Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia September Vol.I No.

Faktor-Faktor yang Berhubungan Kejadian Rest Plasenta Pada Post Partum


Di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2017

Asyima
Akbid Pelamonia Makassar

Abstrak

Berdasarkan data pelaporan dan pencatatan RSUD Syekh Yusuf Gowa


2015 jumlah ibu bersalin sebanyak 2523 orang dan yang mengalami Rest
Plasenta sebanyak 78 orang Sedangkan tahun 2016 jumlah ibu bersalin sebanyak
2674 orang dan yang mengalami Rest Plasenta sebanyak 82 orang. Sedangkan
pada tahun 2017 periode Januari-Mei jumlah ibu bersalin sebanyak 285 orang
dan yang mengalami Rest Plasenta sebanyak 36 orang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan Rest Plasenta pada Post Partum Di RSUD Syekh Yusuf Gowa.
Penelitian ini menggunakan Metode kuantitatif, dengan populasi jumlah
ibu bersalin Di RSUD Syekh Yusuf Gowa sebanyak 285 0rang dan sampel
sebanyak 74 orang. Pengambilan sampel menggunakan tekhnik Randem
Sampling.
Dari hasil uji statistic dengan menggunakan uji chi-square (person chi-
square) diperoleh untuk variabel Umur ibu nilai p= 0,00 < nilai a=0,05.
Diperoleh bahwa ada hubungan antara umur dengan Rest Plasenta Di RSUD
Syekh Yusuf Gowa. Untuk variabel jarak kelahiran nilai p=0,199>nilai a=0,05.
Tidak ada hubungan antara jarak kelahiran dengan kejadian Rest Plasenta.
Untuk variabel paritas nilai p=0,36 >nilai a=o,05.tidak ada hubungan antara
paritas dengan kejadian Rest Plasenta Di RSUD Syekh Yusuf Gowa.
Kesimpulan dari ketiga variabel umur, jarak kelahiran, dan paritas hanya
umur yang memiliki hubungan dengan kejadian Rest Plasenta di RSUD Syekh
Yusuf Gowa sehingga diharapkan kepada pihak rumah sakit agar melaksanakan
setiap asuhan berdasarkan sistematika asuhan kebidanan sehingga dapat
mengidentifikasi masalah pada ibu serta melakukan tindakan dengan cepat dan
tepat terutama dalam tindakan kejadian Rest Plasenta.

Kata Kunci :Rest Plasenta, Umur, Jarak Kelahiran, Dan Paritas


Daftar pustaka :16 literatur (2010-2017)

Pendahuluan dan abortus. Apabila PPP tidak


Dalam dunia kesehatan mendapatkan penanganan yang
khususnya kebidanan, dikenal tiga semestinya akan meningkatkan
penyebab klasik kematian ibu morbiditas dan mortalitas serta
disamping infeksi dan preeklamsi proses penyembuhan kembali.
adalah perdarahan. Perdarahan Pasca Dengan berbagai kemajuan
Persalinan (PPP) adalah perdarahaan pelayanan obstetri diberbagai tempat
yang masih berasal dari tempat di Indonesia, maka telah terjadi
implantasi plasenta, robekan pada pergeseran kausal kematian ibu
jalan lahir dan jaringan sekitarnya bersalin dengan perdarahan dan
dan merupakan salah satu penyebab infeksi yang semakin berkurang
kematian ibu, karena hamil ektopik tetapi penyebab eklamsi dan

