Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TEORI KOGNITIF DALAM PSIKOLOGI UMUM

(Makalah ini dibuat Untuk memenuhi Tugas Psikologi Umum)

Disusun Oleh :

1. Khoirun Nisa (2130502136)

2. Mardotila (2130502126)

3. Rahma Dona (2130502131)

4. Misbahatul (2130502146)

5. Destiana Azzahra(2130502129)

6. Muhammad Said (2130502135)

Dosen Pengampuh :

MANAH RASMANAH, M.Pd

PROGRAM PENDIDIKAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun makalah yang berjudul Teori
Kognitif dengan baik dan lancar. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata
Kuliah "PSIKOLOGI UMUM". Materi ini merupakan materi yang telah ditetapkan
dalam kurikulum perkuliahan bagi mahasiswa semester I Universitas Islam Negeri
Raden Fatah Palembang. Penyusunan

Makalah ini juga berkaitan dengan materi-materi "PSIKOLOGI UMUM" yang


lain dalam semester I ini yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa terutama
sebagai referensi penyusunan Skripsi di akhir semester.

Tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini sangat jauh
dari kesempurnaan. Maka dari itu kami membuka saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Demikian semoga bermanfaat.

Palembang, 20 November 2021

Penyusun

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................1

C. Tujuan Penulisan...........................................................................2

D. Manfaat Penulisan.........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................3

1. Teori Belajar Kogniti......................................................................3

2. Faktor yang Berpengaruh dalam Perkembangan Kognitif..........4

3. Teori-Teori Belajar Kognitif...........................................................5

BAB III PENUTUP......................................................................................14

A. Kesimpulan..................................................................................14

B. Saran.................................. ...........................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................17

iii

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Titik fokus yang menjadi pusat perhatian suatu teori selalu ada. Ada yang lebih
mementingkan proses belajar, ada yang lebih mementingkan sistem informasi yangdiolah daam
proses belajar, dan lain-lain. Namun faktor-faktor lain diluar titik fokus ituseperti lingkungan
juga selalu diperlukan untuk menjelaskan proses belajar. Pembelajaran menurut aliran kognitif,
yang mana dalam pembelajaran kognitifmenitik beratkan belajar aktif, belajar lewat interaksi
social, belajar lewat pengalaman pribadi ini di kemukakan oleh Jean Piaget. Aliran kognitif
berjalan dengan baik dan sekerang ini diterapkan seperti pada kurikulum berbasis tujuan
pendidikan yang manadidalamnya mempunyai aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Jadi siswa di tuntutuntuk aktif di dalam kelas ini merujuk pada pembelajaran menurut
aliran kognitif yangmenjadikan siswa dapat aktif di dalam proses pembelajaran karena di dalam
pembelajarannya guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan siswa di sini tidak menjadi objek
pembelajaran akan tetapi siswa sebagai subjek dari pembelajaran Pembahasan ini sangat
penting karena mengingat proses belajar yang terjadidi dalam kelas berlangsung dalam proses
komunikasi yang berisi pesan-pesan yang berkaitan dengan fakta, konsep, prinsip dan
keterampilan yang sering digunakan dalam sehari-hari. Proses pembelajaran dituntut untuk
secara aktif berpartisipasi. Keaktifan berpartisipasi ini memberikan kesempatan yang luas
mengembangkan potensi, bakatyang dimiliki oleh masing-masing siswa.

2. Rumusan Masalah

A. Ciri dan konsep teori belajar psikologi kognitif.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif.

C. Teori-teori belajar kognitif

D. Bagaimana hubungan aliran kognitif terhadap pembelajaran.

3. Tujuan Penulisan

1). Memahami ciri dan konsep teori belajar psikologi kognitif

2). Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif.

3). Memahami teori-teori belajar kognitif.


4). Mendeskripsikan hubungan aliran kognitif dengan pembelajaran.

4. Manfaat Penulisan

1. Bagi Guru Untuk mengetahui perkembangan kognitif siswa sehingga guru

dapat menerapkan secara aktif dan menyesuaikan cara / metode yang

digunakan dalam pembelajaran sehingga memperoleh hasil yang maksimal.

2. Bagi PembacaSebagai bahan referensi dan pembelajaran.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Teori Belajar Kognitif


Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian,mengerti.
Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan
pengetahuan.

