Khutbah 19 November 2021
Khutbah 19 November 2021
ٰ َآت ذ َا الْقُر ْبَى ِ ِ الْق َائ،ِصيْك ُ ْم و َن َ ْفس ِي بتَِقْو َى الله ِ المَن ّان
ِ و:ِل فِي ك ِتَابِه ِ الْقُر ْآن ِ فَإِن ِّ ّي ُأ ْو،ن َ َ عِبَاد،ُ أَ َمّا بَعْد َك َانَ خُلُق ُه ُ الْقُر ْآن
ِ ٰ الر ّ ْحم
كف ُور ًا ّ َ شيَاطِينِ ۖ وَك َانَ ال
َ ِ شيْطَانُ ل ِربَِّه ّ َ ن ك َانُوا ِإخْ وَانَ ال ّ َ ل وَل َا تُب َ ّذِ ْر تَبْذِير ًِاإ
َ ن ال ْمُب َ ّذِرِي ّ َ ن ال
ِ سب ِي ْ ِ ح َ ّقه ُ و َالْم
َ ْ سكِينَ و َاب َ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Pada hari yang mulia ini, khatib menyeru kepada jamaah
sekalian untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan
semaksimal mungkin, takwa dalam artian menjauhi segala larangan yang ditetapkan Allah swt
dan menjalankan perintah-Nya. Karena dengan ketakwaan, setiap persoalan hidup yang kita
alami akan ada jalan keluarnya dan akan ada pula rezeki yang datang kepada kita tanpa
disangka-sangka, sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quran surah At-Talaq Ayat 2 dan 3:
ۚ ُيح ْتَسِب
َ حي ْثُ ل َا
َ ْمخ ْرَج ًا و َيَرْزُق ْه ُ م ِن
َ ُ يجْع َلْ لَه
َ َ الل ّه
َ ق ِ ّ وَم َنْ ي َت
: “Siapa pun yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan
memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” Jamaah shalat Jumat yang
dirahmati Allah swt Di zaman kemajuan teknologi ini, hampir semua hal menjadi mudah bagi
manusia. Kita bisa berkomunikasi tanpa harus bertemu, kita bisa melihat wajah keluarga kita di
kampung halaman cukup menggunakan video call, kita ingin membaca berita atau menontonnya
cukup dengan membuka web dan media sosial, bahkan kini untuk berbelanja pun bisa melalui
Sungguh era kemajuan yang luar biasa! Berbicara mengenai belanja online, tidak asing lagi bagi
kita bahwa teknologi ini sangat memudahkan kita dalam bertransaksi. Para ulama dalam jenis
jual beli online berpendapat sah, apabila sebelum transaksi kedua belah pihak sudah melihat
mabi’ (barang yang diperjualbelikan) atau telah dijelaskan baik sifat maupun jenisnya, serta
memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukun jual beli lainnya dengan dasar pengambilan hukum.
Syekh Muhammad bin Ahmad al-Syathiri menyebutkan dalam karyanya Syarh Yaqut al-Nafis:
ل ّ ُ ُ ات ك
ِ ِ ل هذِه ِ ال ْوَسَائ ِ ن و ََالت ّلَ ْك
ِ َ س و َال ْبَرْق ِي ِ ن الْبَي ِْع و َالش ِّر َاء ِ ب ِوَا
ِ سطَة ِ التِّلِيف ُو ِ َ و َال ْعِبْرَة ُ فِي ال ْعُق ُودِ لم َِع َان ِيهَا ل َا لِصُوَرِ الْأَ لْف َاظِ وَع
ل
ُ َ و َأَ مْثَالِهَا مُعْتَمَدَة ُ الْيَو ْ ِم و َعَلَيْهَا الْعَم
Artinya: “Yang diperhitungkan dalam akad-akad adalah substansinya, bukan bentuk lafalnya.
Dan jual beli via telepon, teleks dan telegram dan semisalnya telah menjadi alternatif utama dan
dipraktikkan.”
Bagaimana pun modelnya, jika substansi jual belinya memenuhi syarat dan rukun, maka sah,
termasuk jual beli online melalui aplikasi-aplikasi yang ada di handphone kita.
Di luar dari konteks hukum jual beli, ada hal yang perlu kita perhatikan sebagai muslim yang
bijaksana. Yaitu, sering sekali kita berbelanja online tanpa memerhatikan urgensi dan kebutuhan
pada barang tersebut, akan tetapi kita berbelanja karena hawa nafsu saja. Jika dahulu orang suka
berbelanja dengan pergi ke swalayan, mungkin memerlukan usaha dan suasana hati yang
Namun sekarang, tanpa perlu melangkah ke luar rumah, kita sudah bisa mengakses toko-toko
dengan berbagai produknya, bahkan disertai dengan diskon di beberapa hari tertentu dalam satu
bulan. Hal ini tentu menjadikan syahwat berbelanja dan sifat konsumtif lebih besar dan
terfasilitasi. Berapa banyak orang yang berbelanja karena tergiur diskon, namun setelah
berbelanja ia bingung dengan dirinya sendiri, “Untuk apa ya, saya membeli barang ini?”. Ada
rasa penyesalan yang timbul dari dirinya karena hawa nafsunya dalam berbelanja.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah Perilaku tersebut adalah akibat dari sifat boros atau
konsumtif yang ada dalam diri kita. Jangan sampai gaya hidup konsumtif menguasai kita. Apa
itu gaya hidup konsumtif? Yaitu berlebihan membeli suatu barang atau jasa dengan
mengutamakan keinginan daripada kebutuhan. Dalam hal ini, Allah swt menegaskan agar kita
orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar
kepada Tuhannya.”
