Anda di halaman 1dari 6

ِ ِ ْ ‫ضل لَه ومن ي‬ ِ ِِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِِ

ُ‫َش َه ُد أَ ْن الَ إِلهَ إِالّ اهلل‬


ْ ‫ي لَهُ أ‬َ ‫ض ل ْل فَالَ َه اد‬ ُ ْ َ َ ُ ّ ‫ْح ْم َد للَّه نَ ْح َم ُدهُ َونَ ْستَع ْينُهُ َونَ ْسَتغْف ُرهُ َو َنعُ ْوذُ بِاهلل م ْن ُش ُر ْو ِر أَْن ُفسنَا َو َسيّئَات أَ ْع َمالنَا َم ْن َي ْهده اهللُ فَالَ ُم‬ َ ‫إِ ّن ال‬
ُ‫َوأَ ْش َه ُد أَ ّن ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه‬
.‫ان إِلَى َي ْوِم ال ّديْن‬ ٍ ‫َصحابِ ِه ومن تَبِع ُهم بِِإحس‬
َ ْ ْ َ ْ َ َ َ ْ ‫ّم َعلى ُم َح ّمد َو َعلى آله ِوأ‬
ِِ ٍ
ْ ‫ص ّل َو َسل‬ َ ‫لله ّم‬ ُ َ‫ا‬
‫آم ُن ْوا اّت ُقوا اهللَ َح ّق ُت َقاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُ ّن إِالّ َوأَْنتُ ْم ُم ْس ِل ُم ْو َن‬ َ ‫يَاأ َّي َها الّ َذيْ َن‬
ِ ِ ِ ِ ِ ّ ‫اح َد ٍة و َخلَ َق ِم ْنه ا َزوجه ا وب‬ ِ ‫سو‬ ِ ِ
َ ‫اءل ُْو َن بِ ه َواْأل َْر َح‬
‫ام إِ ّن اهللَ َك ا َن‬ َ ‫اء َواّت ُق وا اهللَ الَذي تَ َس‬ ً ‫ث م ْن ُه َم ا ِر َج االً َكث ْي ًرا َون َس‬ ََ ََ ْ َ َ َ ٍ ‫اس اّت ُق ْوا َربّ ُك ُم الّذي َخلَ َق ُك ْم م ْن َن ْف‬ ُ َ‫يَاأ َّي َه ا الن‬
‫َعلَْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬
… ‫ أ َّما َب ْع ُد‬،‫صلِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْرلَ ُك ْم ذُ ُن ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع اهللَ َو َر ُس ْولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا َع ِظ ْي ًما‬ ِ
ْ ُ‫آم ُن ْوا اّت ُقوا اهللَ َو ُق ْول ُْوا َق ْوالً َسديْ ًدا ي‬
ِ
َ ‫يَاأ َّي َها الّذيْ َن‬
‫ضالَل َِة ِفي‬ َ ‫ َو ُك ّل ُم ْح َدثَ ٍة بِ ْد َعةٌ َو ُك ّل بِ ْد َع ٍة‬،‫ َو َش ّر اْأل ُُم ْو ِر ُم ْح َدثَا ُت َها‬،‫ّم‬ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ‫فَِأ ّن أَص َد َق ال‬
َ ‫ َو ُك ّل‬،ً‫ضالَلَة‬ َ ‫صلّى اهلل َعلَْيه َو َسل‬ َ ‫ى ُم َح ّمد‬ ُ ‫ َو َخ ْي َر ال َْه ْد ِى َه ْد‬،‫اب اهلل‬ ُ َ‫ْحديْث كت‬ َ ْ
‫النّا ِر‬

Kaum muslimin,

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menetapkan takdir-takdir yang pasti. Tidak berubah


dan tak berganti. Orang yang cerdas tentu dia berusaha untuk mengetahui tentang ketetapan ilahi
ini. Agar ia bisa beramal sesuai dengan tuntutannya. Ia berusaha tidak menempuh jalan yang
bertabrakan atau yang menyelisihinya. Ia pun hidup di dunia dengan kehidupan yang mulia. Ia
mendapat taufik dan bahagia. Dan di akhirat baginya balasan pahala dan kenikmatan.

Di antara takdir Allah yang agung ini, ketentuan yang berpengaruh besar bagi hidup manusia, dan
keadaan akhir di tempat kembali mereka, adalah ketentuan Allah berupa al-jaza min jinsil
amal “Balasan akan didapat sesuai dengan amal perbuatan”. Orang yang berbuat baik, akan
mendapat balasan kebaikan. Dan orang yang berbuat jahat, akan mendapat balasan yang buruk.