Dalam perkembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitifini menjadi populer sebagai


salah satu wilayah psikologi manusia / satu konsep umumyang mencakup semua bentuk
pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah
pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi,
pemecahan masalah, kesengajaan, pertimbangan,membayangkan, memperkirakan, berpikir
dan keyakinan.

Ciri-ciri aliran belajar kognitif :

1). Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia.

2). Mementingkan peranan kognitif

3). Mementingkangkan kondisi waktu sekarang

4). Mementingkan pembentukan struktur kognitif

5). Mengutamakan keseimbangan dalam diri manusia

6). Mengutamakan insight (pengertian, pemahaman)

Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif diartikan
potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan(knowledge), pemahaman
(comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis),sintesa (sinthesis), evaluasi
(evaluation)

Kognitif berarti persoalan yang menyangkutkemampuan untuk mengembangkan


kemampuan rasional (akal).Teori Belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada
hasil belajarnya. Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak
sekedarmelibatkan hubungan antara stimulus dan respon.

Model belajar kognitif merupakansuatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model
perseptual. Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seorang ditentukan oleh
presepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.

Belajar merupakan perubahan presepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat
sebagai tingkah laku yang nampak.Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari
suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Memisah-misahkan
atau membagi-membagi situasi / materi pelajaran menjadi komponen-komponen yang kecil-
kecil dan mempelajarinya secara terpisah-pisah ,akan kehilangan makna. Teori ini
berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi,
pengolaan informasi, emosi dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas
yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain
mencakup pengaturan stimulus yang diterima danmenyesuaikannya dengan struktur kognitif
yang sudah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan
pengalaman-pengalamansebelumnya(Budiningsih,2005 : 34). Secara umum, teori kognitif
memandang bahwa belajar merupakan proses internalyang tidak dapat diamati secara
langsung. Adapun perubahan tingkah laku yang tampaksesungguhnya adalah refleksi dari
perubahan interaksi persepsi dirinya terhadap sesuatuyang diamati dan dipikirkan. Menurut
teori kognitif, belajar diartikan sebagai prosesinteraksional seseorang memperoleh pemahaman
baru atau struktur kognitif danmengubah hal–hal yang lama.

2. Faktor yang Berpengaruh dalam Perkembangan Kognitif.

2.1 Fisik

Interaksi antara individu dan dunia luat merupakan sumber pengetahuan baru,tetapi
kontak dengan dunia fisik itu tidak cukup untuk mengembangkan pengetahuankecuali jika
intelegensi individu dapat memanfaatkan pengalaman tersebut.

2.2 Kematangan

Kematangan sistem syaraf menjadi penting karena memungkinkan anakmemperoleh manfaat


secara maksimum dari pengalaman fisik.

Kematangan membukakemungkinan untuk perkembangan sedangkan kalau kurang hal itu


akan membatasisecara luas prestasi secara kognitif. Perkembangan berlangsung dengan
kecepatan yang berlainan tergantung pada sifat kontak dengan lingkungan dan kegiatan belajar
sendiri

2.3 Pengaruh sosial

Lingkungan sosial termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalaman fisik dapat memacu
atau menghambat perkembangan struktur kognitif
2.4 Proses pengaturan diri yang disebut ekuilibrasi

Proses pengaturan diri dan pengoreksi diri, mengatur interaksi spesifik dariindividu dengan
lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial dan perkembangan jasmani yang
menyebabkan perkembangan kognitif berjalan.

3. Teori-Teori Belajar Kognitif

3.1 Teori Piaget

Jean Piaget menyebutkan bahwa struktur kognitif sebagai Skemata (Schemas),yaitu


kumpulan dari skema-skema. Seorang individu dapat mengikat, memahami,dan memberikan
respon terhadap stimulus disebabkan karena bekerjanya skemata ini.Skemata ini berkembang
secara kronologis, sebagai hasil interaksi individu denganlingkungannya, sehingga individu yang
lebih dewasa memliki struktur kognitif yanglebih lengkap dari pada ketika ia masih kecil.

Perkembangan skemata ini terus-menerusmelalui adaptasi dengan lingkungannya.


