Resume Seminar Nurrahim Faturrahman Talib
Resume Seminar Nurrahim Faturrahman Talib
OLEH
NAMA : NURRAHIM FATURRAHMAN TALIB
NPM : 91811402111009
Judul : Analisis Self Efficacy Sebagai Dasar Pengembangan Sumber Belajar Mandiri Untuk
Praktikum Jarak Jauh Di Lptk
Tahun : 2021
Volume : 12
Latar belakang
Wabah Virus Covid-19 yang muncul pada Desember 2019 menyebabkan hambatan bagi sebagian
sektor termasuk sektor pendidikan. Aktifitas pendidikan khususnya dalam hal pembelajaran harus
dilakukan dengan jarak jauh, sebab guna memutus mata rantai covid 19 masyarakat dianjurkan
untuk menjaga jarak agar terhindar dari penularan. Namun pembelajaran jarak jauh tentunya tidak
bisa berjalan dengan efisien jika tidak diimbangi dengan kemampuan untuk memanfaatkan
teknologi berkembang saat ini.
Salah satu dampak wabah Covid-19 yang mengakibatkan terganggunya proses pembelajaran adalah
pada kegiatan praktikum yang umumnya selalu dilakukan dengan metode tatap muka. Sehingga
persoalan ini perlu mendapatkan solusi agar dapat menjadi alternatif untuk menggantikan kegiatan
praktikum tatap muka menuju pada pembelajaran mandiri agar bisa membantu mahasiswa dalam
memahami konsep pembelajaran yang memerlukan praktikum sehingga pelajar dapat memiliki self
efficacy yang baik terhadap pembelajaran tersebut. salah satunya dengan menggunakan
perkembangan teknologi virtual laboratorium. Virtual laboratorium merupakan situasi interaktif
sains dengan bantuan aplikasi pada komputer berupa simulasi percobaan sains.
Bioteknologi menjadi salah satu pokok bahasan yang sering melakukan kegiatan praktikum,
didalamnya terdapat berbagai pembahasan praktikum mulai dari praktikum bioteknologi
konvensional hingga bioteknologi modern. Permasalahan pada praktikum bioteknologi yang sering
dialami adalah keterbatasan ruang dan alat seperti halnya materi kultur jaringan yang memerlukan
biaya cukup besar untuk pengadaan alat dan ruang kultur khusus dalam pelaksanaannya. Kultur
Jaringan merupakan salah satu teknik dari perkembangan bioteknologi modern yang bertujuan
memperbanyak tanaman secara vegetatif. Kultur Jaringan diartikan pula dengan memelihara &
menumbuhkan organ tanaman (embrio, tunas, bunga dsb) atau jaringan tanaman (sel, kalus,
protoplast) pada kondisi aseptik. Permasalahan inilah yang menjadi dasar perlunya virtual
laboratorium sebagai alternatif dari kegiatan praktikum yang tidak dapat dilaksanakan
Peralihan antara pembelajaran tatap muka pada pembelajaran jarak jauh tentunya akan memberikan
mahasiswa kesempatan untuk melakukan proses pembelajaran secara mandiri lebih banyak dari
pada biasanya jika dibandingkan dengan pembelajaran secara tatap muka.
Tujuan penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk melakukan sebuah riset untuk menganalisis data self efficacy
mahasiswa yang ada di Pekanbaru, Riau terhadap pemanfaatan teknologi selama proses
pembelajaran mandiri di masa covid-19 yang saat ini berlangsung.
Metode penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan mengambil dua tahapan dari model
ADDIE yaitu analysis dan design tahap analysis dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis self
efficacy yang dimiliki oleh mahasiswa terhadap pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran
mandiri di saat pandemi covid-19 sebagai pertimbangan pengembangan sumber belajar berbasis
teknologi yang dimana tujuan akhir dari penelitian ini adalah pengembangan design virtual
laboratorium. Adapun tahapan penelitian dilakukan dengan menyebarkan angket kepada 159
mahasiswa yang berada di Pekanbaru, Riau.
