Anda di halaman 1dari 3

Adapun tahapan pembenihan ikan koi agar berhasil maka harus diikuti empat tahapan yaitu sebagai

berikut:

1. Persiapan Sarana Pemijahan

Bak semen yang berukuran (2x2x1)m3 dibersihkan dengan cara disikat dan diguyur air
mengalir lewat selang plastik. Yakinkan bahwa kolam dalam kondisi bersih, kolam diisi air sedalam
0,3 m. Di dalam air diletakkan kakaban yang dibuat dari ijuk yang dijepit memakai bambu yang
dibelah atau memakai tali plastik rapia yang disisir halus dan diikat pada tali yang kemudian
membentuk sulak. Kakaban atau “sulak” tali plastik rapia diposisikan mengambang di dalam air,
disarankan volumenya 20 % dari ruang kolam. Di dalam air dialiri udara yang bersumber dari
aerator, diharapkan nantinya induk ikan koi dan telur yang dihasilkan tidak kekurangan oksigen.
Kran pemasukan air sedikit dibuka supaya terjadi pergantian air dan dapat terhindar dari
kekurangan air yang dimungkinkan terjadi akibat kebocoran.

2. Pemilihan Induk

Induk ikan koi yang mempunyai kualitas yang baik dan akan dipilih sebagai
induk harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Bentuk tubuh silindris memanjang, proporsional,
sirip-sirip mempunyai bentuk standar dan tidak cacat. Warna dasar jelas, batas antara warna jelas
yang tidak menunjukkan adanya gradasi. Mempunyai paten yang nyata dan baik, misalnya paten
tancho, warna merah pada bagian atas kepala benar-benar bulat, ukurannya proporsional dengan
ukuran ikan, tidak terdapat warna merah lainnya di seluruh bagian tubuh ika yang berwarna putih
salju. Contoh lain Showa Sanshoku atau showa sanske, terdapat warna putih, hitam dan merah pada
seluruh tubuhnya, warna hitam menghiasi kepala bagian atas, sirip dada terdapat warna hitam yang
berimbang antara di bagian kanan dan di bagian kiri, dan batas antara warna-warna pembentuk
paten tampak jelas, serta  membentuk pola seni yang apik. Panjang tubuhnya minimal 45 cm, berat
minimal 1,5 kg,  matang kelamin. Ciri-ciri induk ikan koi  matang kelamin yaitu: Pada jenis
kelamin jantan sirip dada di bagian dorsal atau bagian punggung dan tutup insang jika diraba
dengan ujung jari telunjuk akan terasa kasar. Induk betina perut nampak buncit, melebar ke arah
lateral, samping dan jika ditekan dengan jari tengah akan terasa lembek. Striping tidak perlu
dilakukan jika ingin mengetahui tingkat kematangan telur, karena hal ini jika dilakukan akan
berpengaruh terhadap kesehatan induk, kualitas telur dan larva yang dihasilkan.

3. Pemijahan Induk

Induk ikan koi yang sudah dipilih diperkirakan beratnya, misal jika ukuran berat yang jantan
lebih dari yang betina maka sebaiknya pemijahan mengunakan perbandingan jumlah induk 1 jantan
dengan 2 betina, hal ini diharapkan jumlah telur yang dihasilkan sebanding dengan jumlah sperma.
Setelah air di kolam pemijahan dibiarkan selama 24 jam, tetapkan waktu memasukkan induk ikan
koi yang akan dimijahkan, biasanya di waktu sore hari, kira-kira pukul 17.00 jika di Indonesia
bagian barat. Pemantauan pemijahan perlu dilakukan untuk menghindari telur yang sudah
dihasilkan akan di makan kembali oleh induk yang dalam kondisi lapar habis melakukan
perkawinan. Segerakan induk diangkat jika proses perkawinan selesai, kembalikan induk ke dalam
kolam induk.

4. Perawatan Larva
Setelah waktu 2-3 hari telur-telur akan menetas, larva ikan koi dapat dilihat dengan mata telanjang
jika larva sedang bergerak. Larva ikan koi akan bertahan hidup tanpa diberi pakan sampai hari
ketiga karena adanya cadangan pakan pada perutnya. Cadangan pakan yang ada pada larva baru
akan habis pada hari ketiga. Pada awal pemeliharaan larva  berikan pakan berupa kuning telur yang
direbus dan sudah halus, atau berikan Rotifera jika ada. Pakan  dapat juga berupa pakan buatan
pabrik yang dikhususkan untuk pemeliharaan larva ikan koi. Pada hari keenam atau ketujuh
kakapan atau “sulak” tali plastik rapia dapat diangkat dengan cara hati-hati, agar larva tidak ikut
tersangkut maka sebaiknya diguyur dengan  melalui selang plastik terlebih dahulu sebelum
dipindahkan keluar dari kolam pemijahan.

5. Perawatan  dan Seleksi Bibit

Setelah larva ikan koi berumur 15 hari dari waktu pemijahan,  larva selanjutnya dapat
disebut bibit ikan koi. Bibit ikan koi dapat dipindahkan dari kolam pemijahan atau kolam larva
menuju ke kolam pemeliharaan bibit. Berikan waktu penyesuaian diri di kolam pemeliharaan bibit,
baru setelah 1 hari dapat diberi pakan.  Pada umur itu bibit ikan koi sudah dapat diberi pakan berupa
cacing sutera (Tubifex sp), tentu saja yang berkualitas baik. Sistem seleksi dilakukan dengan cara
memilih bibit-bibit ikan koi yang berkualitas dan dipisahkan dari yang tidak  dipilih. Sistem seleksi
bibit ikan koi yakni dilakukan secara bertingkat, untuk mendapat ikan koi yang benar-benar
berkualitas. Seleksi pertama kali sebaiknya dilakukan seleksi setelah bibit berumur 60 hari.  Seleksi
bibit pada umur 60 hari dilakukan untuk menghindari pakan yang dimakan bibit yang tidak
berkualitas lebih banyak lagi. Tetapi jika seleksi yang pertama  dilakukan pada umur 90 hari akan
lebih mudah menentukan bibit  yang mempunyai kualitas baik. Sistem seleksi dengan cara memilih
bibit-bibit ikan yang berkualitas dan memisahkan dari yang tidak lolos seleksi.

Anda mungkin juga menyukai