18
Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia September Vol.I No.1

penyakit medik non kehamilan kejadian berkisar antara 5% sampai


semakin menonjol 15%. Dari angka tersebut, diperoleh
(Prawirohardjo,2010) gambaran etiologi antara lain: Atonia
Definisi Perdarahan Pasca Uteri (50-60%), Sisa Plasenta (23-
Persalinan adalah perdarahan yang 24%), Retensio Plasenta (16-17%),
melebihi 500 ml setelah bayi lahir. Laserasi Jalan Lahir (4-5%),
Pada praktisnya tidak perlu Kelainan Darah (0,5-0,8%).
mengukur jumlah perdarahan sampai (nugroho,2012).
sebanyak itu sebab menghentikan Berdasarkan data yang
perdarahan lebih dini akan memberi diperoleh dari Dinas Kesehatan
prognosis lebih baik. Pada umumnya Provinsi Sulawesi Selatan tahun
bila terdapat perdarahan yang lebih 2014 tercatat jumlah kematian ibu
dari normal, apalagi telah sebesar 116 orang, penyebab
menyebabkan perubahan tanda vital terbanyak adalah perdarahan sebesar
(seperti kesadaran menurun, pucat, 72 orang (62,06%), eklamsia 19
limbung, berkeringkat dingin, sesak orang (16,37%), infeksi 5 orang
nafas serta tensi < 90 mmHg dan (4,32%) dan lain-lain 20 orang
nadi >100x/menit), maka (17,24%).
penanganan harus segera dilakukan Menurut Prawirohardjo (2014)
perdarahan Faktor-faktor predisposisi terjadi
(Prawirohardjo,2010:523). Rest Plasenta yaitu, umur ibu,
Perdarahan postpartum paritas, jarak kelahiran, anemia dan
merupakan penyebab kematian pendidikan dimana secara teori
maternal terbanyak. Semua wanita umur, paritas, jarak,
yang sedang hamil 20 minggu kelahiran,pendidikan, anemia
memiliki resiko perdarahan post menjadi faktor resiko Rest Plasenta
partum, walaupun angka kematian namun dari beberapa penelitian
telah menurun secara drastic di belum dapat membuktikan teori
negara-negara berkembang pada tersebut. Studi pendahuluan yang
tahun 2012 tetapi mengalami telah dilakukan dengan mengambil
peningkatan kembali pada tahun data dari RSUD Ambarawa jumlah
2013, dan perdarahan post partum persalinan tahun 2014 sebanyak 876
karena Rest Plasenta tetap orang pada tahun 2015 sebanyak 262
merupakan penyebab kematian orang dan jumlah ibu bersalin yang
maternal. mengalami perdarahan pada tahun
Di negara industri, perdarahan 2014 sebanyak 62(7,10%) orang,
post partum biasannya terdapat pada sedangkan pada tahun 2015
tiga peringkat teratas penyebab sebanyak 82(31,29%) orang,
kematian maternal,bersaling dengan diantaranya Antonia Uteri sebanyak
embolisme dan hipertensi. 10(12,1%) orang, Rest Plasenta
Data WHO (World Health sebanyak 37(45,12&) orang, dengan
Organitation) menunjukkan bahwa robekan jalan lahir sebanyak
25% dari kematian maternal 15(18,92%) orang, Retensio Plasenta
disebabkan oleh perdarahan post sebanyak 20(24,32%) orang.
partum dan diperkirakan 100.000 Sebanyak ibu yang tidak mengalami
maternal tiap tahunnya. Frekuensi perdarahan sebanyak 713 orang.
perdarahan postpartum berdasarkan Data yang diperoleh dari
laporan-laporan baik di negara maju RSUD Syekh Yusuf Gowa pada
maupun di negara berkembang angka tahun 2015 jumlah ibu bersalin

19
Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia September Vol.I No.1

sebanyak 2523 orang dan yang orang(31,29%). Sedangkan pada


mengalami Rest Plasenta sebanyak tahun 2017 periode Januari-Mei
78 orang (3,1%). Sedangkan tahun jumlah ibu bersalin sebanyak 285
2016 jumlah ibu bersalin sebanyak orang dan yang mengalami Rest
2674 orang dan yang mengalami Plasenta sebanyak 36 orang (25,5%)
Rest Plasenta sebanyak 82 (Rekam Medik, 2017).
Sampel
Metode Sebangian ibu bersalin di rawat
Jenis penelitian ini menggunakan dirawat di RSUD Syekh Yusuf Gowa
metode kuantitatif dengan melaukan pada bulan januari – Mei Tahun
pendekatan Cross Sectional Study. 2017 sebanyak 74 Orang.
Untuk mengetahui kejadian Rest
Plasenta pada faktor umur, jarak Tehnik Pengambilan Sampel
kelahiran, dan paritas di RSUD Tehnik pengambilan sampel
Syekh Yusuf Gowa tahun 2017. dengan metode Randem sampling
yaitu seluruh populasi dijadikan
Populasi sampel. Pengambilan sampel dalam
Keseluruhan ibu bersalin di rawat penelitian ini menggunakan rumus
dirawat di RSUD Syekh Yusuf Gowa yang ditemukan oleh slovin
pada bulan januari – Mei Tahun (Notoatmodjo, 2010).
2017 sebanyak 285 Orang

Hasil
Tabel V.1
Distribusi Frekuensi Kejadian Rest Plasenta
Di RSUD Syekh Yusuf Gowa
Rest Plasenta Frekuensi Persentase (%)
Ya 48 64,9
Tidak 26 35,1
Jumlah 74 100,0
Sumber : Data sekunder
Berdasarkan tabel V.1 48 orang (64,9%) dan yang tidak
terbilang bahwa jumlah ibu yang mengalami Rest Plasenta sebanyak
mengalami Rest Plasenta sebanyak 26 orang (35,1%).