Skemata tersebut membentuk suatu pola penalaran tertentu dalam pikiran anak. Makin baik
kualitas skema ini, makin baik pulalah pola penalaran anak tersebut. Proses terjadinya adaptasi
dari skemata yang telahterbentuk dengan stimulus baru dilakukan dengan dua cara, yaitua
similasi danakomodasi. Asimilasi adalah pengintegrasian stimulus baru kedalam skemata yang
telahterbentuk secara langsung. Akomodasi adalah proses pengintegrasian stimulus baru
kedalam skemata yang telahterbentuk secara langsung. Akomodasi adalah proses
pengintegrasian stimulus barukedalam skema yang telah terbentuk secara tidak lansung.

Tahap perkembangan kognitif:

• Tahap Sensori Motor

(sejak lahir sampai dengan 2 tahun)Bagi anak yang berada pada tahap ini, pengalaman
diperoleh melalui perbuatan fisik(gerakan anggota tubuh) dan sensori(koordinasi alat indra).

• Tahap Pra Operasi

(2 tahun sampai dengan 7 tahun)Ini merupakan tahap persiapan untuk pengorganisasian


operasi konkrit. Operasi konkritadalah berupa tindakan tindakan kognitif seperti
mengklasifikasikan sekelompok objek,menata letak benda berdasarkan urutan tertentu dan
membilang.
• Tahap Operasi Konkrit

(7 tahun sampai dengan 11 tahun)Umumnya anak-anak pada tahap ini telah memahami
konsep kekekalan, kemampuanmengklasifikasi, mampu memandang suatu objek dari sudut
pandang yang berbedasecara objektif, dan mampu berfikir reversible.

• Tahap Operasi Formal

(11 tahun dan seterusnya) Tahap ini merupakan tahap akhir dari perkembangan kognitif
secara kualitas. Anak pada tahap ini sudah mampu malakukan penalaran dengan menggunakan
hal-hal yangabstrak. Anak mampu bernalar tanpa harus berhadapan dengan objek atau
peristiwanyalangsung, dengan hanya menggunakan simbol-simbol, ide-ide, abstraksi
dangeneralisasi.Kaitan antara teori belajar Piaget dengan penggunaan media
pembelajaranmatematika adalah pada tahap operasi konkrit dimana siswa tidak akan bisa
memahamikonsep tanpa benda-benda konkrit.

3.2 Teori Brunner

Jerome Brunner menyatakan bahwa belajar akan lebih berhasil jika proses pengajaran
anak diarahkan pada konsep-konsep dan struktur-struktur yang termuatdalam pokok bahasan
yang diajarkan, disamping hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur
tersebut.

Bruner menyarankan keaktifan anak dalam proses belajar secara penuh agar anak dapat
mengenal konsep dan struktur yang tercakupdalam bahan yang sedang dibicarakan, sehingga
anak akan memahami materi yang harusdikuasainya itu Dalam proses pembelajaran hendaknya
siswa diberi kesempatan untukmemanipulasi benda-benda dengan menggunakan media
pembelajaran. Melalui penggunaan media pembelajaran yang ada, siswa akan melihat langsung
keteraturan dan pola strukur yang terdapat dalam penggunaan media pembelajaran
yangdiperhatikannya. Tiga tahap pembelajaran yang akan dilewati oleh siswa adalah sebagai
berikut :

 Tahap enaktif

Tahap ini merupakan tahap dimana siswa belajar dengan memanipulasi benda

atau obyek konkret.


 Tahap ikonik

Pada tahap ini siswa belajar dengan menggunakan gambar.

 Tahap simbolik

Pada tahap ini siswa belajar melalui manipulasi lambang atau simbol.

Dalil-dalil yang didapatkan Bruner setelah mengadakan pengamatan ke sekolah-sekolah:

a. Dalil Penyusunan (construction the orem)

Dalil ini menyatakan bahwa jika anak ingin mempunyai kemampuan menguasaikonsep,
teorema, definisi dan semacamnya, anak harus dilatih untuk melakukan penyusunan
representasinya. Ini berarti, jika anak aktif dan terlibat dalam kegiatanmempelajari konsep yang
dilakukan dengan jalan memperlihatkan representasi tersebut,maka anak akan lebih
memahaminya.

b. Dalil Notasi (notation the orem)

Notasi memiliki peranan penting dalam penyajian konsep. Penggunaan notasidalam


menyatakan sebuah konsep tertentu harus disesuaikan dengan tahap perkembangan mental
anak.

