Anda di halaman 1dari 73

FR Asli SKB 1 sept 2020

1. Nawacita: program P2PL yg mendukung nawacita, kebijakan nawacita RPJMN 2015-2018 bidang
kesehatan dlm revitalisasi puskesmas

Jwb: ada 5 ya lht discreenshot bwh


2. Visi kemenkes ini yg terbaru 2020-2024

Jwb: jwb keyword ya pokoknya ada gotong royongnya. Ini sama dgn soal THN lalu

Sesuai Edaran Menteri PPN/ Bappenas No.

B.899/M.PPN/Ses/PP.03.02/12/2019 tanggal 20 Desember 2019

Visi Kemenkes:

“Terwujudnya Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri

dan Berkeadilan untuk Menuju Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan

Gotong Royong”

Sumber difile bwh mirip dgn visi pemerintah lho ya


3. Misi Kemenkes

Jwb: sdh jls.

Misi Kemenkes:

Guna mendukung peningkatan kualitas manusia Indonesia, Kemenkes

menetapkan misi sebagai berikut:


1. Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh

penduduk Indonesia

2. Memberdayakan masyarakat dan mengarusutamakan pembangunan

kesehatan

3. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumberdaya

kesehatan

4. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovati

Smbr: difile bwh

4. Indikator arah kebijakan pembangunan kesehatan

Jwb:

Ada 20 indikator lht sndr difile bwh


5. Hari aids tgl berapa

Jwb: 1 des

6. UU bpjs
Jwb: UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS

Bdkan dgn

UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN

7. Bpjs singkatn dari

Jwb:

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

8. PBI dibayarkan oleh

Jwb: Pemerintah

Sumber:

Iuran

IURAN

1.    Bagi peserta Penerima Bantun Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan iuran dibayar oleh Pemerintah.

2.   Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada Lembaga Pemerintahan terdiri dari
Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota Polri, pejabat negara, dan pegawai pemerintah non pegawai
negeri sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan : 4% (empat persen)
dibayar oleh pemberi kerja dan 1% (satu persen) dibayar oleh peserta.

3.   Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN, BUMD dan Swasta sebesar 5%
( lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan : 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi
Kerja dan 1% (satu persen) dibayar oleh Peserta.

9. Indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga

Jwb: ada 10. Biar gmpng hafal pakai gambar aja. Sumber: Screenshot ada dibwh

1. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan.


2. Memberi bayi ASI eksklusif.
3. Menimbang bayi dan balita.
4. Menggunakan air bersih.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
6. Menggunakan jamban sehat.
7. Memberantas jentik dirumah.
8. Makan buah dan sayur setiap hari.
9. Melakukan aktivitas fisik yang cukup setiap hari.
10. Tidak merokok di dalam rumah.
10. Cerdik

Jwb:

Biar gmpng hafal pakai gambar aja. Sumber: Screenshot ada dibwh
11. Aspek mendasar fundamental SDGs

Jwb: ada 17 hafal pakai gambar


12. Tujuan pertama SDG

Jwb: kemiskinan

13. 15 oktober hari apa

Jwb: cuci tangan

14. Bentuk implementasi SKN di puskesmas

Jwb: intinya UKP dan UKM

Sumber: lht bwh


15. Pencegahan narkoba

Jwb: jwb yg ada promotif dan preventif

sumber: Metode pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba yang paling efektif dan mendasar
adalah metode promotif dan preventif. 
16. Imunisasi yg diberikan bersamaan:

Jwb: hafalin lht gmbr aja

17. Nilai ekonomis dari imunisasi dasar

Jwb: pencegahan penyakit jd hemat biaya cost efektif

18. Manfaat program KB

Jwb:

1. Menurunkan risiko terjangkitnya kanker rahim dan kanker servik. ...

2. Menurunkan angka kematian maternal serta peningkatan IPM. ...

3. Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan. ...

4. Dapat meningkatkan kesehatan ibu hamil dan anak.

5. Mencegah penularan penyakit berbahaya

6. Lebih menjamin tumbuh kembang bayi dan anak

7. Dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga

8.Pendidikan anak lebih terjamin

9. Dapat menentukan kualitas sebuah keluarga


19. Aborsi boleh dilakukan oleh nakes yg berwenang, terdapat dlm pasal

Jwb:

Pasal 75 ayat (3) UU No. 36Tahun 2009 tentang Kesehatan ("UU Kesehatan")

Sumber: pasal 75

1. Setiap orang dilarang melakukan aborsi.

2. Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:

a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu
dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat
diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau

b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.

3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling dan/atau
penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang
kompeten dan berwenang.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan, sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

20. Syarat izin produksi industri kosmetik golongan A


Jwb:

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 1175/MENKES/PER/VIII/2010

TENTANG

IZIN PRODUKSI KOSMETIKA

Pasal 8

(1) Izin produksi industri kosmetika Golongan A diberikan dengan persyaratan:

a. memiliki apoteker sebagai penanggung jawab;

b. memiliki fasilitas produksi sesuai dengan produk yang akan dibuat;

c. memiliki fasilitas laboratorium; dan

d. wajib menerapkan CPKB.

(2) Izin produksi industri kosmetika Golongan B diberikan dengan persyaratan:

a. memiliki sekurang-kurangnya tenaga teknis kefarmasian sebagai penanggung

jawab;

b. memiliki fasilitas produksi dengan teknologi sederhana sesuai produk yang

akan dibuat; dan

c. mampu menerapkan higiene sanitasi dan dokumentasi sesuai CPKB.

21. Indikator dampak desa SIAGA

Jwb:

Indikator keberhasilan pengembangan desa siaga dapat diukur dari 4 kelompok indikator, yaitu :
indikator input, proses, output dan outcome (Depkes, 2009)

Sumber:

http://promkes.kemkes.go.id/desa-siaga
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----

1. Program nawacita
Jwb:
2. Aspek fundamentas sdgs

Jwb : ada 5P
4. Tujuan Cuci tangan

Jwb: pilih yg intinya pncghn pnykt

sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Mencuci_tangan
5.Alat kontrasepsi utk pasngan yg tidak ingin punya anak dlm 5tahun

Jwb: IUD.

