Anda di halaman 1dari 11

Majalah Media Perencana

Perkumpulan Perencana Pembangunan Indonesia


Volume 1 No. 1 Oktober 2020

Implementasi Nilai Pancasila dalam Perencanaan Percepatan


Penanganan dan Pemulihan Terdampak Pandemi Covid-19

Suprayoga Hadi16
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas

Abstrak

Pandemi Covid-19 yang dihadapi Indonesia sejak Maret 2020 hingga saat ini memerlukan
penanganan yang terencana dengan baik, termasuk dalam penyiapan pemulihannya.
Selama ini Pemerintah Indonesia telah merespon bencana kesehatan pandemi Covid-19
melalui berbagai kebijakan yang telah ditetapkan, terutama untuk memperkuat ketahanan
masyarakat di dalam menghadapi pandemi Covid-19, dengan mengadopsi protokol
kesehatan yang mengacu pada arahan World Health Organization (WHO) yang berlaku
secara global. Namun demikian, dalam implementasi kebijakan penanganan Covid-19 yang
mengacu pada protokol kesehatan WHO ini masih dihadapkan pada berbagai permasalahan
yang menyebabkan masih belum efekttif dan optimalnya penanganan yang dilakukan,
dimana tingkat penularan dan penyebaran virus Covid-19 masih terus berlanjut dan belum
menunjukkan penurunan yang signifikan. Oleh karenanya, dengan memperhatikan perspetif
kepentingan nasional, maka tulisan ini mencoba untuk mengusulkan perlunya suatu
perubahan pendekatan penanganan pandemi Covid-19 yang berbasis nilai-nilai Pancasila,
sebagai pandangan dan falsafah hidup bangsa dan masyarakat Indonesia, yang diharapkan
dapat meningkatkan hasilguna dari upaya penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan
Pemerintah. Implementasi nilai-nilai Pancasila di dalam perencanaan penanganan pandemi
Covid-19 ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi proses perencanaan yang lebih efektif
dan optimal, tidak hanya dalam penanganan bencana pandemi yang sedang berlangsung,
namun juga sekaligus untuk merencanakan pemulihan kondisi bangsa dan masyarakat yang
terdampak bencana pandemi Covid-19 lebih lanjut.

Kata Kunci: Pandemi, Covid-19, Perencanaan, Pancasila

16
Suprayoga Hadi adalah Perencana Ahli Utama pada Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas,
Ketua Umum Perkumpulan Perencana Pembangunan Indonesia (PPPI), Wakil Ketua I Ikatan Ahli Kebencanaan
Indonesia (IABI), email: suprayoga@bappenas.go.id

22
Suprayoga Hadi
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020

I. Pendahuluan

Kejadian bencana kesehatan pandemi virus Corona tahun 2019 (Covid-19) yang terjadi
secara global pada awal tahun 2020, yang dimulai di Wuhan, Tiongkok, dan telah meluas ke
lebih dari 216 negara, termasuk Indonesia, telah menyebabkan korban jiwa yang semakin
bertambah dari waktu ke waktu, yang data global menunjukkan angka terkonfirmasi positif
sebanyak 28,392.790 jiwa dan sebanyak 911.877 jiwa meninggal, sementara vaksin untuk
penanggulangan Covid-19 hingga saat ini belum ditemukan untuk menghentikan kasus
penularannya. Di Indonesia sendiri, sejak pertama kali ditemukan korban terjangkit Covid-
19 pada awal Maret 2020, hingga awal September 2020 telah menunjukkan jumlah korban
terkonfirmasi positif sebanyak 218.382 jiwa, dengan 8.723 jiwa meninggal, walaupun yang
sembuh menunjukkan peningkatan menjadi sebanyak 155.010 jiwa (Satuan Tugas Nasional
Covid-19, 13 September 2020).

