3. HG rekuren
Lesi lebih sedikit dan lebih ringan
Bersifat lokal, unilateral
Kelainan berlangsung lebih singkat dan
dapat menghilang dalam waktu 5 hari
Dapat didahului oleh keluhan parestesi 1-2
hari sebelum timbul lesi
Umumnya mengenai daerah yang sama
dapat di penis, vulva, anus, atau bokong
Riwayat pernah berulang
HG atipikal menyerang kulit seperti Herpes Whitlow di lokasi daerah jari, puting susu,
bokong, dsb.
HG subklinis hanya berupa lesi kemerahan atau erosi yang ringan kadang-kadang tampak
vesikel. Keluhan nyeri radikulopati.
Pada HG asimtomatik tidak ada gejala klinis, hanya reaksi serologis (antibodi herpes) reaktif.
Pada pasien imunokompromais manifestasi lesi dapat bermacam- macam yaitu berupa
manifestasi ulkus yang atipikal hingga ulkus yang besar dan dalam.
Diagnosis Banding
1. Sifilis stadium 1
2. Chancroid
3. Limfogranulomavenereum
4. Granuloma inguinal
5. Trauma
Pemeriksaan Penunjang
1. Kultur virus. Sensitivitas kultur sebesar 67-70% bila sediaan diambil dari vesikel,
32% bila sediaan pustul, dan hanya positif sebesar 17% bila sediaan diambil dari
krusta.
2. Deteksi antigen (dengan enzyme immunoassay atau fluorescent antibody), atau PCR
DNA HSV.
3. Serologi IgM dan Ig Ganti-HSV1dan2.
Medikamentosa
Obat-obat simtomatik:
1. Pemberian analgetika, antipiretik dan antipruritus disesuaikan dengan
kebutuhan individual
2. Penggunaan antiseptik sebagai bahan kompres lesi atau dilanjutkan dalam air dan
dipakai sebagai sit bath misalnya povidon jodium yang bersifat mengeringkan lesi,
mencegah infeksi sekunder dan mempercepat waktu penyembuhan.
HG rekuren
1. Lesi ringan: terapi simtomatik
2. Lesi berat:
o Asiklovir 5x200 mg/hari, per oral selama 5 hari atau asiklovir: 3x400
mg/hari selama 5 hari atau asiklovir 3x800 mg/hari selama 2 hari
o Valasiklovir 2x500 mg selama 5 har
o Famsiklovir 2x125 mg/hari selama 5 hari
3. Rekurensi 6 kali/tahun atau lebih: diberi terapi supresif
o Asiklovir 2x400 mg/hari
o Valasiklovir 1x500 mg/hari
o Famsiklovir 2x250 mg/hari
HG pasien imunokompromais
o Pengobatan untuk kasus ini memerlukan waktu yang lebih lama, pengobatan
diberikan hingga gejala klinis menghilang.
o Asiklovir oral dapat diberikan dengan dosis5x400mg/hariselama5-10hari atau
hingga tidak muncul lesi baru.
o Valasiklovir 2x1000 mg/hari
o Famsiklovir2x500mg/hari.
Pada pasien yang berisiko tinggi untuk menjadi diseminata, atau yang tidak dapat menerima
pengobatan oral, maka asiklovir diberikan secara intravena 5 mg/kgBB/hari tiap 8 jam selama
7-14 hari atau lebih lama. Bila terdapat bukti terjadinya infeksi sistemik, dianjurkan terapi
asiklovir intravena 3x10 mg/kgBB/hari selama paling sedikit 10 hari.
Untuk pasien dengan infeksi HIV simtomatik atau AIDS, digunakan asiklovir oral 5x400
mg/hari hingga lesi sembuh, setelah itu dapat dilanjutkan terapi supresif.
Pada pasien imunokompromais, kelainan akan sangat mudah terjadi rekurensi, sehingga
pengobatan supresif lebih dianjurkan, dengan dosis asiklovir 2x400 mg/hari atau valasiklovir
2x500 mg/hari.