 MAntap = paling lama


 IUD (dimasukkan ke vag) = 5 tahun
 Implan = 3 tahun
 SUntik = 1 bulan, 3 bulan

6.Alat kontrasepsi yg ga ada efek mual dan muntah

Jwb: IUD, kondom, kb mantap. Pokoknya yg non hormonal.

8.Tujuan jangka panjang imunisasi,

Jwb:

Tujuan jangka panjang dari upaya pelayanan imunisasi adalah eradikasi atau eliminasi suatu penyakit.

9.Diare byk tadi kk

Jwb: Hafalin penyebab dan pemberian terapi B dan C


tmbhn Untuk dktr: hafalin parasit mikro pnyebabnya dan obatnya

11. penggunaan narkoba jg kk

Efek penggunaan narkotika apa ug bikin mata merah

Jwb: ganja

12. efek penggunaan narkotika apa yg bikin hati senang dan bahkan berhalusinasi

Jwb: pokoknya yg narkoba jenis Halusinogen: LSD, PCP, DMT, Psilocybin, Ayahuasca,

DXM (dextrometrophan), ketamin.


Baca:

https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-halusinogen-zat-pembuat-halusinasi

-5. Goals SDG’s untuk pemerataan defekasi, kebutuhan wanita, dll

jwb: sdgs no 6 sanitasi


7. Yang bukan sektor Asas SDG’s

Jwb: pokok pilih slain dibwh ini aja.. Triknya: PAFO

Pemerintah dan parlemen

Akademisi dan pakar

Filantropi (social) dan bisnis

Ormas dan media


8. Tahap Rehabilitasi Napza

Jwb: registrasi – screening test – ass –RJ/RI – program pasca rehab


9. UU SJSN
undang-undang republik indonesia nomor 40 tahun 2004

10. Landasan Hukum Jaminan Kesehatan

11. HKN tgl brp

jwb: 12 November

12. Imunisasi
Jwb: hafalin gmbr imunisasi

13. Tindakan yang tidak ditanggung BPJS

Jwb: Ingat ya, meski BPJS Kesehatan adalah jaminan kesehatan nasional, bukan berarti lembaga
ini menanggung semua manfaat pelayanan kesehatan. Tetap saja ada batasannya. Semua ini
tertuang di Pasal 52 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan
Kesehatan. 

Adapun manfaat kesehatan yang tidak dijamin BPJS Kesehatan, antara lain:
1. Pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
(meliputi rujukan atas permintaan sendiri dan pelayanan kesehatan lain yang tidak sesuai
peraturan perundang-undangan)

2. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat

3. Pelayanan kesehatan terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan
kerja yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja atau menjadi tanggungan
pemberi kerja

4. Pelayanan kesehatan yang dijamin oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas yang bersifat
wajib sampai nilai yang ditanggung oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas sesuai hak kelas
rawat peserta

5. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri

6. Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetika (operasi plastik)

7. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas atau kemandulan

8. Pelayanan meratakan gigi atau ortodonsi

9. Gangguan kesehatan atau penyakit akibat ketergantungan obat maupun alkohol

10. Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri atau akibat melakukan hobi yang
membahayakan diri sendiri

11. Pengobatan komplementer, alternatif, dan tradisional yang belum dinyatakan efektif
berdasarkan penilaian teknologi kesehatan

12. Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan atau eksperimen

13. Alat dan obat kontrasepsi, kosmetik

14. Perbekalan kesehatan rumah tangga

15. Pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar biasa atau
wabah

16. Pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan yang dapat dicegah (contohnya korban
begal, tawuran, dan lain sebagainya)

17. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dalam rangka bakti sosial

18. Pelayanan kesehatan akibat tindak pidana penganiayaan, kekerasan seksual, korban
terorisme, dan tindak pidana perdagangan orang sesuai dengan ketentuan peraturan peundang-
undangan
19. Pelayanan kesehatan tertentu yang berkaitan dengan Kementerian Pertahanan, Tentara
Nasional Indonesia (TNI), dan Polri

20. Pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan manfaat jaminan kesehatan yang
diberikan

21. Pelayanan yang sudah ditanggung dalam program lain.

14. Tindakan yang ditanggung BPJS

Peserta BPJS Kesehatan berhak memperoleh pelayanan kesehatan individu. Mencakup


pelayanan promotif, preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan semasa penyembuhan penyakit),
dan rehabilitatif. Termasuk pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan kebutuhan medis yang diperlukan.

Berikut Manfaat pelayanan kesehatan yang ditanggung BPJS Kesehatan, antara lain:


 Pelayanan kesehatan tingkat pertama (puskesmas, klinik kesehatan, dan dokter
umum), meliputi pelayanan kesehatan non-spesialistik. Mencakup:
1. Administrasi pelayanan

2. Pelayanan promotif dan preventif (penyuluhan kesehatan individu, imunisasi rutin, KB, skrining
riwayat kesehatan dan pelayanan penapisan atau skrining kesehatan tertentu, dan peningkatan
kesehatan bagi peserta yang menderita penyakit kronis)

3. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis

4. Tindakan medis non-spesialistik, baik operatif maupun non-operatif

5. Pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai

6. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama

7. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi medis.

 Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan (rumah sakit), meliputi pelayanan


kesehatan yang mencakup:
1. Administrasi pelayanan

2. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis dasar (layanan kesehatan unit gawat
darurat/UGD)

3. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi spesialistik

4. Tindakan medis spesialistik, baik bedan maupun non-bedah sesuai dengan indikasi medis

5. Pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai (seluruh alat kesehatan dalam
rangka penyembuhan, termasuk alat bantu kesehatan)

6. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis

7. Rehabilitasi medis

8. Pelayanan darah
9. Pemulasaran (perawatan) jenazah peserta yang meninggal di fasilitas kesehatan (faskes)

10. Pelayanan keluarga berencana (tidak termasuk pelayanan KB yang telah dibiayai pemerintah
pusat)

11. Perawatan inap non-intensif

12. Perawatan inap di ruang intensif.

 Pelayanan ambulans darat dan air (layanan transportasi pasien rujukan dengan
kondisi tertentu antar faskes).
Penyakit yang Dijamin BPJS Kesehatan
Penyakit yang Dijamin BPJS  Kesehatan
BPJS Kesehatan pada dasarnya menanggung hampir seluruh jenis penyakit. Berikut daftar
penyakit atau operasi yang ditanggung BPJS Kesehatan, antara lain:

1. Kusta

2. Stroke

3. Kanker

4. Jantung

5. Hipertensi

6. Tumor

7. Diabetes melitus

8. Malaria

9. Asma

10. Bronkitis

11. Sirosis hepatitis

12. Leukemia

13. Operasi ceasar

14. Persalinan vaginal (normal)

15. Gagal ginjal

16. Thalasemia

17. Hemofilia

18. dan masih banyak lainnya.

