mengacu SKP
PELAKSANA
Madya
13
BAHAN DOKUMEN
PENYUSUNAN SKP
PERJANJIAN
KINERJA URAIAN TUGAS
FUNGSI
JABATAN
SESUAI SOTK
RENSTRA PENYUSUNAN
/RPJM SKP
RKT/POK
/DPA
14
15
PENGERTIAN
ISTILAH-ISTILAH
DALAM FORMULIR SKP
16
CONTOH
PENYUSUNAN SKP
JPT Pratama
1 Kepala Kantor Regional XIII
BKN Banda Aceh
Administrator
2 Kepala Bidang Pengembangan dan Supervisi
Kepegawaian Kanreg XIII BKN Banda Aceh
Pengawas
3 Kasie Fasilitasi Kinerja Bidang PDSK
Kanreg XIII BKN Banda Aceh
Pelaksana
4 Analis Kinerja pada Bidang PDSK
Kantor Regional XIII BKN Banda Aceh
17
Contoh 1 :
(JPT Pratama)
Kemudian dijabarkan
ke dalam Perjanjian
Kinerja yang salah
satunya yaitu ”
Persentase Instansi
Pemerintah yang
Melakukan Pengukuran
Indeks Profesional ASN
di Kantor Regional XIII
RKT PERJANJIAN BKN Banda Aceh”
KINERJA DIREKTUR dengan
KINERJA ASN memperhatikan RKT
saat penyusunannya
18
Ketika menentukan
Kegiatan untuk diiisi
pada Formulir SKP,
Kakanreg juga harus
memperhatikan
Uraian tugas dan URAIAN TUGAS FUNGSI
fungsi, sehingga apa JABATAN SESUAI SOTK
PERKA BKN
yang disusun dalam
NO 36 TAHUN 2014
Kegiatan SKP Nanti
sudah sesuai dengan
Tupoksi Sebagai
Seorang Kakanreg
Setelah
memperhatikan
Renstra, Perjanjian
Kinerja serta RKT, dan
Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP) Atasan
langsung dalam hal ini
Sesma Badan
Kepegawaian Negara
(BKN), maka
PENYUSUNAN selanjutkan dari hasil
DAN PENGISIAN tersebut dijabarkan
SKP
kedalam Formulir
Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP)
Catatan: Dalam menyusun SKP PNS
wajib berkonsultasi dan
menyepakatinya bersama dengan
Pejabat Penilai Kinerja (atasan
langsung)
19
Contoh 1 :
PERJANJIAN KINERJA
20
Contoh 1 :
21
Contoh 2 :
Untuk menyusun
dan mengisi
Kegiatan pada
formulir SKP ,
Administrator
awalnya harus
melihat Struktur JABATAN SESUAI SOTK
PERKA BKN
Organisasi dan
NO 36 TAHUN 2014
Tata Kerja (SOTK)
sesuai jabatannya
sebagai
Administrator
Untuk menyusun
dan mengisi
Kegiatan pada
formulir SKP ,
Administrator
selanjutnya
harus melihat pada
Uraian tugas yang
bersangkutan
sesuai jabatannya
URAIAN TUGAS SESUAI sebagai
DENGAN JABATAN Administrator
22
Selanjutnya,
administrator
melihat kegiatan
SKP atasan
langsung yang
berkaitan dengan
SOTK dan uraian
tugasnya, untuk
kemudian dijadikan SKP ATASAN
turunan dalam LANGSUNG
menentukan
kegiatan SKP yang
bersangkutan
(Kakanreg)
Langkah terakhir
adalah
mengisi dan
menyusun SKP
yang berdasarkan
SOTK, Uraian
Tugas Jabatan dan
SKP atasan
PENYUSUNAN DAN langsung sesuai
PENGISIAN SKP jabatannya sebagai
administrator
23
Contoh 2 :
Kepala Bidang PDSK Kanreg XIII BKN yang berdasarkan SOTK, Uraian
tugas dan SKP atasan langsung (Kakanreg XIII BKN) Cascading yang
dijabarkan ke Formulir SKP Administrator (dapat dilihat sesuai warna)
24
Contoh 3 :
Untuk menyusun
dan mengisi
Kegiatan pada
formulir SKP ,
Pengawas awalnya
harus melihat JABATAN SESUAI SOTK
Struktur Organisasi PERKA BKN
dan Tata Kerja NO 36 TAHUN 2014
(SOTK) sesuai
jabatannya sebagai
Pengawas pada
Kanreg XIII BKN
Untuk menyusun
dan mengisi
Kegiatan pada
formulir SKP ,
Pengawas
selanjutnya
harus melihat pada
Uraian tugas yang
bersangkutan
sesuai jabatannya