V. Prognosis
Prognosis bergantung pada derajat penyakit, kepatuhan pengobatan dan pengendalian
faktor risiko. Secara umum:
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Kutil Anogenital (kondiloma akuminata) (perdoksi, ebook inggris)
I. Definisi
Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh virus papilloma humanus (VPH) tipe
tertentu dengan kelainan pada kulit dan mukosa anogenital. Sebanyak 90%
disebabkan HPV tipe 6 dan tipe 11, masa inkubasi 3 minggu sampai dengan 8 bulan,
bahkan sampai dengan 18 bulan.
Klinis
1. Anamnesis:
2. Pemeriksaan klinis:
o Akuminata
Bentuk lain:
o Bowenoid papullosis yang merupakan varian lesi papula berbentuk kubah atau datar,
berwarna hitam, dan ditemukan tipe HPV risiko tinggi yaitu tipe 16.
o Giant condyloma atau Buscke-Lowenstein tumor yaitu lesi yang berukuran lebih besar,
bersifat invasif dan destruktif secara lokal, namun tidak bermetastasis, serta ditemukan HPV
tipe 6 dan tipe 11.
Lesi di perianal dapat ditemukan pada laki-laki dan perempuan tetapi lebih umum
ditemukan pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki
(LSL).
2. Fordycespot
3. Kondilomalata
4. Keratosisseboroik
5. Nevusmelanositik
6. Skintag
7. Moluskumkontagiosum
8. Karsinomaselskuamosa
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaanhistopatologi
Pemeriksaan ini hanya dilakukan bila lesi meragukan, atau tidak berespons dengan
pengobatan.
2. Pemeriksaanpolymerasechainreaction(PCR)
Pemeriksaan ini untuk mengetahui tipe HPV, namun bukan untuk menegakkan
diagnosis.
3. Tesasamasetat5%
Tes ini dipakai untuk mendeteksi lesi yang meragukan/subklinis, tipe papul datar.
Asam asetat 5% dibubuhkan pada lesi yang dicurigai selama 5 menit. Hasil: lesi akan
berubah warna menjadi putih (tes acetowhite positif).
III. Penatalaksanaan
Jenis terapi yang akan diberikan tergantung dari ukuran, jumlah, dan lokasi lesi. Selain itu
juga ketersediaan alat dan obat, keinginan pasien dan pengalaman dokter.
Obat pilihan:
1. Harusdiaplikasikanolehdokter
2. Direkomendasikanuntuklesidenganpermukaanverukosa
3. Efikasi19-79%,rekurensi17-74%
4. Tidak boleh pada ibu hamil dan menyusui, serta lesi yang luas
5. Cara: lindungi kulit sekitar lesi dengan vaselin agar tidak terjadi iritasi, biarkan
selama 4 jam, kemudian cuci. Pengobatan dapat dilakukan seminggu dua kali, sampai
lesi hilang.
5. Cara: larutan diaplikasikan pada lesi sampai berwarna putih, biarkan sampai
Podofilotoksin 0,5%
2. Terapi diberikan 2x/hari selama 3 hari, selanjutnya istirahat 4hari, diulang selama 4-5
sesi
Krioterapi
2. Direkomendasikan untuk lesi di genital eksterna, vagina, serviks, meatus uretra, dan
di dalam anus
3. Efikasi79-88%,rekurensi24-40%
4. Cara: cairan nitrogen dapat diaplikasikan dengan semprotan, lidi kapas, atau
cryoprobe (tidak boleh untuk lesi di vagina). Cairan harus diaplikasikan sampai
timbul halo yang berwarna putih, 2 mm di tepi lesi. Teknik aplikasi dapat dengan
single freeze atau double freezethaw. Freezing dapat selama 15-30 detik. Pengobatan
dapat diulang seminggu sekali sampai lesi hilang.