Tapi jika peserta menderita penyakit hepatitis yang disebabkan karena penggunaan jarum suntik
narkoba, BPJS Kesehatan tidak menanggungnya. Ataupun kerusakan ginjal akibat terlalu banyak
dan rutin mengonsumsi minuman keras. Itu dikecualikan dari jaminan BPJS Kesehatan.
-15. Yang mengelola Jaminan Kesehatan di Indonesia?

Jwb: BPJS

16. Tujuan program KB sbg Masy. Indonesia

Jwb:

17. Tujuan program KB sbg Bangsa Indonesia

Jwb:

Nomor 16-17 ini: lht opsion nya aja nanti.

Pengertian KB
 Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera
(Undang-undang No. 10/1992).
 Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
 WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk: Mendapatkan objektif-
obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan,
mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Tujuan Program KB
 Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatu keluarga
dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga.
 Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak,
keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa;
Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya
menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:

1. Keluarga dengan anak ideal


2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
Sasaran Program KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:

1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi
tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.
4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usaha ekonomi
produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional.
Ruang Lingkup KB
Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja; Ketahanan dan
pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas; Keserasian kebijakan
kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan;
Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

Strategi Program KB
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:

1. Strategi dasar
2. Strategi operasional
Strategi Dasar

 Meneguhkan kembali program di daerah


 Menjamin kesinambungan program
Strategi operasional

 Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional


 Peningkatan kualitas dan prioritas program
 Penggalangan dan pemantapan komitmen
 Dukungan regulasi dan kebijakan
 Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
Dampak Program KB
Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak;
Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat
kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM;
Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan
berjalan lancar.

Referensi
Arjoso, S. Rencana Strategis BKKBN. Maret, 2005.
BKKBN, 1999. Kependudukan KB dan KIA. Bandung, Balai Litbang.
NRC-POGI, 1996. Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berencana.
Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.
bkkbn.go.id

18. Peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan di Puskesmas

Jwb: intinya sbg kader

PERANSERTA MASYARAKAT (KADER KESEHATAN)


A. Pengertian

Peranserta masyarakat memiliki makna yang amat luas. Semua ahli mengatakan bahwa
partisipasi atau peranserta masyarakat pada hakekatnya bertitik tolak dari sikap dan perilaku
namun batasannya tidak jelas, akan tetapi mudah dirasakan, dihayati dan diamalkan namun sulit
untuk dirumuskan.

Peranserta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana individu,


keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri,
keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya.

B. Tujuan Peranserta Masyarakat

Tujuan program peranserta masyarakat adalah meningkatkan peran dan kemandirian,


dan kerjasama dengan lembaga-lembaga non pemerintah yang memiliki visi sesuai;
meningkatkan kuantitas dan kualitas jejaring kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan
masyarakat; memperkuat peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dan proses pembangunan
melalui peningkatan jaringan kemitraan dengan masyarakat.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Peranserta Masyarakat

Beberapa faktor yang mempengaruhi peranserta masyarakat antara lain:

1) Manfaat kegiatan yang dilakukan.

Jika kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat yang nyata dan jelas bagi masyarakat
maka kesediaan masyarakat untuk berperanserta menjadi lebih besar.

2) Adanya kesempatan.
Kesediaan juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan atau ajakan untuk berperanserta dan
masyarakat melihat memang ada hal-hal yang berguna dalam kegiatan yang akan dilakukan.

3) Memiliki ketrampilan.

Jika kegiatan yang dilaksanakan membutuhkan ketrampilan tertentu dan orang yang
mempunyai ketrampilan sesuai dengan ketrampilan tersebut maka orang tertarik untuk
berperanserta.

4) Rasa Memiliki.

Rasa memiliki suatu akan tumbuh jika sejak awal kegiatan masyarakat sudah diikut sertakan,
jika rasa memiliki ini bisa ditumbuh kembangkan dengan baik maka peranserta akan dapat
dilestarikan.

5) Faktor tokoh masyarakat.

Jika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat melihat bahwa tokoh - tokoh
masyarakat atau pemimpin kader yang disegani ikut serta maka mereka akan tertarik pula
berperanserta.

D. Tingkatan Peranserta

Mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat bukan pekerjaan mudah.


Partisipasi masyarakat memerlukan kemampuan, kesempatan, dan motivasi. Berbagai tingkatan
partisipasi / peranserta masyarakat antara lain :

1) Peranserta karena perintah / karena terpaksa.

2) Peranserta karena imbalan. Adanya peranserta karena imbalan tertentu yang diberikan baik
dalam bentuk imbalan materi atau imbalan kedudukan.

3) Peranserta karena identifikasi atau rasa ingin memiliki

4) Peranserta karena kesadaran. Peranserta atas dasar kesadaran tanpa adanya paksaan atau
harapan dapat imbalan

5) Peranserta karena tuntutan akan hak dan tanggung jawab.

E. Wujud Peranserta

Peranserta dapat diwujudkan dalam bentuk:

1) Tenaga, seseorang berperanserta dalam kegiatan kelompok dengan menyumbangkan


tenaganya, misalnya menyiapkan tempat dan peralatan dan sebagainya.

2) Materi, seseorang berperanserta dalam kegiatan kelompok dengan menyumbang-kan materi


yang diperlukan dalam kegiatan kelompok tersebut, misalnya uang, pinjaman tempat dan
sebagainya (Depkes RI, 1990).