Inilah ketentuan ilahi. Salah satu prinsip dari banyak prinsip yang menegaskan bahwa Allah Maha
Adil, Maha Bijaksana, dan Maha Mampu. Prinsip pembalasan Rabbani ini senantiasa terjadi saat
di dunia dengan berdasarkan keadilan. Tidak ada keberpihakan kepada person tertentu.

Betapa menakjubkannya kasih sayang Allah. Dia merahmati seorang pelacur karena wanita
tersebut menyayangi hewan yang hampir binasa karena kehausan. Bukankah sesuatu yang
dahsyat, ketika Dia menenggelamkan Qarun dan segala harta yang dimilikinya ke dalam bumi,
karena Qarun sombong dan senantiasa berbuat dosa? Qarun memberi ujian dan kegoncangan
iman orang-orang terhadap Rabb mereka.

Ini adalah ketentuan Rabbani. Dialah yang memberi balasan dengan penuh keadilan. Balasan
amalan seorang hamba sesuai dengan apa yang mereka usahakan. Hal ini senantiasa berlaku
secara syar’i, qadari, waktu, dan tempat. Penjelasan seperti ini diterangkan lebih dari 100 ayat
dalam Alquran. Dan banyak juga hadits-hadits Nabi yang menetapkan kepastian ini. Sehingga
ketentuan ini benar-benar memberi keyakinan pada jiwa.

Pernahkan Kita mendengar firman Allah ‫?ﷻ‬

َ ‫ان إِاَّل اإْل ِ ْح‬


ُ‫سان‬ ِ ‫س‬َ ‫َه ْل َج َزا ُء اإْل ِ ْح‬
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS:Ar-Rahmaan | Ayat: 60).
Sudahkah pula Kita membaca firman Allah ‫?ﷻ‬

ِ َ‫ُون هَّللا ِ َولِيًّا َواَل ن‬


‫صي ًرا‬ ِ ‫سو ًءا يُ ْج َز بِ ِه َواَل يَ ِج ْد لَهُ ِمنْ د‬
ُ ‫َمنْ يَ ْع َم ْل‬
“Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu
dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.” (QS:An-
Nisaa | Ayat: 123).

Sungguh berulang-ulang ayat dalam menjelaskan balasan orang-orang yang beriman dan
bertakwa. Mereka akan mendapatkan kehidupan yang baik. Dibukakan untuk mereka pintu-pintu
rahmat dan kebahagian. Dimudahkan urusan mereka. Diangkat bencana dan musibah yang
mereka alami. Diri-diri mereka dijaga dan dicukupi. Demikian juga istri dan anak-anak mereka.
Mereka ditolong dan dimuliakan. Itulah balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.

Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah dan mengikhlaskan diri kepada-Nya, maka Dia akan
dijaga dari yang haram. Allah ‫ ﷻ‬memalingkan mereka dari perbuatan buruk dan keji. Allah
jadikan lisan mereka jujur.
ٰ
‫ين‬
َ ‫ص‬ِ َ‫سو َء َوا ْلفَ ْحشَا َء ۚ إِنَّهُ ِمنْ ِعبَا ِدنَا ا ْل ُم ْخل‬
ُّ ‫ف َع ْنهُ ال‬ ْ َ‫َك َذلِكَ لِن‬
َ ‫ص ِر‬
“Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya
Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang tulus.” (QS:Yusuf | Ayat: 24).

Siapa yang tulus beribadah kepada Allah, dengan memperbaiki lisan dan amalnya, maka Allah
pun akan mewujudkan kebaikan untuknya. Dia berikan ilmu dan hikmah kepada orang tersebut.
Dia jadikan orang itu diterima di tengah khalayak. Dia jadikan orang-orang cenderung, simpatik,
cinta, dan sayang kepadanya.

Adapun hamba-hamba Allah yang lemah, yang terzalimi, dan yang ditindas, maka dengarlah
balasan Allah ‫ ﷻ‬untuk mereka dalam firman-Nya,

‫ َونُ َم ِّك َن لَهُ ْم‬.‫ين‬ ِ ‫ض َونَجْ َعلَهُ ْم أَئِ َّمةً َونَجْ َعلَهُ ُم ْال َو‬
َ ِ‫ارث‬ ِ ْ‫ين ا ْستُضْ ِعفُوا فِي اأْل َر‬
َ ‫َونُ ِري ُد أَ ْن نَ ُم َّن َعلَى الَّ ِذ‬
ِ ْ‫فِي اأْل َر‬
‫ض‬
Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan
hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)
…” (QS:Al-Qashash | Ayat: 5-6).