Tabel V.2
Distribusi Frekuensi Kejadian Rest Plasent Berdasarkan
Umur Di RSUD Syekh Yusuf Gowa
Umur Frekuensi Persentase (%)
Risiko Tinggi 52 70,3
Risiko Rendah 22 29,7
Jumlah 74 100,0
Sumber : Data sekunder
Berdasarkan tabel V.2 (70,3%) dan umur risiko rendah
terbilang bahwa jumlah ibu dengan sebanyak 22 orang (29,7%).
umur risiko tinggi sebanyak 52 orang

20
Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia September Vol.I No.1

Tabel V.3
Distribusi Frekuensi Kejadian Rest Plasenta Berdasarkan
Jarak Kelahiran Di RSUD Syekh Yusuf Gowa
Jarak Kehamilan Frekuensi Persentase (%)

Risiko Tinggi 52 70,3


Risiko Rendah 22 29,7
Jumlah 74 100,0
Sumber : Data sekunder
Berdasarkan tabel V.3 sebanyak 52 orang (70,3%) dan yang
terbilang bahwa jumlah ibu dengan berisiko rendah sebanyak 22 orang
jarak kehamilan berisiko tinggi (29,7%).

Tabel V.4
Distribusi Frekuensi Kejadian Rest Plasenta Berdasarkan Paritas
Di RSUD Syekh Yusuf Gowa
Paritas Frekuensi Persentase (%)

Risiko Tinggi 49 66,2


Risiko Rendah 25 33,8
Jumlah 74 100,0
Sumber : Data sekunder
Berdasarkan tabel V.4 49 orang (66,2%) dan paritas yang
menunjukkan bahwa jumlah ibu berisiko rendah sebanyak 25 orang
dengan paritas risiko tinggi sebanyak (33,8%).

Tabel V.5
Hubungan Umur Dengan Kejadian Rest Plasenta
Di RSUD Syekh Yusuf Gowa
Rest Plasenta
Umur Ya Tidak Jumlah Nilai p
n % n % n %
Risiko Tinggi 38 51,4 14 18,9 52 70,3
Risiko Rendah 10 13,5 12 16,2 22 29,7 0,023
Jumlah 48 64,9 26 35,2 74 100
Sumber : Data sekunder
Tabel V.5 terbilang bahwa ibu Plasenta dan 12 orang (16,2%) yang
dengan umur risiko tinggi sebanyak tidak mengalami Rest Plasenta.
52 orang, terdiri dari 38 orang Berdasarkan hasil analisis chi-
(51,4%) yang mengalami Rest square diperoleh nilai p = 0,023
Plasenta dan 14 orang (18,9%) yang lebih kecil dari α = 0,05, ini berarti
tidak mengalami Rest Plasenta. Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan
Sedangkan umur berisiko rendah demikian ada hubungan antara umur
sebanyak 22 orang, terdiri dari 10 ibu dengan kejadian Rest Plasenta.
orang (13,5%) yang mengalami Rest

