Anda di halaman 1dari 12

Oktober 15, 2016

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 'UJI KARBOHIDRAT' (PEMBAHASAN DAN TABEL


PENGAMATAN DIBAWAH)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
Setelah praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat melakukan identifikasi senyawa-
senyawa karbohidrat, mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi, dan menentukan senyawa-
senyawa karbohidrat secara kualitatif dan kuantitatif.
1.2 Tinjauan Pustaka dan Bahan
1.2.1 Tinjauan Pustaka
Kata karbohidrat berasal dari kata karbo dan air. Secara sederhana karbohidrat
didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah karbon yang mengandung gugus
hidroksil. Karbohidrat yang paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksi
aldehid atau aldosa) atau berupa keton (polihidroksiketon aau ketosa). Berdasarkan
pengertian diatas diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H, dan O. adapun
rumus umum dari karbohidrat adalah C (H O) atau C H O (Wiratmaja, 2011).
n 2 n n 2n n

Suatu monosakarida diidentifikasi melalui jumlah atom karbon yang


dikandungnya dan melalui gugusan karbonil fungsionalnya. Glukosa (juga disebut
dekstrosa), senyawa organic yang paling prevalen di dalam alam, merupakan suatu
aldoheksosa yang mengandung empat karbon asimetrik dan dengan demikian satu dari
16 kemungkinan stereoisomer (2 ) (Szalay, 2015).
4

Dalam alam, oligosakarida yang paling berlimpah adalah disakarida sukrosa dan
laktosa. Sukrosa (gula meja) terdapat dalam tumbuhan, di mana mereka disintesis dari
D-glukosa dan D-fruktosa. Maltosa dan Selobiosa merupakan dua disakarida yan tidak
terdapat secara alamiah tetapi secara komersial. Masing-masing merupakan produk
degradasi dari zat tepung dan selulosa. Pemanis rendah kalori baru yang digunakan
secara komersial seperti aspartame merupakan suatu dipeptida yang disintesis dan
mengandung asam aspartat dan metal ester dari fenilalanin (Winarno, 2004).
Polisakarida yang telah dikenal baik adalah polimer dari D-glukosa, yang
bertindak sebagai bentuk cadangan energy (zat tepung tumbuh-tumbuhan dan glikogen
hewan) atau sebagai bahan struktural (selulosa dinding sel dari tumbuh-tumbuhan).
Karena polisakarida ini hanya mengandung satu jenis gula, maka mereka disebut
homoglikan. Zat tepung merupakan suatu campuran dari polimer linear (amilosa) dan
bercabang-cabang (amilopektin). Maltosa merupakan unit disakarida ulangan dari
amilosa (Winarno, 2004).
Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan kandungan
yang ada dalam karbohidrat tersebut. Dalam tes Molisch, larutan yang bereaksi positif
akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksi dengan alphanaftol dan
asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen
dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang
kemudian dikombinasi dengan alphanaftol untuk membentuk produk berwarna
(Pranata, 2004).
Uji Iodin digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam
larutan. Reaksi postifinya ditandai dengan adanya perubahan menjadi warna biru.
Warna biru yang dihasilkan merupakan hasil dari ikatan antara Iodin dengan amilum.
Amilopektin akan memberikan warna merah ungu, sedangkan glikogen dan dekstrin
memberikan warna merah coklat (Monruw, 2010).
Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu
larutan dengan indicator yaitu adanya perubahan warna khusunya menjadi merah bata.
Reagennya digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi.selain
menguji adanya gula pereduksi juga berlaku secara kuantitatif dimana semakin banyak
gula yang dalam larutan maka warnanya akan semakin gelap (Wahyudi, 2005).
Uji Seliwanoff adalah uji yang spesifik terhadap gula ketosaheksosa seperti
fruktosa. Ketosa mengalami proses dehidrasi untuk memberikan derifat furfuralnya
yang akan mengalami kondensasi dengan dan membentuk senyawa kompleks yang
berwarna merah (Sumardjo, 2006). Uji Barfoed atau tes Barfoed digunakan untuk
membedakan antara monosakarida dan disakarida. Monosakarida akan teroksidasi
oleh ion Cu membentuk gugus karboksilat dan endapan tembaga oksida yang
2+

berwarna merah bata serta mengendap. Reksi positif ditunjukkan dengan munculnya
endapan berwarna merah dan terjadi dalam suasana asam. Oleh karena itu digunakan
asam asetat dalam pembuatan reagen. Hasil yang negative akan menghasilkan larutan
tetap berwarna biru (Panji, 2015).
1.2.2 Tinjauan Bahan
a. Naftol (Labchem, 2012).
Naftol memiliki wujud fisik solid yang bersifat bubuk dengan warna merah muda
dan tidak beraroma serta titik lelehnya sebesar 295 C. penyimpanan hendaknya
o