Pemerintah Indonesia telah merespon kejadian bencana non alam pandemi Covid-19 ini
sejak pertengahan Maret 2020, melalui penerbitan berbagai kerangka regulasi yang
ditujukan untuk percepatan penanganan Covid-19, dimulai dengan membentuk Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19 melalui Keppres 9/2020 jo. Keppres 7/2020, penetapan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) melalui Peraturan Pemerintah 21/2020, penetapan
Status Darurat Bencana Kesehatan melalui Keppres 11/2020, dan penerbitan Perppu No. 1
Tahun 2020 yang telah disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Kebijakan Keuangan Negara dalam Penanganan Covid-19, serta terakhir dengan terbitnya
Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Nasional Penanganan Covid-19
dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

Dalam implementasi berbagai kerangka regulasi yang dilakukan secara terkoordinasi


melalui Gugus Tugas Nasional, termasuk pelibatan Gugus Tugas yang juga dibentuk di tingkat
provinsi, kabupaten/kota, bahkan hingga tingkat RW/RT, telah banyak kemajuan yang
dicapai, terutama dalam mengurangi atau setidaknya mencegah penambahan jumlah
korban tertular pada daerah-daerah yang dikategorikan sebagai episentrum, termasuk
penyebarannya ke daerah-daerah lainnya yang berpotensi terpapar, terutama dengan cukup
masifnya pergerakan manusia yang mudik atau pulang kampung pada masa menjelang Idul
Fitri dan arus baliknya setelah Idul Fitri, walaupun telah dilakukan PSBB yang
diimplementasikan dalam membatasi pergerakan berbagai moda transportasi dari dan ke
daerah episentrum Covid-19.

Dengan mempertimbangkan adanya penurunan jumlah penularan pada beberapa


episentrum, walaupun berpindah ke episentrum yang baru di daerah lainnya, maka
Pemerintah telah mempersiapkan transisi penanganan kedaruratan kesehatan pandemi
Covid-19 menuju kehidupan produktif dan aman dari Covid-19, atau yang dikenal dengan
“new normal”, yang sedang diujicobakan pada 4 provinsi dan 25 kabupaten/kota yang
memiliki kecenderungan penurunan angka korban positif yang relatif signifikan, melalui
pelonggaran penerapan PSBB secara proporsional, yang akan dijadikan model untuk
diterapkan bagi daerah lainnya secara nasional.

23
Suprayoga Hadi
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020

Pola penanganan pandemi Covid-19 di atas, bila ditinjau dari sudut pandang Pancasila
sebagai dasar hukum, landasan ideologi dan falsafah hidup berbangsa dan bermasyarakat,
sebenarnya berbagai kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah telah sejalan dengan
penjabaran dari Pancasila, yang ditunjukkan dengan telah diperhatikannya penjabaran dari
kelima sila ke dalam kerangka kebijakan, kerangka kelembagaan, dan kerangka
implementasi dari penanganan Covid-19 oleh Pemerintah, termasuk dalam mempersiapkan
sistem kehidupan produktif dan aman dari Covid-19 dalam kerangka “new normal”.

Dengan memperhatikan Pancasila sebagai dasar negara, ideologi dan pandangan hidup
bangsa dan negara, serta sebagai sumber inspirasi dan common platform bagi seluruh
komponen bangsa dalam mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk
dalam penanganan bencana pandemi Covid-19 ini, maka melalui esai ini akan ditelaah
penjabaran dari nilai-nilai luhur dari Pancasila terutama sebagai pandangan hidup bangsa
yang menjadi pertimbangan utama dalam penanganan Covid-19 dan kelanjutannya menuju
“new normal” yang ditujukan untuk memulihkan kesejahteraan masyarakat yang terdampak
akibat bencana pandemi Covid-19.

Sehubungan dengan adanya koneksitas antara upaya percepatan penanganan Covid-19


dengan aktualisasi penjabaran Pancasila sebagai dasar hukum, landasan ideologi, dan
pandangan hidup bangsa dalam menghadapi bencana pandemi Covid-19 ini, maka artikel
yang disusun akan difokuskan pada rumusan permasalahan pokok “bagaimana Pancasila
bisa digunakan sebagai prinsip dasar, atau protokol, dalam perencanaan penanganan Covid-
19 dan keberlanjutannya menuju kehidupan produktif yang aman dari Covid-19?”. Rumusan
permasalahan dijadikan acuan dalam pembahasan yang dilakukan, dengan memperhatikan
beberapa kerangka teoretis dan metodologi yang digunakan, untuk menghasilkan beberapa
simpulan dan rekomendasi untuk pertimbangan dalam perencanaan penanganan dan
pemulihan Covid-19 yang berbasis Pancasila.