21
Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia September Vol.I No.1

Tabel V.6
Hubungan Jarak Kelahiran Dengan Kejadian Rest Plasenta
Di RSUD Syekh Yusuf Gowa
Rest Plasenta
Jarak Kehamilan Ya Tidak Jumlah Nilai p
n % n % n %
Risiko Tinggi 31 41,9 21 28,4 52 70,3
1,55
Risiko Rendah 17 23,0 5 6,8 22 29,7
Jumlah 48 64,9 26 35,1 74 100
Sumber : Data sekunder
Tabel V.6 terbilang bahwa ibu orang (6,8%) yang tidak mengalami
dengan jarak kehamilan risiko tinggi Rest Plasenta.
sebanyak 52 orang, terdiri dari 31 Berdasarkan hasil analisis chi-
orang (41,9%) yang mengalami Rest square diperoleh nilai p = 1,55 lebih
Plasenta dan 21 orang (28,4%) yang besar dari α = 0,05, ini berarti Ho
tidak mengalami Rest Plasenta. diterima dan Ha ditolak. Dengan
Sedangkan jarak kehamilan berisiko demikian tidak ada hubungan antara
rendah sebanyak 22 orang, terdiri jarak kehamilan dengan kejadian
dari 17 orang (23,0%) yang Rest Plasenta.
mengalami Rest Plasenta dan 5
Tabel V.7
Hubungan Paritas Dengan Kejadian Rest Plasenta
Di RSUD Syekh Yusuf Gowa
Rest Plasenta
Paritas Ya Tidak Jumlah Nilai p
n % n % n %
Risiko Tinggi 33 44,6 16 21,6 49 66,2
Risiko Rendah 15 20,3 10 13,5 25 33,8 3,54
Jumlah 48 64,9 26 35,1 74 100
Sumber : Data sekunder
Tabel V.7 menunjukkan bahwa Pembahasan
ibu dengan paritas risiko tinggi Hubungan umur dengan kejadian
sebanyak 49 orang, terdiri dari 33 Rest Plasenta
orang (44,6%) yang mengalami Rest
Plasenta dan 16 orang (21,6%) yang Umur ibu merupakan salah
tidak mengalami Rest Plasenta. satu tolak ukur kesiapan seorang ibu
Sedangkan paritas berisiko rendah untuk melahirkan, dimana usia ideal
sebanyak 25 orang, terdiri dari 15 untuk menjalani proses kehamilan
orang (20,3%) yang mengalami Rest dan persalinan adalah usia 20-35
Plasenta dan 10 orang (13,5%) yang tahun. Wanita yang berusia kurang
tidak mengalami Rest Plasenta. dari 20 tahun biasanya memiliki
Berdasarkan hasil analisis chi- kondisi psikis yang belum matang
square diperoleh nilai p = 3,54 lebih serta kemampuan finansial yang
besar dari α = 0,05, ini berarti Ho kurang mendukung.Sementara
diterima dan Ha ditolak. Dengan wanita yang berusia lebih dari 35
demikian tidak ada hubungan antara tahun cenderung mengalami
paritas dengan kejadian Rest penurunan kemampuan reproduksi.
Plasenta.

22
Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia September Vol.I No.1

Umur menunjukkan tentang Maka dapat disimpulkan


lamanya seorang hidup, umur ibu bahwa ada hubungan atau pengaruh
saat hamil sangat berpengaruh antara umur ibu dengan angka
terhadap kelangsungan kejadian Rest Plasenta di RSUD
kehamilannya sampai Syekh Yusuf Gowa. Upaya yang
melahirkan.Umur yang paling baik perlu dilakukan pada ibu-ibu dalam
untuk ibu hamil atau melahirkan umur reproduktif dengan
adalah 20-35 tahun. Sedangkan umur memberikan KIE (Komunikasi,
kurang dari 20 tahun dan lebih dari Informasi, dan Edukasi). Yang terus
35 tahun merupakan resiko menerus dan berkesinambungan
terjadinya partus lama pada ibu bahwa semua beresiko, sehingga
hamil karena pada umur kurang dari perlu upaya mencegah komplikasi
20 tahun reproduksinya belum pada kehamilan, persalinan, dan
matang dan wanita belum siap untuk nifas dengan merencanakan
menerima kehamilannya. Sedangkan kehamilan dengan secara baik.
pada umur lebih dari 35 tahun
berbagai komplikasi dan mengalami Hubungan jarak kelahiran dengan
penurunan fungsi reproduksi normal kejadian Rest Plasenta
sehingga kemungkinan untuk terjadi
komplikasi. Ibu yang hamil lagi sebelum 2
Rest plasenta merupakan tahun sejak kelahiran yang terakhir
tertinggalnnya bagian plasenta dalam sering kali mengalami komplikasi
uterus yang dapat menimbulkan dalam persalinan. Sementara
perdarahan post partum primer atau dibutuhkan 2-4 tahun agar kondisi
perdarahan post partum sekunder tubuh ibu kembali seperti kondisi
(Alhamsyah,2014). tubuh ibu kembali seperti kondisi
Hasil penelitian menunjukkan sebelumnya. Namun apabila ibu
bahwa ibu dengan umur risiko tinggi melahirkan secara berturut-turut
sebanyak 52 orang, terdiri dari 38 dalam jangka waktu yang singkat
orang (51,4%) yang mengalami Rest akan mengakibatkan kontraksi uterus
Plasenta dan 14 orang (18,9%) yang menjadi kurang baik dan organ
tidak mengalami Rest Plasenta. reproduksi ibu belum pulih secara
Sedangkan umur berisiko rendah sempurna. Sehingga pada saat
sebanyak 22 orang, terdiri dari 10 persalinan berikutnya uterus ibu
orang (13,5%) yang mengalami Rest tidak dapat berkontraksi dengan baik
Plasenta dan 12 orang (16,2%) yang maka bagian-bagian plasenta yang
tidak mengalami Rest Plasenta. dikeluarkan tersebut tidak lengkap
Berdasarkan hasil analisis chi- dan dapat mengakibatkan perdarahan
square diperoleh nilai p = 0,023 pasca persalinan.
lebih kecil dari α = 0,05, ini berarti Hasil dari penelitian ini
Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan menunjukkan bahwa ibu dengan
demikian ada hubungan antara umur jarak kehamilan risiko tinggi
ibu dengan kejadian Rest Plasenta. sebanyak 53 orang, terdiri dari 32
Hasil penelitian ini sesuai orang (43,2%) yang mengalami Rest
yang dikemukakan oleh Cuningham Plasenta dan 21 orang (28,4%) yang
(2010) yaitu yang berusia <20 tahun tidak mengalami Rest Plasenta.
atau >35 tahun, bahwa umur Sedangkan jarak kehamilan berisiko
merupakan faktor resiko terjadinya rendah sebanyak 21 orang, terdiri
komplikasi pada kehamilan. dari 16 orang (21,6%) yang