Penyajiannya dilakukan dengan pendekatan spiral, dimanasetiap ide-ide matematika disajikan


secara sistematis dengan menggunakan notasi-notasiyang bertingkat.

c. Dalil Kekontrasan dan Keanekaragaman (contrasand variation the orem)

Pengontrasan dan keanekaragaman sangat penting dalam melakukan pengubahan konsep


dipahami dengan mendalam, diperlukan contoh-contoh yang banyak, sehingga anak mampu
mengetahui karakteristik konsep tersebut

d. Dalil Pengaitan (connectivity the orem)

Dalam matematika itu satu konsep dengan konsep lainnya terdapat hubungan erat, bukan
saja dari segi isi, namun juga dari segi rumus-rumus yang digunakan. Materiyang satu
merupakan prasyarat bagi yang lainnya atau konsep yang satu di perlukanuntuk menjelaskan
konsep lainnya.
3.3 Teori Gestalt

Teori Gestalt menekankan keseluruhan dan kesatupaduan. Sebagai langkahawal, penting


sekali mengenali pondasi yang mengkonstruksi teori ini. Menurut psikologi gestalt, keseluruhan
itu berbeda dari penjumlahan bagian-bagiannya ataumembagi-bagi berarti mendistorsi. Kita
tidak akan dapat memahami atau menikmati pengalaman mendengarkan simfoni musik
orchestra dengan menganalisa konstribusimusisi-musisi yang bermain di dalamnya secara
terpisah. Atau kita juga tidak mungkindapat menikmati keindahan sebuah lukisan bila melihat
bagian-bagiannya secaraterpisah. Pada pokoknya, psikologi gestalt selalu memberi penekanan
pada totalitas atau keseluruhan, bukan pada bagian-bagian Berbeda dengan kaum behavioral
yang berpendapat bahwa belajar adalah pengalaman empiris, maka menurut Gestaltis belajar
adalah fenomena konitif. Kognisi sendiri dipahami sebagai proses mental karena kognisi
mencerminkan pemikiran dan tidak dapat diamati secara langsung. Kognisi tidak dapat diukur
secara langsung, namun melalui perilaku yang ditampilkan dan dapat diamati. Oleh sebab itu
belajar merupakan proses mental dan aspek-aspek belajar adalah unik bagi spesies manusia.

Ahli-ahli gestalt juga beranggapan bahwa benda-benda hidup berbeda dengan mesin,
selalu hidup dan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Interaksi antara individu dan
lingkungan disebut sebagai perceptual field (medan persepsi). Setiap medan persepsi memiliki
organisasi, yang cenderung dipersepsikan oleh manusia sebagai figure and ground.

Oleh karena itu, Psikologi gestalt menekankan adanya pengorganisasian proses-proses dalam
persepsi, belajar dan problem solving dan juga mempercayai bahwa setiap individu diarahkan
untuk mengorganisasikan serpihan informasi yang bersumber dari beragam cara atau proses.
Pengorganisasian inilah yang kemudian mempengaruhi makna yang dibentuk.

Teori Gestalt juga menganut pandangan yang berbeda dalam memandang problem
tubuh-pikiran. Teori ini mengasumsikan adanya Isomorphism yakni adanyahubungan antara
aktivitas otak dengan kesadaran, antara pengalaman psikologis dengan proses yang ada di
dalam otak. Psikolog Gestalt berkali-kali menyatakan pendapatnya bahwa dunia fenomenal
(kesadaran) adalah ekspresi yang akurat dari situasi. Kesadaran pula yang menjadikan semua
informasi sensoris menjadi bermakna.Dalam kaitannya dengan pokok-pokok teori belajar
menurut aliran Gestalt,disamping hukum-hukum pengamatan yang menentukan proses belajar,
menurut aliranini insight adalah inti dari belajar. Insight dapat diartikan pemahaman atau
pencerahansehingga seorang pelajar dapat menyelesaikan problem maupun tugas belajar.
Makamenurut aliran ini, remedial atau pengulang-ulangan materi bukan hal penting walaupun
belajar dengan insight dapat juga diulangi. Contoh: pengulang-ulangan dalammelakukan latihan
soal-soal UN membuat siswa mungkin dapat menjawab soal saatujian berlangsung namun
belum tentu dia memahami substansi soal sehinga bila soal berbeda dengan rumus yang sama
belum tentu dia dapat menyelesaikannya. Belajar dengan insight membuat siswa memahami
subtansi masalah hingga bila soal diulangdalam format berbeda ia masih dapat
menyelesaikannya.