Bedah eksisi
2. Efikasi 89-93%,rekurensi18-19%
Catatan:
Apabila 6x pengobatan dengan 1 metode aplikasi, tidak menunjukkan perbaikan, dapat
diganti dengan metode aplikasi lain
1,2,7
IV. Edukasi
4. Pemeriksaan Pap smear disarankan setiap 3 tahun bagi perempuan usia ≥21 tahun
5. Pasangan seksual:
Pencegahan:
1. Perubahan perilaku
2. Vaksin:
Kuadrivalen
Bivalen
V. Prognosis
Perempuan:
Keputihan
Atau asimtomatik
Pada keduanya didapatkan adanya riwayat kontak seksual sebelumnya (coitus
suspectus).
2. Pemeriksaanklinis
Laki-laki:
Orifisium uretra hiperemis, edema, dan ektropion
disertai disuria
Duh tubuh uretra mukopurulen
Infeksi rektum pada pria homoseksual dapat
menimbulkan duh tubuh anal atau nyeri/rasa tidak enak
di anus/perianal
Infeksi pada faring biasanya asimtomatik
Perempuan:
Seringkali asimtomatik
Serviks hiperemis, edema, kadang ektropion
Duh tubuh endoserviks mukopurulen
Dapat disertai nyeri pelvis/perut bagian bawah
Infeksi pada uretra dapat menyebabkan disuria
Dapat terjadi komplikasi pada laki-laki yaitu epididimitis, orkitis, dan infertilitas serta
komplikasi pada perempuan yaitu penyakit radang panggul, bartolinitis, dan
infertilitas.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Gram dari sediaan apus duh tubuh uretra atau serviks ditemukan
diplokokus Gram negatif intraselular. Sensitivitas >95% dan spesifisitas >99%
(pada laki-laki).
2. Kultur menggunakan media selektif Thayer-Martin atau modifikasi Thayer-
Martin dan agar coklat McLeod (jika tersedia).
3. Tes definitif (dilakukan pada hasil kultur yang positif) (jika tersedia)
o Tes oksidasi
o Tes fermentasi
o Tes beta-laktamase
4. Tes resistensi/sensitivitas: kerjasama dengan bagian Mikrobiologi
5. Untuk kecurigaan infeksi pada faring dan anus dapat dilakukan pemeriksaan
dari bahan duh dengan kultur Thayer Martin atau polymerase chain reaction (PCR)
Trachomatis
III. Penatalaksanaan
Edukasi
5. Bilamemungkinkan,periksadanobatipasanganseksualtetapnya.
6. Anjurkan abstinensia sampai terbukti sembuh secara klinis dan laboratoris,
dan bila tidak dapat menahan diri supaya memakai kondom.
7. Kunjungan ulang pada hari ke-7
8. Konseling:
mengenai penyakit gonore
kemungkinan komplikasi
cara penularan
pentingnya penanganan pasangan seksual tetapnya
V. Prognosis
Gonore akut tanpa komplikasi:
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam
Penularan utama HIV adalah melalui 3 jalur yang melibatkan cairn tubuh tersebut,
vaitu:
1. Jalur hubungan seksual (homoseksual/heteroseksual)
2. ]alur pemindahan darah atau produk darah seperti Jalur transplantasi alat
tubuh
3. Jalur transplasental, janin dalam kandungan ibu hamil dengan infeksi HIV dan
infeksi perinatal.
GEJALA KLINIS
Hampir semua orang yang terinfeksi HIV, jika tidak diterapi, akan berkembang
menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan HIV dan AIDS.
1. Gejala Konstitusi
Kelompok in sering disebut sebagai AIDS related complex. Penderita mengalami
paling sedikit dua gejala klinis yang menetap selama 3 bulan atau lebih. Gejala
tersebut berupa:
a.Demam terus-menerus lebih dari 37°C
b.Kehilangan berat badan 10% atau lebih
C. Radang kelenjar getah bening yang meliputi 2 atau lebih kelenjar getah
bening di luar daerah inquinal
d. Diare yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
e. Berkeringat banyak pada malam hari yang terus-menerus
2. Gejala Neurologi
Stadium in memberikan gejala neurologi yang beranekaragam seperti
kelemahan otot, kesulitan berbicara, gangquan keseimbangan, disorientasi,
halusinasi, mudah lupa, psikosis dan dapat sampai koma (gejala radang
otak)
3. Gejala Infeksi
Infeksi oportunistik merupakan kondisi dimana daya tahan tubuh penderita
sudah sangat lemah sehingga tidak ad kemampuan melawan infeksi misalnya
infeksi:
a. Pneumocystic carinii pneumonia (PCP)
b.Tuberkulosis
C. Toksoplasmosis
d. Infeksi Mukokutan
Gejala Tumor
Tumor yang sering menyertai penderita AIDS adalah sarkoma Kaposi dan
limfoma maligna non-Hodkin.