23
Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia September Vol.I No.1

mengalami Rest Plasenta dan 5 yang terlalu sering dan terlalu dekat
orang (6,8%) yang tidak mengalami menyebabkan intake (masukan)
partus lama. makanan atau gizi menjadi rendah.
Berdasarkan hasil analisis chi- Ketika tuntunan dan beban fisik
square diperoleh nilai p = 1,55 lebih terlalu tinggi mengakibatkan wanita
besar dari α = 0,05, ini berarti Ho tidak mempunyai waktu untuk
diterima dan Ha ditolak. Dengan mengembalikan kekuatan diri dari
demikian tidak ada hubungan antara tuntutan gizi, juga anak yang telah
jarak kehamilan dengan kejadian dilahirkan perlu mendapat perhatian
Rest Plasenta. yang optimal dari kedua orang
Hasil penelitian ini tidak tuanya sehingga perlu sekali untuk
sejalan dengan yang dilakukan oleh mengatur kapan sebaiknya waktu
Eka Yulina 2014. Hubungan Jarak yang tepat untuk hamil
Kelahiran dengan Rest Plasenta , (Saifuddin,2011).
Hasil uji Chi Square dilaporkan Hasil penelitian ini tidak
dengan program spss 16,0 diperoleh sejalan dengan yang dilakukan oleh
hasil nilai X2 hitung 31,220 dan P Yekti Satriyandari 2016 Hubungan
0,000, hasil perbandingan antara Paritas dengan Rest Plasenta , Hasil
nilai probabilitas menunjukkan uji Chi Square Test menunjukkan
bahwa nilai probabilitas lebih kecil bahwa nilai p value=0,42 < dari nilai
dari level of signifikan 5% (0,000 < a=0,05 sehingga dapat dinyatakan
0,05), maka disimpulkan bahwa ada bahwa terdapat hubungan antara
hubungan yang sangat signifikan paritas dengan perdarahan Post
antara Jarak Kelahiran dengan Post Partum di RSUD Panembahan
Partum. Senopati Bantul Tahun 2015. Hasil
penelitian ini didukung oleh teori
Hubungan paritas dengan Manuaba yang mengatakan bahwa
kejadian Rest Plasenta paritas 2-3 merupakan paritas paling
aman ditinjau dari sudut perdarahan
Perdarahan post partum Post Partum. Paritas 1 dan paritas
semakin meningkat pada wanita tinggi (lebih dari 3) mempunyai
yang telah melahirkan tiga anak atau angka kejadian perdarahan Post
lebih, dimana uterus yang telah Partum lebih tinggi. Pada paritas
melahirkan banyak anak cenderung yang rendah (paritas satu), pada
bekerja tidak efisien pada semua kala paritas yang rendah (paritas satu),
persalinan. Uterus pada saat ketidaksiapan ibu dalam menghadapi
persalinan, setelah kelahiran plasenta persalinan yang pertama merupakan
sukar untuk berkontraksi dan faktor penyebab ketidak mampuan
beretraksi kembali sehingga ibu hamil dalam menangani
pembuluh darah maternal pada komplikasi yang terjadi selama
dinding uterus akan tetap terbuka. kehamilan, persalinan dan nifas,
Hal inilah yang dapat meningkatkan sedangkan pada paritas tinggi (lebih
insidensi perdarahan postpartum dari 3), fungsi reproduksi mengalami
(Wiknjosastro,2010). penurunan sehingga kemungkinan
Jika kehamilan “terlalu muda, terjadi perdarahan pasca persalinan
terlalu tua, terlalu banyak dan terlalu menjadi lebih besar.
dekat (4 terlalu)” dapat
meningkatkan risiko berbahaya pada
proses reproduksi karena kehamilan