Ayat ini secara tegas menyamakan sifat orang yang suka menghambur-hamburkan harta secara
boros dengan setan, sebab keduanya sama-sama memiliki dampak yang negatif. Orang yang
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah Rasulullah saw melarang umatnya untuk berlebihan
dalam segala sesuatu. Sifat berlebih-lebihan akan berdampak negatif pada diri sendiri. Belanja
dengan konsumtif dan boros termasuk kepada berlebih-lebihan, maka hal tersebut tidak baik
ل
ِ ل و َِإضَاعَة ِ ال ْمَا ّ ُ كثْرَة َ ال
ِ سؤَا َ َل و َ تَف ََر ّقُوا و َيَك ْرَه ُ لَك ُ ْم ق ِي
َ ل و َقَا
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai bagimu tiga perkara dan membenci tiga perkara; Dia
menyukai kalian supaya beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu
apa pun, kalian berpegang teguh dengan agama-Nya dan tidak berpecah belah. Dan Allah
membenci kalian dari mengatakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, banyak bertanya dan
menyia-nyiakan harta.”
Artinya: “Makan, minum, bersedekah dan berpakaianlah kalian, tanpa sombong dan berlebihan.”
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah ta’ala Semoga, kita dapat bijak dalam segala sesuatu,
salah satunya dalam mengolah harta kita dalam berbelanja. Jangan sampai kita membelanjakan
harta kita pada sesuatu yang tidak kita tahu manfaatnya. Dari pada kita membelanjakan uang
kita secara boros, alangkah baiknya kita sedekahkan kepada mereka yang lebih membutuhkan.
ُ ل قَو ْل ِي هَذ َا ف َأسْ ت َغْف ِر ُ الله َ الع َظ ِي ْم َ ِإ ََّن ّه ِ َ ن اْلع َظ ِي ِْم و َنَفَع َن ِي و َِإ ََّي ّاك ُ ْم ب ِمَافِيْه ِ م ِنْ آيَة ِ وَذِك ْر ِ الْح
ُ ْ أَ قُو.كي ِْم ِ بَار َك َ الله ل ِي وَلَك ُ ْم فِي اْلقُر ْآ
Khutbah II
سو ْلُه ُ ال َ ّذ ْ
ِي ل َا َن سَِيِّّد َنَا مُح َََّم ّدًا عَبْدُه ُ وَر َ ُ ا ْلحم َْد ُ ل ََِّل ّه ِ و َا ْلحم َْد ُ ل ََِّل ّه ِ ث َُم ّ ا ْلحم َْد ُ ل ََِّل ّهِ .أَ شْهَد ُ أ ْن لآ إلَه َ ِإ َلّا الله ُ وَحْدَه ُ ل َا شَرِي َ
ك لَه ُ ،و َأَ شْهَد ُ أ َّ ّ
اس ن ِإلَى يَو ْ ِم الق ِيَامَة ِ .أَ َمّا بَعْد ُ ،فَيَا أَ ُ ّيهَا َ
الن ّ ُ سِل ِّ ّ ْم عَلَى نَبِِي ِّّنَا مُح َََّم ّدٍ و َعَلَى أَ لِه ِ و َأَ ْ
صحَابِه ِ وَم َنْ تَبِعَه ُ ْم ب ِِإحْ سَا ٍ ِل و َ َ
ص ّ ِّ ن َبِ ّي بعدَه ُ .ا َ َّلَل ّه ُ َّ ّ
َم َ
م ادْف َعْ ع ََن ّا اْلبَلاَء َ وَاْلو َب َاء َ والق ُر ُ ْونَ ات ،اَلْأَ حْ ياء ِ م ِنْه ُ ْم وَاْلاَمْو َ ِ
ات .الله ُ َ ّ ات وَاْلمُسْل ِمِيْنَ وَاْلمُسْل ِم َ ِ الله ُ َ ّ
م ا ْغفِر ْ ل ِل ْمُؤْم ِنِيْنَ وَاْلمُؤْم ِن َ ِ
حسَن َة ً
خرَة ِ َ ل ب َاطِل ًا و َا ْرزُق ْنَا اجْ ت ِنَابَه ُ .ر َب ّنَا آت ِنا َ فِى ال ُد ّن ْيَا َ
حسَن َة ً و َفِى اْلآ ِ ح ً ّقا و َا ْرزُق ْنَا ات ّبَِاع َه ُ و َأَ رِن َا الْبَاطِ َ
م أَ رِن َا الْح َقّ َ
الل ّه ُ َ ّ
اْلع َالم َي ِْنَ َ
ن اْلف َحْ شاء ِ وَاْلمُن ْكَر ِ وَاْلب َغ ِْي يَع ِظُك ُ ْم لَع َ ّلك ُ ْم ت َذ َ َك ّر ُ ْونَ،
ن و َِإي ْتاء ِ ذِي اْلقُر ْبى َ و َي َنْهَ ى ع َ ِ ل وَا ْ ِلإحْ سَا ِ ن الله َ ي َأْ م ُرُ ب ِاْلع َ ْد ِ عٍبَاد َالله ِِ ،إ َ ّ
و َاذْك ُر ُوا الله َ اْلع َظ ِي ْم َ ي َذْك ُر ْك ُمْ ،و َاشْ ك ُر ُ ْوه ُ عَلى َ نِعَمِه ِ ي َزِدْك ُمْ ،وَلَذ ِك ْر ُ الله ِ أَ كْ بَرْ