Anda di halaman 1dari 5

Nama : Gaza Eryanto Dwi Saputra

NIM : 044101054
Prodi : Manajemen

1. Dikutip dari buku Pengantar Ekonomi Mikro (2016) karya Ida Nuraini, ada dua
prinsip dasar yang melahirkan ilmu ekonomi, yakni kelangkaan (scarcity) dan pilihan
(choice). Berikut penjelasannya:
A. Prinsip kelangkaan Dilansir dari situs Investopedia, prinsip kelangkaan berkaitan dengan
masalah utama dalam ekonomi, di mana terjadi keterbatasan sumber daya. Tiap individu
memiliki keinginan dan kebutuhan yang tak terbatas, sementara jumlah barang dan sumber
dayanya terbatas. Hal inilah yang kemudian melahirkan permasalahan ekonomi, berupa
kelangkaan.
B. Prinsip pilihan Adalah cara manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan
mengoptimalkan semua sumber daya yang dimilikinya. Berkaitan dengan ekonomi, prinsip
pilihan juga memiliki batasannya sendiri. Dalam hal ini, individu harus mengetahui pilihan
yang tepat bagi dirinya. Contohnya keterbatasan penghasilan, akan membuat individu selalu
dihadapkan pada pilihan untuk selalu memenuhi kebutuhan pokoknya. Inilah yang mendasari
munculnya istilah skala prioritas. Skala ini membantu seseorang untuk menentukan pilihan
atas
kebutuhan yang memang harus diutamakan.
Sumber Referensi:
https://www.kompas.com/skola/read/2022/08/08/093000169/2-prinsip-dasaryang-
melahirkan-ilmu-ekonomi?page=all

2. Sampai saat ini terdapat dua mazhab penting dalam ilmu ekonomi yaitu mazhab Klasik dan
mazhab Keynes. Jelaskan perbedaan pandangan mazhab klasik dan mazhab Keynes terhadap
perekonomian! Ada dua teori yang terkenal dan sering menjadi perdebatan dalam ilmu
ekonomi, teori tersebut adalah teori Keynes dan klasik. Perbedaan kedua teori tersebut turut
memengaruhi kebijakan pemerintah suatu negara. Satu sisi percaya pemerintah harus
memainkan peran aktif dalam mengendalikan ekonomi sementara yang lain berpikir ekonomi
lebih baik dibiarkan untuk bekerja dengan sendirinya.

A. Pandangan Terhadap Ekonomi


Teori Keynes merupakan teori yang dipelopori oleh John Maynard Keynes, teori ini percaya
bahwa kapitalisme adalah sistem yang baik, tetapi terkadang dibutuhkan bantuan. Ketika
kondisi ekonomi sedang baik, masyarakat bekerja, kemudian menghasilkan uang dan
membelanjakannya untuk hal-hal yang mereka inginkan. Pengeluaran tersebut merangsang
ekonomi, dan semuanya berjalan lancar. Sedangkan dalam teori klasik perekonomian secara
makro akan tumbuh dan berkembang apabila perekonomian diserahkan kepada pasar. Mereka
percaya bahwa penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri, berapapun jumlah dan
jenis barang yang diproduksi pasar akan mampu menyerapnya, teroi ini yang disebut dengan
hukum Say.

B. Pandangan Tentang Intervensi Pemerintah


Keynesian (pendukung teori Keynes) mengatakan bahwa intervensi pemerintah sangat wajar
dan diperlukan. Jika masyarakat tidak belanja, maka pemerintah harus turun tangan dan
mengeluarkan kebijakan yang dapat merangsang belanja masyarakat. Pemerintah harus
menjalankan defisit fiskal dengan meningkatkan pengeluarannya atau menurunkan pajak.
Pajak yang lebih rendah juga meningkatkan pendapatan konsumen. Masyarakat juga dapat
menghabiskan lebih banyak uang untuk barang dan jasa, karena mereka membayar pajak
yang lebih rendah. Teori klasik justru sebaliknya menginginkan perekonomian yang berjalan
tanpa
campur tangan pemerintah. Adam Smith pelopor teori klasik menyebut pandangan ini Laissez
Faire yang berasal dari bahasa Perancis yang digunakan pertama kali oleh para psiokrat di
abad ke 18 sebagai bentuk perlawanan terhadap intervensi pemerintah dalam perdagangan.
Laissez Faire berkembang selama awal dan pertengahan abad ke-19. Secara umum, istilah ini
dimengerti sebagai sebuah doktrin ekonomi yang tidak menginginkan adanya campur tangan
pemerintah dalam perekonomian. Smith menganjurkan pemerintah memberikan kebebasan
ekonomi kepada rakyat dalam bingkai perdagangan bebas, baik dalam ruang lingkup
domestik maupun internasional.

