Anda di halaman 1dari 4

2.

1 Pengertian Inflasi dan Tingkat Inflasi

Berbicara mengenai inflasi, tentu inflasi memiliki cukup banyak dampak bagi
perekonomian suatu negara, diantaranya inflasi bisa menggerus daya beli masyarakat. Jika
kondisi ini daya beli menurun, maka masyarakat akan lebih irit berbelanja. Padahal, motor
penggerak ekonomi suatu negara salah satunya ditopang melalui konsumsi masyarakat. Jika
masyarakat mengurangi belanja, otomatis pertumbuhan ekonomi akan bergerak lambat,
bahkan bisa lebih rendah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Inflasi diartikan
sebagai kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas)
beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. Sementara pengertian lain dari
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut bahwa inflasi adalah keadaan perekonomian negara di
mana ada kecenderungan kenaikan harga-harga dan jasa dalam waktu panjang. Hal ini
disebabkan karena tidak seimbangnya arus uang dan barang. Berdasarkan Bank Indonesia,
tingkat inflasi adalah pertumbuhan harga secara kontinu dalam periode waktu tertentu.
Adapun, pertumbuhan harga yang dimaksud yaitu kenaikan harga dari beberapa barang yang
juga akan berdampak pada kenaikan harga barang lainnya. Adapun penyebab adanya inflasi
yaitu : a) peningkatan permintaan; b) meningkatnya biaya produksi ; c) tingginya peredaran
uang.
Secara umum, tingkat inflasi adalah skala kenaikan harga pada barang maupun jasa
selama jangka waktu tertentu. Jika harga barang dan jasa mengalami peningkatan, maka
inflasi juga akan mengalami kenaikan. Terdapat cara menghitung tingkat inflasi diantaranya
sebagai berikut :
 Indeks Harga Konsumen (IHK), yaitu untuk menghitung tingkat inflasi dengan rerata
total harga dari penjualan barang yang dibeli oleh konsumen.
 Deflator PDB, yaitu untuk menghitung besaran perubahan harga pada keseluruhan
barang, baik itu barang baru, barang produksi lokal, barang jadi maupun jasa.
 Indeks harga produsen, yaitu indeks yang digunakan untuk mengukur harga barang
yang dibutuhkan oleh produsen dalam melakukan proses produksi.
 Indeks harga komoditas, yaitu indeks digunakan untuk menghitung harga pada
beberapa barang tertentu.
 Indeks biaya hidup, yaitu indeks yang digunakan untuk mengukur biaya hidup
masyarakat (cost living index)

Contoh perhitungan :

Tingkat Inflasi = [(IHK masa sekarang – IHK masa


Rumus :
lalu) / IHK masa sekarang] x 100%

Soal 

Ibu Andini ingin mengetahui tingkat kenaikan inflasi pada harga beras di tahun 2010 dan
2021. Harga beras pada tahun 2010 adalah Rp. 6.000 per Kg, sedangkan harga beras pada
tahun 2021 sebesar Rp. 10.000 per Kg. Maka kenaikan inflasinya adalah sebesar?

Jawaban :

Dik :
 Indeks Harga Konsumen masa lalu : Rp. 6.000
 Indeks Harga Konsumen masa sekarang : Rp. 10.000

Dit : berapa kenaikan inflasinya ?

Jawab :
Tingkat inflasi
= [(Rp. 10.000 – Rp. 6.000) / Rp. 10.000] x 100%
= 0,4 x 100%
= 40 %

Dengan hasil tersebut, ibu andini dapat menyimpulkan bahwa harga beras mengalami
inflasi sebesar 40% dari tahun 2010 hingga 2021, atau 3,63% per tahun. 
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berbicara mengenai inflasi, tentu inflasi memiliki cukup banyak dampak bagi
perekonomian suatu negara, diantaranya inflasi bisa menggerus daya beli masyarakat. Jika
kondisi ini daya beli menurun, maka masyarakat akan lebih irit berbelanja. Berdasarkan
Bank Indonesia, tingkat inflasi adalah pertumbuhan harga secara kontinu dalam periode
waktu tertentu. Adapun, pertumbuhan harga yang dimaksud yaitu kenaikan harga dari
beberapa barang yang juga akan berdampak pada kenaikan harga barang lainnya . Suatu
kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeks harga. Terdapat
beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur laju inflasi, yaitu: Indeks
Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang memberikan
informasi yang cepat mengenai harga barang dan jasa yang dibayarkan oleh konsumen.
Terdapat faktor-faktor yang mendorong terjadinya inflasi yaitu : a) Tingginya Permintaan;
b) Meningkatnya Biaya Produksi; c) Jumlah Uang Yang Beredar. Monetary Items adalah
aktiva atau kewajiban yang dinilai atau disajikan dalam unit uang yang tetap misalnya kas,
piutang, hutang atau kewajiban lainnya yang angka dan jumlah nilai uangnya tetap yang
akan ditagih, dibayar di masa yang akan datang tanpa ada perubahan. Non-monetary items
adalah nilai dimana jumlah uangnya tidak ditetapkan menurut kontrak perjanjian.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil makalah yang telah penulis susun, diharapkan bagi para pembaca
mengerti dan bisa menambah wawasan lebih luas terkait dengan inflasi di Indonesia. Selain
itu, pembaca juga bisa mengetahui faktor apa saja yang menjadi acuan inflasi terjadi.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih baik juga terhadap penulis.
Dafus

www.cimbniaga.co.id

www.ocbcnisp.com

Anda mungkin juga menyukai