Tapi faktanya, ada persoalan lain yang juga perlu diperhatikan, yakni kondisi
keuangan.
Pandemi Covid-19 membuat aktivitas ekonomi tersendat dan pelaku usaha sulit
mendapatkan pemasukan.
Jadi dalam menghadapi masa krisis ekonomi akibat pandemi, akan lebih baik jika
lebih cerdas dalam mengelola keuangan. Ini membantu kamu untuk bisa
mempertahankan kemampuan finansial sampai pandemi berakhir, dan
perekonomian kembali normal.
Terlebih jika kamu adalah tulang punggung keluarga, penting untuk meninjau
kembali pengeluaran bulanan agar memastikan kemampuan finansial tetap aman.
Berikut 4 langkah yang bisa kamu lakukan dalam mengelola keuangan di tengah
krisis, seperti dilansir dari Forbes, Selasa (28/7/2020).
Jika pendapatan kamu termasuk yang terpukul karena pandemi virus corona, sudah
tentu tak bisa lagi melakukan penganggaran dengan cara yang sama seperti
sebelumnya.
Untuk bisa melakukan penganggaran yang tepat, kamu perlu tahu dulu, pendapatan
yang terpukul pandemi itu dasarnya karena pemotongan gaji atau PHK. Ini untuk
membantu kamu tahu seberapa besar anggaran yang perlu dipotong.
Misalnya, jika kamu mengalami pemotongan gaji sebesar 50 persen, maka itu
artinya mungkin kamu perlu memotong biaya pengeluaran bulanan sebesar 50
persen juga atau bahkan lebih.
Asumsinya, perbandingan antara porsi yang kamu belanjakan dari apa yang kamu
dapatkan saat ini, tetap sama seperti sebelumnya.
Dengan demikian, kamu tidak perlu menciptakan utang, karena telah menyesuakan
belanja dengan pendapatan.
Tapi, jika di masa sebelum pandemi kamu biasa menghabiskan uang lebih dari nilai
pendapatan kamu, itu berarti kamu betul-betul harus memangkas pengeluaran lebih
dalam, supaya anggaran bulanan kamu saat ini lebih efektif dan efisien.
Di sisi lain, akan lebih baik jika kamu memiliki tabungan untuk kebutuhan darurat.
Jadi cek rekening kamu, tidak ada jumlah yang terlalu sedikit atau terlalu banyak,
tabungan itu akan sangat membantu kemampuan finansial kamu untuk bisa
bertahan di tengah pandemi.
Tapi sebelum melakukan itu, kamu harus lebih dulu mengkategorikan pengeluaran
agar benar-benar tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang tidak.
Mulailah dengan pengeluaran wajib yang harus dibayarkan tiap bulan. Misal, cicilan
rumah atau tagihan kost, listrik, kebutuhan akan makanan, hingga pelunasan utang.
Jika kamu memang punya tagihan utang, seperti kartu kredit, jangan lupakan.
Kamu perlu tetap menganggarkannya agar tidak ada tambahan tagihan bunga
karena penundaan pembayaran.
Kemudian, buatlah daftar kedua yang berisikan pengeluaran bulanan yang sering
dilakukan namun tidak terlalu penting. Seperti, belanja pakaian, hobi, perawatan diri,
rekreasi, makan di luar, dan sebagainya.
Kamu juga perlu membuat daftar ketiga, yakni berisikan pengeluaran tidak teratur
tiap bulan. Misalnya, pembayaran pajak akan rumah, tanah, atau kendaraan yang
dibayarkan tiap tahun. Ini agar kamu bersiap ketika tagihan jatuh tempo nantinya.
Jika kamu benar-benar dalam tekanan finansial, tentu akan lebih baik fokus pada
pembayaran kebutuhan utama, misal cicilan rumah.
Jadi, mungkin kamu bisa menyingkirkan pengeluaran, seperti makan di luar, belanja
baju baru, rekreasi, beli gadget baru, keanggotaan gym, dari daftar anggaran.
Biaya lainnya yang juga bisa kamu pangkas, misalnya biasa mengirim pakaian ke
laundry atau menyewa tukang cuci, kini akan lebih baik jika mencucinya sendiri. Hal
ini akan sangat membantu kamu untuk menghemat sebanyak mungkin dari
pendapatan bulanan.
Meski demikian, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk dapat
menghemat uang saat berbelanja. Kamu bisa memanfaatkan layanan cash back
atau mendapatkan potongan harga dari hasil pembelanjaan yang dilakukan.
Umumnya, layanan ini juga tersedia di penggunaan kartu kredit. Jadi kamu juga
perlu hati-hati, jangan sampai malah membebani biaya kartu kredit di situasi
ekonomi saat ini yang serba tak menentu.