F. Peran Kader Masyarakat sebagai Wujud Peran Serta


Kader Posyandu adalah warga masyarakat yang terlibat dalam dalam seksi 7 dan seksi 10
LKMD (Tim penggerak PKK) yang tergabung dalam Pokja IV yang membidangi masalah
kesehatan dan KB dan aktif dalam kegiatan Posyandu. Kader gizi adalah anggota masyarakat
yang bekerja secara sukarela dan mampu melaksanakan upaya peningkatan gizi keluarga
(UPGK) serta mampu menggerakkan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan UPGK.

Masih banyak contoh-contoh lain tentang macam atau jenis kader di masyarakat, seperti
kader UKS (di sekolah), kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik), dan lain-lain.

G. Peranan Kader dalam penyelenggaraan Posyandu

1) Memberitahukan hari dan jam buka Posyandu kepada para ibu pengguna Posyandu (ibu
hamil, ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta ibu usia subur) sebelum hari buka
Posyandu.

2) Menyiapkan peralatan untuk penyelenggaraan Posyandu sebelum Posyandu dimulai seperti


timbangan, buku catatan, KMS, alat peraga penyuluhan dll.

3) Melakukan pendaftaran bayi, balita, ibu hamil dan ibu usia subur yang hadir di Posyandu.

4) Melakukan penimbangan bayi dan balita.

5) Mencatat hasil penimbangan kedalam KMS

6) Melakukan penyuluhan perorangan kepada ibu-ibu di meja IV, dengan isi penyuluhan sesuai
dengan permasalahan yang dihadapi ibu yang bersangkutan.

7) Melakukan penyuluhan kelompok kepada ibu-ibu sebelum meja I atau setelah meja V (kalau
diperlukan).

8) Melakukan kunjungan rumah khususnya pada ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan
balita serta pasangan usia subur, untuk menyuluh dan mengingatkan agar datang ke
Posyandu.

19. Edukasi untuk penderita TBC

Jwb:

Intinya: Edukasi dan promosi kesehatan penyakit tuberkulosis paru (TB paru) dilakukan kepada pasien,
masyarakat dan keluarganya untuk mencegah penularan dan perkembangan penyakit.

Upaya Pengendalian dan Penanggulangan TB 


Rencana global penanggulangan TB didukung oleh 6 komponen oleh WHO (World Health Organization),
yaitu:
1. Mengejar peningkatan dan perluasan DOTS (Directly Observed Treatment, Short-course) yang
berkualitas tinggi
2. Menangani kasus ko-infeksi TB-HIV, kekebalan ganda terhadap obat anti TB dan tantangan lainnya
3. Berkontribusi dalam penguatan sistem kesehatan

4. Menyamakan persepsi semua penyedia pelayanan

5. Memberdayakan pasien TB dan masyarakat

6. Mewujudkan dan mempromosikan penelitian

Strategi nasional pengendalian TB telah berjalan dengan petunjuk internasional WHO DOTS dan strategi
Stop TB sebelumnya. Kemudian program ini berlanjut dengan rencana global penanggulangan ”End TB
Strategy” di tahun 2020. Mengakhiri epidemik TB sebelum tahun 2030 adalah salah satu target kesehatan
dari Sustainable Development Goals. 
Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen yaitu komitmen pemerintah untuk mempertahankan kontrol terhadap
TB; deteksi kasus TB di antara orang-orang yang memiliki gejala-gejala melalui pemeriksaan dahak;
pengobatan teratur selama 6-8 bulan yang diawasi; persediaan obat TB yang rutin dan tidak terputus; dan
sistem laporan untuk monitoring dan evaluasi perkembangan pengobatan dan program.

Strategi penanggulangan TB terus diperluas, termasuk pengelolaan kasus kekebalan obat anti TB, TB terkait
HIV, penguatan sistem kesehatan, keterlibatan seluruh penyedia layanan kesehatan dan masyarakat, serta
promosi penelitian.  [1,2,14]

Upaya pencegahan dini


Imunisasi BCG dianjurkan diberikan pada bayi usia >2 bulan, sekitar 2-3 bulan. Booster tidak dianjurkan.
[27]

Upaya Edukasi dan Promosi Kesehatan pada Pasien dan Keluarganya


Program nasional yang berkolaborasi dengan donor organisasi internasional dalam upaya pengendalian TB,
juga memasukkan aspek edukasi dan promosi kesehatan kepada pasien, keluarganya dan
masyarakat.  Profilaksis tuberkulosis, edukasi dan promosi kesehatan ini berupa penerapan hidup sehat pada
penderita TB dan keluarganya dalam ruang lingkup sehari-hari:
 Mengupayakan posisi aliran udara ke kamar penderita TB tidak berhadapan dengan posisi
keberadaan seseorang

 Mengupayakan ruangan masuk sinar matahari

 Upayakan aliran udara yang masuk ruangan merupakan udara segar, berasal dari taman, ruangan
terbuka yang bebas polusi

 Pisahkan ruang tidur untuk sementara waktu

 Gunakan masker bila ingin bersama keluarga, untuk meminimalkan kemungkinan tertularnya
anggota keluarga lain

 Bila ada anggota keluarga yang menderita batuk lebih dari 3 minggu, yang tidak sembuh dengan
pengobatan biasa, segera periksakan ke dokter

 Edukasi dan promosikan pada pasien, keluarganya dan sebagai masyarakat secara keseluruhan akan
kepatuhan berobat, dan menerapkan pola hidup sehat [1,2]
20. Marasmus-Kwashiorkor (ada 3 soal), laporan kemana?

Jwb: . Dinkes laporan dari Penanggung Jawab Program Perbaikan Gizi Dinas Kesehatan
Trik: Kwash: KEP (lht huruf depannya)

Marasmus: More severe

21. KB apa untuk pasien post KET, suami ingin menunda 3 thn, Suami tdk ingin mggnakan
kondom/pantang berkala?

Jwb: Implan

metode KB suntik karena nantinya memerlukan waktu cukup panjang untuk bisa kembali subur

Pemakaian Intrauterine Device (IUD) Dan Pil KB Progestin-Only


Jika terjadi kehamilan pada akseptor intrauterine device (IUD) dan pil KB progesteron (mini pill), risiko
terjadinya kehamilan ektopik akan meningkat karena dua kontrasepsi tersebut mengakibatkan gerakan silia
tuba melambat.

