Anda di halaman 1dari 12

Makalah

TEORI CAMPUR TANGAN NEGARA


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
• ANDRIAN ( 0205192042 )
• SRI RAMADHANI ( 0205193113 )
MATA KULIAH :
POLITIK HUKUM
Dosen Pembimbing :
Mursal Harahap M.Kom

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


PRODI JINAYAH 7 C
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "Teori Campur Tangan Negara
Politik Hukum" . Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah "Politik Hukum" .
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini
memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Selasa, 25 Oktober 2022


Penulis
BAB I PENDAHULUAN

Ilmu ekonomi lahir karena adanya kondisi kelangkaan (scarcity), yaitu suatu
kondisi dimana kebutuhan masyarakat tidak terbatas namun sumber daya yang
dimiliki untuk memenuhi kebutuhan tersebut terbatas. Pada awalnya, konsep
ekonomi yang berkembang adalah bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut
dengan menyerahkannya kepada mekanisme pasar. Hal ini tentunya
berimplikasi pada terbatasnya intervensi tangan pemerintah.
Pada tahun 1776, Adam Smith, seorang ekonom klasik, menerbitkan buku yang
berjudul The Wealth of Nations, dimana salah satu prinsip yang ditawarkan
adalah kebebasan pasar. Smith menyatakan bahwa dengan
mengimplementasikan pasar bebas justru akan mendorong teralokasinya sumber
daya dengan efektif dan efisien. Permintaan dan penawaran pasar adalah
“tangan tak terlihat” (invisible hand) yang akan menstimulus pasar menunju
kesetimbangannya. Prinsip ini menolak campur tangan pemerintah, karena
justru akan mengganggu mekanisme pasar itu sendiri. Prinsip ini juga sering
dikenal dengan laissez-faire (let it be). Konsep ini berkem9bang pesat dan
klimaksnya adalah munculnya revolusi industri.
Namun ternyata, mekanisme pasar tidaklah selalu efektif dan efiesien.
Mengapa? Pertama, karena informasi yang dibutuhkan konsumen dan supplier
tidaklah selalu tersedia, sehingga adakalanya menimbulkan kelebihan atau
kekurangan persediaan dalam pasar. Informasi kebutuhan konsumen tidak
selalu dapat ditangkap oleh supplier, dan sebaliknya. Kedua, kompetisi juga
tidaklah selalu efektif, persaingan yang tidak sehat seperti adanya monopoli
akan sangat menganggu keseimbangan pasar. Ketiga, lahirnya dampak buruk
industri seperti isu lingkungan. Keempat, akan muncul kebutuhan masyarakat
yang tidak bisa disediakan oleh pasar, seperti fasilitas-fasilitas publik. Contoh
dari kegagalan pasar tersebut adalah terjadinya Great Depression pada tahun
1930.
Pada tahun 1930s, John Maynard Keynes, perintis ilmu makroekonomi,
mengeluarkan buku yang berjudul The General Theory of Employment,
Interest, and Money. Melalui buku inilah, Keynes mengeluarkan gagasan
tentang perlunya kebijakan intervensi pemerintah. Gagasan ini dilatarbelakangi
oleh peristiwa Great Drepession yang membuat tingkat pengangguran luar bisa
tinggi.
Keynes menyatakan bahwa cara terbaik untuk mengeluarkan suatu negara dari
kondisi resesi (kondisi permintaan dan penawaran di bawah kapasitas optimal)
adalah dengan melibatkan pemerintah terutama untuk mendorong kembali
posisi permintaan dan penawaran dalam pasar melalui kebijakan belanja dan
investasi. Selain itu, untuk mengendalikan dampak sosial dan lingkungan,
pemerintah juga harus mulai menekan produk-produk yang membahayakan
sosial dan lingkungan dengan kebijakan pajak. Pemerintah juga harus
mengambil peranan dalam penyediaan barang-barang publik yang tidak
diminati oleh sektor privat, sehingga tentunya membutuhkan sumber-sumber
penerimaan. Kebijakan terkait pengeluaran dan penerimaan pemerintah inilah
yang sekarang kita kenal dengan istilah kebijakan fiskal.