Tokoh ini mengemukakan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan
oleh guru harus memperhatikan hal-hal berikut ini:

 Penyajian konsep harus lebih mengutamakan pengertian,


 Pelaksa naan kegiatan belajar mengajar harus memperhatikan kesiapan intelektual
siswa
 Mengatur suasana kelas agar siswa termotivasi untuk belajar.

3.4 Teori Cognitive-field dari Lewin

Teori Medan (Field Theory) Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar
berada dalam satu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswamenghadapi
suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitumempelajari bahan
belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan
belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya Tujuan belajar telah tercapai, maka
ia akan masuk ke dalam medan baru dan tujuan baru,demikian seterusnya.Menurut teori ini
belajar berusaha mengatasi hambatan-hambatan untuk mencapai tujuan. Kurikulum sekolah
dengan segala macam tuntutannya, berupakegiatan belajar di dalam kelas, laboratorium, di
workshop, di luar sekolah, penyelesaian tugas-tugas, ujian-ulangan dan lain-lain, pada dasarnya
merupakanhambatan yang harus diatasi.Menurut Lewin belajar terjadi akibat adanya
perubahan struktur kognitif.Perubahan kognitif adalah hasil dari dua macam kekuatan yaitu
struktur medan kognitif dan motivasi internal individu. Apabila seseorang belajar, maka dia
akan tambah pengetahuannya. Artinya tahu lebih banyak dari pada sebelum ia belajar. Ini
berarti ruang hidupnya lebih terdiferensiasi, lebih banyak subregion yang dimilikinya, yang
dihubungkan dengan jalur-jalur tertentu. Dengan kata lain orang tahu lebih banyak tentang
fakta-fakta dan saling berhubungan antara fakta-fakta itu.

Perubahan struktur pengetahuan (struktur kognitif) dapat terjadi karena pengulangan


situasi mungkin perlu diulang-ulang sebelum strukturnya berubah. Akan tetapi yang penting
bukanlah bahwa ulangan itu terjadi, melainkan bahwa struktur kognitif itu berubah. Dengan
pengaturan masalah (problem) yang lebih baik, struktur mungkindapat berubah dengan
ulangan yang sangat sedikit. Hal ini telah terbukti dalameksperimen mengenai insight. Terlalu
banyak ulangan tidak menambah belajar sebaliknya ulangan itu mungkin menyebabkan
kejenuhan psikologis (pychologicalsatiation) yang dapat membawa disorganisasi (kekacauan)
dan dediferensiasi(kekaburan ) dalam sistem kognitif.Perubahan dalam struktur kognitif ini
untuk sebagian berlangsung dengan prinsifp pemolaan (patterning) dalam pengamatan, jadi
disinilah lagi terbukti betapa pentingnya pengamatan itu dalam belajar. Perubahan itu
disebabkan oleh kekuatan yangtelah intrinsik ada dalam struktur kognitif.

10

Tetapi struktur kognitif itu juga berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan yang ada pada
individu.

3.5 Teori Belajar Bermakna Ausubel.

Menurut Ausubel ada dua jenis belajar :

(1) Belajar bermakna (meaningfullearning) dan

(2) belajar menghafal (rote learning).

