Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

ILMU HAMA DAN PENYAKIT HUTAN

Disusun Oleh :

Nama : Paulina Idju


Nim : 16/18445/SMH
Jurusan : kehutanan
Acara IV : Ekologi Hama/Serangga ( Pengaruh
Cahaya Terhadap Kehadiran Serangga Pada
Tempat Yang Berbeda )
Kelompok : II ( Dua )
Co ass : Iin Indawati

FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2015
ACARA IV
EKOLOGI HAMA/ SERANGGA (Pengaruh Cahaya
Terhadap Kehadiran Serangga Pada Tempat Yang Berbeda)

A. TUJUAN : Mengetahui kehadiran serangga pada tipe/ bentuk habitat


yang berbeda
B. TEMPAT DAN TANGGAL :
1. Tempat : Lab. Ilmu Hama Hutan
2. Tanggal : 28 September 2018
C. ALAT KERJA DAN LOKASI PLOT
1. Alat :
a. Kertas HVS
b. Alat tulis
c. Tali raffia
d. Gunting
e. Potongan kayu/ bambu
2. Lokasi plot :
a. Di bawah tegakan
b. Dilahan yang ditumbuhi alang-alang
c. Diareal terbuka
D. DASAR TEORI
Aktivitas hidup maupun pertumbuhan populasi serangga (hama)
dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yaitu daya biotic (bp) dan resistensi
lingkungan (er). Bp merupakan factor yang berasal dari dalam tubuh serangga
yang mendorong populasi seragga menjadi banyak pada kondisi lingkungan
yang optimum dan dipengaruhi oleh daya reproduksi dan daya survival. Daya
reproduksi dipengarugi oleh keperidian, siklus hidup dan sex ratio. Apabila
species serangga biseksual memiliki keperidian yang tinggi dalam siklus hidup
yang pendek (sangat pendek), maka jumlah keturunannya (populasi) pada
periode tertentu menjadi sangat besar. Terlebih lagi apabila serangga tersebut
bersifat parthenogenesis murni.
Er merupakan factor lingkungan biotis maupun abiotis yang
bekerja melawan bp. Er dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu factor fisis, factor
makanan dan factor abiotis. Factor fisis meliputi suhu, cahaya, kelembapan
udara, cuaca, angin, curah hujan dan lainnya yang berpengaruh pada aktivitas
hidup serangga. factor makanan meliputi kualitas makanan (kecocokan
makanan) dan kuantitas makanan (jumlah makanan) yang tersedia untuk
mendukung serangga menyelesaikan siklus hidupnya. Factor biotis meliputi
predator, parasit dan pantogen yang ketiganya dapat menghambat aktivitas
serangga, bahkan dapat membunuh serangga yang menjadi mangsa (prey)
maupun inang (host)-nya, dan kompetisi interspesifik maupun intraspesifik.
Apabila factor er dalam lingkungan kuat maka factor ini akan
menghambat bp. Dan sebaliknya apabila factor er dalam lingkungan lemah
maka factor ini akan memungkinkan factor bp untuk menjadi kuat.
Ada 3 bentuk kemungkinan yang terjadi sebagai hasil interaksi
antara bp dan er, yaitu :
a. Bp jauh lebih besar dari er. Apabila bentuk ini terjadi maka akan timbul
eksplosi serangga (hama), yang dibedakan menjadi eksplosi periodis,
eksplosi sporadic, dan eksplosi kontinu
b. Bp sama dengan er. Apabila bentuk ini terjadi maka populasi serangga
(hama) berada dalam keseimbangan
c. Bp lebih kecil dari pada er. Apabila bentuk ini terjadi maka populasi
serangga (hama) akan menjadi rendah atau sangat rendah dan bahkan
memungkinkan terjadi kepunahan
E. CARA KERJA
1. Membuat plot ukuran 1 × 1 pada 3 tempat yang berbeda, yaitu di bawah
tegakan, dilahan yang ditumbuhi alang-alang dan di areal terbuka
2. Mengamati dan mencatat serangga yang terdapat pada masing-masing plot
3. Mengamati aktivitas serangga, apakah sedang makan tanaman atau sedang
istirahat.
4. Menentukan serangga yang dominan dengan melihat jumlahnya
5. Melakukan pengamatan selama 5 hari berturut-turut dan mencatat keadaan
cuaca pada saat itu
F. HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil pengamatan Acara IV Ekologi Serangga (Berbagai
Habitat) dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

