KIMIA
PEMISAHAN DAN IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN 1 DAN 2
Oleh:
Nama : Khoirina Zulfa
NIM : 201810301065
Kelas / Kelompok : A/VI
Asisten : Maulina Surindri Putri Handayani
1
III. Pendahuluan
a) Aquadest
2
buatan, jika masih sulit bernafas segera berikan oksigen, dan apabila HCl
tertelan pertolongan pertama yang harus dilakukan adalah berikan beberapa
susu atau air, akan terjadi beberapa kali muntah tetapi jangan dipaksakan dan
jangan memasukkan apapun kedalam mulut praktikan yang menelan cairan HCl
(Labchem,2021).
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, soda api,
atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium
Hidroksida terbentuk dari oksida basa dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida
membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Natrium
hidroksida digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan
digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur
kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida
adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia. Natrium
hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50% yang biasa disebut larutan
Sorensen. Natrium Hidroksida bersifat lembap cair dan secara spontan
menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Natrium Hidroksida sangat larut
dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan, karena pada proses
pelarutannya dalam air bereaksi secara eksotermis. Natrium Hidroksida juga
larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan
ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Natrium hidroksida tidak larut
dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida
akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas (Labchem, 2021).
d) Amonia (NH3)
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini
didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia).
Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi
keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat
merusak kesehatan. Administrasi Keselamatan dan Kesehatan
3
Pekerjaan Amerika Serikat memberikan batas 15 menit bagi kontak dengan
amonia dalam gas berkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8 jam untuk 25 ppm
volum. Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan
kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Sekalipun amonia di AS diatur
sebagai gas tak mudah terbakar, amonia masih digolongkan sebagai
bahan beracun jika terhirup, dan pengangkutan amonia berjumlah lebih besar
dari 3.500 galon (13,248 L) harus disertai surat izin. Amonia yang digunakan
secara komersial dinamakan amonia anhidrat. Istilah ini menunjukkan tidak
adanya air pada bahan tersebut. Karena amonia mendidih di suhu -33 °C, cairan
amonia harus disimpan dalam tekanan tinggi atau temperatur amat rendah.
Walaupun begitu, kalor penguapannya amat tinggi sehingga dapat ditangani
dengan tabung reaksi biasa di dalam sungkup asap. "Amonia rumah"
atau amonium hidroksida adalah larutan NH3 dalam air. Konsentrasi larutan
tersebut diukur dalam satuan baumé. Produk larutan komersial amonia
berkonsentrasi tinggi biasanya memiliki konsentrasi 26 derajat baumé (sekitar
30 persen berat amonia pada 15.5 °C). Amonia yang berada di rumah biasanya
memiliki konsentrasi 5 hingga 10 persen berat amonia.Amonia umumnya
bersifat basa (pKb=4.75), tetapi dapat juga bertindak sebagai asam yang
amat lemah (pKa=9.25). Amonia dapat terbentuk secara alami maupun sintetis.
Amonia yang berada di alam merupakan hasil dekomposisi bahan organic
(Labchem,2021).
4
dalam tubuh. Toksisitas pada tikus adalah rendah, dengan dosis letal (LD50)
adalah 6.400 mg/kg. K2Fe(CN)6 memiliki massa molar sebesar 368,35 g/mol dan
Kelarutan dalam air sebesar 211 g/l at 20 °C. Penjelasan mengenai tindakan
pertolongan pertama pada kecelakaan saat menggunakan kalium ferosianida.
Apabila kalium ferosianida terhiru maka hirup udara segar. Jika nafas korban
terhenti berikan nafas buatan mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan
masker oksigen jika mungkin. Bila terjadi kontak kulit, dibilas dengan air yang
mengalir dan banyak. Setelah terjadi kontak pada mata, bilas mata dengan air
yang banyak. Lepaskan lensa kontak jika menggunakan lensa kontak. Setelah
tertelan beri air minum (paling banyak dua gelas). Hanya di dalam kasus khusus,
jika pertolongan tidak tersedia dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya
jika korban tidak sadarkan diri), telan karbon aktif dan konsultasikan kepada
dokter secepatnya (Labchem,2021).
5
masker oksigen jika mungkin. Bila terjadi kontak kulit, dibilas dengan air yang
mengalir dan banyak. Setelah terjadi kontak pada mata, bilas mata dengan air
yang banyak. Lepaskan lensa kontak jika menggunakan lensa kontak. Setelah
tertelan beri air minum. Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak
tersedia dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak
sadarkan diri), telan karbon aktif dan konsultasikan kepada dokter secepatnya
(Labchem,2021).
