Anda di halaman 1dari 4

Definisi sistem penyangga tubuh!

Dalam keadaan normal pH dari cairan tubuh termasuk darah kita adalah
antara 7.35-7.5. walaupun sejumlah besar ion H+  selalu ada sebagai hasil
metabolisme dari zat-zat tetapi keadaaan setimbang harus selalu di
pertahankan dengan jalan membuang kelebihan asam tersebut, sebab
penurunan pH sedikit saja menujukkan keadaan sakit misalnya pada
diabetic coma dimana pH darah turun sampai 6.82 sehingga harus selalu
ada kesetimbangan asam basa dalam tubuh kita. Untuk ini maka tubuh
kita mempunyai :
a.       Sistem buffer
Untuk mempertahankan pH tubuh agar tetap normal.
b.      Sistem pernafasan.
Dengan mengatur pernafasan CO2 melalui pernafasan, jadi juga
mengatur kosentrasi H2CO3 dalam tubuh.
c.       Ginjal
Mengatur kelebihan asam basa melalui ginjal
Sistem Buffer
Buffer atau penyangga adalah larutan kimia yang menahan
perubahan PH jika terdapat penambahan asam atau basa. Larutan
buffer terdiri dari : larutan asam lemah dan garamnya,seperti asam
karbonat dan natrium bikarbonat atau larutan basa lemah dan
garamnya,seperti larutan amonia dan amonium klorida.
Jika pH menurun, maka garam ( natrium bikarbonat ) berperan
sebagai basa yang akan menerima ion hidrogen yang ditambahkan pada
larutan. Jika Ph meningkat asam lemah ( asam karbonat ) akan
mendonorkan ion hidrogen kepada larutan, sehingga perubahan pH
akan “disangga”. Hal yang dsebaliknya berlaku untuk basa lemah dan
garamnya.
Secara umum buffer bereaksi dengan melepaskan atau mengambil
ion hidrogen:

←Penurunan konsentrasi ion hidrogen


H+  + Buffer-  Hbuffer
Peningkatan konsentrasi ion hidrogen→
Perhatikan bahwa ion hidrogen tidak dibuang dari tubuh hanya “
terperangkap “ oleh buffer. Sistem buffer kimiawi utama dalam tubuh
adalah:
a.    Sistem Buffer Bikarbonat
b.    Sistem Buffer Fosfat
c.    Sistem Buffer Protein
d.   Sistem Buffer Hemoglobin
e.    Sistem Buffer Amonia
Semua sistem buffer akan bekerja sama untuk mengembalikan pH
dalam sekejap, tetapi terdapat keterbatasan perubahan pH sebesar apa
yang dapat dijaga konstan oleh buffer. Hal ini tergantung pada cadangan
buffer yang tersedia, disebut juga kapasitas buffer. Jumlah asam atau
basa yang ditambahkan sangat besar maka sistem buffer tidak bisa
mengatasinya.
1)   Sistem Buffer bikarbonat
Sistem buffer bikarbonat merupakan buffer ekstra selular utama dan
bertanggung jawab mempertahankan pH darah. Karbondioksida yang
terbentuk selama respirasi sel akan larut dalam air plasma untuk
membentuk asam karbonat. Asam Karbonat ini akan berdisosiasi
sebagai menghasilkan ion hidrogen dan ion bikarbonat. Ion bikarbonat
akan berperanasebagai akseptor ion hidrogen. Jika ion hidrogen
ditambahkan kedalam tubuh, seperti asam laktat yang dihasilkan saat
berolahraga, maka ion bikarbonat dan ion hidrogen yang terbentuk dari
asam laktat akan membentuk asam karbonat. Asam karbonat berperan
sebagai donor ion hidrogen. Jika ion hidrogen hilang dari tubuh,
sepereti pada kasus muntah-muntah berat, asam karbonat akan
berdisosiasi lebih banyak untuk melepaskan ion hidrogen dan ion
bikarbonat. Rasio normal bikarbonat terhadap asam karbonat adalah
20:1 (lihat persamaan 1). Sistem bikarbonat menyangga 90% ion
hidrogen dalam darah dan sngat penting karena jumlah karbondioksida
dan ion bikarbonat juga dapat diatur oleh paru dan ginjal. Jumlah ion
bikarbonat yang tersedia untuk buffer disebut juga cadangan alkali.
2)   Sistem buffer Fosfat
Sistem ini serupa dengan sistem buffer bikarbonat. Garam natrium dari
dihidrogen fosfat dan monohidrogen fosfat masing-masing akan
berperan sebagai asam lemah dan basa lemah (lihat persamaan 2).
Buffer fosfat terutama mempertahankan Ph fluida intra selular dan
tubulus ginjal, sehingga tidak akan mempertahankan Ph darah, namun
merupakan buffer yang penting untuk urine.
3)   Sistem Buffer Protein
Protein merupakan rantai panjang asam-asam amino yang bersatu.
Asam amino mengandung gugus amino dasar ( NH2 ) dan gugus asam
(COOH). Tiga bentuk asam amino yang ada tergantung dari Ph ( lihat
persamaan 3). Buffer protein merupakan sistem yang sangat komplek
dan akan mempertahankan Ph fluida intra selular dan plasma. Protein
hemoglobin memiliki dua fungsi khusus, yaitu mentransport oksigen
kejaringan dan juga menyangga ion hidrogen yang transit dari sel ke
paru.
4)   Sistem Buffer Hemoglobin
Karbondioksida berdifusi ke dalam eritrosit (sel darah merah). Di dalam
sel, karbon dioksida akan diubah menjadi asam karbonat oleh enzim
karbonat anhidrase. Asam karbonat akan berdisosiasi sebagian
menghasilkan ion hidrogen dan ion bikarbonat (lihat persamaan 4).
Kemudian hemoglobin dan ion hidrogen tersebut bergabung
membentuk hemoglobin tereduksi (lihat persamaan 5).Reaksi ini terjadi
karena hemoglobin tereduksi merupakan asam yang lebih lemah
dibandingkan oksihemoglobin dan asam karbonat sehingga akan
berikatan lebih kuat dengan hidrogen. Sehingga ketika oksigen dilepas,
ion hidrogen yang terbentuk dari asupan karbondioksida akan
terperangkap oleh hemoglobin, dan hal ini akan mencegah perubahan
pH.
Saat ion bikarbonat terbentuk dalam eritrosit, ion bikarbonat ini
akan berdifusi keluar kedalam plasma, menjadi bagian jadangan alkali
dan menyangga ion hidrogen. Pada saat ion bikarbonat berdifusi keluar
eritrosit, ion klorida akan berdifusi masuk kedalam. Hal ini terjadi
untuk mempertahankan muatan sel tetap netral atau seimbang, dan
disebut juga reaksi pergeseran klorida.
Di alveoli paru terjadi kebalikan dari seluruh proses ini,
karbondioksida dan air akan dibuang melalui proses pernafasan.
1)   Sistem buffer amonia
Amonia terbentuk dalam tubulus ginjal dari pemecahan asam amino.
Amonia akan berdifusi kedalam tubulus ginjal, menyanggha ion
hidrogen dalam filtrat ginjal dan membentuk ion amonium. Ion
amonium diekskresi diurin dan mencegah urin terlalu asam.

NH3           +       H+                                       NH4+


Amonia        ion hidrogen                      ion amonium

¡Compártelo!

Anda mungkin juga menyukai