II. Tinjauan Pustaka dan Metodologi

Sebelum membahas lebih lanjut yang disasarkan pada rumusan permasalahan yang telah
ditetapkan, beberapa kerangka teoretis yang dijadikan rujukan untuk pembahasan,
diataranta terkait dengan: (1) Teori Kebijakan, yang menurut Carl J Federick sebagaimana
dikutip Leo Agustino(2008:7) mendefinisikan kebijakan sebagai serangkaian
tindakan/kegiatan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu
lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan)7; (2) Teori
Sinergitas, yang menurut A.F Stones James dalam Soekanto adalah bahwa interaksi antara
dua pihak atau lebih bisa mendapatkan tingkat komunikasi dihadapkan pada elemen
kerjasama dan kepercayaan. untuk melakukan suatu pekerjaan guna mencapai tujuan

7
https://eprints.uny.ac.id/8530/3/BAB%202%20-%2007401241045.pdf diunduh 5 September 2020.

24
Suprayoga Hadi
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020

bersama 8 ; dan (3) Teori Pemberdayaan, yang menurut Kartasasmita (1996), kata
pemberdayaan terkait dengan penggalian dan pengembangan potensi masyarakat, dimana
“setiap manusia dan masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan, sehingga
pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu dengan mendorong, memberikan
motivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta untuk
mengembangkannya9“. Dalam pemberdayaan, masyarakat tidak dijadikan sebagai obyek
melainkan subyek dari berbagai upaya pembangunan 10 , dimana pemberdayaan harus
mengikuti pendekatan: (1) harus terarah (targeted), (2) harus langsung mengikutsertakan
atau bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran, dan (3) menggunakan
pendekatan kelompok.

Dengan memperhatikan kerangka teoretis di atas, untuk dapat menelaah rumusan


permasalahan yang telah ditetapkan, digunakan metodologi dan pendekatan berikut ini: (1)
Metode, pengumpulan data menggunakan studi pustaka, yang merujuk pada data sekunder
seperti peraturan perundang-undangan, buku, jurnal akademik, dan artikel opini untuk
mendukung proses analisis. (2) Pendekatan yang digunakan adalah dengan perspektif
kepentingan nasional, melalui analisis multidisiplin ilmu, sesuai dengan kerangka teoretis
yang diuraikan dalam bab tinjauan Pustaka, serta beberapa kerangka peraturan perundang-
undangan sebagai rujukan.

Berdasarkan kerangka teoretis dan dengan menggunakan metodologi dan pendekatan di


atas, dapat dirangkum ke dalam alur pikir dalam Gambar 1 berikut ini.

8
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00254-MN%20Bab2001.pdf. Diunduh 3 September
2020,
9
Pemberdayaan Masyarakat: Konsep Pembangunan Yang Berakar Pada Masyarakat.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195207251978031-
ACE_SURYADI/09PemberdayaanMasyarakat.pdf. diunduh 21 Agustus 2020
10
Kartasasmita Ginanjar. 1996. Pembangunan untuk Rakyat Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. PT. Pustaka
Cidesindo ; Jakarta

25
Suprayoga Hadi
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020

Gambar 1 Alur Pikir


Sumber: Analisis Penulis, September 2020

Alur Pikir pada Gambar 1 mengemukakan adanya 3 (tiga) tingkatan peran dan fungsi dari
Pancasila, dimulai dengan Pancasila sebagai dasar hukum, ideologi dan falsafah hidup;
selanjutnya Pancasila yang nilai-nilai luhurnya diadopsi menjadi protokol kesehatan untuk
mendukung penanganan pandemi Covid-19; dan implementasi dari nilai-nilai lukur Pancasila
sebagai dasar dan falsafah hidup bangsa dan masyarakat Indonesia, untuk dapat menjadi
pendekatan pokok dalam perencanaan penanganan Covid-19 dan sekaligus perencanaan
pemulihan kondisi dan masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 lebih lanjut.