 MAntap = paling lama


 IUD (dimasukkan ke vag) = 5 tahun
 Implan = 3 tahun
 SUntik = 1 bulan, 3 bulan
22. Jenis KB utk perempuan?
23. Edukasi utk Vasektomi

Jwb:

Edukasi pasien vasektomi perlu dilakukan terkait keuntungan dan kerugian prosedur ini. Konseling
kontrasepsi yang baik sangat diperlukan agar dokter dan pasien yakin memilih untuk melakukan vasektomi.
Jika pasien tampak ragu, berikan waktu pada pasien untuk mempertimbangkan kembali.

Diskusikan kontrasepsi alternatif selain vasektomi serta kemungkinan komplikasi, angka keberhasilan dan
kegagalan. Beri informasi mengenai kontraindikasi atau risiko komplikasi dan hubungannya dengan status
kesehatan pasien. Vasektomi perlu dipertimbangkan sebagai kontrasepsi permanen. Walaupun terdapat
tindakan operatif yang bisa membalikkan efek vasektomi, namun tindakan ini tidak selalu berhasil.

Diskusikan teknik vasektomi yang akan digunakan, termasuk manfaat dan kerugian, kemungkinan
rekanalisasi, dan tujuan sterilitas permanen yang ingin dicapai setelah operasi.

Setelah operasi selesai, minta pasien untuk istirahat total dan menggunakan penyangga skrotum selama 48
jam. Dapat digunakan kompres dingin secara intermitten untuk 8 jam pertama. Hindari aktivitas berat
selama 1 minggu.
Tekankan pada pasien bahwa tindakan kontrasepsi lain sangat diperlukan sebelum
tercapai clearance  berdasarkan analisis semen pascaoperasi. Berikan juga informasi mengenai prosedur
analisis semen serta hasilnya.
Sampaikan pada pasien bahwa tidak ada garansi 100% akan tercapai sterilitas permanen dan tidak terjadi
rekanalisasi.[2,9,12]

24. Tatalaksana Peritonitis ec App perforasi

Jwb: op cito

25. Pasien dgn DBD, pemeriksaan penunjang nya apa?

Jwb: NS 1 Antigen, DL, Ig M igG


26. Tatalaksana DBD (tanda-tanda syok)
27. Tatalaksana DBD (Tanda non syok, plt. 18,000, HT 55%)
28. Pasien dgn anemis, Hb: 7, produk darah apa untuk transfusi?

Jwb PRC
10.5 Tatalaksana Anemia
 
Anemia (yang tidak berat)
Anak (umur < 6 tahun) menderita anemia jika kadar Hb < 9,3 g/dl (kira-kira sama dengan nilai Ht < 27%). Jika
timbul anemia, atasi - kecuali jika anak menderita gizi buruk, untuk hal ini lihat bagian 7.4.6.

 Beri pengobatan (di rumah) dengan zat besi (tablet besi/folat atau sirup setiap hari) selama 14 hari.

Catatan: jika anak sedang mendapatkan pengobatan sulfadoksin-pirimetamin, jangan diberi zat besi yang
mengandung folat sampai anak datang untuk kunjungan ulang 2 minggu berikutnya. Folat dapat mengganggu
kerja obat anti malaria. Lihat bagian 7.4.6 untuk pemberian zat besi pada anak dengan gizi buruk.

 Minta orang tua anak untuk datang lagi setelah 14 hari. Jika mungkin, pengobatan harus diberikan
selama 2 bulan. Dibutuhkan waktu 2 - 4 minggu Untuk menyembuhkan anemia dan 1-3 bulan setelah
kadar Hb kembali normal untuk mengembalikan persediaan besi tubuh.
 Jika anak berumur ≥ 2 tahun dan belum mendapatkan mebendazol dalam kurun waktu 6 bulan, berikan
satu dosis mebendazol (500 mg) untuk kemungkinan adanya infeksi cacing cambuk atau cacing pita.
 Ajari ibu mengenai praktik pemberian makan yang baik.

Anemia Berat
Beri transfusi darah sesegera mungkin (lihat di bawah) untuk:

 semua anak dengan kadar Ht ≤ 12% atau Hb ≤ 4 g/dl


 anak dengan anemi tidak berat (haematokrit 13–18%; Hb 4–6 g/dl) dengan beberapa tampilan klinis
berikut:
o Dehidrasi yang terlihat secara klinis
o Syok
o Gangguan kesadaran
o Gagal jantung
o Pernapasan yang dalam dan berat
o Parasitemia malaria yang sangat tinggi (>10% sel merah berparasit).
 Jika komponen sel darah merah (PRC) tersedia, pemberian 10 ml/kgBB selama 3–4 jam lebih baik
daripada pemberian darah utuh. Jika tidak tersedia, beri darah utuh segar (20 ml/kgBB) dalam 3–4 jam.
 Periksa frekuensi napas dan denyut nadi anak setiap 15 menit. Jika salah satu di antaranya mengalami
peningkatan, lambatkan transfusi. Jika anak tampak mengalami kelebihan cairan karena transfusi darah,
berikan furosemid 1–2 mg/kgBB IV, hingga jumlah total maksimal 20 mg.
 Bila setelah transfusi, kadar Hb masih tetap sama dengan sebelumnya, ulangi transfusi.
 Pada anak dengan gizi buruk, kelebihan cairan merupakan komplikasi yang umum terjadi dan serius.
Berikan komponen sel darah merah atau darah utuh, 10 ml/kgBB (bukan 20 ml/kgBB) hanya sekali dan
jangan ulangi transfusi.

29. Tatalaksana KAD?


30- Terapi utk Entamoeba Hystolotica

Jwb:
Metronidazol merupakan obat pilihan untuk disentri amuba invasif akut, karena obat ini efektif terhadap bentuk
vegetatif Entamoeba histolytica. Diberikan dalam dosis dewasa sebesar 800 mg tiga kali sehari selama 5 hari.

