Anda di halaman 1dari 5

Praktik Kuliah Lapangan Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Tema
Tafsir Ilmi: Korespondensi Tafsir Al-Qur’an dan Sains
Hari/Tanggal: Senin, 15 November 2021
Materi 1
Tahun 2004 Lajnah bekerjasama dengan LIPI untuk menafsirkan ayat kauniyah  tafsir
yang digabungkan dalam tafsir tahlili kemenag (10 jilid). Bekerja secara simultan dalam
menafsirkan kemenag sejak tahun 1960-an.
Di tahun 2003 kemudian melakukan penyempurnaan, termasuk tafsir ilmi terhadap
seluruh tafsir kemenag.
Cara kerjanya; tim 1 menyusun tafsir Tahsin kemudian mengumpulkan beberapa ayat
yang terkait ayat kauniyah dari juz 1-30. Setelah itu diserahkan ke LIPI yang diketuai
oleh Heri Haryono (ahli geologi). Tim LIPI bekerja menyusun ayat kauniyah, setelah
selesai kemudian digabungkan di dalam tafsir tahlili biasanya di akhir dan ketika
mencantumkan. Selama 5 tahun menyelesaikan 10 juz, kemudian mengadakan uji
publik ke para ulama. Kemenag mempunyai tim dari LIPI menjawab tentang uji public
Banyak masukan dari tim atau peserta untuk menyusun tafsir ilmi secara tematik.
Sehingga tahun 2009 lajnah menyusun tafsir tematik. Tafsir ilmi yang disusun tematik
disusun sampai tahun 2016 dan hingga kini sudah menyelesaikan 19 judul buku
Prinsip penyusunan buku tafsir ilmi: memperhatikan arti kaidah kebahasaan,
memperhatikan konteks ayat yang diperhatikan, memperhatikan hasil-hasil keilmiahan
terbaru, tidak menggunakan ayat-ayat yang mengandung isyarat ilmiah untuk
menghukumi benar atau salah, memperhatikan satu kata atau ungkapan
mengandung sekian makna, memahami betul segala sesuatu yang menyangkut objek
bahasan ayat,
Mekanisme penyusunan tafsir tematik: bekerja sama dengan LAPAN, boscha ITB, dan
UI. Seluruhnya ada dua tim: tim syari penerjemahan, dan tim kauniyah gabungan
dari beberapa universitas. Website: https://pustakalajnah.kemenag.go.id