Diperlukannya penerapan Pancasila sebagai protokol penanganan Covid-19 berfifat


komplemen dan melengkapi protokol kesehatan yang telah ditetapkan secara global oleh
WHO, namun diadopsi dan disesuaikan dengan kondisi bangsa dan masyarakat Indonesia, di
dalam menghadapi pandemi Covid-19. Beberapa masalah yang dihadapi, seperti rendahnya
kedisiplinan dalam melaksanakan protokol kesehatan WHO seperti 3M (memakai masker,
menjaga jarak, dan menghindari kerumunan) diharapkan dapat lebih diatasi dan dijalankan
dengan lebih baik melalui penerapan protokol Pancasila, yang berakar pada kondisi nilai-nilai
budaya bangsa dan masyarakat Indonesia, sehingga dapat mempercepat upaya
penanganannya.

III. Analisis

Sebelum membahas lebih jauh tentang peranan Pancasila sebagai prinsip dasar atau
protokol dalam penanganan Covid-19 dan kelanjutannya menuju “new normal” kehidupan
produktif yang aman dari Covid-19, diperlukan pemahaman tentang Pancasila sebagai dasar
negara dan pandangan hidup dalam berbangsa dan bernegara. Dengan memperhatikan

26
Suprayoga Hadi
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020

materi ceramah dari Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Lemhannas
RI (Hariyono, Mei 2020), dapat disarikan bahwa nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan
hidup merupakan energi positif yang menjadi sumber inspirasi dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, yang perlu dilembagakan nilai-nilainya baik secara struktural maupun
kultural, yang berarti perlu melibatkan peran dan tanggung jawab tidak hanya dari
pemerintah namun juga peran serta masyarakat.

Selain itu, dikemukakan juga bahwa peran Pancasila sebagai landasan ideologi juga
dijadikan landasan berpikir, yang disebut Hariyono (2020) sebagai progressive thinking,
termasuk dalam pengambilan keputusan dan penyatuan pandangan, dengan memberikan
kesempatan memperluas kreativitas, inovasi dan local genius, yang berbasis kerjasama
(kolaborasi) diantara pihak yang terlibat. Selanjutnya ditegaskan pula bahwa Pancasila juga
dapat dijadikan common platform diantara pihak-pihak yang terlibat, di mana peranan
penting Pancasila adalah dalam mempersatukan berbagai keragaman kepentingan yang ada.

Oleh karenanya, dalam implementasi Pancasila sebagai dasar ideologi dan pandangan
hidup, diperlukan pertimbangan terhadap adanya keberagaman atau kemajemukan baik
dalam konteks sosial budaya, yang perlu dijadikan modal sosial dan modal budaya di tingkat
masyarakat madani (civil society) (Hariyono, Mei 2020).

Pada kesempatan berikutnya, memperhatikan materi ceramah Profesor Azumardi Azra


di Lemhannas RI, terutama terkait dengan Rehabilitasi dan Rejuvenasi Pancasila (Azra, Mei
2020), yang mengemukakan beberapa aspek pokok dalam perwujudan Pancasila yang lebih
kontekstual dan aktual, yang memerlukan penjabaran Pancasila sebagai prinsip dasar jati diri
bangsa, yang dihadapkan pada tantangan krisis identitas budaya pada situasi keragaman
budaya (multi culture), sehingga Pancasila perlu dijadikan kekuatan pemersatu (integrating
force) atau sejalan dengan Profesor Hariyono untuk menjadi common platform, yang dalam
implementasinya memerlukan keterbukaan Pancasila untuk menjadi ideologi terbuka (Azra,
Mei 2020).
Selanjutnya dengan mengacu pada materi bahan ajar Pancasila dari Lemhannas RI
(2020), bahwa dalam mewujudkan Pancasila sebagai falsafah hidup, dengan
mempertimbangkan penjabaran masing-masing sila ke dalam aktualisasinya dalam kondisi
dan situasi permasalahan pembangunan nasional, diperlukan pemahaman untuk penjabaran
implementasi Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional yang ditujukan untuk
mendukung upaya peningkatan manusia secara totalitas, melalui implementasinya ke dalam
masing-masing gatra dinamis ketahanan nasional, yaitu ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertanahan keamanan (ipoleksosbud-hankam).