Temuan/hasil
Setelah melakukan analisis terhadap sebaran angket terkait self efficacy mahasiswa terhadap
pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran mandiri, diketahui bahwa indikator self efficacy
pada aspek keyakinan dalam menyelesaikan tugas, mengatasi hambatan dan menyelesaikan tugas
pada perspektif luas dan sempit masih memerlukan peningkatan. Sehingga untuk meningkatkan self
efficacy ini mahasiswa harus dapat memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu dari
faktor internal dan eksternal seperti perubahan pola pikir dan lingkungan sekitarnya ke arah yang
lebih baik. Dalam kasus ini peningkatan kemampuan dalam pemanfaatan teknologi sangatlah
diperlukan, oleh sebab itu pengembangan terhadap sebuah media pembelajaran yang dapat
membantu meningkatkan self efficacy mahasiswa pada aspek-aspek yang masih tergolong rendah
perlu untuk dilakukan terutama pembelajaran praktikum pada materi yang bersifat abstrak untuk
dijelaskan tanpa praktikum serta permasalahan lain seperti keterbatasan sarana dan prasarana
hingga pada kendala pembelajaran jarak jauh seperti pada kondisi pandemi covid-19 saat ini.
berdasarkan hasil penelitian ini dibentuklah design rancangan media berbasis teknologi yaitu virtual
laboratorium yang diharapkan mampu meningkatkan self efficacy mahasiswa dalam pembelajaran
yang memerlukan praktikum namun sulit untuk dilakukan secara mandiri dengan memperhatikan
aspek-aspek indikator self efficacy yang perlu untuk ditingkatkan.
ARTIKEL 2
Identitas Artikel
Judul : Pengembangan Collaborative Problem Solving Inventory (Cpsi) Berbasis Web Untuk
Mengukur Keterampilan Kolaborasi Dalam Pemecahan Masalah Siswa
Tahun : 2021
Volume : 12
Latar belakang
Collaborative Problem Solving (CPS) adalah salah satu keterampilan penting abad ke-21.
Keterampilan ini juga merupakan keterampilan yang harus ditanamkan pada siswa dalam
pembelajaran. CPS adalah keterampilan penting yang perlu dikuasai untuk hidup dalam keluarga,
hidup sebagai tenaga kerja, dan masyarakat. Hal ini karena dalam berbagai bidang kehidupan saat
ini, banyak perencanaan, penyelesaian masalah, dan pengambilan keputusan yang harus dilakukan
secara berkelompok.
Berdasarkan hasil observasi yang menunjukkan fakta empiris di lapangan, masih sedikit guru yang
telah memberdayakan dan menilai keterampilan siswa dalam kerja kolaboratif problem solving.
Pelaksanaan pembelajaran telah memfasilitasi siswa untuk mengembangkan keterampilan
berkolaborasi, misalnya melalui penugasan kelompok, presentasi dan diskusi, serta kegiatan
praktikum di laboratorium. Dalam pelaksanaan kegiatan kolaborasi siswa, guru menyadari bahwa
ada proses pemecahan masalah yang dilakukan secara berkelompok. Misalnya: (1) pada saat
diskusi, siswa bekerja sama untuk menjawab pertanyaan dari temannya; (2) pada saat kegiatan
praktikum, siswa bekerja sama untuk menentukan hipotesis, menganalisis data, dan menulis
kesimpulan. Kolaborasi siswa dalam pembelajaran sudah dinilai oleh guru dengan menggunakan
lembar observasi yang mengukur aktivitas dan sikap siswa. Namun demikian, proses pemecahan
masalah dalam kolaborasi (Collaborative Problem Solving) yang dilakukan siswa masih belum
diukur. Guru masih belum familiar dan memerlukan bantuan dalam memetakan indikator
keterampilan kolaborasi dalam pemecahan masalah. Selain itu, juga dibutuhkan instrumen khusus
untuk menilai CPS yang mudah diakses dan digunakan oleh guru dan juga siswa. Salah satu bentuk
instrumen yang dapat digunakan untuk menilai CPS adalah inventory atau Collaborative Problem
Solving Inventory (CPSI). CPSI merupakan pengukuran terhadap Collaborative Problem Solving
yang inovatif, menekankan pada pengukuran sebelum, selama dan sesudah kegiatan pembelajaran
Collaborative Problem Solving dilakukan. dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang mendasari