31.- Tatalaksana utk Infeksi parasite ???

32. Anak, diare, tenesmus, nyeri perut berulang, lendir (-), darah (-), kemungkinan penyebab?

Jwb. Blm tau

33. Pasien, dr Kalimantan dgn demam, menggigil, gambaran mikroskopis eritrosit membesar, sel amoeboid,
malaria apa?

Jwb: Vivax

2.5.1. Plasmodium falciparum Bentuk cincin ukuran 1/5 dari eritrosit, accole (sitoplasma di tepi eritrosit),
seringkali cincin mempunyai 2 inti. Tropozoit, eritrosit tidak membesar, terdapat titik meurer, sitoplsma biru
pucat. Skizon hampir memenuhi eritrosit, bentuk padat, pigmen ditengah (hitam). Mikro gametosit dan
makro gametosit, Mikrogamet berbentuk pisang dan kromatin bertaburan sedangkan pada makrogamet
bentuknya bulan sabit dan kromatin padat di tengah.

2.5.2. Plasmodium vivax Bentuk cincin ukuran 1/3 eritrosit, bentuk cincin tebal, kromatin halus, tidak ada
pigmen. tropozoit, eritrosit membesar, vakuola jelas, sitoplasma bentuk ameboid,pigmen halus,warna coklat
kekuningan,terdapat titik schufner’s. Skizon immature,hampir mengisi seluruh eritrosit, bentuk ameboid,
pigmen tersebar. Skizon mature, hampir memenuhi eritrosit, bentuk bersegmen, merozoit ada 14-24 (rata-
rata 16), pigmen berkumpul ditengah (kuning coklat). Mikrogametosit dan makrogametosit, waktu timbul 3-
5 hari, jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar, bentuk bulat / ovale,
sitoplasma biru pucat / merah muda untuk mikrogamet sedangkan pada makrogametosit sitoplasma
berwarna biru gelap.

Ket. Tropozoit stadium awal bentuk cincin, Skizon stadium selanjutnya bentuk tak beraturan, Gametosit
stadium akhir bentuk jantan dan betina.

2.5.3. Plasmodium ovale Bentuk cincin ukuran 1/3 eritrosit, bentuk cincin padat, tidak ada pigmen.
Tropozoit ukuran kecil, bentuk padat, kromatin besar dan irregular, pigmen kuning kecoklatan. Skizon,
ukuran hampir memenuhi eritrosit, bentuk bersegmen, merozoit antara 6-12 (min 8) pigmen berkumpul
ditengah (kuning coklat).

2.5.4. Plasmodium malariae Bentuk cincin,ukuran 1/3 eritrosit, eritrosit tidak membesar. Tropozoit eritrosit
tidak membesar, pigmen kasar, coklat tua bertabur dalam bentuk rod / gumpalan. Skizon, mengisi penuh
eritrosit merozoit 6-12 (min 8) tersusun seperti bunga. Mirogametosit dan makrogametosit, bentuk bulat dan
padat, sitoplasma biru tua, pigmen kecil.
34- Tatalaksana Pneumotoraks

Jwb: torakosintesis.

35. Luka bakar, ada di wajah 1%, (Tatalaksana Trauma Inhalasi)

Jwb:
36. Tatalaksana Trauma thoraks

Jwb tgntg kasusnya


37.- Pengobatan DM Tipe 1

Jwb:
38. Pasien DM, keluhan di Mata (Non proliferatif diabetic retinopathy)
Bedanya jelas kan. Diatas. Adanya pembuluh darah baru atau jaringan fibrous, atau keduanya

39- Pasien DM 10th, kencing selalu tidak tuntas, malam hari (2-3x). Diagnosa?

Jwb: DM II

40- Pasien, sdh 1 thn menetap di Jakarta, pulang ke NTT 1 bln yg lalu, dgn demam, menggigil, penurunan
kesadaran (Malaria Cerebral). Respon imunologi apa yg terjadi? (Ada 2 soal, diulang)

Jwb
Eritrosit yang ruptur akan melepaskan hemoglobin, debris sel darah merah, parasit dan pigmen parasit.
Selanjutnya parasit akan membentuk gamettosit dan sebagian akan infiltrasi jaringan reticuloendotel (hati,
limpa), ginjal, pembuluh darah, jantung, otak dan dapat menimbulkan komplikasi malaria yang bisa
berakibat fatal. (Poirier J. 1990, Rubin E. 1988) Pada malaria serebral eritrosit yang berparasit (shizogoni)
akan mudah melekat pada pembuluh kapiler otak. Perlekatan ini menyebabkan penderita plasmodium
falciparum mempunyai sedikit parasit dalam sirkulasi. Kapoler-kapiler pembuluh darah otak mengalami
obstruksi dengan akibat hipoksia sampai anoksia, sehingga sel-sel neuron menjadi iskemia, nekrosis dan
bisa berakibat fatal (Adam RD. 1993, Mardjono M. 1990). Pada malaria serebral ini juga terjadi kerusakan
sawar darah otak sehingga mengakibatkan odema otak yang diperkuat sumbatan-sumbatan kapiler. Diduga
koagulasiintravaskuler disseminate berperan dalam timbulnya malaria serebral. Hipotesis imunologik hasil
penelitian pada tikus menyatakan, bahwa pada MS terdapat reaksi sistim saraf pusat melalui mekanisme
vaskulitis kompleks immune (Bradley. 1991, Rubin E. 1988).

41- Apgar Score

Jwb
42- Pasien, perokok, sdh 2 thn batuk, dahak pagi hari. Diagnosa?

Jwb. Mngkn maksudnya COPD ya

43- Tatalaksana Kejang Demam Kompleks

Jwb
44- Tatalaksana lanjutan/maintenance Kejang Demam Kompleks

Jwb diatas

45- Pasien, ketakutan, riwayat diperkosa. Diagnosa?

Jwb ganguan panic

46- Anak, sulit memusatkan perhatian, dll. Diagnonsa?

Jwb ADHD.

ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan
seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif,
sehingga dapat berdampak pada prestasi anak di sekolah.