Dengan memperhatikan beberapa materi ceramah dan bahan ajar terkait Pancasila yang
diperoleh dari Lemhannas RI, maka dalam membahas lebih lanjut peran nilai-nilai Pancasila
sebagai dasar negara, landasan ideologi, serta pandangan dan falsafah hidup bangsa,
bernegara dan bermasyarakat, khususnya terkait dengan prinsip dasar atau protokol dalam
penanganan pandemi Covid-19 dan kelanjutannya menuju kehidupan produktif yang aman

27
Suprayoga Hadi
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020

Covid-19 atau “new normal”, alur pikir pada lampiran 1 mencoba memvisualisasikan proses
pembahasan selanjutnya, untuk menjadi dasar pemikiran perlunya menjadikan Pancasila
sebagai protokol penanganan Covid-19 dan persiapan menuju “new normal”.

Dengan merujuk pada Gambar 1 di atas, yang menggambarkan Pancasila sebagai


protokol penanganan Covid-19 dan kesiapan menuju “new normal” sangatlah relevan,
terutama dengan memperhatikan fungsi Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi,
dan falsafah hidup berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat, yang apabila dikaitkan
dengan aktualisasinya dalam kondisi kekinian khususnya dalam penanganan Covid-19 dapat
menjadi dasar dalam penetapan kebijakan dan strategi penanganan Covid-19 dan
keberlanjutannya dalam menuju kehidupan produktif yang aman dari Covid-19. Didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila, maka sudah sepatutnya bahwa dalam penanganan Covid-19 dan
kesiapan menuju “new normal”, maka Pancasila dapat dijadikan landasan ideologi dan
falsafah dasar dalam penanganan Covid-19, yang dijadikan landasan idiil Pemerintah dalam
merespon bencana pandemi Covid-19, serta menjadikan Pancasila sebagai dasar hukum
penetapan kerangka regulasi dan kebijakan dalam percepatan penanganan Covid-19,
termasuk menjadi dasar dalam penetapan strategi dan kebijakan dalam mempersiapkan
kehidupan produktif yang aman dari Covid-19, atau “new normal”, yang menjadi landasan
bagi upaya pemulihan kondisi dan masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.

Oleh karenanya, dapat disimpulkan bahwa masing-masing sila dalam Pancasila dapat
dijadikan prinsip dasar atau protokol dalam penanganan Covid-19 dan sekaligus penyiapan
menuju “new normal” lebih lanjut, yang dapat diaktualisasikan ke dalam protokol sebagai
berikut: (1) Sila Ketuhanan: selain melalui penerapan moderasi agama, juga diarahkan untuk
terwujudnya peningkatan kedisiplinan, sebagai prasyarat dapat terwujudnya kondisi
masyarakat produktif dan aman dari pandemi Covid-19; (2) Sila Kemanusiaan:
meningkatkan sistem pelayanan kesehatan masyarakat, sebagai prasyarat membangun
manusia secara totalitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; (3) Sila Persatuan:
mewujudkan kebersamaan (integrating force) untuk melawan Covid-19, sebagaimana telah
diimplementasikan melalui gerakan nasional “Bersama Lawan Covid” (BLC); (4) Sila
Kerakyatan: memprioritaskan suara dan aspirasi rakyat, dengan mengedepankan prinsip
demokrasi di dalam penanganan Covid-19 termasuk menuju “new normal” yang
mempertimbangkan aspirasi masyarakat khususnya pada daerah terdampak Covid-19; dan
(5) Sila Keadilan: mengupayakan perluasan perlindungan sosial dan bantuan sosial untuk
dapat menjangkau korban masyarakat terdampak Covid-19 yang proporsional dan
berasaskan keadilan sosial.