pengembangan CPSI ini adalah: (1) belum adanya asesmen yang sudah memenuhi aspek validitas
untuk mengukur collaborative problem solving, (2) perlu adanya contoh asesmen yang dapat
dijadikan acuan, tersedia setiap waktu, dan dapat diakses kapan saja. Asesmen daring berbasis web
menjadi pilihan yang bisa mengatasi permasalahan tersebut
Tujuan penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan instrumen penilaian keterampilan kolaborasi dalam
pemecahan masalah dalam bentuk CPSI berbasis web
Metode penelitian
Pengembangan CPSI berbasis web ini dilakukan dengan model pengembangan Learning
Development Cycle (LDC). Menurut Siemens (2005), LDC terdiri dari tahapan: (1) lingkup dan
obyek desain pembelajaran, (2) penciptaan alat asesmen, (3) pengalaman Pengguna, (4) meta-
evaluasi untuk menentukan keefektifan dan akurasi proses desain dan asumsi, serta (5) evaluasi
formatif dan sumatif. Tahap pertama dari LDC terdiri dari planning dan analysis. Tahap ke dua
terdiri dari aktivitas design, development, dan delivery. Tahap ke tiga mencakup user experience
atau pengalaman desainer dalam menggunakan CPSI. Tahap ke empat yaitu meta-evaluation
merupakan proses evaluasi instrumen yang sudah dikembangkan. Sedangkan tahap terakhir yaitu
evaluation, dilakukan untuk meninjau secara keseluruhan kualitas instrumen yang sudah
dikembangkan untuk kepentingan tindak lanjut dan pengembangan selanjutnya.
Temuan/hasil
Pengembangan instrumen CPSI berbasis web yang dilakukan dengan menggunakan model LDC,
Tahapan penelitian ini meliputi: (1) Observasi, Survei dan Analisis Kebutuhan; (2) Focus Group
Discussion; (3) Penyusunan Desain CPSI; (4) Pengembangan CPSI Berbasis Web melalui Model
Pengembangan LDC; (5) Validasi CPSI oleh ahli pengembang bahan ajar (kelayakan) dan guru
(kepraktisan); dan (6) Analisis Data. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan instrumen CPSI
berbasis web dengan indikator penilaian keterampilan kolaborasi yang telah divalidasi oleh ahli dan
praktisi. Hasil validasi menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan dengan perbaikan kecil
(validitas 3,75 oleh ahli media; validitas 3,78 oleh ahli evaluasi; dan rerata 3,65 oleh praktisi).
Tindak lanjut penelitian dapat dilakukan dengan mengujicobakan instrumen dalam situasi
pembelajaran di kelas, dengan terlebih dahulu melakukan perbaikan terkait kemenarikan tampilan
dan desain website.
ARTIKEL 3
Identitas Artikel
Tahun : 2021
Volume : 12
Latar belakang
Tujuan penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk mengeksplorasi minat melalui persepsi mahasiswa calon guru biologi
tentang tantangan yang terjadi selama perkuliahan KT berlangsung, serta solusi yang dapat
digunakan untuk mengembangakan matakuliah KT.
Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data
berupa reflective essay yang ditulis oleh mahasiswa calon guru biologi di akhir semester
perrkuliahan. Penentuan informan penelitian menggunakan teknik sampling purposive. Teknik
sampling ini memilih informan sesuai dengan kriteria dan kebutuhan penelitian. Analisis data
kualitatif yang dilakukan dalam menganalisis konten reflective essay adalah dengan menggunakan
analisis tematik.
Temuan/hasil
Hasil persepsi mahasiswa calon guru biologi mengungkapkan beberapa tantangan yang dialami
selama pembelajaran serta peluang yang dapat digunakan sebagai solusi dalam mengatasi tantangan
tersebut guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan minat belajar terhadap matakuliah
Keanekaragaman Tumbuhan. Tantangan yang dialami selama mengikuti perkuliahan
Keanekaragaman tumbuhan dari perspektif calon guru biologi terangkum dalam empat tema:
kesulitan pemahaman materi; keterbatasan media pembelajaran; metode pembelajaran kurang
efektif; serta kesulitan management waktu.
