KIMIA
IODOMETRI
Oleh:
Nama : Khoirina Zulfa
NIM : 201810301065
Kelas / Kelompok : A/VI
Asisten : Ainun Nihayah
a) Indikator Amilum
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Amilum memiliki rumus
molekul yakni (C6H10O5)n. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan
oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai
produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga
menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Pati tersusun dari dua
macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-
beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin
menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes
iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum
pernah bisa tuntas dijelaskan. Pada titrasi iodometri menggunakan amilum
sebagai indikatoryangberfungsiuntukmenunjukantitik akhir titrasi yang
ditandai dengan perubahan warna dari biru menjadi tidak berwarna. Penjelasan
untuk pertolongan pertama pada kecelakaan saat meggunaka amilum dalam
laboratorium yakni pada saat setelah terhirup, hirup udara segar. Jika nafas
terhenti: berikan nafas buatan mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan
masker oksigen jika mungkin. Bila terjadi kontak kulit, dibilas kulit dengan air
yang banyak. Setelah terjadi kontak pada mata maka, dibilas mata dengan air
yang banyak. Lepaskan lensa kontak jika menggunakan lensa kontak. Apabila
tertelan, segera beri korban minum air putih (dua gelas paling banyak)
(SmartLab,2021).
Asam sulfat (H2SO4), merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat
ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak
kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Produksi
dunia asam sulfat pada tahun 2001 adalah 165 juta tonKegunaan utamanya
termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan
pengilangan minyak. H2SO4 dapat larut dalam air, memiliki bentuk dan bau
yaitu cairan bening tidak berbau, H2SO4 memiliki tingkat penguapan yakni
kurang dari 1 dan menggunakan gravitasi 1,84. H2SO4 dapat menyebabkan
iritasi dan mudah terbakar. Berbahaya jika terkena kulit. Hindari kontak
langsung dengan mata, kulit atau baju. Hindari juga uap dan asapnya. Untuk
pertolongan pertama jika terkena kulit yaitu segera basuh dengan air mengalir
paling sedikit 15 menit. Jika terkena mata juga dibasuh dengan air yang
mengalir selama 15 menit, buka tutup kelopak mata beberapa kali, dan jika
terhirup segera cari udara segar, apabila tidak bisa bernafas berikan nafas buatan
dan segera cari pertolongan medis (Labchem,2021)
Natrium tiosulfat adalah suatu senyawa kimia dan obat-obatan. Sebagai obat
yang digunakan untuk mengobati keracunan sianida dan panau. Senyawa ini
merupakan senyawa anorganik yang biasanya tersedia sebagai pentahidrat,
Na₂S₂O₃·5H₂O. Padatannya adalah zat kristal yang efloresen yang larut dengan
baik dalam air. rumusa dari natium tiosianat yakni Na2S2O3 yang memiliki
massa molar sebesar 158,11 g/mol. Titik didih dan titik leleh yang dimiliki
Natrium tiosianat adalah 100oC dan 48,3oC. Natrium tiosianat dapat larut dalam
pelarut air. Pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan pada pemakaian
Na2S2O3 dilaboratorium yakni setelah terhirup maka hirup udara segar. Jika
nafas terhenti, berikan nafas buatan mulut ke mulut atau secara mekanik.
Berikan masker oksigen jika mungkin. Bila terjadi kontak kulit, dibilas kulit
dengan air yang banyak. Pertolongan pertamaa saat terjadi kontak pada mata
maka, dibilas mata dengan air yang banyak. Lepaskan lensa kontak jika
menggunakan lensa kontak. Setelah tertelan, segera beri korban minum air putih
(dua gelas paling banyak) (SmartLab,2021).
Kalium iodat (KIO3) adalah suatu senyawa ionik, yang terdiri dari ion
K+ dan ion IO3− dengan perbandingan 1:1. Kalium iodat adalah zat
pengoksidasi dan karenanya dapat menyebabkan kebakaran jika bersentuhan
dengan bahan yang mudah terbakar atau zat pereduksi. Senyawa ini dapat
dibuat dengan mereaksikan basa yang mengandung kalium seperti kalium
hidroksida dengan asam iodat. Penjelasan untuk pemberi pertolongan pertama
pada kecelacaan saat menggunakan KIO3 dalam laboraturium yakni setelah
terhirup maka, hirup udara segar. Jika nafas terhenti, berikan nafas buatan mulut
ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin. Bila
terjadi dengan kontak kulit, dibilas kulit dengan air yang banyak. Dan lepas
semua pakaian yang terkontaminas. Setelah kontak pada mata, dibilas mata
dengan air yang banyak. Lepaskan lensa kontak jika menggunakan lensa
kontak. Setelah tertelan, korban diberi air minum (paling banyak dua gelas).