Dr. Reflita, M.A.  Kasi Pengkajian Lajnah


Perbedaan definisi tafsir ilmi berasal dari ulama yang menolak maupun menerima serta
pertengahan (menerima namun ada persyaratan). Bergantung pada persetujuan dan
ketidaksetujuan ulama. Tafsir ilmi: upaya memahami syariat ilmiah dalam al-quran
untuk memahami penafsiran alquran dengan teori sains modern. Tafsir ilmi: metode
tahlili dan metode mawdu’i. alasannya kenapa tafsir ini ada dan harus ada? Kemajuan
ilmu pengetahun yang mengilhami untuk kembali mendalami ayat al-quran.
Agus purwanto (fisikawan Indonesia)
Terdapat 800 ayat yang berkaitan dengan sains dan belum mendapatkan perhatian
dibandingkan dengan tafsir ahkam yang mengandung 250 ayat. Tafsir ahkam yang
berkaitan dengan hukum dalam syariat Islam. Tujuan: untuk menyingkap keagungan
Allah melalui ayat Al-Qur’an.
Cara menghubungkan dua kebenaran yang jelas berbeda?
Prinsip penyusunan: bukan menjustifikasi kebenaran temuan ilmiah dengan ayat al-
quran, tafsir ilmi bukan memaksakan penafsiran alquran sehingga seolah-olah
berkesinambungan dengan sains, informasi alquran harus dijadikan sebagai pijakan
bagi sains dalam menafsirkan ayat kauniyah,
Penerjemahan kemenag: penjelasan sains dimasukkan dalam penerjemahan ayat
Tahun 2009-2015: tafsir ilmi dengan menggunakan tematik mutlak
Langkah-langkah penafsiran: mengumpulkan ayat-ayat kauniyah yang sesuai dengan
tema, menjelaskan makna mufradad khususnya yang diterjemahkan dalam al-qur’an
berdasarkan kaidah kebahasaan, penafsiran ayat secara umum, penafsiran ayat secara
saintifik,
Tafsir ilmi kemenag: seolah-olah terkesan bahwa ayat alquran untuk melegitimasi sains
sehingga tahun 2019-2020 menggunakan metode tafsir mawdui muqoyad 
pandangan saintifik terkait ayat.
Penjelasan ayat turunnya ayat, pandangan sains, hidayah ayat  penciptaan manusia
dan langit.
Pertanyaan: Nur Musdhalifah (Kelompok 10)
1. Apakah ada ukuran untuk menyatakan sebuah ayat tertentu merupakan ayat
kauniyah? Apakah cukup redaksi ayat yang mengandung lafaz al-Ard/al-
samawaat, contoh demikian apakah cukup membuat sebuah auat merupakan
ayat kauniyah? Menelisik seluruh ayat alquran: secara soreh menjelaskan secara
langsung dalam teksnya dan tidak secara langsung dijelaskan hanya isyaratnya
saja. Gunakan temuan yang bersifat pasti.
2. Siapa saja yang berhak menafsirkan al-quran dengan tafsir ilmi? Apakah hanya
seseorang yang merupakan pakar tafsir, iptek atau lainnya? Ataukah semua
orang bergak menafsirkannya? Pada umumnya mengutip pendapat dari para
mufasir klasik dan kontemporer kemudian dianalisa dan dijelaskan  dr. Abdul
Aziz, tantowi jauhari, jamaludin din alfandi, abu Razak,
3. Apakah ada syarat-syarat khusus bagi seorang mufasir untuk menafsirkan tafsir
ilmi? Bukan mufasir (imam jalaludin as-suyuti) tetapi bahwa ahli tafsir
(background di alquran, menguasai bahasa Arab, berasal dari disiplin ilmu yang
berbeda-beda yakni pakar di bidangnya, lulusan doctor dari suatu universitas).
Praktik Kuliah Lapangan Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Tema
Tafsir Ilmi: Korespondensi Tafsir Al-Qur’an dan Sains
Hari/Tanggal: Senin, 15 November 2021
Materi 2
Oleh Profesor Thomas Djamaluddin, M.Sc.
(http://tdjamaluddin.wordpress.com)
Judul: Struktur dan Evolusi Alam Semester serta Sistem Bumi-Bulan-Matahari