Gagasan yang dikeluarkan oleh Keynes merupakan pijakan yang menyadarkan
para pelaku ekonomi akan pentingnya peranan pemerintah dalam
perekonomian. Kebijakan intervensi pemerintah dalam ekonomi pun
berkembang, yang tentunya semakin menyesuaikan dengan kondisi pasar.
Mengutip pernyataan Mike Moffat dalam artikelnya “The Government’s Role
in Economy (2017), “In the narrowest sense, the government's role in the
economy is to help correct market failures, or situations where private markets
cannot maximize the value that they could create for society. This includes
providing public goods, internalizing externalities, and enforcing
competition. That said, many societies have accepted a broader role of
government in a capitalist economy.” Moffat menyatakan bahwa peran
pemerintah dalam ekonomi sejatinya dibagi menjadi tiga hal, yaitu 1) untuk
mengatasi adanya kegagalan pasar akibat pemenuhan kebutuhan pasar yang
tidak optimal, termasuk didalamnya penyediaan barang publik, 2)
mengendalikan eksternalitas seperti munculnya dampak lingkungan akibat
industri, serta 3) mendorong kompetisi/persaingan pasar yang sehat.
Di dunia ilmu makroenomi modern, intervensi pemerintah sangat tergantung
pada kondisi masing-masing negara. Tidak terdapat teori yang secara khusus
digunakan untuk memutuskan sejauh apa intervensi pemerintah dalam
perekonomian. Sebagai contoh, New Zealand memposisikan pemerintahnya
sebagai regulator, pengumpul pajak, pemilik (dhi. aset), dan penyedia (dhi.
layanan publik), sementara Amerika, memposisikan pemerintahnya sebagai
penyedia (dhi. layanan publik), regulator dan pengawas, dan penggerak
pertumbuhan dan stabilitas. Pemerintahan New Zealand memiliki intervensi
lebih banyak jika dibandingkan dengan Amerika, terutama terkait dengan
pengelolan aset. Berdasarkan praktik yang ada, secara umum, intervensi
pemerintah dapat diklasifikasikan dua kelompok, yaitu 1) adakalanya cukup
sebagai regulator dan supervisor dan 2) adakalanya harus bertindak sebagai
penyedia dan pengelola (provider dan manajer). Khusus untuk penyedia dan
pengelola dibagi menjadi dua fungsi, yaitu 1) penyedia layanan dan barang
publik dan 2) penyedia kebutuhan masyarakat yang tidak dapat dipenuhi oleh
pasar.
Intervensi pemerintah sebagai penyedia dan pengelola sangat tergantung dengan
kondisi pasar. Apabila pasar sudah efektif, maka intervensi pemerintah
cenderung rendah. Pada umumnya pemerintah hanya akan memposisikan
dirinya sebagai regulator dan supervisor, sementara untuk penyediaannya
diserahkan kepada pasar (sektor privat). Namun apabila pasar belum efektif
(misal, masih ada gap antara permintaan masyarakat dan suplainya), maka mau
tidak mau pemerintah harus masuk sebagai market player, baik turun langsung
maupun melalui institusi yang dibentuk, seperti BUMN. Efektif tidaknya suatu
pasar pun akan berubah seiring dengan perkembangan ekonomi, maka tingkat
intervensi pemerintah juga harus adaptif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Intervensi
Intervensi adalah salah satu istilah dalam dunia politik. Dilansir dari
laman Oxford Bibliographies, intervensi dapat diartikan sebagai campur tangan
suatu negara dalam urusan negara seperti politik,ekonomi, kesehatan,
pemerintahan ataupun militer dari negara lain.
Intervensi juga dapat dikatakan sebagai campur tangan negara diktator dalam
urusan negara lain. Namun, intervensi juga dapat berupa turut campurnya suatu
pihak untuk membantu penyelesaian masalah pihak lainnya.
Tidak selalu mengarah pada konotasi negatif yang ingin mengambil keuntungan
dalam perselisihan. Di bidang kesehatan, intervensi adalah bentuk campur
tangan tenaga medis dalam menyelamatkan pasiennya.