6
bewarna putih. Jika ditambahkan air panas, maka endapan PbCl2 akan larut dan
larutan ini dapat diidentifikasi dengan ion kromat yang akan membentuk endapan
kuning PbCrO4 dan ion sulfat membentuk endapan putih PbSO4. Sedangkan AgCl
dapat dipisahkan dari Hg2Cl2 dengan cara melarutkan ke dalam larutan NH4OH
karena AgCl larut membentuk kompleks Ag(NH3)2+ sedangkan Hg2Cl2 tidak larut.
Adanya ion Ag+ dalam larutan dikenali dengan menambahkan KI membentuk
endapan kuning AgI atau dengan HNO3 yang akan membentuk endapan putih
AgCl. (Tim Kimia Analitik UNPAD, 2014).
Istilah kelarutan digunakan untuk mengacu pada kosentrasi larutan jenus dari
sebuah pelarut dan sebuah pelarut pada temperatur tertentu. Dalam sebuah
kelarutan, kesetimbangan kelarutan jenuh hadir antara benda padat dasn ion-ionnya
dalam larutan. Sebuah larutan jenuh dsapat dihasilkan melanjutkan penambahan zat
terlarut tidak ada lagi yang terurai atau dengan meningkatkan konsentrasi dari ion-
ion sampai pengendapan terjadi. Hasil-hasil pengendapan dalam analin, secara fisik
di pisahkan dari zat-zat lainnya dan larutanya, sperti juga dalam larutan itu sendiri,
sampai sekarang, pengedapan merupakan metode yang paling luas digunakan
dalam memisahkan sebuah sempel komponen(Rivai,2006).
7
yang bercampur dengan Hg+, sedangkan [Ag(NH3)2] tidak
berbentu kendapan (Ibnu. 2005).
8
tekanan atmosfer. kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan
kecuali pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya.
Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapat digunakan sebagai dasar pemisahan
kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(l), dan Pb dapat dilakukan dengan
mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida, kemudian memisahkan Pb dari Ag
dan Hg(l) dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar
kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedangkan kedua kation lainnya tidak
(Hermin, 2017).
Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada
dalam campuran larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan ion sekutu dan
ion asing. Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu yang
berlebih dan dalam prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi
pereaksi yang berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa
9
senyawa memberikan efek yang sebaliknya yaitu melarutkan endapan. Hal ini
terjadi karena adanya pembentukan kompleks yang dapat larut dengan ion sekutu
tersebut (Zakki dan Ahmad, 2020).
10
IV. METODOLOGI PERCOBAAN
11
4.2 Diaggram Alir
4.2.1 Pemisahan Golongan I dan Golongan II
Sampel terdiri dari kation Gol 1 dan Gol IIA
12
V. Hasil dan Pembahasan
5.1 Tabel Hasil
No. Sampel Perlakuan Hasil Kalium
1. Sampel X - Larutan biru muda -
2. Filtrat I + K2Fe(CN)6 Larutan kuning dan Cu2+
terbentuk endapan coklat
3. Filtrat II + K2CrO4 Larutan kuning dan Pb2+
terbentuk endapan
kuning
+NaOH Larutan tidak berwarna Pb2+
dan terbentuk endapan
putih
+HCl Larutan tidak berwarna Pb2+, Hg+
dan terbentuk endapan
putih
4. Filtrat III +NaOH Tidak ada perubahan Ag+ tidak
teridentifikasi
+ NH3 Tidak ada perubahan Ag+ tidak
teridentifikasi
5.2 Pembahasan
Percobaan pertama praktikum kali ini yaitu identifikasi kation golongan 1 dan
2. Perlakuan pertama yang dilakukan adalah dimasukkan sampel sebanyak 20 ml
kedalam Erlenmeyer. Sampel yang digunakan adalah sampel yang tidak diketahui
mengandung kation golongan 1 dan 2, hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi kation
tersebut. Langkah selanjutnya setelah sampel dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
13
ditambahkan aquades sebanyak 10 ml. penambahan akuades ertujuan untuk
melarutkan sampel. Setelah ditambahkan aquades sebanyak 10 ml selanjutnya
ditambah dengan HCL 20 ml. Setelah ditambahkan HCL 20 ml maka dalam sampel
akan terbentuk endapan putih. Penambahan HCl ini dikarenakan untuk
mengidentifikasi kation termasuk golongan 1 atau golongan 2. Pada semple yang
ditambahkan HCl terbentuk endapan putih maka, sempel tersebut termasuk kation
golongan 1. Hal ini sesuai dengan referensi dari dalam buku vogel (1985), bahwa
Kation golongan I dapat membentuk endapan putih jika direaksikan dengan HCl. Ion-
ion golongan ini adalah timbal(Pb2+), merkuri (II) (Hg2+), dan perak (Ag+). Endapan
yaang terbentuk PbCl2, Hg2Cl2, dan AgCl bewarna putih.
