Acara IV
Acara IV
Disusun Oleh :
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2015
ACARA IV
EKOLOGI HAMA/ SERANGGA (Pengaruh Cahaya
Terhadap Kehadiran Serangga Pada Tempat Yang Berbeda)
H. PEMBAHASAN
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies)
yang hidup menempati ruang yang sama pada waktu tertentu. Anggota-
anggota populasi secara alamiah saling berinteraksi satu sama lain dan
bereproduksi di antara sesamanya. Salah satu penyebab ketidakstabilan
ekosistem ini adalah pertumbuhan populasi serangga yang bertindak sebagai
hama adalah cepat. Serangga hama di anggap penting apabila pertumbuhan
populasinya cepat. Populasi hama serangga bersifat adatif, artinya pada suatu
waktu kepadatan populasi serangga tinggi sedangkan di waktu yang lain
kepadatan populasinya rendah. Aktivitas maupun pertumbuhan populasi
serangga tersebut dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yaitu daya abiotic (Bp)
dan resistensi lingkungan (Er).
Pada praktikum kali ini dilakukan dengan 3 perlakuan yaitu dengan
padang alang-alang, di bawah tegakan dan lahan terbuka. Pada padang alang-
alang setelah 5 hari pengamatan terdapat 2 jenis serangga yaitu semut dan
belalang. Semut yang ada jumlahnya tidak banyak. Pada waktu pengamatan
dilakukan pada siang hari dan pada saat musim kemarau sehingga tidak
banyak serangga yang ada di dalam plot. Belalang yang ditemukan hanya 1
belalang saja setiap kali pengamatan. Hal ini dikarenakan alang-alang yang
mulai mengering dan pancaran sinar matahari yang sanagt terik
mengakibatkan serangga tidak ada dalam plot.
Untuk lahan terbuka berada di arboretum paling belakang yang tidak
terdapat tanamannya. Pada plot ini tidak ditemukan serangga selama 5 hari
pengamatan secara berturut-turut. Hal ini disebabkan oleh keadaan plot yang
sangat kering dan tanahnya tandus, sehingga serangga tidak ada yang tinggal
dplot. Selain karena panas juga tidak adanya tumbuhan dalam plot. Pada plot
hasil pengamatan yang ada di bawah tegakan terdapat semut dan beleleng.
Plot berada dibawah tegakan gliriside dan mahoni yang ada di arboretum.
Pada plot ini setiap kali pengamatan terdapat semut dan belalang karena plot
ini terdapat rumput-rumput yang hampir kering tetapi masih bisa idimakan
oleh belalang. Di bawah tegakan tidak terlalu panas sehingga terdapat
serangga yang lumayan banyak. Karena serangga tidak terkena sinar matahari
yanag sangat terik sehingga serangga dapat memakan tumbuhan yang ada
tanpa harus terkena sengatan matahari yang sangat terik.
I. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Jenis serangga yang terdapat pada plot padang alang-alang adalah semut
dan belalang
2. Serangga pada plot padang alang-alang lebih banyak semut dibandingkan
dengan belalang.
3. Tidak terdapat serangga pada plot dilahan terbuka, disebabkan karena
pancaran cahaya matahari langsung karena tidak ada naungannya sehingga
mengakibatkan suhunya meningkat, selain itu tidak tersedianya makanan
4. Pada plot yang berada di bawah tegakan paling banyak terdapat serangga
semut dan jangkrik karena tidak terkena sinar matahari langsung dan
terdapat tumbuhan yang masih hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2018. Petunjuk Praktikum Pengelolaan Hama dan Penyakit Hutan
(Bagian Hama). Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Stiper.
Yogyakarta.
Anonim, 1988. Diktat Pengantar Praktikum Ilmu Hama Tanaman I (Bagian dari
Perlindungan Tanaman). Sekolah Tinggi Pertanian. Yogyakarta.