Segera cari anjuran pengobatan.Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan
tidak tersedia dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak
sadarkan diri), telan karbon aktif (Labchem,2021).
f) Aquadest
Asam askorbat adalah salah satu senyawa kimia yang disebut vitamin C,
selain asam dehidroaskorbat. Ia berbentuk bubuk kristal kuning keputihan yang
larut dalam air dan memiliki sifat-sifat antioksidan. Nama askorbat berasal dari
akar kata a- dan scorbutus, penyakit yang disebabkan oleh defisiensi vitamin C.
Asam askorbat memiliki rumus molekul C6H8O6 dengan massa molar sebesar
176,12 g/mol. Asam askorbat memiliki titik leleh dan titik didih sebesar 190°C
dan 553°C. Asam askorbat termasuk dalam senyawa organic yang dapat larut
dalam air, etanol, Glgiserol, dan propilen glikol. Untuk pemberian pertolongan
pertama pada saat terjadi kecelakaan ketika menggunakan asam askorbat di
laboratorium. Setelah terhirup, hirup udara segar. Jika nafas terhenti, maka
diberikan nafas buatan mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker
oksigen. Bila terjadi kontak dengan kulit, dibilas kulit dengan air yang banyak.
Setelah kontak pada mata, dibilas mata dengan air yang banyak. Lepaskan lensa
kontak jika menggunakan lensa kontak. Setelah tertelan, segera beri korban
minum air putih (dua gelas paling banyak) (Smartlab,2021).
Dari semua kasus reaksi titik akhir titrasi dapat terdeteksi berdasarkan perubahan
warnayang terjadi, yaitu pati biru kompleks (Quraishi, 2017).
Larutan KIO3
Hasil
4.2.2 Menganalisis Vitamin C
larutan Mg-EDTA
Hasil
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Tabel Hasil
4.1.1 Tabel Hasil Standarisasi KIO3
n KIO3 (mol) n I3- (mol) V rata-rata n Na2S2O3 M Na2S2O3
Na2S2O3 (L) (mol) (M)
4.2 Pembahaasan
Titrasi iodometri yaitu titrasi tidak langsung dimana oksidator yang dianalisis
kemudian direaksikan dengan ion iodide berlebih dalam keadaan yang sesuai,yang
selanjutnya iodium dibebaskan secara kuantitatif dan dititrasi dengan larutan
standar. Ti t rasi i odomet ri dil akukan t erhadap z at oksidator dimana zat ini
direduksi terlebih dahulu dengan KI dan iodin. Titrasi inisering digunakan untuk
mengetahui kadar dari suatu zat. Prinsip metode Iodometri adalah terjadinya
perubahan warna setelah sampel dititrasi. Analisis ini sangat sulit dilakukan secara
langsung untuk sampel yang berwarna seperti bumbu dapur. (Khopkar, 2002).
Percobaan pertama praktikum kali ini yaitu preparasi indikator amilum.
Amilum ditimbang sebanyak 0,5 gram kemudian dimasukkan ke dalam gelas
beker dan dilarutkan kedalam50 ml aquades. Amilum yang masih tersisa di
kaca arloji dibilas dengan menggunakan aquades. Kemudian larutan amilum
dihomogenkan. Larutan amilum kemudian dipanaskan hingga berubah menjadi
tidak berwarna.
Percobaan kedua yaitu you preparasi sampel vitamin C ditimbang sebanyak
0,5 gram dan dimasukkan ke dalam gelas beker sampel vitamin C kemudian
dilarutkan dengan larutan H 2SO4 dengan konsentrasi 0,3 molar kemudian
vitamin C yang masih tersisa digelas arloji dibilas dengan larutan H2
01:44
so4 dengan konsentrasi yang sama lalu
01:48
larutan dihomogenkan
02:00
Hai larutan tersebut diencerkan ke dalam
02:03
lagu ukuran 100 mili larutan yang masih
02:07
tersisa di bilas dengan larutan H2 so4
02:24
Hai
02:28
diencerkan sampai tanda batas saat
02:31
mendekati tanda batas dapat menggunakan
02:35
pipet
02:54
larutan yang telah diencerkan
02:57
kemudian dikocok secara perlahan dan
03:01
dipindahkan kedalam gelas kimia lalu
03:04
didiamkan beberapa saat
03:05
[Musik]
03:11
Hai
03:18
[Musik]
03:20