Pengertian Intervensi Menurut Para Ahli


Pengertian intervensi sendiri sebenarnya ada banyak. Hal tersebut biasanya
tergantung dengan bidang yang sedang dibicarakan. Secara umum dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah intervensi adalah campur tangan
dalam perselisihan antara dua pihak (orang, golongan, negara, dan sebagainya).
Dari pengertian ini dapat diambil kata kunci campur tangan dalam perselisihan.
Adapun menurut para ahli intervensi dapat diartikan sebagai:
• J.G. Starke
Pengertian intervensi adalah suatu bentuk propaganda atau kegiatan lainya yang
dilakukan oleh suatu negara dengan tujuan untuk mendorong terjadinya revolusi
atau perang saudara di negara lain.
• Dr. Wirjono Prodojodikoro
Pengertian intervensi adalah suatu campur tangan negara asing yang sifatnya
menekan dengan alat kekerasan atau dengan ancaman melakukan kekerasan,
apabila keinginannya tidak terpenuhi.
• Oppenheiman Lauterpacht
Pengertian intervensi adalah campur tangan sebuah negara secara diktator
terhadap urusan dalam negeri negara lain dengan tujuan utama untuk
memelihara atau pun untuk mengubah kondisi, situasi, atau pun barang yang
ada di negara tersebut.

• Gordon (1994)
Pengertian intervensi adalah campur tangan dokter/ perawat yang dilakukan
untuk membantu kesembuhan pasien seperti sediakala.
• Parry dan Grant
Pengertian intervensi adalah tindakan turut campurnya sebuah negara secara
diktator terhadap negara lain yang tujuannya adalah untuk menjaga atau pun
mengubah kondisi aktual tertentu.
B. Jenis Jenis Intervensi
Melansir dari laman SRD Law Notes, jenis intervensi dibedakan menjadi tiga
berdasarkan jakauannya, diantaranya:
1. Intervensi internal. Adalah campur tangan negara lain dalam perselisihan
dalam negara lainnya. Intervensi internal dapat bertujuan untuk melindungi atau
mendukung pemerintah yang sah, maupun mendukung kelompok pemberontak
untuk menjatuhkan kekuasaan pemerintah.
2. Intervensi eksternal. Adalah campur tangan suatu negara pada konflik
antardua negara lainnya. Intervensi eksternal dapat bertujuan mendamaikan atau
menyelesaikan konflik anatardua negara, maupun mendukung salah satu negara
agar dapat menang dari negara lainnya. Tidak hanya antarnegara, intervensi
eksternal juga dapat terjadi pada hubungan multilateral (banyak negara).
3. Intervensi reprisal atau punitive. Adalah campur tangan suatu negara untuk
membalaskan kerugian negara lain akibat konflik dengan negara lainnya.
Intervensi reprisal biasanya dilakukan oleh negara yang lebih kuat pada negara
lebih lemah yang telah menimbulkan kerugian pada negara lainnya.
C. Tujuan Intervensi
Ikut campurnya suatu negara dalam konflik atau permasalahan negara lain tentu
saja bertujuan untuk membantu permasalahan pihak terkait agar dapat selesai.
Namun intervensi juga sebenarnya dapat bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan dari permasalahan orang lain.
• Contoh Intervensi di Bidang Pemerintah
Umumnya, pemerintah melakukan intervensi adalah sebagai tindak
melancarkan perencanaan kerja dalam sebuah negara. Intervensi dalam hal ini
memiliki konotasi untuk menekan pihak tertentu, bisa diartikan rakyat dan
anggota pemerintahan yang lain. Intervensi semacam ini kerap terjadi antar
negara, bukan dalam sebuah negara.
Contoh intervensi adalah sebuah negara mengirimkan pasukan ke negara yang
sedang mengalami pertikaian. Padahal urusan negara tersebut bukan lagi urusan
negara yang mengirim pasukan.