Dengan memperhatikan rangkuman pembahasan pada Gambar 1 sebelumnya, terkait


dengan proses alur pikir yang melatarbelakangi diperlukannya penjabaran nilai-nilai
Pancasila sebagai prinsip dasar atau protokol penanganan Covid-19 dan persiapan menuju
“new normal”, pada Tabel 1 di atas, dijabarkan aktualisasi Pancasila sebagai protokol
penanganan Covid-19 dan menuju kehidupan produktif yang aman dari Covid-19 (new
normal), yang masing-masing sila sebagai falsafah dan pandangan hidup, dijabarkan

28
Suprayoga Hadi
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020

aktualisasinya dalam penanganan Covid-19, sebagai protokol atau prinsip dasar, serta
implikasinya dalam penanganan Covid-19 menuju “new normal”.

Tabel 1. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Protokol Penanganan Covid-19 dan


Kesiapan Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19 (New Normal)

No Sila Pancasila Perwujudan Aktualisasi Pancasila Implikasi Implikasi thd


sebagai nilai sebagai dalam
dalam Pemulihan
falsafah hidup
Penanganan Protokol Penanganan menuju New
Covid-19 Covid-19 Normal

1 Ketuhanan Agama Bencana Moderasi Pembatasan Meningkatkan


yang Maha sebagai sebagai ujian beragama kegiatan kedisiplinan
Esa falsafah hidup yang dihadapi (pembatasan beribadah & dalam hidup
(nilai religius) secara tawakal peribadatan) umat yang normal baru
tawakal

2 Kemanusiaan Hak Azasi Kesehatan Peningkatan Penerapan Perluasan


yg Adil & Manusia (nilai sebagai hak sistem pola hidup BPJS untuk
Beradab kekeluargaan) azasi manusia kesehatan sehat (4 kesehatan
yg perlu dijaga berbasis sehat 5 masyarakt
masyarakat sempurna) (promotif-
preventif)

3 Persatuan Kesatuan Kebersamaan Pelibatan Penerapan Desentralisasi


Indonesia bangsa dan dalam Pemda PSBB secara protokol new
kebersamaan menghadapi dalam proporsional normal kpd
(nilai bencana (Pusat- penanganan di daerah Pemda
keselarasan) Daerah-Masy) seara terdampak terdampak
lokalitas

4 Kerakyatan Kedaulatan Memperhatikan Pelibatan Peningkatan Pelibatan


yang dipimpin rakyat dan aspirasi dan peran serta peran serta masyarakat
hikmah demokrasi pelibatan masyarakat masyarakat mulai
kebijaksanaan (nilai masyarakat secara dlm individu,
dalam permu- kerakyatan) optimal pencegahan keluarga,
syawaratan/ & komunitas,
perwakilan pemulihan dalam
dampak pemulihan
ekonomi
masyarakat

5 Keadilan Keadilan sosial Akses Perlindungan Bantuan Perluasan


sosial bagi dan penanganan & bantuan sosial & cakupan
seluruh rakyat kesejahteraan menjangkau sosial bagi insentif JPS bantuan sosial
Indonesia (nilai seluruh korban bagi korban scara merata
keadilan) masyarakat terdampak terdampak proporsional

Sumber: Suprayoga Hadi (2020).

29
Suprayoga Hadi
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020

Melalui Tabel 1, dapat dilihat bahwa matriks aktualisasi Pancasila sebagai prinsip dasar
atau protokol penanganan Covid-19 dan kesiapan menuju “new normal” juga telah
didasarkan menurut masing-masing sila dalam Pancasila, yang menjadi dasar pertimbangan
pokok dalam menterjemahkan nilai-nilai yang terkandung dalam masing-masing sila ke
dalam perwujudannya sebagai landasan ideologi dan falsafah hidup dalam berbangsa dan
bernegara serta bermasyarakat. Selanjutnya setiap sila dijabarkan ke dalam aktualisasinya
dalam konteks kekinian khususnya dalam penanganan Covid-19, sebelum diambil
kesepakatan untuk menjadikan Pancasila sebagai protokol baik dalam penanganan maupun
dalam penyiapan kehidupan “new normal” lebih lanjut.