48- Diagnosa PEB

Jwb
49 - Tatalaksana PEB
50- Manuver untuk presentasi bahu

Jwb. Mcrobert maneuver: Alarmer


51- Tatalaksana PPP (Atoni Uteri)

Jwb mngkn mksdnya kompresi bimanual


52- Tatalaksana PPP (Manual Plasenta)

Jwb;
53- Gonorhea

Penatalaksanaan gonorrhea, nama lain gonore atau gonorea, dewasa ini tidak dapat dianggap enteng akibat
pilihan regimen terapi yang semakin sempit. Hal ini diakibatkan oleh semakin meningkatnya tingkat
resistensi kuman Neisseria gonorrhoeae terhadap antibiotik.
Regimen Pengobatan Antibiotik
Regimen pengobatan gonorrhea menggunakan regimen dual terapi sebagai berikut:

1. Ceftriaxone 250mg, IM, dosis tunggal dan azithromycin 1g, PO, dosis tunggal

Atau alternatif pengobatan

2. Cefixime 400mg, PO, dosis tunggal dan doxycycline 2x100mg, PO, 7 hari atau cefixime 400 mg,
PO, dosis tunggal dan kanamisin 2g, IM, dosis tunggal
Pada fasilitas layanan kesehatan primer seperti puskesmas, diberikan pilihan pengobatan kombipak, yang
terdiri dari cefixime 400mg dan azithromycin 1g. Walau demikian, akibat peningkatan kasus
gonorrhea multidrug-resistance secara persisten, saat ini pilihan utama regimen pengobatan yang
direkomendasikan adalah pemberian obat seftriakson secara injeksi dan azitromisin per oral dosis tunggal.
Edukasi
Berikan edukasi untuk tidak berhubungan seksual hingga dinyatakan pulih oleh dokter, hindari hubungan
seks berisiko, gunakan kondom sebagai pengaman, jalani pengobatan hingga benar-benar dibuktikan telah
pulih melalui pemeriksaan profesional medis.

Sarankan untuk kontrol dalam waktu 5-7 hari untuk evaluasi ulang dan pastikan pasangan juga ikut
diperiksa serta mendapatkan penanganan untuk menghindari ping-pong phenomenon.
Untuk menghindari reinfeksi, abstinensia disarankan minimal 7 hari pasca pengobatan dari dokter, berikan
pula KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) untuk melakukan skrining HIV dan infeksi menular seksual
lainnya, sebagai langkah preventif dan deteksi dini.[

54- Pasien, penurunan kesadaran, (tanda” Stroke), tatalaksana awal?


Jwb ABCD

55- G2P1A0, mules 20jam, kepala sdh di H4, tatalaksana?

Jwb Terminasi

Penanganan Khusus
Fase laten memanjang

1. Jika his berhenti, pasien disebut belum inpartu atau persalinan palsu. Jika his makin teratur dan
pembukaan makin bertambah lebih dari 4 cm, masuk dalam fase laten.
2. Jika fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan, lakukan penilaian ulang terhadap
serviks:
o Jika tidak ada perubahan pada pendataran atau pembukaan serviks dan tidak ada gawat janin,
mungkin pasien belum inpartu.
o Jika ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan serviks, lakukan amniotomi dan induksi
persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin (lakukan penilaian setiap 4 jam; jika pasien tidak
masuk fase aktif setelah pemberian oksitosin selama 8 jam, lakukan SC).
o Jika didapatkan tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau), maka lakukan akselerasi
persalinan dengan oksitosin; berikan antibiotik kombinasi sampai persalinan.
o Jika ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan serviks, lakukan amniotomi dan induksi
persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin (lakukan penilaian setiap 4 jam; jika pasien tidak
masuk fase aktif setelah pemberian oksitosin selama 8 jam, lakukan SC).
o Jika didapatkan tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau), maka lakukan akselerasi
persalinan dengan oksitosin; berikan antibiotik kombinasi sampai persalinan.
Fase aktif memanjang

1. Jika tidak ada tanda-tanda disproporsi sefalopelvik atau obstruksi dan ketuban masih utuh, pecahkan
ketuban.
2. Nilai his
o Jika his tidak adekuat (kurang dari 3 his dalam 10 menit dan lamanya kurang dari 40 detik)
pertimbangkan adanya inertia uteriJika his adekuat (3 kali dalam 10 menit dan lamanya lebih dari
40 detik), pertimbangkan adanya disproporsi, obstruksi, malposisi atau malpresentasi.
o Lakukan penanganan umum yang akan memperbaiki his dan mempercepat kemajuan
persalinan.
Kala II lama

1. Memimpin ibu meneran jika ada dorongan untuk meneran spontan.


2. Jika tidak ada malposisi/malpresentasi berikan drip oksitosin.
3. Jika tidak ada kemajuan penurunan kepala:
o Jika letak kepala lebih dari 1/5 di atas simfisis pubis atau bagian tulang kepala dari stasion (0)
lakukan ekstraksi vakum.
o Jika kepala antara 1/5 – 3/5 di atas simfisis pubis lakukan ekstraksi vakum.
o Jika kepala lebih dari 3/5 di atas simfisis pubis lakukan SC.

57- Hamil dgn typhoid, Antibiotik apa?

Antibiotik lini pertama untuk demam tifoid adalah kloramfenikol, ampisilin atau amoksisilin (aman untuk
penderita yang sedang hamil),

58- Tatalaksana Rheumatoid Atritis


61- Anak, 3bln dgn bintik putih di kornea, ggn pendengaran (tuli). Kemungkinan selama hamil Ibu terinfeksi
apa?

TORCH

62- Anak, demam, ruam seluruh tubuh, etc diagnosa (morbili)

64- Tumor jinak parotis

Yg ditny apa nih? Kl jinak ya bisa dioperasi. Metode pengobatan tumor jinak parotis yang paling
utama adalah operasi parotidektomi. Operasi parotidektomi dilakukan untuk mengangkat jaringan
kelenjar parotis beserta tumornya. Parotidektomi dapat mengangkat seluruh kelenjar parotis
ataupun hanya sebagian, tergantung besar tumor.