Belajar bermakna adalah suatu proses belajar di mana informasi baru dihubungkan dengan
struktur pengertian yangsudah dipunyai seseorang yang sedang belajar. Sedangkan belajar
menghafal adalahsiswa berusaha menerima dan menguasai bahan yang diberikan oleh guru
atau yang dibaca tanpa makna.Sebagai ahli psikologi pendidikan Ausubel menaruh perhatian
besar pada siswa di sekolah, dengan memperhatikan/memberikan tekanan-tekanan pada unsur
kebermaknaan dalam belajar melalui bahasa (meaningful verbal learning). Kebermaknaan
diartikan sebagai kombinasi dari informasi verbal, konsep, kaidah dan prinsip, bila ditinjau
bersama-sama, Oleh karena itu belajar dengan prestasi hafalan sajatidak dianggap sebagai
belajar bermakna. Maka, menurut Ausubel supaya proses belajar siswa menghasilkan sesuatu
yang bermakna, tidak harus siswa menemukan sendiri semuanya. Malah, ada bahaya bahwa
siswa yang kurang mahir dalam hal ini akan banyak menebak dan mencoba-coba saja, tanpa
menemukan sesuatu yang sungguh berarti baginya. Seandainya siswa sudah seorang ahli dalam
mengadakan penelitiandemi untuk menemukan kebenaran baru, bahaya itu tidak ada; tetapi
jika siswa tersebut belum ahli, maka bahaya itu ada.Ia juga berpendapat bahwa pemerolehan
informasi merupakan tujuan pembelajaran yang penting dan dalam hal-hal tertentu dapat
mengarahkan guru untukmenyampaikan informasi kepada siswa. Dalam hal ini guru
bertanggung jawab untuk mengorganisasikan dan mempresentasikan apa yang perlu dipelajari
oleh siswa, sedangkan peran siswa di sini adalah menguasai yang disampaikan gurunya.Belajar
dikatakan menjadi bermakna (meaningful learning) yang dikemukakan oleh Ausubel adalah bila
informasi yang akan dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan struktur kognitif yang
dimiliki peserta didik itu sehingga peserta didik itu mampu mengaitkan informasi barunya
dengan struktur kognitif yang dimilikinya.

11

Belajar seharusnya merupakan apa yang disebut asimilasi bermakna, materi yang
dipelajari di asimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah di punyai
sebelumnya. Untuk itu diperlukan dua persyaratan :

 Materi yang secara potensial bermakna dan dipilih oleh guru dan harus sesuai dengan
tingkat perkembangan dan pengetahuan masa lalu peserta didik.
 Diberikan dalam situasi belajar yang bermakna, faktor motivasional memegang peranan
penting dalam hal ini, sebab peserta didik tidak akan mengasimilasikan materi baru
tersebut apabila mereka tidak mempunyai keinginan dan pengetahuan bagaimana
melakukannya. Sehingga hal ini perlu diatur oleh guru, agar materi tidak dipelajari
secara hafalan.

Berdasarkan uraian di atas maka belajar bermakna menurut Ausubel adalah suatu proses
belajar di mana peserta didik dapat menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang
sudah dimilikinya dan agar pembelajaran bermakna, diperlukan duahal yakni pilihan materi
yang bermakna sesuai tingkat pemahaman dan pengetahuanyang dimiliki siswa dan situasi
belajar yang bermakna yang dipengaruhi oleh motivasi.

3.6. Hubungan aliran kognitif dengan pembelajaran

Psikologi kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang
berada dari luar dirinya , melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri. Faktor-faktor
internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untukmengenal dunia luar, dan
dengan pengalaman itu manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus.
Berdasarkan pandangan itu, teori psikologi kognitif memandang belajar sebagai proses
pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsure pikiran, untuk dapat mengenal dan
memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar pada diri manusia
ditekankan pada proses internal dalam berfikir, yakni proses pengelolaan informasi.Kegiatan
pengelolaan informasi yang berlangsung di dalam kognisi itu akan menentukan perubahan
perilaku seseorang. Bukan sebaliknya jumlah informasi atau stimulus yang mengubah perilaku.
Demikian pula kinerja seseorang yang diperoleh dari hasil belajar tidak tergantung pada jenis
dan cara perberian stimulus, melainkan lebihditentukan oleh sejauh mana sesaeorang mampu
mengelola informasi sehingga dapatdisimpan dan digunakan untuk merespon stimulus yang
berada di sekelilingnya.

12

Oleh karena itu teori belajar kognitif menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan
pikirannya untuk belajar, mengingat dan menggunakan pengetahuan yang telahdiperoleh dan
disimpan didalam pikirannya secara efektif.