C. Pandangan Pada Pasar Bebas dan Harga


Keynesian percaya harga harus lebih terpaku pada satu kisaran, dan pemerintah harus
berusaha menjaga stabilitas harga tersebut. Mereka ingin melihat pemerintah memengaruhi
masyarakat dan perusahaan untuk menjaga harga dalam kisaran yang ditentukan. Di sisi lain,
teori ekonomi klasik berpandangan bahwa pasar bebas akan mengatur dirinya sendiri tanpa
campur tangan seseorang atau pemerintah. Setiap orang bebas mengejar kepentingannya
sendiri di pasar yang bebas dan terbuka untuk semua kompetisi. Ketika seseorang melakukan
pekerjaannya, mereka dibayar dan menggunakan upahnya untuk membeli produk lain.
Intinya, pekerja menciptakan permintaan mereka sendiri akan barang dan jasa.
D. Pandangan Terhadap Pengangguran dan Inflasi
Keynesian menyukai keterlibatan pemerintah dan lebih peduli tentang jumlah orang yang
memiliki pekerjaan daripada inflasi. Mereka melihat peran pekerja dengan kemampuan yang
dimilikinya dapat berkontribusi dalam masyarakat. Keynesian tidak khawatir tentang biaya
barang atau daya beli mata uang. Sebaliknya walaupun ekonom klasik memiliki beberapa
kekhawatiran tentang pengangguran, tetapi mereka lebih khawatir pada inflasi harga. Mereka
melihat inflasi sebagai ancaman terbesar bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Teori
klasik percaya ekonomi akan menciptakan lapangan pekerjaan dengan sendirinya tanpa
campur tangan pemerintah. Mereka justru berpikir pengangguran dihasilkan dari campur
tangan pemerintah di pasar bebas atau adanya monopoli dalam suatu industri.

E. Pandangan Pada Pertumbuhan Ekonomi Masa Depan


Perbedaan utama antara teori Keynes dan teori klasik adalah bagaimana memprediksi dan
memperlakukan pertumbuhan ekonomi di masa depan. Keynesian fokus pada masalah jangka
pendek. Mereka melihat masalah-masalah ini sebagai kekhawatiran mendesak yang harus
dihadapi pemerintah untuk memastikan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Teori klasik
lebih fokus pada hasil jangka panjang dengan membiarkan pasar bebas menyesuaikan diri
dengan masalah jangka pendek. Mereka percaya masalah jangka pendek hanyalah goncangan
sementara yang pada akhirnya akan diselesaikan oleh pasar bebas dengan sendirinya.
Sumber Referensi: https://ajaib.co.id/ini-perbedaan-pandangan-ekonomi-teorikeynes-
dan-klasik/.

3. Kebijakan ekonomi terdiri dari dua, yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
Kebijakan fiskal adalah jenis kebijakan mempengaruhi pasar barang dan jasa, sedangkan
kebijakan moneter merupakan kebijakan yang memperngaruhi pasar uang. Instrumen
kebijakan fiskal yang biasa digunakan diantaranya pajak, penetapan bea cukai, serta anggaran
dan belanja nasional. Sedangkan instrumen kebijakan moneter misalnya penetapan jumlah
uang yang beredar, penetapan suku bunga sertifikat bank sentral, dan sebagainya. Tujuan
ditetapkannya kebijakan ekonomi adalah untuk mencapai kemakmuran masyarakat di suatu
negara. Kebijakan ekonomi dapat pula mencakup didalamnya sistem untuk menetapkan
sistem perpajakan, suku bunga dan anggaran pemerintah. Pemilihan kebijakan ekonomi yang
tepat sangat dibutuhkan untuk menjaga perekonomian agar dapat stabil, mencapai alokasi
sumber daya yang efisien, dan terciptannya distribusi pendapatan yang lebih merata.
Berbagai kondisi tersebut akan meminimalisasi terjadinya ketidakpastian dalam
perekonomian yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara agregat.
Salah satu kondisi yang berbeda di era globalisasi ini ( dibanding era sebelumnya) ialah
bahwa kondisi perekonomian suatu negara tidak terlepas dari kondisi ekonomi yang terjadi di
negara lain. Dengan kata lain tidak hanya pemerintah yang dapat mempengaruhi
perekonomian, melainkan juga faktor eksternal. Sehingga, pemilihan kebijakan ekonomi
yang tepat semakin membutuhkan pertimbangan yang matang, dengan mengantisipasi
berbagai dampak faktor eksternal, yaitu luar negeri.
Sumber Referensi: ESPA4110 MODUL 1 HAL 1.14

4. Alasan mengapa perhitungan PDB yang menggunakan pendekatan pendapatan sulit untuk
diterapkan adalah karena pemasukan atau pendapatan tentu sumbernya berbeda-beda.
Sebagai contoh pendapatan pendapatan yang dihitung dari pendapatan nasional didapatkan
dengan menjumlahkan pendapatan dari sejumlah faktor produksi yang dipandang
memberikan sumbangan atas proses-proses produksi yang ada. Di sisi lain, PDB yang asanya
dari keseluruhan nilai pasar, jasa dan barang akhir didapatkan dari perekonomian domestic
yang dihitung pada periode tertentu. Itulah tadi informasi mengenai pertanyaan mengapa
perhitungan PDB dengan pendekatan pendapatan tidak diterapkan di Indonesia yang dapat
diterapkan. Pendekatan ini dilaksanakan dengan menghitung pendapatan nasional lewat
penjumlahan semua pendapatan yang diperoleh faktor pemilik produksi (dalam hal ini
masyarakat) sebagai bagian dari balas jasa atau upah yang mereka dapatkan ketika
menyelesaikan proses produksi. Proses-proses produksi yang dimaksudkan dalam konteks ini
antara lain:
a) Gaji atau upah (w). Ini adalah balas jasa yang diperuntukkan bagi pemilik tenaga
kerja.
b) Sewa (r). Ini adalah balas jasa bagi pemilik tanah.
c) Bunga (i). Ini adalah balas jasa bagi pemilik modal.
d) Keuntungan (p). Ini adalah balas jasa bagi para pengusaha.
Jika menghitung pendapatan nasional menggunakan pendekatan pendapatan
maka rumusnya adalah sebagai berikut:
Y=w+r+i+p
Sumber Referensi: https://www.beritatren.com/pendidikan/pr-
4755276277/mengapa-perhitungan-pdb-dengan-pendekatan-pendapatan-tidakditerapkan-
di-indonesia.

Anda mungkin juga menyukai