Anda di halaman 1dari 1

suatu penyakit akut maupun kronik

Definisi yg disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium

Parasit darah perifer (protozoa) genus


Etiologi Plasmodium (bentuk aseksual)

Hospes definitif : Nyamuk Anopheles Betina Hospes


perantara : Manusia

Eritrosit yang terserang besarnya sama dengan


eritrosit normal

Tampak bintik kasar berwarna merah, besar dan


Morfologi Eritrosit
bentuknya tidak teratur (Maurer Dots)

Menyerang semua eritrosit (tua dan muda)

Cincin kecil halus

Mengandung 2 granula kromatin


Plasmodium falciparum
Stadium Trofozoit (bentuk cincin) Terjadi infeksi multiple dan dapat melekat pada
eritrosit

Pigmen kasar, berwarna hitam, dan beberapa


berkumpul

Morfologi Parasit Stadium Skizon (hanya terlihat pd infeksi berat) berisi merozoit berjumlah 18-24 buah

Bentuk khas seperti pisang (banana form), tampak


pigmen cokelat tua disekitar inti

Makrogametosit berbentuk pisang langsing, inti


padat dikelilingi pigmen, sitoplasma berwarna biru Female
Stadium Gametosit

Mikrogametosit berbentuk pisang, agak gemuk,


ujungnya tumpul, inti dikelilingi pigmen, sitoplasma
berwarna merah pucat Male

Eritrosit yang terserang lebih besar dari eritrosit


normal dan pucat

Tampak titik Schuffner berwarna merah


Morfologi Eritrosit

Terutama menyerang retikulosit, sel darah merah


muda

Inti berwarna merah, protoplasma berbentuk cincin,


Muda (bentuk cincin/ring) warna biru
Plasmodium vivax
Stadium Trofozoit Protoplasma berwarna biru dan bentuknya tidak
teratur (amoeboid)
Dewasa
Parasitologi Tampak vakuola, inti lebih besar
Spesies Plasmodium
Morfologi Parasit Protoplasma padat menjadi merozoit
Stadium Skizon
Merozoit berjumlah 12-24 buah

Mengisi seluruh eritrosit, protoplasma berwarna


Stadium Gametosit biru dan inti padat

Eritrosit yang terserang sama/< dr eritrosit normal

Parasit menyerang eritrosit tua


Morfologi Eritrosit

tampak titik-titik pigmen di dalam eritrosit


(Ziemen's dots)

Plasmodium malariae Berbentuk cincin dan pita atau band form


Stadium Trofozoit
Pigmen kasar dan berwarna cokelat tua

Merozoit berjumlah 8-12 buah


Morfologi Parasit
Stadium Skizon
Bentukan merozoit khas seperti bunga seruni
disebut “rosette”

Stadium Gametosit Pigmen kasar, tersebar dalam sitoplasma parasit

Eritrosit yang terinfeksi berbentuk oval membesar/


mempunyai fimbriae pada ujungnya

Parasit menyerang eritrosit muda


Morfologi Eritrosit

tampak titik-titik pigmen di dalam eritrosit


(James dots)

Plasmodium ovale
1 kromatin dot, berbentuk cincin, inti padat
Stadium Trofozoit
Trofozoit dewasa mempunyai pigmen kasar

Morfologi Parasit
Stadium Skizon merozoit biasannya 8 buah

Stadium Gametosit Sama dengan P. vivax

Gigitan nyamuk Anopheles betina

Transfusi darah (melalui jarum suntik)


Transmisi

Bayi (malaria kongenital) --> Melalui plasenta pada


ibu penderita malaria

Bentuk paling berat

Etiologi Plasmodium falciparum

Demam ireguler
Suhu tubuh di atas normal (>37,5ºC) Definisi

Anemia
Penyakit Infeksi
Gejala
Malaria Tropikana Splenomegali
Penyakit Iatrogenik