• Contoh Intervensi di Bidang Kesehatan


Menurut KBBI, pengertian intervensi kesehatan adalah upaya untuk
meningkatkan kesehatan atau mengubah penyebaran penyakit. Tentu saja pihak
yang melakukan intervensi adalah tenaga kesehatan, dokter sampai perawat.
Bentuk intervensi dalam bidang kesehatan atau keperawatan, lebih mengarah
pada campur tangan tenaga medis untuk berupaya memberikan kesembuhan
pada pasiennya. Termasuk intervensi adalah bagian dari upaya meningkatkan
kualitas kesehatan.
D. Dampak Intervensi

Intervensi tentu memiliki dampak positif dan negatif bagi suatu negara, seperti:

1. Dampak Positif
Intervensi positif tentu adalah bentuk intervensi yang memiliki dampak positif
bagi negara yang dicampuri urusannya. Misal intervensi negara Indonesia dalam
mengakhiri perang Kamboja dan Vietnam, juga intervensi PBB untuk menjaga
keamanan dan tidak adanya pelanggaran HAM di seluruh negara di dunia.

2. Dampak Negatif
Selain itu, intervensi ternyata juga tak jarang justru menimbulkan dampak
negatif bagi suatu negara yang dicampuri urusannya. Tak jarang, intervensi
dilakukan oleh negara kuat untuk mendapatkan keuntungan dari negara yang
lemah. Contoh intervensi yang berdampak negatif adalah masuknya Italia untuk
membela Jerman melawan Inggris Raya pada Perang Dunia II yang
memperparah peperangan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Di dunia ilmu makroenomi modern, intervensi pemerintah sangat tergantung
pada kondisi masing-masing negara. Tidak terdapat teori yang secara khusus
digunakan untuk memutuskan sejauh apa intervensi pemerintah dalam
perekonomian. Sebagai contoh, New Zealand memposisikan pemerintahnya
sebagai regulator, pengumpul pajak, pemilik (dhi. aset), dan penyedia (dhi.
layanan publik), sementara Amerika, memposisikan pemerintahnya sebagai
penyedia (dhi. layanan publik), regulator dan pengawas, dan penggerak
pertumbuhan dan stabilitas. Pemerintahan New Zealand memiliki intervensi
lebih banyak jika dibandingkan dengan Amerika, terutama terkait dengan
pengelolan aset. Berdasarkan praktik yang ada, secara umum, intervensi
pemerintah dapat diklasifikasikan dua kelompok, yaitu
1) adakalanya cukup sebagai regulator dan supervisor dan
2) adakalanya harus bertindak sebagai penyedia dan pengelola (provider dan
manajer).
Khusus untuk penyedia dan pengelola dibagi menjadi dua fungsi, yaitu
1) penyedia layanan dan barang publik dan
2) penyedia kebutuhan masyarakat yang tidak dapat dipenuhi oleh pasar.
Intervensi pemerintah sebagai penyedia dan pengelola sangat tergantung dengan
kondisi pasar. Apabila pasar sudah efektif, maka intervensi pemerintah
cenderung rendah. Pada umumnya pemerintah hanya akan memposisikan
dirinya sebagai regulator dan supervisor, sementara untuk penyediaannya
diserahkan kepada pasar (sektor privat). Namun apabila pasar belum efektif
(misal, masih ada gap antara permintaan masyarakat dan suplainya), maka mau
tidak mau pemerintah harus masuk sebagai market player, baik turun langsung
maupun melalui institusi yang dibentuk, seperti BUMN. Efektif tidaknya suatu
pasar pun akan berubah seiring dengan perkembangan ekonomi, maka tingkat
intervensi pemerintah juga harus adaptif.

Anda mungkin juga menyukai