ditempat dengan ventilasi cukup dan terhindar sinar matahri langsung. penanganan
untuk bahaya general, jangan berikan apapun lewat mulut kepada orang yang tidak
sadarkan diri.
b. Etil alkohol (brne.mcgill.ca, 2008)
Etil alkohol memiliki wujud fisik liquid dengan sifat cair dan tidak berwarna.
Beraroma ringan, titik didih 78,3 C. penyimpanan hendaknya hindari panas, dan
o

percikan api. Wadah penyimpan harus selalu dalam keadaan tertutup dan hindari
kontak dengan mata dan kulit. Apabila tertelan, biarkan korban muntah dengan
sendirinya, apabila terkena kulit, bilas dengan air paling sedikit 20 menit, apabila
terhirup, bawa korban ke udara terbuka, apabila terkena mata, bilas dengan air
setidaknya 20 menit.
c. Natrium sitrat (spectrumchemical.com, 2010)
Natrium Sitrat memiliki wujud fisik solid dengan sifat Kristal yang berwarna putih
dan tidak beraroma. Titik lelehnya sebesar 150 C. Penyimpanan hendaknya ditempat
o

dingin, kering dan ventilasi baik. Apabila tertelan, biarkan korban muntah dengan
sendirinya, apabila terkena kulit, bilas dengan air paling sedikit 20 menit, apabila
terhirup, bawa korban ke udara terbuka, apabila terkena mata, bilas dengan air
setidaknya 20 menit.
d. Natrium Karbonat anhidrat (Harahap, 2010)
Natrium Karbonat memiliki wujud fisik solid berwarna putih dan tidak berbau. Titik
lelehnya sebesar 851 C dan titik didih sebesar 400 C. Simpan hendaknya dalam wadah
o o

tertutup rapat, di daerah sejuk dan kering, berventilasi baik dan jauh dari zat-zat yang
tidak kompatibel. Apabila tertelan, biarkan korban muntah dengan sendirinya, apabila
terkena kulit, bilas dengan air paling sedikit 20 menit, apabila terhirup, bawa korban ke
udara terbuka, apabila terkena mata, bilas dengan air setidaknya 20 menit.
e. akuades (Acrossorganic, 2006)
Akuades memiliki wujud fisik liquid berwarna bening yang tidak berbau. Memiliki
titik beku sebesar 0 C dan titik didih : 100 C. tidak ada penyimpanan dan penanganan
o o

khusu terhadap jenis ini.


f. kupri asetat (Harahap, 2012)
Kupri Asetat memiliki wujud fisik solid dengan sifat kristal yang berwarna biru dan
tidak berbau. Memiliki titik leleh sebesar 110 C dan titik didih sebesar 150 C. Untuk
o o

penyimpanan jangan mengekspos ke udara, simpan dan lindungi kelembaban. Apabila


tertelan, biarkan korban muntah dengan sendirinya, apabila terkena kulit, bilas dengan
air paling sedikit 20 menit, apabila terhirup, bawa korban ke udara terbuka, apabila
terkena mata, bilas dengan air setidaknya 20 menit.
g. asam asetat (Harahap, 2012)
Asam Asetat memiliki wujud fisik liquid yang tidak berwarna namun memiliki bau
yang kuat. Titik bekunya sebesar 16,6 C dengan titik didih : 118,1 C. Hendaknya simpan
o o

dalam wadah tertutup rapat dan hindari semua sumber-sumber pengapian. Apabila
tertelan, biarkan korban muntah dengan sendirinya, apabila terkena kulit, bilas dengan
air paling sedikit 20 menit, apabila terhirup, bawa korban ke udara terbuka, apabila
terkena mata, bilas dengan air setidaknya 20 menit.
h. Iodin (Lernapharm, 2004)
Iodin memiliki wujud fisik liquid dengan warna kuning hinga merah gelap dan
tidak berbau. Titik didihnya sebesar 97,22 C. Simpan dalam wadah tertutup rapat, di
o

daerah sejuk dan kering, berventilasi baik dan jauh dari zat-zat yang tidak kompatibel.
Apabila tertelan, biarkan korban muntah dengan sendirinya, apabila terkena kulit, bilas
dengan air paling sedikit 20 menit, apabila terhirup, bawa korban ke udara terbuka,
apabila terkena mata, bilas dengan air setidaknya 20 menit.
i.resorcinol (Lewisu, 2011)
Resorcinol memiliki wujud fisik solid yang bersifat bubuk berwarna putih dan
berbau lembut. Titik leleh sebesar 110,7 C dan titik didih 276 C. Simpan dalam wadah
o o