percobaan ketiga yaitu
03:22
standarisasi kio3
03:25
larutan kio3 diukur sebanyak 25 ML dan
03:30
ditambahkan dengan kaki sebanyak dua
03:33
gram kemudian dihomogenkan
03:45
[Musik]
03:49
setelah larutan homogen ditambahkan 20
03:52
mili larutan H2 so4 dengan konsentrasi
03:56
0,3 molar dan diamati perubahan yang
04:00
terjadi
04:01
[Musik]
04:11
di
04:12
Indonesia
04:18
larutan tersebut dititrasi dengan
04:20
larutan tiosulfat hingga terjadi
04:24
perubahan warna menjadi kuning pucat
04:26
kemudian dicatat volume titran yang
04:29
dibutuhkan
04:35
[Musik]
04:50
[Musik]
05:00
setelah titrasi selesai larutan
05:04
ditambahkan dua mili indikator amilum
05:06
dan diamati perubahan yang terjadi
05:11
Hai
05:20
[Musik]
05:30
[Musik]
05:46
proses fiksasi dilakukan kembali
05:48
sehingga terjadi perubahan warna dan
05:51
dicatat volume ikan yang dibutuhkan
06:03
Hai
06:05
percobaan keempat yaitu analisis vitamin
06:08
C larutan sampel sebanyak 25 militer
06:12
dimasukkan kedalam Erlenmeyer
06:15
[Musik]
06:31
[Musik]
06:42
[Musik]
06:47
dan ditambahkan dua gram kalium iodida
06:51
kemudian dihomogenkan
07:03
Hai
07:04
setelah dihomogenkan larutan ditambah 25
07:09
milik kio3 dan amati perubahan warna
07:12
yang terjadi
07:14
[Musik]
07:21
[Musik]
07:32
[Musik]
07:43
larutan kemudian dititrasi dengan
07:46
nafi'un tiosulfat dengan konsentrasi 0,4
07:51
molar hingga terjadi perubahan warna
07:53
dari coklat menjadi kuning pucat dan
07:56
dicatat volume titran yang dibutuhkan
08:03
Hai
08:17
[Musik]
08:25
setelah proses titrasi selesai larutan
08:29
ditambahkan dua milih indikator amilum
08:31
dan diamati perubahan warna yang terjadi
08:37
[Musik]
08:52
setelah mengalami perubahan warna
08:54
larutan dititrasi kembali dengan natrium
08:58
tiosulfat hingga terjadi perubahan warna
09:01
titrasi ini
09:03
secara Duplo
09:05
hai hai
09:12
[Musik]
DAFTAR PUSTAKA
Arsi. dkk, 2013. Absorbdi H2S Pada Gas Alam Menggunakan Membran Keramik
dengan Metode Titrasi Iodometri. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 4. No.19.
Labchem. 2021. Material Safety Data Sheet Kalium Iodida [serial online].
www.labchem.com diakses 30 September 2021.
Labchem. 2021. Material Safety Data Sheet Asam Sulfat [serial online].
www.labchem.com diakses 30 September 2021.
Labchem. 2021. Material Safety Data Sheet Kalium Iodidat [serial online].
www.labchem.com diakses 30 September 2021.
Rosita. Dewi, dkk, 2016. Analisis Kandungan Klorin Pada Beras yang Beredar di
Pasar Besar Kota Malang Sebagai Sumber Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan
Biologi Indonesia. Vol.2. No. 4
1. Standarisasi KIO3
- Pengulangan Coklat → Kuning pucat 36,0 mL
- Pengulangan
1 Coklat → tidak
Violet → Kuning pucat
berwarna 36,2 mL
1,5 mL
- Pengulangan
2 Coklat → tidak
Violet → Kuning pucat
berwarna 36,4 mL
1,2 mL
2. Analisis Vitamin
3 C Violet → tidak berwarna 1,1 mL
- Pengulangan Coklat → Kuning pucat 32,2 mL
- Pengulangan
1 Coklat → tidak
Violet → Kuning pucat
berwarna 32,5 mL
1,2 mL
LEMBAR PERHITUNGAN
Standarisasi KIO3
- Mol KIO3
n=M×V
= 0.01 M × 25 × 10-3 L
- Mol I3-
I3-(aq) + 8I-(aq) + 6H
( +
aq) → 3I3 (aq) + 3H2O(l)
n I3- = 3 × n KIO3
n I3- = 3 × 2.5 × 10-4 mol
- Mol Tiosulfat
n S2O3 = 2 × n I3-
- M Tiosulfat
𝑉1+𝑉2+𝑉3
V= 3
37,5+37,4+37,5
=
3
= 37,46 mL = 0,03746L
𝑛
M=𝑉
1,5 𝑥 10−3
= 0,03746
= 0,04 M
- Mencari M Vitamin C
- Volume tiosulfat
𝑣1+𝑣2
V= 2
33,4+33,9
= 2
= 33,65mL
= 0,03365 L
- Molaritas Vitamin C
M Tiosulfat = M vitamin C
Mtiosulfat x Vtiosulfat = Mvitc x Vvit c
0,04 x 0,03365 = Mvitc x 0,025 L
13,46 x 10-4= Mvitc x 0,025 L
13,46 x 10−4
Mvitc = 0,025