Anda di halaman 1dari 2

Nama : Novarina Aisha Tresnantina

Absen / NIM : 200151602867


Offering : A5F
Rangkuman Materi Studi Kasus Budaya Lokal Dengan Pendidikan Informal
Mata Kuliah Sosiologi Dan Antropologi Pendidikan
A. Budaya Lokal
1. Kajian Budaya Lokal
Budaya lokal adalah nilai-nilai lokal hasil budi daya masyarakat suatu daerah yang
terbentuk secara alami dan diperoleh melalui proses belajar dari waktu ke waktu. Budaya
lokal mencakup norma, kebiasaan dan nilai bersama yang dianut secara dinamis oleh suatu
masyarakat tertentu. Pengertian budaya lokal sering dikaitkan dengan kebudayaan suku
bangsa. Konsep Suku bangsa sendiri sering diidentikkan dengan konsep kelompok etnik.

Menurut J.W. Ajawaila, budaya lokal adalah ciri khas budaya sebuah kelompok
masyarakat lokal. Akan tetapi, tidak mudah untuk merumuskan atau mendefinisikan konsep
budaya lokal. Menurut Irwan Abdullah, definisi kebudayaan hampir selalu terikat pada batas-
batas fisik dan geografis yang jelas. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari
berbagai suka bangsa, ras, dan budaya. Menurut Geertz (1981) dalam bukunya Aneka
Budaya dan Komunitas di Indonesia, di Indonesia saat ini terdapat lebih 300 dari suku bangsa
yang berbicara dalam 250 bahasa yang berbeda dan memiliki karakteristik budaya lokal yang
berbeda pula.
Menurut Zulyani Hidayah, terdapat lima ciri budaya suku bangsa yang dapat
dijadikan sebagai referensi pensetaraan dengan budaya lokal, antara lain:
a. Adanya komunikasi melalui bahasa dan dialek di antara mereka.
b. Pola-pola sosial kebudayaan yang menimbulkan perilaku sebagai bagian dari
kehidupan adat istiadat yang dihormati bersama.
c. Adanya perasaan keterikatan antara satu dengan yang lainnya sebagai suatu
kelompok bagian yang menimbulkan rasa kebersamaan diantara mereka.
d. Adanya kecenderungan menggolongkan diri ke kelompok asli terutama ketika
menghadapi kelompok lain pada berbagai kejadian sosial kebudayaan.
e. Adanya perasaaan keterikatan dalam kelompok karena hubungan kekerabatan,
genealogis dan ikatan kesadaran teritorial diantara mereka.

B. Pendidikan Informal

1. Pengertian Pendidikan

Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani “pedagogie”, yang akar katanya “pais”
yang berarti anak dan “again” yang artinya membimbing. Jadi, “pedagogie” berarti
bimbingan yang diberikan kepada anak. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia
merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Ilmu pendidikan
merupakan ilmu yang membahas masalah-masalah yang bersifat ilmu secara teori maupun
praktis. Ilmu pendidikan juga berisi tentang masalah-masalah yang menyangkut teori-teori,
pedoman-pedoman maupun prinsip-prinsip tentang pelaksanaan pendidikan secara ilmiah,
dan bergerak dari praktik kepenyusunan sistem pendidikan.
2. Faktor – Faktor Pendidikan

Dalam aktivitas pendidikan ada enam faktor pendidikan yang dapat membentuk pola
interaksi atau saling mempengaruhi namun faktor integratifnya terutama terletak pada
pendidik dengan segala kemampuan dan keterbatasannya yang mencakup: faktor tujuan,
faktor pendidik, faktor peserta didik, faktor isi atau materi pendidikan, faktor metode
pendidikan dan faktor situasi lingkungan.

3. Pendidikan Informal

Pada pasal 27 ayat 1 diterangkan bahwa pendidikan informal diselenggarakan oleh


keluarga memerlukan penjelasan karena dalam sosiologi ada dua konsep yang berbeda dan
sering terkacaukan dalam penggunaannya, yaitu keluarga (family): satuan sosial yang
terbentuk melalui pernikahan ,dan rumahtangga (household): kesatuan sosial yang memiliki
satu kehidupan-rumah bersama.
Pendidikan informal diperoleh dan berlangsung sepanjang hayat, tetapi meskipun
demikian yang terpenting adalah jalur pendidikan informal dalam rumah tangga dan
lingkungan, yang saling melengkapi dengan pendidikan formal dan nonformal.
Ciri - ciri atau karakteristik pendidikan informal, diantaranya yaitu: kegiatan belajar
terbentuk secara mandiri, tidak terikat dengan waktu dan tempat, proses belajar berlangsung
tanpa ada pendidik dan peserta didik, tidak mengenal persyaratan usia, tidak terdapat
persyaratan khusus yang harus dilengkapi, dan lain-lain.

4. Pendidikan Keluarga
Dalam UU Sisdiknas disebutkan bahwa pendidikan keluarga merupakan bagian dari
jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga, dan memberikan
keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan. Maksudnya, pendidikan
keluarga bersifat mandiri dan tidak terstruktur seperti di sekolah maupun lembaga bimbingan
belajar.
Jadi initnya, pendidikan keluarga adalah usaha bersama anggota keluarga terutama
orangtua dalam mewujudkan keluarga yang terpenuhi kebutuhan spiritual dan materiilnya,
melalui penanaman nilai-nilai keagamaan, sosial budaya, cukup kasih sayang, terpenuhi
pendidikan, ekonomi, dan peduli terhadap lingkungan.

C. Studi kasus budaya lokal dengan pendidikan Informal

Studi kasus budaya lokal dengan pendidikan Informal dilakukan oleh kelompok 11 pada :

Hari : Selasa
Tanggal : 27 April 2021
Platform : google form ( https://forms.gle/CDaLZAuie38mDYGP9 )
Judul : Pengaruh Satu Suro dengan Pendidikan Informal

Dari hasil survey yang dilakukan oleh kelompok 11 mengenai pengaruh satu suro
dengan pendidikan informal adalah 90% orang mengetahui tradisi suro, tradisi suro
merupakan tradisi yang dilakukan menyambut tahun baru islam. Tradisi suro ini dilakukan
setiap tanggal 1 Muharam. Rata-rata para responden telah mengetahui tradisi satu suro sejak
kecil. Para responden megetahui tradisi ini dari lingkungan sekitar dan keluarga. Satu suro
mempunya beberapa pengaruh terhadap kegiatan responden yaitu responden semakin
menghargai budaya jawa yang telah banyak ditinggalkan, karena masyarakat jawa juga
percaya untuk terus bersikap eling (ingat) dan waspada. Eling disini memiliki arti manusia
harus tetap ingat siapa dirinya dan di mana kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan. Sementara
waspada berarti manusia juga harus terjaga dan waspada dari godaan yang menyesatkan.

Anda mungkin juga menyukai