Cara integrasi sains dan alquran adalah dalam ranah tafsir. Sains terdapat tafsir yang
sifatnya rumit sehingga perlu dijelaskan. Komunikator sains mampu menerjemahkan
hasil sains yang rumit menjadi bahasa yang mudah dipahami.
Strutur alam semesta dan tujuh langit
Konsep lama tentang tujuh: matahari (geosentris) disebut di langit keempat, langit
ketujuh adalah saturnus, dan di luar itu ada bintang yang menempel. Benda-benda
langit dipadankan dengan dewa penamaan dengan nama hari
Konsep baru tentang langit yakni tujuh langit bermakna jumlah benda. Mengungkapkan
makna tujuh yang bermakna jumlah yang banyak atau tak terhingga. Tidak ada lapisan
langit hal tersebut untuk memaknai langit bertingkat-tingkat yang bermakna jumlah
jamak. Langit: sesuatu yang ada di atas kita  atmosfer, orbit bulan, satelit. Matahari
hanya salah satu bintang dari galaksi bimasakti dari galaksi tetangga seperti galaksi
andromeda. Alam semesta tidak terhitung jumlahnya dan tersusun dari gugusan besar
galaksi. Benda-benda langit yang tak berhingga banyaknya, besarnya, dan jaraknya
tujuh lapis langit.
Planet hanya ada 8: merkurius, bumi, venus, mars, Jupiter, Uranus, septunus
Enam Hari Penciptaan dan Evolusi Alam Semesta
An Naziat: Proses pembentukan alam semesta (teori big bang)
Masa 1: 13,7 M tahun lalu tentang Bigbang asal alam semesta. Astronomi: bermula dari
ketiadaan (kondisi singularitas), kemudian mengembang secara tiba-tiba (awal ruang
dan waktu). Bigbang diyakini dari adanya cosmic background. Unsur pertama adalah
Hidrogen sebagai asal usul alam semesta dan molekul.
Masa 2: mengembangkan dan menyempurnakan alam semesta. Alam semesta
mengembang, galaksi makin jauh, terlihat makin tinggi. Alam mengembang dari kajian
spektrum warna. Penyempurnaan ditandai dengan kelahiran dan kematian bintang
terus berlangsung. Penyempurnaan berarti proses yang berlanjut
Masa 3: pembentukan tatasurya termasuk bumi. Adanya matahari sebagai sumber
cahaya bumi berotasi
Masa 4: evolusi bumi. Bumi muda masih lunak dan penuh tumbuhan membentuk bulan.
Satu benua besar namanya pangea. Bumi ada yang datar ada yang bergunung-gunung
Masa 5: pengiriman air ke bumi dari komet. Dari unsur organic di dalam air diciptakan
makhluk hidup bersel satu (ganggang)
Masa 6: proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia. Hewan pertama muncul
sekitar 630 juta tahun lalu. Manusia pertama sekitar 100.000 tahun lalu.
Sistem bumi-bulan-matahari
Konsep holeosentris: matahari berdiam diri tetapi matahari berkeliling mengelilingi
pusat galaksi. Matahari mengitari orbit galaksi. Matahari adalah pusat planet tata surya.
Gerak orbit bumi mengitari matahari: ar-rahman ayat 17 (musim panas dan musim
dingin). Gravitasi: perubahan siang dan malam menentukan pasang dan surut lautan.
Bintang dalam alquran dimaknai sebagai rasi bintang dan bintang secara fisik 
sebagai petunjuk sehingga tidak menyesatkan. Posisi rasi bintang relative tetap karena
jaraknya yang berbeda namun dilihat dari bumi mempunyai posisi tetap dan nampak
pada musim tertentu saja. Titik selatan  rasi laying-layang, titik utara  rusa mayor,
untuk menunjuk arah dan waktu. Cara yang dilakukan: mendeteksi bintang dari
teleskop inframerah yang memancarkan inframerah.
Waktu itu relative tidak bisa dipahami terbatas pada 24 jam: teori relativitas.
Rotasi bumi berlangsung secara cepat dengan diameter bumi 12.600km cari keliling
bumi, kemudian dibagi dalam 24 jam. Pergerakan itu dilihat dari relative bumi itu
berputar. Kecepatan yang dirujuk adalah titik kita dalam kondisi diam. Pergerakan
pesawat dianggap bumi adalah diam, yg bergerak adalah manusia.
Pembatasan tafsir berkembang sesuai dengan perkembangan sains. Perkembangan
sains tersebut kemudian juga dapat berkembang dan dapat disesuaikan. Menafsirkan
mukjizat alquran digali berdasarkan ilmu pengetahuan saat ini. Alat untuk mengetahui
pergerakan benda langit tersebut: dibandingkan dengan objek yang sangat jauh
kemudian dihitung satu kali putaran bumi panjangnya adalah 23 jam 56 menit. Bumi
tidak diam mengelilingi matahari: melihat rasi bintang sehingga pada saat malam.
Matahari bergerak mengelilingi galaksi: gerak diri.
Matahari bergerak mengitari pusat galaksi  dilihat dari bukti-bukti pengamatan dapat
diketahui bahwa bumi bukan alam semesta. Adakah pusat alam semesta? Tidak ada.
Dari ketiadaan menjadi ada, kemudian mengembang maka seluruhnya mengembang
dan galaksi semakin menjauh. Di luar alam semesta apakah ada ruang? Tidak ada
karena alam semesta itu sendiri merupakan ruang.

Anda mungkin juga menyukai