Parasitemia (Komplikasi)
Gangguan SSP

Masa inkubasi 9-14 hari


Penyakit Darah Etiologi

Eritrosit yg mengandung parasit menghasilkan


Kerusakan Jaringan banyak tonjolan u/ melekat pd lapisan endotel
Menyerang semua bentuk eritrosit dinding kapiler Obstruksi trombosis dan iskemik lokal
Tak terdiagnosis (Fever of Unknown Origin = FUO)
Etiologi --> Plasmodium vivax
Demam karena obat (Drug Fever)
Menginfeksi eritrosit muda berdiameter lebih besar
Kenaikan suhu tubuh hanya beberapa jam dalam Plasmodium vivax dari eritroit normal
sehari dan kembali ke normal dalam beberapa jam Demam Intermitten Klasifikasi
Demam berkala 4 hari sekali dengan puncak
Suhu tubuh naik di atas normal sepanjang hari Malaria Tertiana Gejala Demam periodik 48 jam demam setiap 72 jam
dengan fluktuasinya lebih dari 1ºC Demam Remiten
Etiologi --> Plasmodium ovale
Fluktuasi suhu tubuh antara puncak dan hadir kuantitas
Plasmodium Ovale Biasanya disebut juga Malaria Ovale
sangat tinggi dan biasanya lebih dari 5ºC Demam Septik
Masa inkubasi 11-16 hari

Demam dengan periode bebas demam selama 3-4


Etiologi --> Plasmodium malariae
hari, kemudian suhu tubuh kembali meningkat
selama 7 – 10 hari Demam Pel Ebstein Klasifikasi Demam 3 hari sekali setelah puncak 48 jam
DEMAM
Suhu tubuh tidak lebih 37,8ºC sepanjang hari dan
meningkat pada malam hari Low Grade Fever Nyeri kepala dan punggung

Malaria Quartana
Demam berlangsung lebih dari 14 hari Prolonged Fever Mual
kualitas

Demam berlangsung lebih dari satu bulan sampai Splenomegali


setahun Chronic Fever
Malaise
Keseimbangan antara pembentukan panas dan Gejala
Suhu tubuh dapat dipertahankan konstan pengeluaran panas pengaturan fisiologis tubuh Edema

panas memancar keluar dari permukaan kulit vasodilatasi Asites

pendinginan evaporasi berkeringat terlalu panas Proteinuria


Regulasi Suhu Tubuh

laju metabolisme basal menurun Hipoproteinemia

Mengalihkan darah dari kulit ke jaringan yang lebih Tanpa uremia dan hipertensi
dalam dan menurunkan pengeluaran panas dari diatur oleh hipotalamus
permukaan kulit vasokonstriksi Penyakit endemis di daerah tropis dan sebagian
daerah sub tropis (Afrika, Asia, Amerika Tengah
menggigil aktivitas otot rangka dan Selatan)

Malaria
piloereksi rangsangan simpatis terlalu dingin Insiden tertinggi: Indonesia bagian Timur
Epidemiologi
Typhoid
laju metabolisme basal meningkat Insiden sedang: Sumatera, Kalimantan, Sulawesi