tertutup rapat, di daerah sejuk dan kering, berventilasi baik dan jauh dari zat-zat yang
tidak kompatibel. Apabila tertelan, biarkan korban muntah dengan sendirinya, apabila
terkena kulit, bilas dengan air paling sedikit 20 menit, apabila terhirup, bawa korban ke
udara terbuka, apabila terkena mata, bilas dengan air setidaknya 20 menit.
j. Fenol (Amresco, 2010)
Fenol memiliki wujud fisik liquid yang bersifat seperti memiliki dua layer berwarna
bening dan berbau seperti obat-obatan. Titik didihnya sebesar 260 C. Simpan dalam
o

keadaan tertutup dan kering, hindarkan dari cahaya langsung. Apabila tertelan, biarkan
korban muntah dengan sendirinya, apabila terkena kulit, bilas dengan air paling sedikit
20 menit, apabila terhirup, bawa korban ke udara terbuka, apabila terkena mata, bilas
dengan air setidaknya 20 menit.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat
Peralatan yang digunakan untuk praktikum ini adalah, pipet tetes, tabung reaksi,
kertas saring, penangas air, timbangan, labu ukur, batang pengaduk, blender, dan
corong Buchner.
2.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain : reagen uji
Molisch yang terdiri dari naftol dan etil alkohol. Reagen uji Benedict yang terdiri dari
natrium sitrat, natrium karbonat anhidrat, air. Reagen uji Barfoed yang terdiri dari kupri
asetat dan asam asetat glasial. Reagen Iodin yang terdiri dari Iodin dan asam sulfat.
Reagen uji Saliwanoff yang terdiri dari resorcinol dan asam sulfat. Jenis karbohidrat
yang digunakan adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, maltose, laktosa, sukrosa, amilum,
selulosa, glikogen, dan inulin.untuk analisa gula total dalam sari buah memerlukan
fenol, asal sulfat pekat, dan beberapa jenis buah. Sementara untuk isolasi karbohidrat
memerlukan etanol dan kentang.
2.3 Skema Kerja
a. uji Molisch
Dimasukkan Secara perlahan
kedalam tabung reaksi yang berisi
karbohidrat, dikocok

Ditambahkan secara perlahan


melalui dinding tabung
`

b. uji Benedict
Dimasukkan ke penangas air, biarkan
mendidih

Ditambahkan ke masing-masing
tabung yang berisi reagen, dikocok

diamati, dibandingkan
c. uji Barfoed
Dibiarkan mendidih

ditambahkan
d. uji Iodine

Diasamkan dengan HCl


encer
e. uji Saliwanoff
Dimasukkan ke penangas air selama 1
menit hingga mendidih

Ditambahkan kedalam tabung reaksi


berisi 2ml reagen
f. analisa gula total dalam sari buah
Dilarutkan dalam labu ukur 100 ml
5 ml diencerkan hingga 100ml

Dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi 1ml


fenol 5%, diaduk
Ditambahkan 5ml asam sulfat, diaduk

g. Isolasi Karbohidrat
Disuspensikan dengan 100ml etanol
95%, disaring, dikeringkan, ditimbang
Disaring, ditambahkan 100ml air,
dikocok, dibiarkan mengendap,
didekantasi

Dicuci, dipotong-potong, ditimbang 300gr.


Dimasukkan kedalam blender, ditambahkan air
200ml, dihomogenkan

DAFTAR PUSTAKA
Across Organic. 2006. Material Safety Data Sheet
Water.http://www.ch.ntu.edu.tw/~genchem99/msds/exp26/water.pdf diakses pada
tanggal 29 September 2016.
Amresco. 2010. Phenol, Saturated
Solution. http://www.unl.edu/cahoonlab/Phenol%20MSDS.pdfdiakses pada tanggal 29
Setember 2016.
Campbell, A. Neill., Reece, Jane B., Mitchell G. Lawrence,. 2002. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Commercial Alcohol. 2008. Ethyl Alcohol. http://www.bme.mcgill.ca/REKLAB/manual/MSDS/Materials%20List/ethanolMSDS.pdfdiakses pada tanggal 29
September 2016.
file:///D:/BIOKIMIA/Uji%20Barfoed%20Info%20Pendidikan%20dan%20Biologi.htm diak
ses pada tanggal 27 September 2016.
Harahap, Novri Oksianus. 2012. Lembar Data Keselamatan Bahan Natrium
Karbonat.http://www.mbingboo29.com/2012/10/msds-na2co3-natrium-
karbonat.html diakses pada tanggal 29 September 2016.
Hart, Harold. 2003. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Labchem. 2012. Naphtol Safety Data
Sheet.http://www.labchem.com/tools/msds/msds/75502.pdf diakses pada tanggal 29
September 2016.
Lerna Pharm. 2004. Material Safety Data Sheet Iodine
Solution. http://www.lernapharm.com/msds/MSDS_PVP-I.pdf diakses tanggal 29
September 2016.
Lestari, Fatma. 2007. Bahaya Kimia: Sampling dan Pengukuran Kontaminan Kimia di Udara.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Lewisu Academics.
2011. Resorcinol. https://www.lewisu.edu/academics/biology/pdf/Resorcinol.pdf diakses
pada tanggal 29 September 2016.
LIPI.2004.Lembar Data Keselamatan
Bahan. www.kimianet.lipi.go.id/database.cgi?bacadatabase&&&1&1098595676&10986
38744 diakses pada tanggal 28 September 2016.
Panji, Toha. 2015. Biokimia Uji Barfoed.
Poedjiadi, Anna. 2002. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia.
Pranata, C.F,. 2004. Kimia Dasar 2 : commoa Textbook. Malang : UM Press.
Rostita. 2009. Khasiat dan Keajaiban Kurma. Bandung : Mizan
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Szalay, Jessie. 2015. What Are Carbohidrates?. Washington D C : Live Science
Distributor.
Wahyudi. 2005. Kimia Organik II. Malang : UM Press.
Winarno, F.O. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Puastaka Utama.
Wiratmaja, I. G., dkk., 2011. Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan Memanfaatkan
Limbah Rumput Laut Eucheuma cattoni sebagai Bahan Baku. Jurnal Ilmiah Teknik
Mesin. Vol. 5 (1) : 75-84.