Secara terinci, matriks aktualisasi telah mencoba menjabarkan masing-masing sila dari
Pancasila mulai dari perwujudan dan aktualisasinya, hingga implikasinya dalam penanganan
Covid-19 dan keberlanjutannya menuju kehidupan normal baru, yang intinya adalah untuk
menjadikan Pancasila sebagai prinsip dasar atau protokol, dengan penjelasan: (1) sila
pertama, mendorong implementasi dari moderasi beragama, khususnya ada pembatasan
kegiatan ibadah, yang memerlukan kedisiplinan dalam penerapan pembatasan sosial
berskala besar, khususnya di daerah terdampak parah (zona merah); (2) sila kedua, melalui
peningkatan sistem kesehatan berbasis masyarakat, yang diimplementasikan melalui 4 sehat
5 sempurna (social distancing, memakai masker, cuci tangan dengan air dan sabun, istirahat
yang mencukupi, serta asupan makanan bergizi); (3) sila ketiga, melakukan desentralisasi
penanganan ke tingkat daerah dan desa, terutama dalam penetapan pembatasan sosial
berskala besar dalam lingkup wilayah atau daerah terdampak, yang memerlukan sinergi dan
integrasi dari seluruh jajaran administrasi pemerintahan dari Pusat hingga tingkat desa
melalui Gugus Tugas yang dibentuk yang dibentuk mulai di tingkat nasional hingga RT/RW;
(4) sila keempat, melibatkan peran serta masyarakat dan pelaku kepentingan lainnya,
dengan memprioritaskan suara dan aspirasi masyarakat, terutama yang berada di wilayah
terdampak atau potensial terdampak, untuk dapat lebih mandiri di dalam memitigasi risiko
penyebaran Covid-19; dan (5) sila kelima, mengupayakan perluasan jangkauan perlindungan
sosial dan bantuan sosial, khususnya kepada masyarakat yang terdampak Covid-19,
termasuk mengupayakan pemulihan krisis ekonomi bagi sektor ekonomi informal dan KUKM
yang terdampak, melalui penerapan jaring pengaman sosial (social safety net).

Dalam menerapkan protokol Pancasila untuk penanganan dan pemulihan dampak


pandemi Covid-19 sudah barang tentu memerlukan dukungan kerangka regulasi yang
memadai dan konsisten diterapkan. Beberapa kerangka regulasi yang telah diterbitkan oleh
Pemerintah maupun Pemerintah Daerah, seperti terbitnya Peraturan Presiden Nomor 82
Tahun 2020 tentang Komite Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan
Ekonomi Nasional, serta Keputusan Menteri Kesehatan yang mendasari penerbitan berbagai
Peraturan dan Keputusan Kepala Daerah untuk penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) di masing-masing daerah, menunjukkan telah memadainya kerangka regulasi yang
melandasi legal formal penanganan Covid-19 dan upaya pemulihan perekonomian nasional
yang terdampak Covid-19 lebih lanjut.

30
Suprayoga Hadi
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020

Selain itu, melalui pembentukan Komite Nasional Penanganan Covid-19 dan Pemulihan
Ekonomi Nasional beserta Satuan Tugas untuk penanganan Covid-19 dan Satuan Tugas
untuk pemulihan ekonomi nasional, juga telah menunjukkan komitmen Pemerintah dalam
membentuk kelembagaan yang bersifat koordinatif untuk dapat ditanganinya pandemi
Covid-19 dan pemulihan dampak ekonominya, sekaligus pembiayaannya yang telah
dialokasikan secara afirmatif oleh Pemerintah.

IV. Penutup
4.1. Kesimpulan

Dengan tetap konsisten mengacu pada Pancasila sebagai dasar negara, landasan
ideologi, dan pandangan hidup dalam berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat, maka
seharusnya upaya percepatan penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh Pemerintah dan
seluruh komponen bangsa dapat dilakukan secara lebih baik dan terarah, termasuk dalam
mempersiapkan kondisi kehidupan pasca Covid-19 yang tetap produktif dan aman dari
Covid-19 (new normal life). Untuk itu, diperlukan pemahaman yang utuh terhadap nilai-nilai
yang dikandung setiap sila dari Pancasila, untuk dapat diaktualisasikan dalam kondisi
kekinian permasalahan bangsa, terutama dalam merespon dan menghadapi isu dan
permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, yaitu dalam melakukan percepatan
penanganan bencana kesehatan pandemi Covid-19 dan sekaligus mempersiapan kehidupan
normal baru yang tetap produktif dan aman. Selama ini Pemerintah telah mencoba
menerapkan prinsip dasar atau protokol yang berlaku global, yang telah ditetapkan World
Health Organization (WHO), yang kinerjanya walaupun sudah cukup baik, namun masih
memerlukan penyempurnaan untuk dapat mempercepat penanganan pandemi Covid-19
secara lebih berhasilguna. Untuk itu, diperlukan upaya yang lebih memperhatikan nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia yang telah dituangkan ke dalam Pancasila, sebagai dasar negara,
landasan ideologi, dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang dapat dijadikan prinsip dasar
atau protokol dalam percepatan penanganan Covid-19 dan keberlanjutannya menuju
kehidupan normal baru yang produktif dan aman dari Covid-19.