sebagai Pengawas
URAIAN TUGAS SESUAI
DENGAN JABATAN
25
Selanjutnya,
Pengawas melihat
kegiatan SKP
atasan langsung
yang berkaitan
dengan SOTK dan
uraian tugasnya,
SKP ATASAN
untuk kemudian
LANGSUNG
dijadikan turunan
dalam menentukan
kegiatan SKP yang
bersangkutan
(Kabid PDSK)
Langkah terakhir
adalah
mengisi dan
menyusun SKP
yang berdasarkan
SOTK, Uraian
Tugas Jabatan dan
SKP atasan
PENYUSUNAN DAN langsung sesuai
PENGISIAN SKP jabatannya sebagai
Pengawas
26
Contoh 3 :
Kasi Fasilitasi Kinerja Kanreg XIII BKN yang berdasarkan SOTK, Uraian
tugas dan SKP atasan langsung (Kabid-Administrator) Cascading yang
dijabarkan ke Formulir SKP Pengawas (dapat dilihat sesuai warna)
27
Contoh 4 :
Untuk menyusun
dan mengisi
kegiatan pada
formulir SKP,
Analis Kinerja
awalnya harus
melihat Struktur
Organisasi dan
Tata Kerja (SOTK) JABATAN SESUAI SOTK
PERKA BKN
untuk melihat pada
NO 36 TAHUN 2014
bagian mana
penempatannya
sebagai Analis
Kinerja
Untuk menyusun
dan mengisi
Kegiatan pada
formulir SKP ,
Analis Kinerja
selanjutnya
harus melihat pada
Uraian tugas yang
bersangkutan
URAIAN TUGAS SESUAI
DENGAN JABATAN sesuai jabatannya
PERKA 20 TAHUN 2015 sebagai Analis
Kinerja
28
Selanjutnya, Analis
Kinerja melihat
kegiatan SKP
atasan langsung
yang berkaitan
dengan SOTK dan
uraian tugasnya,
SKP ATASAN
untuk kemudian
LANGSUNG
dijadikan turunan
dalam menentukan
kegiatan SKP yang
bersangkutan
Langkah terakhir
adalah
mengisi dan
menyusun SKP
yang berdasarkan
SOTK, Uraian
Tugas Jabatan dan
SKP atasan
PENYUSUNAN DAN langsung sesuai
PENGISIAN SKP jabatannya sebagai
Analis Kinerja
29
Contoh 4 :
Analis Kinerja Pada Seksi Program Penilaian Kinerja Pegawai ASN BKN
yang berdasarkan SOTK, Uraian tugas dan SKP atasan langsung (Kasi-
Pengawas) Cascading yang dijabarkan ke Formulir SKP Pelaksana
30
Contoh 5 :
31
Selanjutnya,
Pranata Komputer
Pertama memilih
kegiatan SKP
atasan langsung,
RKT & PK yang SKP ATASAN RKT & PERJANJIAN
sesuai dengan LANGSUNG DAN KINERJA
butir-butir kegiatan /ATAU KEGIATAN
serta uraian BERKAITAN
LAINNYA YANG ADA
tugasnya sebagai
DILINGKUNGAN
Pranata Komputer
DIREKTORATNYA
Pertama berdasar
pada KEPMENPAN
66 Tahun 2003
Setelah menentukan
butir-butir kegiatan
yang akan disusun
pada formulir SKP
yang berdasarkan
pada RKT, PK, SOTK,
Uraian Tugas di
KEPMENPAN sesuai
jenjang jabatan dan
SKP atasan langsung,
maka selanjutnya
tahap akhir
PENYUSUNAN SKP menetapkan target
angka kredit tahunan
yang disepakati
bersama atasan
Catatan: dalam menyusun SKP, langsung
PNS wajib berkonsultasi dan
menyepakatinya bersama dengan
Pejabat Penilai Kinerja (Atasan
Langsung)
32
Contoh 5 :
33
PENUTUP
Penilaian Kinerja sangat penting untuk mengukur kinerja
PNS, sebagaimana tujuan dasarnya yaitu untuk menjamin
objetivitas pembinaan PNS yang didasarkan pada sistem prestasi
dan sistem karier, sehingga dengan adanya penilaian kinerja yang
baik maka prestasi kerja yang dicapai oleh Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dapat dinilai dengan proporsional sebagaimana mestinya,
yang akan berdampak juga nantinya pada pelaksanaan sistem
pengembangan karir yang sesuai dengan para Pegawai Negeri Sipil
(PNS) tersebut.
34