Kaum muslimin,

Akhir dan tempat kembali yang baik adalah surga. Terkadang kita lihat orang yang sudah tua
dalam keadaan sehat, tenang, dan ridha. Hal ini disebabkan karena ia mempersembahkan masa
mudanya kepada Allah ‫ﷻ‬. Ia menjaga batasan-batasan Allah ‫ ﷻ‬di masa muda. Saat
tua, Allah ‫ ﷻ‬pun menjaganya.
Sebagaimana sabda Nabi ‫ﷺ‬,

َ َ‫ احْ فَ ِظ هللاَ تَ ِج ْدهُ تُ َجاه‬،‫ك‬


‫ك‬ ْ َ‫احْ فَ ِظ هللاَ يَحْ ف‬
َ ‫ظ‬
“Jagalah batas-batas Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah batas-batas Allah, niscaya kau
dapati Dia di hadapanmu.” (HR. at-Tirimidzi).

Ada orang yang ditimpa musibah, tapi dia merasa ridha. Allah memberi petunjuk kepada hatinya.
Sehingga ia ridha terhadap semua ketetapan Allah. Orang yang demikian, maka balasan
untuknya adalah kebaikan pula. Allah datangkan kebaikan untuknya dari sisi musibah yang
menimpanya. Yang demikian hanya didapatkan oleh orang-orang yang beriman. Dan akibat yang
baiklah bagi orang-orang yang bertakwa.

Ibadallah,

Renungkanlah! keadaan orang-orang yang Allah naungi dalam naungan-Nya di Padang Mahsyar.
Bagaimana kesabaran mereka saat hidup di dunia. Mereka menahan beratnya rintangan meniti
jalan Allah. Akhir keadaan mereka adalah bahagia. Mereka mendapat naungan yang
meneduhkan. Di saat orang-orang lainnya berada dalam derita karena teriknya panas matahari.

‫صبَرُوا َجنَّةً َو َح ِريرًا‬


َ ‫َو َجزَ اهُ ْم بِ َما‬

“Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan
(pakaian) sutera.” (QS:Al-Insaan | Ayat: 12).

Barangsiapa yang menundukkan pandangannya, menjaga pendengaran dan lisannya dari yang
haram, maka Allah memberikan cahaya pada penglihatan dan hatinya. Allah bukakan untuknya
pintu pemahaman, ilmu, dan benar dalam ucapan. Ini adalah kenikmatan dan kebahagiaan yang
lebih besar daripada kelezatan saat menikmati yang haram.

Kalimat dan ucapan yang baik adalah bentuk ridha Allah. seorang yang mengucapkan kalimat
yang baik, Allah akan mencatat untuknya keridhaan-Nya di hari kiamat.

Berbakti kepada kedua orang tua dan bersilaturahim akan menyampaikan seseorang pada rahmat
dan kasih sayang Allah.

Orang-orang beriman yang beristighfar, Allah catatkan untuk mereka kebaikan-kebaikan. Dan
barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pula. Siapa
yang berinfak, Allah pun akan berinfak padanya. Siapa yang menolong saudaranya, maka Allah
juga akan menolongnya. Orang-orang yang disayangi Allah adalah mereka yang juga penyayang
kepada sesama.

Semua itu menunjukkan berlakunya Sunnah Rabbani ini. balasan yang mereka dapat sesuai
dengan apa yang mereka usahakan. Al-jaza min jinsil ‘amal.
َ َ‫فَ َم ْن يَ ْع َملْ ِم ْثق‬
ُ‫ال َذ َّر ٍة َخ ْيرًا يَ َره‬
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya.” (QS:Az-Zalzalah | Ayat: 7).

َ َ‫َو َم ْن يَ ْع َملْ ِم ْثق‬


ُ‫ال َذ َّر ٍة َش ًّرا يَ َره‬
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya pula.” (QS:Az-Zalzalah | Ayat: 8).