65- Ggn di pita suara, suara serak, dll. Diagnosa?

Jwb laryngitis akut

66- BBL merintih, NCH, retraksi subcostal, sianosis, dll. Diagnosa?

Jwb mngkn mksdnya ini Transient Tachypnea of the Newborn (TTN)

Obat cacing, jenis cacing yg bikin anemia


Macam2 cacing:

. Cacing cambuk

Perbesar

Cacing cambuk mampu menghisap darah yang sebabkan anak menjadi anemia. Cacing
bernama latin Trichuris trichiura ini
memiliki panjang 5 cm pada betina dan 4 cm pada jantan. Cacing ini hidup di usus besar lalu saat jadi cacing
dewasa akan menempel di dinding usus halus dan menghisap darah. Biasanya akan menimbulkan sakit
perut, nafsu makan berkurang, dan anemia. Setiap hari per cacing ini bertelur 3.000-10.000 telur.

2. Cacing gelang

Perbesar

Cacing gelang bisa sebabkan anak kurang gizi, sementara cacing cambuk mampu hisap darah.

Cacing gelang satu ini bisa dikatakan panjang, yang betina sekitar 22-35 cm, sementara jantan 10-30 cm. Cacing
bernama latin Ascaris lumbricoides ini hidupnya di usus halus kemudian menyerap sari-sari makanan yang ada di
dalamnya. Lalu, cacing ini bisa jalan-jalan ke paru-paru sehingga menyebabkan anak batuk-batuk.

Setiap hari cacing ini mampu bertelur sekitar 200.000 ekor per hari.

3. Cacing tambang
Perbesar

Terdapat dua jenis cacing tambang yakni Necator americanus (kiri) dan Ancylostoma duodenale

Cacing ini terdiri dari dua jenis, yakni Necator americanus dan Ancylostoma duodenalepanjangnya sekitar 0,8-1
cm. Larva cacing ini mampu masuk ke dalam tubuh melalui pori-pori kulit lalu masuk ke aliran darah. Kemudian
hidup di usus halus. Cacing yang satu ini mampu menggigit usus sehingga bisa menghisap darah yang jumlahnya
lebih banyak dibanding cacing cambuk. Dalam satu hari bisa bertelur sekitar 9.000-10.000 butir per ekor.

4. Cacing kremi

Perbesar

Cacing kremi sangat mudah menular jika dalam satu keluarga terdapat satu orang terinfeksi. Bernama
latin Enterobius
vermicularis ini ukurannya kecil sekali, yang jantan 2-5 mm pada jantan dan betina sekitar 8-13 mm.
Mereka biasanya hidup di usus besar dan membuat dubur gatal.

Dibandingkan cacing jenis lain, cacing kremi sangat mudah menular. Jika ada satu keluarga terinfeksi, anggota
keluarga lain akan tertular. Misalnya saat anak terkena cacing kremi lalu karena gatal anak tersebut akan garuk-
garuk, telur cacing tersebut akan jatuh ke sprei sehingga akan mudah tertular terlebih jika sprei jarang
dibersihkan.

Cacing ini bertelur sekitar 11.000-15.000 butir per ekor setiap enam jam sekali.

6-Alat kontrasepsi yg baik untuk penderita HT dan varices

Jwb: IUD. Cari yg non hormonal. Bs jg Kondom, Mantap


7. -Imunisasi usia 2 bln

Jwb: Hep B, polio, DPT

8.11 bulan belum tumbuh gigi apa yang dilakukan ibu

Jwb: normal kl msih 6-12 bln blm tumbuh, krn pngaruh gizi asupan kalsium ibu. Kl lbh dr 18 bln br konsul
drg.

10- apa yang dilajukan bila ada anak SMA diketahui menyalahgunakan ganja

Sdh jls. Diatas cr rehabilitasi narkoba

3- px dtg dg let bokong murni,ket (-) bag terendah di didepan vulva lakukan apa

Jwb terminasi SC. Soalnya ketubannya sdh habis. Kl msh ada ktuban bs pakai forcep –kl gagal pakai
vaccum –baru kl gagal SC. Urutannya gitu scr teori. Baca sndr kl mau detail.

24.- bayi lahir,Uc keras,TFU taa,TTV taa,darah mengalir dr jalan lahir, diagnosa apa

Jwb HPP

25- denominator persalinan normal apa

Mngkn mksdnya Kepala masuk PAP. ntr lht sndr diopsion

26- jika denominator UUB disebut apa???

27- jika ibu dengan HIV ingin menyusui tp ASI keluar sedikit,konselingx bagaimana

Jwb: Tunda konseling tentang penularan HIV sampai keadaan anak stabil. Jika telah dibuat keputusan untuk
melanjutkan pemberian ASI karena anak sudah terinfeksi, pilihan tentang pemberian makan pada bayi harus
didiskusikan untuk kehamilan berikutnya. Hal ini harus dilakukan oleh konselor yang terlatih dan
berpengalaman.

 Jika anak diketahui terinfeksi HIV dan sedang mendapat ASI, semangati ibu untuk melanjutkan
menyusui.
 Jika ibu diketahui HIV positif dan status HIV anak tidak diketahui, harus dilakukan konseling bagi ibu
mengenai keuntungan dari menyusui dan begitu juga tentang risiko penularan HIV melalui pemberian
ASI. Jika susu pengganti dapat diterima, layak diberikan, mampu dibeli, berkelanjutan dan aman
(Acceptable, Feasible, Affordable, Sustainable and Safe = AFASS), dapat direkomendasikan untuk tidak
melanjutkan pemberian ASI. Sebaliknya, pemberian ASI eksklusif harus diberikan jika anak berumur < 6
bulan dan menyusui harus dihentikan segera setelah kondisi di atas terpenuhi

28 - jika usia 9 bln,berat bayi 9 kg..konseling gizi apa yang diberikan (dlm bentuk porsi)

Jwb blm paham maksud soalnya. Mngkn metode porsi T

31- jika di pkm ditemukan kasus incomplete,tindakan apa yang dilakukan

Jwb Dilatasi dan Curetas

Anda mungkin juga menyukai