24
Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia September Vol.I No.1

Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah Daftar Pustaka
dilaksanakan pada tanggal 17 s/d 22 Ayuningsih (2013).
Juni 2017 di RSUD Syekh Yusuf http:/www.Ayuningsih811.blo
Gowa. Jenis penelitian ini adalah gspot.com.
metode observasional dengan Cunningham,G.F (2010). Obstetri
pendekatan cross sectional study Williams Edisi2, EGC,Jakarta
untuk melihat faktor-faktor yang Dias Q.,(2014).Lp Sisa
berhubungan dengan kejadian Rest Plasenta.http://www.academi.
Plasenta, maka setelah dilakukan edu.com.
penelitian diperoleh bahwa : Eka Yuliana Widianti. Hubungan
1. Hasil penelitian menunjukkan Jarak Kelahiran Dengan
bahwa ada hubungan antara umur Kejadian Perdarahan Post
dengan kejadian Rest Plasenta Partum Primer Di BPS
2. Hasil penelitian menunjukkan Hermin Sigit Ampel
bahwa tidak ada hubungan antara Boyolali. Jurnal
jarak kelahiran dengan kejadian Kebidanan.Vol.1.VI.No.01
Rest Plasenta. Juli 2014
3. Hasil penelitian menunjukkan Isanty Rimbayani Rahayu Asuhan
bahwa tidak ada hubungan antara Kebidanan pada ibu Bersalin
paritas dengan kejadian Rest dengan Sisa Plasenta di Bidan
Plasenta.. Praktek Mandiri. BD.HJ.Siti
Fatimah Kota Tasikmala.
Saran Jurnal kebidanan.
Setelah dilakukan penelitian Marni 2012. Intranatal Care:Asuhan
dan didapatkan kesimpulan maka Kebidanan Pada Persalina,
penulis memberikan beberapa saran Pustaka Pelajar,Yogyakarta
sebagai berikut: Notoatmodjo 2010. Metedologi
1. Diharapkan kepada Penelitian Kesehatan.
pihak rumah sakit agar Rhineka Cipta. Jakarta
melaksanakan setiap asuhan Novita N.N.,(2013).
berdasarkan sistematika asuhan ResPlasenta.http://ninyomann
kebidanan sehingga dapat ovita072.blogspot.com.
mengidentifikasi masalah pada Nugroho Taufan 2012. Patologi
ibu serta melakukan tindakan Kebidanan.Yoyakarta:Nuha
dengan cepat dan tepat terutama Media
dalam tindakan partus lama. Prawiroharjo S.,(2010). Ilmu
2. Diharapkan kepada Kebidanan. Jakarta:Yayasan
institusi pendidikan khususnya Bina Pustaka Sarwono
Akbid Pelamonia Makassar agar Prawiroharjo
senantiasa memberikan proses Prawirohardjo Sarwono 2014, Ilmu
pembelajaran yang lebih Kebidanan. Jakarta:PT Bina
mengenai kejadian Rest Plasenta. Pustaka
3. Diharapkan bagi Rina Agustina.Beberapa Faktor
peneliti berikutnya untuk meneliti Yang Berhubungan Dengan
lebih banyak faktor penyebab Rest Kejadian
Plasenta agar data yang diperoleh Perdarahan Rest Plasenta di
lebih akurat. RSUD Ambarawa Tahun
2015. Jurnal Kebidanan

25
Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia September Vol.I No.1

Saifuddin A.B.,(2011). Buku Acuan


Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta:Yayasan
Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Suryani A.I.,(2013).Retensio Sisa
Plasenta http://Jogjalib.com.
Wiknjosastro 2010. Ilmu Kebidanan.
Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiharjdo.
Yekti Satriyandani. Faktor Yang
Mempengaruhi Kejadian
Perdarahan Post Partum.
Jurnal Kebidanan Vol.1.No.1
Maret 2017.

26

Anda mungkin juga menyukai