،‫ أَقُ ْو ُل قَ ْولِي هَ َذا‬،‫الح ِكي ِْم‬


َ ‫ت َوال ِّذ ْك ِر‬ ِ ْ‫ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي القُر‬
ِ ‫ َونَفَ ْعنَا بِ َما فِ ْي ِه ِم َن اآليَا‬،‫آن ال َع ِظي ِْم‬ َ ‫بَا َر‬
‫ فَا ْستَ ْغفِر ُْوهُ؛ إِنَّهُ هُ َو ال َغفُ ْو ُر‬،‫ب‬ َ ‫َوأَ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم‬
ٍ ‫الجلِي َْل لِي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر ال ُم ْسلِ ِمي َْن ِم ْن ُكلِّ َذ ْن‬
.‫ال َر ِح ْي ُم‬
Khutbah Kedua:

‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل إِلَهَ إِاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل‬،‫ضى‬ َ ً‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َح ْمداً َكثِيْرا‬
َ ْ‫طيِّبا ً ُمبَا َركا ً فِ ْي ِه َك َما ي ُِحبُّ َربُّنَا َويَر‬
.‫صحْ بِ ِه أَجْ َم ِعي َْن‬ َ ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ؛‬،ُ‫ْك لَه‬
َ ‫صلَّى هللاُ َو َسلَّ َم َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو‬ َ ‫َش ِري‬
‫أَ َّما بَ ْع ُد‬
Kaum muslimin,

Sesungguhnya selalu merasakan bahwa balasan tergantung perbuatan dan menghadirkannya


dalam setiap keadaan, akan memberikan rasa yakin kepada seorang hamba, betapa Allah Maha
Adil dan Maha Bijaksana. Betapa Allah mampu melakukan segala sesuatu. Tidak ada yang
tersembunyi dari-Nya walaupun orang-orang mencoba menyembunyikannya. Hal ini juga
menjadikan seseorang senantiasa berada dalam kebaikan dari Allah. Seorang hamba selalu
berbaik sangka pada Rabbnya. Selalu berharap rahmat, karamah, kebaikan, dan pahala dari-Nya.
Seorang hamba akan merasakan ketenangan dan ridha. Karena dia tahu dengan seyakin-
yakinnya, apa yang ia lakukan akan mendapat balasan yang setimpal. Ia tidak bersedih dan tak
pula berputus asa. Karena Allah tidak akan menyia-nyiakan prilaku kebajikan.

Barangsiapa yang Allah balas dengan balasan kebaikan. Maka janganlah tertipu dan jangan
menjadi sombong. Wajib bagi seorang hamba senantiasa bersyukur dan meminta tambahan. Agar
nikmat yang ia dapatkan menjadi langgeng.

‫ش َك ْرتُ ْم أَل َ ِزي َدنَّ ُك ْم‬


َ ْ‫لَئِن‬
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.”
(QS:Ibrahim | Ayat: 7).

Dan barangsiapa yang Allah balas dengan balasan keburukan, janganlah ia berputus asa dari
rahmat dan maaf-Nya. Hendaknya ia bersegera bertaubat dan beristighfar. Menjauhi segala hal
yang dapat mendatangkan murka dan marah-Nya. Karena tidaklah musibah itu datang kecuali
karena dosa, dan akan terangkat dengan taubat.
Sunnatullah al-jaza min jinsil amal adalah sunnah yang umum untuk semua manusia. Tidak ada
yang mendapat pengecualian. Sunnah ini turun kepada siapa saja yang berhak mendapatkannya,
di waktu yang tepat berdasarkan ilmu dan kebijaksaan Allah.

Allah ‫ ﷻ‬telah menjelaskan tentang dakwah Nabi Musa ‘alaihissalam kepada Firaun,

ۖ‫ك‬ ِ ُ‫ْت فِرْ َع ْو َن َو َمأَل َهُ ِزينَةً َوأَ ْم َوااًل فِي ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َربَّنَا لِي‬
َ ِ‫ضلُّوا َع ْن َسبِيل‬ َ ‫ك آتَي‬ َ َّ‫َوقَا َل ُمو َس ٰى َربَّنَا إِن‬
‫اب اأْل َلِي َم‬
َ ‫اط ِمسْ َعلَ ٰى أَ ْم َوالِ ِه ْم َوا ْش ُد ْد َعلَ ٰى قُلُوبِ ِه ْم فَاَل ي ُْؤ ِمنُوا َحتَّ ٰى يَ َر ُوا ْال َع َذ‬ْ ‫َربَّنَا‬
Musa berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir´aun dan
pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan Kami
— akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah
harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka
melihat siksaan yang pedih”. (QS:Yunus | Ayat: 88).