14
Gambar 5.2 Perubahan warna pada sampel yang ditambahkan K2Fe(CN)6
Perlakuan selanjutnya yaitu endapan yang diperoleh dari prosedur sebelumnya
yakni endapan yang dipisahkan dengan filtrat akan dilarutkan dengan akuades panas.
Hal ini dilakukan karena endapan PbCl2 akan larut dalam akuades yang dipanaskan.
Pemanasan dihentikan ketika dirasa telah cukup Maka selanjutnya dipisahkan
endapan dan filtrat yang terbentuk dari pemanasan. Apabila endapan sudah telah
terpisah akan diuji filtratnya menggunakan reagen K2Fe(CN)6, NaOH dan HCL.
Filtrat pertama diuji menggunakan K2Fe(CN)6. Setelah diuji dengan reagen
K2Fe(CN)6 maka dapat dilihat bahwa filtrat yang ditambahkan K2Fe(CN)6 akan
menghasilkan larutan berwarna kuning.
Filtrat yang kedua diuji dengan NaOH setelah penambahan reagen NaOH tidak
terjadi perubahan pada filtrat. Hal ini disebabkan sampel tidak bereaksi dengan
reagen NaOH. Namun dalam vogel (1985) menyatakan bahwa apabila kation
golongan 1 ditambah reagen NaOH maka akan terbentuk endapan putih dari
15
Pb(OH)2. dan terdapat endapan berwarna putih dari Pb(OH)2 . Sampel diuji
menggunakan NaOH terbentuk endapan putih dari kation Pb+ dari reaksi :
Filtrat yang ketiga kita tambahkan dengan reagen HCl, setelah penambahan reagen
HCl tidak terjadi perubahan apapun pada filtrate. Hal ini juga disebabkan sampel
tidak bereaksi dengan HCl.
Prosedur yang terakhir yaitu endapan yang diperoleh dari prosedur sebelumnya
larutkan menggunakan amonia pekat. Dipanaskan larutan ammonia pekat untuk
digunakan sebagai pelarut. Setelah ditambahkan dengan amonia panas maka kita
pisahkan endapan dengan filter, apabila endapan dengan filtrat telah terpisah maka
diuji filtrat menggunakan regent amonia dan NaOH. Filtrat pertama diuji
menggunakan reagen ammonia, didapatkan bahwa filtrat diuji dengan amonia maka
tidak terjadi perubahan apapun. Dapat disimpulkan bahwa filtart tersebuat tidak
bereaksi dengan reagen amonia. Filtrat kedua kita kemudian uji menggunakan
NaOH. Didapatkan bahwa filtrat yang diuji dengan NaOH tidak menghasilkan
perubahan apapun.
16
VI. KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Labchem. 2020. Material Safety Data Sheet Natrium Hidroksida [serial online].
www.labchem.com diakses 16 Oktober 2021
Labchem. 2020. Material Safety Data Sheet Kalium Ferosianida [serial online].
www.labchem.com diakses 17 Oktober 2021.
Labchem. 2020. Material Safety Data Sheet Kalium Kromat [serial online].
www.labchem.com diakses 3 April 2021.
Mubarok, Zakki Rosmi dan Wibisana, Ahmad, 2020. Kimia Analisa. Jurnal
Praktikum Kimia Analis. Vol. 2 (1) : 12-13
Sulastri, Hermin. 2017. Kimia Analisa Dasar Untuk Analisis Kualitatif. Malang :
UB Press
Vogel, (1985), "Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro",
Edisi V, PT Kalman Media Pusaka : Jakarta.
18
LAMPIRAN
LEMBAR PENGAMATAN
PEMISAHAN DAN IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN 1 & 2
19