Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ulumul Hadits
Dosen Pengampu: H. Elman Nafidzi, S.E.I., M.E
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2:
KELAS 21B2
TP. 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat dan salam tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga
akhir zaman. Atas berkat karunia-Nya, kami telah selesai menyusun makalah yang berjudul
“Sejarah Perkembangan Hadits Pada Periode Rasulullah”.
Makalah ini kami susun guna menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah Ulumul
Hadits dengan dosen H. Elman Nafidzi, S.E.I., M.E. Adapun ruang lingkup pembahasan
dalam makalah ini meliputi: Perkembangan hadits pada periode Rasulullah, cara Rasulullah
menyampaikan hadits, keadaan para sahabat dalam menerima dan menguasai hadits, dan
larangan menulis hadits dimasa Nabi Muhammad SAW.
Dalam penyusunannya, kami mengambil sumber dari beberapa makalah dan literatur.
Pembaca mungkin akan menemukan beberapa kekurangan dan kesalahan penulisan dalam
makalah ini, oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang ikut membantu
dalam penyelesaian makalah ini sehingga dapat terselesaikan tepat waktu. Akhir kata,
semoga makalah ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi syiar islam.
Janganlah menulis sesuatu dariku selain Al-Qur’an, dan barang siapa yang
menulis dariku hendaklah menghapusnya. (H.R Muslim)
Larangan tersebut disebabkan karena adanya kekhawatiran bercampur aduknya
hadits dengan Al-Qur‟an, atau mereka bisa melalaikan Al-Qur‟an, atau larangan
khusus bagi orang yang dipercaya hafalnya. Tetapi bagi orang yang tidak lagi
dihawatirkan, seperti yang pandai baca tulis, atau mereka khawatir akan lupa, maka
penulisan hadits bagi sahabat tertentu diperbolehkan.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Jadi pada masa Nabi SAW. Ada beberapa cara yang ditempuh oleh Rasulullah
SAW. Dalam menyampaikan suatu hadits yaitu melalui majelis al-„ilm, yaitu pusat atau
tempat pengajian yang diadakan oleh Nabi untuk membina para jemaah. Dalam suatu
kesempatan Rasulullah juga biasa menyampaikan haditsnya kebeberapa sahabat yang
sempat hadir dan bertemu pada beliau, yang kemudian hadits yang didapat itu kemudian
sahabat menyampaikannya lagi kepada sahabat lain yang belum sempat atau yang pada
saat itu tidak hadir dihadapan Rasulullah. Untuk hal-hal yang sensitif, seperti hal-hal
yang berkaitan dengan soal keluarga dan biologis, dan yang terutama soal yang
menyangkut hubungan suami istri, Rasulullah menyampaikan melalui istri-istrinya, jadi
pada hal-hal yang sensitif Nabi SAW. Dibantu untuk menyelesaikan masalah tersebut
oleh istri-istri beliau.
Melalui hadits yang telah Rasulullah sampaikan kepada para sahabat,kemudian
para sahabat yang di percaya di sebarkan lagi kepada masyarakat sehingga hadits-hadits
tersebut cepat tersebar di kalang masyarakat pada saat itu. Dan pada saat itu, para sahabat
hanya diperbolehkan menghapal namun tidak diperbolehkan menulis kembali hadits
yang telah diterimanya. Karena Rasulullah khawatir akan terjadinya bercampurnya Al-
Qur‟an dengan hadits.
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan ialah kita sebagai umat Islam wajib mengetahui
asal usul hadits, dikarenakan zaman yang semakin modern dimana marak pula hadits-
hadits palsu yang disebarkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Maka dari itu,
kita sebagai umat Islam wajib megetahui lebih dalam mengenai hadits Rasulullah SAW.
agar kita tidak tersesat ke jalan yang salah.
DAFTAR PUSTAKA
Rosidin, Mukarom Faisal dan Ngatimin. 2013. Menelaah Ilmu Hadits. (Surakarta: Aqila)