Doa Nabi Musa dan pengkabulan dari Allah dengan binasanya Firaun dan kaumnya berjarak 40
tahun. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh para ulama tafsir. Karena itu,

َ ‫ون ۚ إِنَّ َما ي َُؤ ِّخ ُرهُ ْم لِيَ ْو ٍم تَ ْش َخصُ فِي ِه اأْل َ ْب‬
‫صا ُر‬ َ ‫َواَل تَحْ َسبَ َّن هَّللا َ َغافِاًل َع َّما يَ ْع َم ُل الظَّالِ ُم‬
“Dan janganlah sekali-kali kamu mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-
orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada
waktu itu mata (mereka) terbelalak.” (QS:Ibrahim | Ayat: 42).

Terkadang Allah beri tangguh orang-orang zalim dan menentang, tapi Allah tidak lalai dari
mereka. Orang-orang zalim itu merasa hebat dengan memerangi dan menumpahkan darah
orang-orang tak bersalah. Hingga mereka sangka mereka luput dari hukuman Allah. Kemudian
Allah kejutkan mereka dari sisi yang tidak mereka sangka.

Ayyuhal muslimun,

Sesungguhnya Sunnah Rabbani ini, memberikan pengajaran kepada setiap muslim bahwasanya
keselamatan hanyalah di tangan Allah. Dia melakukan segala seuatu dengan hikmah-Nya yang
luas. Sunnah ini mempertegas bahwa semua anak Adam dalam pengawasan ilmu Allah. Dan
anak Adam tidak mengetahui rahasia ketetapan-Nya.

Sebagian anak Adam menentang dan murka. Sebagian dari mereka ragu ketika melihat
bagaimana Allah mengatur takdirnya. Dia mengangkat sebagian kaum dan menjatuhkan sebagian
yang lain. Dia membukakan pintu dan menutup untuk yang lainnya. Memberi dan mencegah.
Mengadzab dan memaafkan. Memberi kekayaan dan menimpakan kemiskinan. Memuliakan dan
menghinakan. Menguasakan dan melengserkan. Dan anak Adam merasakan kebijaksanaan dan
ilmu Allah.

ْ َ‫َواَل ي‬
‫ظلِ ُم َرب َُّك أَ َحدًا‬
“Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 49).
‫صلُّوا َعلَْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِيماً‬‫آمنُوا َ‬ ‫ين َ‬
‫َّ ِ‬ ‫ِ‬
‫صلُّو َن َعلَى النَّب ِّي يَا أ َُّي َها الذ َ‬
‫ِ‬
‫إِ َّن اللَّهَ َو َماَل ئ َكتَهُ يُ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪.‬‬ ‫آل إِ ْب َر ِاه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َ‬
‫ت َعلَى إِ ْبر ِاه ْيم و َعلَى ِ‬
‫َ ََ‬ ‫صلَّْي َ‬ ‫ٍ‬
‫آل ُم َح َّمد َك َما َ‬ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد و َعلَى ِ‬
‫َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪.‬‬ ‫آل إِ ْب َر ِاه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َ‬
‫ت َعلَى إِ ْبر ِاه ْيم و َعلَى ِ‬
‫َ ََ‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َار ْك َ‬
‫وبَا ِر ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد و َعلَى ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ك ر ُؤ ٌ ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ر َّبنَا ا ْغ ِفر لَنَا وإِلِ ْخوانِنَا الَّ ِذين سب ُقونَا بِاإْلِ ِ‬
‫يم‬
‫وف َّرح ٌ‬ ‫آمنُوا َر َّبنَا إِنَّ َ َ‬ ‫ين َ‬ ‫يمان َواَل تَ ْج َع ْل في ُقلُوبنَا غاّل ً لِّلَّذ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ََ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫َ‬
‫اللهم افتح بيننا وبين قومنا بالحق وأنت خير الفاتحين‪.‬‬
‫اللهم إنا نسألك علما نافعا ورزقا طيبا وعمال متقبال‬
‫اب النَّا ِر‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َر َّبنَا آتِنَا فِي ُّ‬
‫سنَةً َوقنَا َع َذ َ‬
‫سنَةً َوفي اآْل خ َرة َح َ‬ ‫الد ْنيَا َح َ‬
‫ان إِلَى َي ْوِم ال ّديْن‪.‬‬
‫وصلى اهلل على نبينا محمد وعلى آله وصحبه و َمن تَبِع ُهم بِِإ ْحس ٍ‬
‫َْ َ ْ َ‬
‫ب ال َْعالَ ِم ْي َن‬
‫ْح ْم ُد هلل َر ِّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َوآخ ُر َد ْع َوانَا أَن ال َ‬

Anda mungkin juga menyukai