Anda di halaman 1dari 1

I.

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori

Setelah mendapatkan hasil dari proses ekstraksi DNA, perlu dilakukan uji kuantitatif
dan kualitatif DNA dengan menggunakan spektrofotometri (ultraviolet Visible) UV-Vis dan
elektroforesis gel agarose. Pengujian dilakukan dengan maksud untuk mengetahui
konsentrasi dan tingkat kemurnian DNA hasil ekstraksi.

Uji kualitas DNA menggunakan spektrofotometri adalah dengan mengukur DNA


murni hasil isolasi pada panjang gelombang 260 nm, dimana DNA menyerap cahaya paling
kuat. Perhitungan kemurnian yang paling umum adalah dengan menentukan rasio absorbansi
dari panjang gelombang 260 nm dibagi dengan absorbansi dari panjang 280 nm. Kualitas
DNA juga dapat dilihat dari hasil elektroforesis gel agarosa 1%.

Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan


berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik . Medan listrik
dialirkan pada suatumedium yang mengandung sampel yang akan dipisahkan. Teknik ini
digunakan denganmemanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul, misalnya DNA
yang bermuatannegatif. Jika molekul yang bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu
medium, kemudiandialiri arus listrik dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya
maka molekultersebut akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. Kecepatan gerak
molekul tersebuttergantung pada nisbah muatan terhadap massanya serta tergantung pula
pada bentukmolekulnya. Pergerakan ini dapat dijelaskan dengan gaya Lorentz, yang terkait
dengan sifat-sifat dasar elektris bahan yang diamati dan kondisi elektris lingkungan.

Untuk mengukur konsentrasi DNA, digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :
Å260 = nilai absorbansi pada 260 nm
50 = ketetapan (larutan dengan nilai absorbansi 1,0 sebanding dengan 50 µg
untai ganda DNA per mL) (Fatchiyah et al., 2011)

1.2 Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara untuk
mengukur konsentrasi DNA dan tingkat kemurnian DNA.

Anda mungkin juga menyukai