Keterbatasan media pembelajaran merupakan tantangan yang juga dialami oleh mahasiswa selama
perkuliahan berlangsung. Media pembelajaran merupakan hal yang penting dalam pembelajaran.
Salah satu fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang bertujuan untuk
memotivasi, mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang diatur dan diciptakan oleh
pengajar.
Metode pembelajaran yang tepat sangat diperlukan agar pembelajaran berlangsung secara baik dan
efektif. Keberhasilan Pendidikan tidak dapat terlepas dari metode pembelajaran yang tepat.
Praktikum merupakan metode pembelajaran yang direkomendasikan untuk pembelajaran sains
karena mampu mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi sains dan teknologi,
menumbuhkan sikap ilmiah, serta memperkaya pengalaman peserta didikdengan hal-hal yang
bersifat realistik dan objektif (Rahayu dan Eliyarti, 2019). Sehingga, jika praktikum dapat
terlaksana dengan efektif, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
Adanya peralihan secara mendadak dari perkuliahan luring ke perkuliahan daring menjadi
tantangan tersendiri bagi mahasiwa dalam manajemen waktu untuk mengerjakan tugas-tugas satu
matakuliah dengan matakuliah lain. Banyaknya tugas individu maupun tugas kelompok dari tiap
matakuliah menyebabkan mahasiswa kesulitan dalam manajemen waktu. Manajemen waktu yang
tidak baik dalam kerja kelompok akan mengakibatkan hasil kerja yang tidak maksimal.
Berdasarkan tantangan tersebut, mahasiswa calon guru biologi mengungkapkan solusi sebagai
peluang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan minat belajar Keanekaragaman Tumbuhan.
Peluang-peluang tersebut terangkum dalam empat tema besar: penguatan materi; optimalisasi media
pembelajaran; optimalisasi metode pembelajaran; dan optimalisasi kegiatan praktikum.
ARTIKEL 4
Identitas Artikel
Judul : Reka Bentuk Genetic Pop Up Book Sebagai Media Pembelajaran Yang Meningkatkan Daya
Ingat Siswa SMA
Penulis : Indra Kurniawan Saputra, Sakinah Vinda Putri Kinasih, Nurul Alfi’ah , Claresia Tsany
Kusmayadi, Eliza Fitri Kamaliya, Mohammad Ridho Dwi Maryadi
Tahun : 2021
Volume : 12
Latar belakang
Buku pop up merupakan media pembelajaran yang menampilkan gambar 3D timbul ketika dibuka
dan bersifat interaktif. Buku pop up dapat memberikan pengalaman khusus kepada siswa seperti
menggeser, membuka, dan melipat bagian pop up. Hal ini akan membuat kesan tersendiri sehingga
lebih mudah masuk kedalam ingatan ketika menggunakan media pop up. Media buku pop up juga
cocok digunakan untuk materi genetika yang bersifat abstrak. Materi ini memerlukan media visual
yang menarik. Berdasarkan permasalahan diatas.
Miskonsepsi pada materi genetika dapat terjadi dikarenakan kendala siswa dalam memanfatkan
sumber belajar yang ada. siswa mengaku sulit memahami materi genetika ketika menggunakan
buku paket. Selain itu sebagian siswa mengaku bahwa lebih tertarik mempelajari materi genetika
dengan menggunakan ringkasan gambar yang berwarna. Berdasarkan hal tersebut siswa
membutuhkan sumber belajar yang berisi tata visual yang menarik. Salah satu sumber belajar yang
dapat digunakan yaitu media pembelajaran visual. Media pembelajaran visual adalah media
pembelajaran yang lebih dominan menggunakan gambar atau foto dalam menyampaikan pesan
ataupun materi. Seiring berkembangnya teknologi dan pengetahuan ditemukan suatu media visual
digital yaitu media gambar yang berbasis augmented reality. Teknologi augmented reality
merupakan salah satu teknologi yang digunakan untuk menggabungkan interaksi antara dunia maya
(virtual world) dengan dunia nyata (real world) . Salah satu media visual yang dapat menambah
pengalaman belajar siswa belajar secara langsung adalah buku berbasis pop up (Pop up book).
Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas rancangan media Genetic Pop Up Book sebagai
media pembelajaran yang meningkatkan daya ingat siswa terhadap materi genetika.
Metode penelitian
Temuan/hasil
Miskonsepsi siswa terhadap materi genetika disebabkan oleh minat belajar siswa dan metode
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pertama, siswa tidak senang ketika mempelajari genetika,
diperkirakan siswa merasa bahwa materi genetika sulit, membosankan, dan melelahkan untuk
dipelajari. Kedua, metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariasi. Guru
cenderung menggunakan metode ceramah dan hapalan. Hal ini diduga dapat berpengaruh terhadap
pemahaman siswa. Buku pop up merupakan salah satu media visual yang digunakan dalam
pembelajaran. buku pop up dapat bergerak serta memiliki unsur tiga dimensi dan memberikan
visualisasi seperti gambar yang dapat bergerak ketika buku dibuka. Buku pop up memiliki bagian
menarik yaitu selalu menunjukkan kejutan-kejutan pada halaman selanjutnya sehingga memancing
ketertarikan dan antusiasme siswa untuk membacanya. Buku pop up merupakan cara visualisasi
agar kesan nyata yang ingin di tampilkan dapat lebih tersampaikan. Rancangan Genetic Pop Up
Book merupakan rancangan buku yang memiliki unsur 3 dimensi dan terdapat bagian yang dapat
bergerak secara otomatis ketika buku dibuka serta dilengkapi dengan efek glow in the dark.
Rancangan Genetic Pop Up Book berisi materi genetika SMA yang disesuaikan dengan
Kompetensi Dasar (KD) terbaru yaitu pada kelas 11 KD 3.2 tentang menganalisis berbagai
bioproses dalam sel yang meliputi mekanisme transpor membran, reproduksi, dan sistesis protein
serta kelas 12 KD 3.3 tentang menganalisis hubungan struktur dan fungsi gen, DNA, kromosom
dalam penerapan prinsip pewarisan sifat pada makhluk hidup. Karakteristik terpenting pada media
pembelajaran interaktif adalah bahwa siswa tidak hanya memperhatikan penyajian atau objek, tetapi
dituntut untuk berinteraksi selama mengikuti pelajaran.
Rancangan Genetic Pop Up Book dapat meningkatkan daya ingat siswa. Penggunaan rancangan
media Genetic Pop Up Book dapat memberikan pengalaman khusus seperti memainkan dan
menyentuh langsung media pembelajaran yang digunakan. Daya ingat siswa kelas pembelajaran
menggunakan media pop up lebih tinggi (4,46). menggunakan media gambar dan media pop up
memberikan pengaruh sebesar 70,7% terhadap daya ingat.
ARTIKEL 5
Identitas Artikel
Judul : Pengembangan Media Ispring Suite 8 Dengan Model Think Pada Mata Kuliah Genetika
Tahun : 2021
Volume : 12
Latar belakang
Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk baru yangbermanfaat dalam proses
pembelajaran. Pengembangan Media i Spring suite 8 menggunakan metode Research and
Development (R&D) dengan model 4 D (Define, Design, Develop, dan Dessiminate).
Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan menggunakan metode Research and Development (R & D) dengan
model 4 D (Define, Design, Develop, dan Dessiminate). Data didapatkan melalui media angket.
Jenis data yang dihasilkan adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Temuan/hasil
Penelitian ini dimulai dari tahap define yaitu mengidentifikasi konsep-konsep material yang harus
terkandung dalam media. Mendesain lebih lanjut model pembelajaran Think berbasis media
pembelajaran I Spring Suite 8. Setelah media dirancang dan dibuat maka dilakukan tahap
pengembangan yaitu validasi produk oleh ahli dan uji coba produk pada proses perkuliahan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hasil validitas ahli media dalam kriteria valid dengan persentase
media pembelajaran sebesar 89 persen dengan persentase modul parasitologi sebesar 88% Dari uji
kelayakan diperoleh hasil uji kelayakan. Disimpulkan bahwa media termasuk dalam kategori sangat
baik.