4.2. Rekomendasi.

Dengan memperhatikan pentingnya penerapan protokol Pancasila sebagai pelengkap


dari protokol kesehatan WHO yang sudah diadopsi dalam penanganan pandemi Covid-19,
maka beberapa rekomendasi yang dapat diakukan adalah sebagai berikut: (1) adopsi nilai-
nilai luhur Pancasila dalam protokol kesehatan penanganan pandemi Covid-19 yang dimulai
dalam kerangka regulasi, dengan mengadopsi nilai-nilai Pancasila ke dalam peraturan
perundang-undangan yang melandasi langkah-langkah strategis untuk penanganan pandemi
Covid-19, yang untuk itu direkomendasikan untuk dapat dimasukkan ke dalam proses
peningkatan pemahaman dan implementasi Pancasila dalam kegiatan sosialisasi protokol
kesehatan yang dijadikan pedoman masyarakat di dalam menghadapi pandemi Covid-19,

31
Suprayoga Hadi
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020

yang perlu dikoordinasikan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 untuk penyusunan
regulasinya dalam tataran operasional yang dijadikan pedoman bagi stakeholders terkait,
terutama masyarakat dalam menerapkan protokol Pancasila yang konsisten dan sesuai
dengan aspirasi masyarakat di tingkat lokal; dan (2) dalam kerangka kelembagaan,
direkomendasikan untuk dapat melibatkan Lembaga masyarakat di tingkat lokal dan
lembaga pendidikan yang dapat menjadi agent of change di tingkat lokal untuk dapat
menyiapkan kerangka implementasi protokol Pancasila dalam penanganan pandemi Covid-
19 yang lebih dekat dengan masyarakat, baik secara formal melalui struktur RT/RW dan
sekolah, maupun secara informal melalui pendekatan sosial dan persuasif oleh Lembaga
sosial kemasyarakatan seperti melalui dakwah dan majelis yang berbasis agama di masjid
atau gereja, untuk dapat mendekatkan protokol kesehatan berbasis Pancasila dengan
kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

Referensi

Azra, Asyumardi (2020), Materi Ceramah PPRA LXI, Lemhannas RI;

Gugus Tugas Nasional Covid-19 (2020), Laporan Situasi Harian Percepatan Penanganan
Covid-19 (30 Mei 2020);

Hariyono (2020), Materi Ceramah PPRA LXI, Lemhannas RI;

Kartasasmita Ginanjar. 1996. Pembangunan untuk Rakyat Memadukan Pertumbuhan dan


Pemerataan. PT. Pustaka Cidesindo ; Jakarta

Lemhannas RI (2020), Bahan Ajar Bidang Studi EMPAT KONSENSUS DASAR BANGSA, Sub
Bidang Studi PANCASILA;

Undang-Undang Nomor 2 tahun 2020.

Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2020;

Keputusan Presiden Nomor 11 tahun 2020;

Keputusan Presiden Nomor 9 tahun 2020;

Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020.

https://eprints.uny.ac.id/8530/3/BAB%202%20-%2007401241045.pdf diunduh 5
September 2020

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00254-MN%20Bab2001.pdf.
diunduh 3 September 2020,

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195207251978031-
ACE_SURYADI/09PemberdayaanMasyarakat.pdf. diunduh 21 Agustus 2020.

32

Anda mungkin juga menyukai