Teori belajar kognitif menekankan pada kemampuan siswa dan menganggap bahwa siswa
sebagai subjek didik. Jadi siswa harus aktif dalam proses belajar mengajar, Fungsi guru adalah
menyediakan tangga pemahaman yang puncaknya adalah tangga pemahaman paling tinggi, dan
siswa harus mencari cara sendiri agar dapat menaiki tangga tersebut.

Jadi peran guru adalah:

a) Memperlancar proses pangkonstruksian pengetahuan dengan cara membuat

informasi secara bermakna dan relevan dengan siswa,

b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan atau

menerapkan gagasannya sendiri , dan

c) Membimbing siswa untuk menyadari dan secara sadar menggunakan strategi

belajar sendiri.
13

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Kognitif diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa(analysis), sintesa
(sinthesis), evaluasi (evaluation)

Teori Belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajarnya. Teori
kognitif memandang bahwa belajar merupakan proses internal yang tidak dapat diamati secara
langsung.Adapun perubahan tingkah laku yang tampak sesungguhnya adalah refleksi dari
perubahan interaksi persepsi dirinya terhadap sesuatu yang diamati dan dipikirkan.

Ciri–ciri aliran belajar kognitif :

1. Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia.

2. Mementingkan peranan kognitif

3. Mementingkangkan kondisi waktu sekarang

4. Mementingkan pembentukan struktur kognitif

5. Mengutamakan keseimbangan dalam diri manusia

6. Mengutamakan insight (pengertian, pemahaman)

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif antara lain:

 Fisik
 Kematangan
 Pengaruh sosial
 Proses pengaturan diri yang disebut ekuilibrasi

14

Terdapat lima teori belajar kognitif antara lain:

1. Teori kognitif Jean Piaget

menyatakan proses belajar terjadi menurut polatahap-tahap perkembangan tertentu sesuai


dengan umur siswa.

2. Teori kognitif Jerome Bruner

menyatakan proses belajar terjadi lebih ditentukanoleh cara kita mengatur materi pelajaran,
dan bukan ditentukan oleh umur siswa.

3. Teori kognitif Gestalt

menyatakan pengalaman itu berstuktur yang terbentukdalam suatu keseluruhan dan insight
merupakan inti dari belajar.4. Teori kognitif Field Lewin, menyatakan siswa dalam situasi belajar
beradadalam satu medan atau lapangan psikologis.5. Teori kognitif Ausubel, menyatakan
proses belajar terjadi bila siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dia miliki dengan
pengetahuan yang baru.

Hubungan aliran kognitif dengan pembelajaran yaitu:

a) Teori belajar kognitif menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya


untuk belajar, mengingat dan menggunakan pengetahuan yang telahdiperoleh dan disimpan
didalam pikirannya secara efektif.

b) Teori belajar kognitif menekankan pada kemampuan siswa dan menganggap bahwa siswa
sebagai subjek didik.

c) Fungsi guru adalah menyediakan tangga pemahaman yang puncaknya adalahtangga


pemahaman paling tinggi, dan siswa harus mencari cara sendiri agar dapatmenaiki tangga
tersebut.
15

B. Saran

Demikian yang bisa kami bagikan menimpa modul pertumbuhan ilmu hayati, fisika, serta kimia
bagi ilmu pengetahuan barat serta Al-qur`an serta teori evolusi serta rekayasa reproduksi bagi
ilmu pengetahuan barat serta islam. Penafsiran yang jadi pokok ulasan dalam makalah ini,
pastinya masih banyak kekurangan serta kelemahan sebab keterbatasan pengetahuan serta
minimnya referensi ataupun rujukan yang terdapat hubungannya dengan modul ini. Kami
sebagai penyusun sangat berharap kepada para pembaca buat membagikan kritik serta anjuran
yang membangun demi kesempurnaannya makalah ini pada peluang selanjutnya. Mudah-
mudahan makalah ini bermanfaat untuk penyusun serta pula untuk para pembaca.
16

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih,A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.Nasution. 2009.

Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.

Bandung: Bumi Aksara.Turmuzi, M. 2012. Strategi Pembelajaran Matematika.

Mataram: UniversitasMataram Press.


17

Anda mungkin juga menyukai