Gambar 1. Plot di rerumputan

Gambar 2. Plot dibawah tegakan

Gambar 3. Plot di tempat terbuka


Tabel hasil pengamatan serangan serangga
Perlakuan
Jenis Padang Di bawah Di Lahan Aktivitas
serangga alang- tegakan Terbuka
alang/rumpu
t
Hari ke- Semut,
Semut Semut Jalan
1 kumbang
Hari ke- Semut,
Laba-Laba - Makan
2 belalang
Hari ke- Belalang,
Semut - Diam
3 semut
Hari ke-
Semut Semut, - Diam
4
Kupu-
Hari ke- Semut,
kupu,belalan - Terbang
5 belalang
g

H. PEMBAHASAN
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies)
yang hidup menempati ruang yang sama pada waktu tertentu. Anggota-
anggota populasi secara alamiah saling berinteraksi satu sama lain dan
bereproduksi di antara sesamanya. Salah satu penyebab ketidakstabilan
ekosistem ini adalah pertumbuhan populasi serangga yang bertindak sebagai
hama adalah cepat. Serangga hama di anggap penting apabila pertumbuhan
populasinya cepat. Populasi hama serangga bersifat adatif, artinya pada suatu
waktu kepadatan populasi serangga tinggi sedangkan di waktu yang lain
kepadatan populasinya rendah. Aktivitas maupun pertumbuhan populasi
serangga tersebut dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yaitu daya abiotic (Bp)
dan resistensi lingkungan (Er).
Pada praktikum kali ini dilakukan dengan 3 perlakuan yaitu dengan
padang alang-alang, di bawah tegakan dan lahan terbuka. Pada padang alang-
alang setelah 5 hari pengamatan terdapat 2 jenis serangga yaitu semut dan
belalang. Semut yang ada jumlahnya tidak banyak. Pada waktu pengamatan
dilakukan pada siang hari dan pada saat musim kemarau sehingga tidak
banyak serangga yang ada di dalam plot. Belalang yang ditemukan hanya 1
belalang saja setiap kali pengamatan. Hal ini dikarenakan alang-alang yang
mulai mengering dan pancaran sinar matahari yang sanagt terik
mengakibatkan serangga tidak ada dalam plot.
Untuk lahan terbuka berada di arboretum paling belakang yang tidak
terdapat tanamannya. Pada plot ini tidak ditemukan serangga selama 5 hari
pengamatan secara berturut-turut. Hal ini disebabkan oleh keadaan plot yang
sangat kering dan tanahnya tandus, sehingga serangga tidak ada yang tinggal
dplot. Selain karena panas juga tidak adanya tumbuhan dalam plot. Pada plot
hasil pengamatan yang ada di bawah tegakan terdapat semut dan beleleng.
Plot berada dibawah tegakan gliriside dan mahoni yang ada di arboretum.
Pada plot ini setiap kali pengamatan terdapat semut dan belalang karena plot
ini terdapat rumput-rumput yang hampir kering tetapi masih bisa idimakan
oleh belalang. Di bawah tegakan tidak terlalu panas sehingga terdapat
serangga yang lumayan banyak. Karena serangga tidak terkena sinar matahari
yanag sangat terik sehingga serangga dapat memakan tumbuhan yang ada
tanpa harus terkena sengatan matahari yang sangat terik.

I. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Jenis serangga yang terdapat pada plot padang alang-alang adalah semut
dan belalang
2. Serangga pada plot padang alang-alang lebih banyak semut dibandingkan
dengan belalang.
3. Tidak terdapat serangga pada plot dilahan terbuka, disebabkan karena
pancaran cahaya matahari langsung karena tidak ada naungannya sehingga
mengakibatkan suhunya meningkat, selain itu tidak tersedianya makanan
4. Pada plot yang berada di bawah tegakan paling banyak terdapat serangga
semut dan jangkrik karena tidak terkena sinar matahari langsung dan
terdapat tumbuhan yang masih hidup.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2018. Petunjuk Praktikum Pengelolaan Hama dan Penyakit Hutan
(Bagian Hama). Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Stiper.
Yogyakarta.

Anonim, 1988. Diktat Pengantar Praktikum Ilmu Hama Tanaman I (Bagian dari
Perlindungan Tanaman). Sekolah Tinggi Pertanian. Yogyakarta.

Astuti, L. S. 2007. Klasifikasi Hewan Penamaan, Ciri, dan Pengelompokannya.


Kawan Pustaka. Jakarta

Yogyakarta, 28 September 2018


Mengetahui,
Co.Ass Praktikan

( Iin Indawati ) ( Paulina Idju )

Anda mungkin juga menyukai