Lampiran
Jawaban pertanyaan
Uji Molisch
1. Apa warna cincin yang terbentuk? Cincin berwarna ungu
2. Gugus apa dari karbohidrat yang memberikan uji Molisch yang positif? Glukosa,
fruktosa, sukrosa
3. Mengapa banyak protein juga memberikan uji Molisch yang positif? Karena memiliki
senyawa-senyawa yang dapat dihidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furtural atau
senyawa furtural yang tersubstitusi seperti hidroksimetil furtural
Uji Benedict
1. Apa warna endapan yang terjadi? Warna merah bata
2. Apa fungsi natrium sulfat? Sebagai zat pengompleks untuk mencegah terjadinya
pengendapan CuCO3 dalam larutan natrium karbonat
3. Apa perbedaan antara reagen Benedict dan Fehling? Pereaksi Benedict bereaksi
dengan positif dengan senyawa yang mempunyai gugus alfa-hidroksi aldehida (seperti
pada aldosa) atau alfa-hidroksi keton (seperti pada ketosa), tetapi tidak dengan
aldehida atau keton sederhana. Di lain pihak, pereaksi Fehling dan Tollens bereaksi
positif dengan gula aldosa dan ketosa, maupun dengan aldehida sederhana. Pereaksi
Benedict digunakan untuk mengukur kadar gula dalam darah atau dalam urine.
4. Senyawa apa dalam urin yang menganggu uji Fehling? Senyawa yang memiliki gugus
aldehid atau gugus keton bebas dan biasanya berupa asam urat dan kreatinin
Uji Barfoed
1. Apa perbedaan reagen Barfoed dan Benedict? Reagen berffoed adalah pereaksi yang
terdiri dari kuprisulfat dan asam acetate dalam air dan digunakan untuk membedakan
antara monosakarida dan disakarida,sedangkan reagen benedict adalah pereaksi yang
mengandung kuprisulfat,natrium carbonat,dan natrium citrate.
2. Larutan gula mana yang teroksidasi? Galaktosa dan glukosa
3. Apa pengaruhnya bila larutan-larutan tersebut dipanaskan terlalu lama? Akan terjadi
perubahan warna sehingga hasilnya tidak sesuai
4. Dapatkah uji Barfoed digunakan untuk menentukan gula dalam urine? Bisa
Uji Saliwanoff
1. Larutan apakah yang memberikan uji postif tercepat? Sukrosa
2. Dapatkah uji ini dipakai untuk membedakan sukrosa dan fruktosa? Uji seliwanof dapat
membedakan sukrosa dan fruktosa karena druktosa akan diakibatkan oleh asam
chlorida panas menjadi asam levulinat dan hidroksimetil fultural,sedangkan sukrosa
mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa memberikan reaksi yang positif.
Reaksi-reaksi
1. Uji molisch
KH (pentose) + H2SO4 pekat furfural + -naftol warna ungu KH (heksosa) +
H2SO4 pekat HM-furfural + -naftol warna ungu
2. Uji Benedict
R-COH + CuO Cu2O (s) + R-COOH Atau KH + camp CuSO4, Na-Sitrat, Na2CO3
Cu2O (endapan merah bata)
3. Uji Barfoed
KH + camp CuSO4 dan CH3COOH Cu2O endapan merah bata
4. Uji Iodin
2I + 6 NaOH 5 NaI + NaIO + 3 H O
2 3 2

5. Uji saliwanoff
KH (ketosa) + H2SO4 furfural + resorsinol warna merah. KH (aldosa) + H2SO4
furfural + resorsinol negative

Anda mungkin juga menyukai