Fisiologi Chikungunya
sekresi tiroksin meningkat Insiden rendah: Jawa, Bali
DD
Hepatitis Trofozoit tua skizon muda skizon tua merozoit
Suhu tubuh meningkat
Perkembangbiakan eksoeritrositik di dlm sel
DBD parenkim hati Merozoit Masuk ke dlm eritrosit Trofozoit cincin Mikrogematosit
tidak menggigil
Sporozoit di dalam saliva nyamuk disuntikkan ke dihisap oleh nyamuk
set point hipotalamus normal Leptospirosis dalam pejamu (manusia) Stadium endogen/siklus aseksual ( skizogoni) Makrogematosit
pembentukan panas bertambah, pembuangan
panas normal
TRIAS MALARIA
menjadi hypnozoit (bersifat dormant) Malaria tertiana
pembentukan panas normal, pembuangan panas Patogenesis
terganggu Demam hilang timbul
menjadi oocyst, kista pecah dan melepaskan
mikrogamet oocynate bersarang di dinding usus nyamuk sporozoit sporozoit mencapai kelenjar saliva nyamuk
suhu tubuh meningkat Menggigil Stadium eksogen/siklus seksual ( sporogoni) Zigot
Malaria makrogamet
Patogenesis Demam
kedinginan dan menggigil Berkeringat
Hepatitis produksi PGE 2 Nyeri
set point hipotalamus meninggi
Sel sel inflamasi (monosit, makrofag, neutrophil) disebabkan oleh pirogen eksogen : pd infeksi, Anamnesis INFEKSI VIRUS DD plasmodium menginfeksi eritrosit membentuk merangsang makrofag mengeluarkan pirogen (IL 1,
Chikungunya MALARIA
melepas pirogen endogen : sitokin IL-1, IL-6, TNF- toksin mikroba, mediator inflamasi, reaksi kompleks AB-Parasit eritrosit pecah 6 & TNF) masuk ke hipotalamus adanya peralihan suhu tubuh dalam dan luar akibat
suhu meningkat set point meningkat memicu produksi prostaglandin menuju hypothalamic thermoregulatory center pirogen endogen masuk ke sistem sirkulasi alfa, IFN gamma imunologis pengaruh dari trofozoit
Nyeri otot dan persendian Myalgia DBD vasodilatasi dan kontraksi otot Berkeringat
Asam arakhidonat produksi prostaglandin set point meningkat Demam Menggigil penurunan suplai O2
trauma kepala/tumor otak Kerusakan set point hipotalamus
Nyeri diseluruh tubuh pebedaan suhu dalam tubuh dan suhu luar

Laki-laki berusia 31 Riwayat berkunjung dari Papua 1 bulan lalu Daerah Endemis
kapiler tersumbat hipoksia

Tahun DEMAM 2 MINGGU TD : 110/70 Patofisiologi


penurunan kesadaran
eritrosit terinfeksi menjadi kaku dan lengket eritrosit melekat pada endotel kapiler kapiler otak tersumbat (cerebral malaria)
kejang
Suhu Axilla : 38,5 FEBRIS
Pemeriksaan TTV
kapiler ginjal tersumbat gangguan sirkulasi ginjal black water fever
HR : 96X/Menit Malaria

destruksi eritrosit berlebih anemia


`RR : 22X/Menit Takipnea DD Hepatitis
Pemeriksaan Fisik jumlah eritrosit yang terinfeksi meningkat jar. ikat limpa mengeras spleenomegali
Sklera Ikhterik
Pemeriksaan Kepala leher ANEMIA HEMOLITIK
Demam intermitten
Konjungtiva Anemis

Menggigil
Pemeriksaan Abdomen Hepar- Lien Teraba Hepatosplenomegali

Berkeringat
HB : 9,1 ANEMIA

RPS Sakit kepala


MIKROSITIK HIPOKROMIK
MCV : 62
Mual muntah
MCH : 18
Pemeriksaan Darah Lengkap Diare
MCHC : 24
Nyeri otot/pegal-pegal (Myalgia)
DD Anamnesis
Leukosit : 5.000
Riwayat sakit malaria
Pemeriksaan Penunjang RPD
Trombosit : 300.000
Riwayat minum obat malaria

Pemeriksaan Widal Negatif


Riwayat berkunjung/tinggal di daerah endemis
tinggi malaria
Tetesan Tipis : Terdapat Gambaran Bulan Sabit
Hapusan Darah Tepi Dalam Eritrosit Infeksi parasit Plasmodium falcifarum
Suhu tubuh aksila > 37,5C

Konjungtiva dan telapak tangan pucat


Malaria Ringan Anemia Hemolitik
Sklera ikterik

Hepatosplenomegal

Kejang multiple Malaria Serebral

Hipoglikemia

Distress pernapasan
Pemeriksaan Fisik
Oliguria/anuria

Anemia berat Hb < 5g/dl

Jaundice

Suhu > 40C

Penegakan Diagnosis Hipotensi

`Malaria Berat Vital sign


Nadi cepat dan lemah/kecil

RR > 35 x/menit (dewasa); 40 x/menit


(balita); > 50 x/menit (anak < 1 thn)

