KELOMPOK 2 :
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
2020/2021
SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI
SAMPEL REPRESENTATIF
Ketika memilih sampel dari popuasi, uditor berusaha untuk memperoleh sampel yang
representatif. Sampel representatif (representative sample) adalah sampel yang
karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi.ini berarti item item yang
dijadikan sampel populasi serupa dengan item item yang tidak dijadikan sampel.
Dalam praktek, auditor tidak pernah mengetahui apakah suatu sampel bersifat
representatif, bahkan setelah semua pengujian selesai dilakukan. Satu satunya cara untuk
mengetahui apakah suatu sampel bersifat representatif adalah dengan melakukn audit lebih
lanjut atas populasi secara keseluruhan. Akan tetapi, auditor dapat meningkatkan
kemungkinan sampel dianggap representatif dengan menggunakannya secara cermat ketika
merancang proses sampling, pemilihan sampl, dan evaluasi sampel. Hasil sampel dapat
menjadi nonrepresentatif akibat kesalahan nonsampling atau kesalahan sampling. Risikodari
dua jenis kesalahan yang terjadi tersebut disebut sebagai risiko nonsampling danrisiko
sampling. Kduanya dapat dikendalikan.
Risiko nonsampling (nonsupling risk) adalah risiko bahwa pengjian audit tidak
menemukan pengecualian yang ada dalam sampel. Prosedur audit yang tidakfektif untuk
mndeteksi pengecualian uang diragukan adalah dengan memeriksa sampel dokumen
pengiriman dan menentukan apakah masing masing telah dilampirkan ke faktur penjualan,
dan bukan memeriksa sampel salinan faktur penjualan untuk menentukan apakah dokumen
pengiriman telah dilampirkan. Dalam kasus ini auditor telah melakukan pengujian dengan
arah yang salah karena memulainya dngan dokumen pengiriman dan bukan salinan
fakturpenjualan. Prosedur audit yang dirancang dengan cerma, instruksiyang tepat,
pengawasan, dan review merupakan cara untuk mengendalikan risiko nonsampling.
Risiko sapling (sampling risk) adalah risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan yang
salah karna sampel populasi yang tidak representatif. Risiko sampling adalah bagian
sampling yang melekat akibat pengujian lebih sedikit dari populasi secara keseluruhan. Jika
populasi sebenarnya memiliki tingkat pengecualian, uditir menerima populasi yang slah
karenaa sampel tidak cukup mewakili populasi.
Auditor memiliki dua carauntuk mengendalikan risiko sampling:
1. Menyesuaikan ukuran sampel
2. Menggunakan metode pemilihan item sampel yang tepat dari populasi
menggunakan tabel, jika auditor menggunakan tabel untuk menentukan ukuran sampel awal,
mereka akan mengikuti empat langkah berikut :
a. memilih tabel yang berhubungan dengan ARACR
b. menempatkan TER pada bagian atas tabel
c. menempatkan EPER pada kolom bian kiri
d. membaca kebawah kolom bawah TER yang sesuai hingga berpotongn dengan baris
EPER yang tepat. Angka pada perpotongan tersebut adalah ukuran sampel awal
dampak ukuran populasi
Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit
memilih sampel. Satu satunya perbedaan dalam pemilihan sampel bagi sampling
statistikdan nonstatistik adalah terletak pada persyaratan bahwa metode probabilistik
harus digunakan untuk sampling statistik. Baik sampling acak sederhana maupun
sampling sistematis akan digunakan pada sampling atribut.
Melaksanakan prosedur audit, sama untuk sampling atribut maupun sampling
nonstatistik
Mengevaluasi hasil
Menggenaralisasi dari sampel ke populasi. Untuk sampling atribut, auditor
menghitung batas kemampuan atas CUER dengan ARACR tertentu, yang sekali lagi
menggunakan program komputer khusus atau tabel yang dikembangkan dari rimus
statistik.
Dalam makalah ini kami menguraikan sampel presentatif dan membahas perbedaan
antara sapling statistik dan nonstatistik serta pemilihan sampel probabilistik dan
nonprobabilistik. Kami juga membahas langkah dalam sampling untuk tingkat pengecualian
yang digunakan pada pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
Sampling atribut nonstatistik dan statistik untuk tingkat pengecualian.