Kesadaran Menurun

Perdarahan

Dehidrasi

Hepatosplenomegal

Syok Malaria Algid

DIC (dissemenated intravascular coagulation)

Fungsi: ada tidaknya parasit malaria, spesies dan


stadium plasmodium, serta kepadatan parasit

Pemeriksaan tetes tebal Menemukan parasit malaria


Pemeriksaan sediaan darah tepi

Identifikasi jenis plasmodium


Pemeriksaan tetes tipis
Kepadatan parasit

Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat Histidine rich protein II (P. falciparum)
(Rapid Diagnostic Test) Deteksi antigen parasit malaria
Pemeriksaan Penunjang Lactate dehydrogenase (Plasmodium yg lain)

Deteksi adanya antibodi spesifik thd malaria/pd


Tes serologi keadaan jumlah parasit sangat minimal

Mampu memberikan hasil positif meskipun jumlah


Tes molekuler parasit sedikit

Pungsi lumbal dan analisis cairan serebrospinal Menyingkirkan DD infeksi otak

Demam tifoid

DBD

Malaria ringan tanpa komplikasi Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Leptospirosis ringan

Infeksi virus akut

Meningitis/ensefalitis
Diagnosis Banding

Stroke

Tifoid ensefalopati

Hepatitis
Malaria berat
Leptospirosis berat

Glomerulonefritis akut/kronis

Sepsis

Dengue shock syndrome

Malaria Serebral Kejang hingga Koma

Malaria Algid Syok TD : sistol <70 mmHg


Komplikasi
Malaria Hiperparasitemia Hitung parasit > 5% pd daerah hipoendemik

Malaria hemoglobinuria (Black Water Fever) urin berwarna merah-gelap krn eritrosit yg masif

3 ACT (artesunat+amodiakuin) + 1 Primakuin


Lini 1
3 DHP (dihydroartemisin + piperakuin) + 1 Primakuin
Malaria Tropikana P. falcifarum

Lini 2 Kina + Primakuin + Doksisiklin

Lini 1 3 ACT (artesunat+amodiakuin) + 14 Primakuin


Peroral
P. vivax
Malaria Tanpa Komplikasi
Malaria Tertiana Sama Lini 2 Kina + Primakuin
P. ovale

Lini 1 3 ACT (artesunat+amodiakuin)


Malaria Quartana P. malariae
Lini 2 Kina + Primakuin

Artesunat 2,4 mg/kg IV x 4 per 3 hari CDC

Tatalaksana
Lini 1 Artesunat 2,4 mg/kg IV/IM at 0, 12 jam, 24 jam per
hari (hari 1) --> (hari 2-5 diberikan 2,4 mg/kg BB
per 24 jam) WHO
Malaria Berat
Artemeter 3,2 mg/kg (dosis awal/pd saaat pasien
datang) kemudian diberi 1,6 mg/kg perhari slm 5
Lini 2 hari

Trimester 1 7 Kina + 7 Klindamisin


Ibu Hamil
Trimester 2 & 3 3 ACT (artesunat+amodiakuin)

Kemoprofilaksis sebelum pergi ke daerah endemis

Pengendalian vector : memakai kelambu saat tidur,


membersihkan genangan air
Preventif

Program eliminasi malaria di daerah endemis


malaria : memberikan abate pada bak mandi dan
Medis melakukan fogging

Edukasi kepada masyarakat untuk vaksinasi


Promotif
Pencegahan Penyuluhan tentang PHBS dan gaya hidup sehat

Anjuran untuk tidak keluar rumah jika terjadi wabah


di suatu daerah dan jika kamu berada di luar
daerah tersebut janganlah kamu memasuki daerah
Islam HR Bukhari-Muslim wabah itu.

Anda mungkin juga menyukai