Dewasa
Definisi kasus AIDS dicurigai bila paling sedikit mempunyai 2 gejala mayor dan
1 gejala minor dan tidak terdapat sebab-sebab penekanan imun yang lain yang
diketahui, seperti kanker, malnutrisi berat atau sebab-sebab lain.
Gejala mayor
- Penurunan berat badan > 10% berat badan
- Diare kronis lebih dari 1 bulan
- Demam lebih dari 1 bulan
Gejala minor
- Batuk-batuk selama lebih dari 1 bulan
- Pruritus dermatitis menyeluruh
- Infeksi mum yang rekuren (misal herpes zoster)
- Kandidiasis orofaringealInfeksi herpes simplek kronis progresif atau yang meluas
- Limfadenopati generalisata
- Adanya Sarkoma Kaposi melas tau meningitis cryptococcal sudah cukup untuk
menegakkan AIDS.
Anak
Definisi kasus AIDS terpenuhi bila ada sedikitnya 2 tanda mayor dan 2 tanda minor
dan tidak terdapat sebab-sebab penekanan imun yang lain yang diketahui, seperti
kanker, malnutrisi berat tau sebab-sebab lain.
Gejala mayor
Berat badan turn atau pertumbuhan lambat yang abnormal
Diare kronis lebih dari 1 bulan
Demam lebih dari 1 bulan
Gejala minor
Limfadenopati generalisata
Kandidiasis orofaringeal
Infeksi umum yang rekuren (misal herpes zoster)
Batuk-batuk selama lebih dari 1 bulan
Rum kulit yang menyeluruh
Konfirmasi infeksi HIV pada ibunya dihitung sebagai kriteria minor.
Pada daerah dimana tersedia laboratorium pemeriksaan anti HIV, penegakkan
diagnosa dilakukan melalui pemeriksaan serum tau cairan tubuh lain (cerebrospinal
fluid) penderita untuk mendeteksi adanya anti HIV melalui ELISA dengan 3
prinsip yanq berbeda, 'O Saat ini telah tersedia 3 metode ELISA yanq berbeda.
Metode itu adalah: (1) Indirect ELISA; (2)Competitive ELISA; (3) "Sandwich" ELISA or
agglutination.
Tes serologi anti HIV juga bisa dilakukan melalui cara Western Blot untuk
mendeteksi antibodi spesifik terhadap antigen HIV. Pemeriksaan laboratorium
pada anak usia < 18 bulan disarankan menggunakan tes virologi (p24, PC DNA
atau RNA) karena belum terdeteksinya anti HIV. Sedangkan pada anak usia > 18
bulan dapat dilakukan pemeriksaan anti HIV ELISA 3 metode, dengan syarat sudah
lepas menyusui dari bunya selama 6 minggu
Penderita dewasa
Sesuai klinis penderita HIV dewasa dapat dibagi menjadi 4 stadium yaitu:
Stadium 1:
Asimptomatis
PGL
Performance scale 1: asimptomatis, aktivitas normal
Stadium 2:
Penurunan berat badan < 10 % berat badan
Manifestasi mukokutaneus minor (misal ulserasi oral, infeksi ¡amur kuku)
Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
Infeksi saluran nafas atas rekuren (misal sinusitis bakterial)
dan/atau Performance scale 2: simptomatik, aktivitas normal
Stadium 3:
Penurunan berat badan > 10 % berat badan
Diare kronis yang tidak jelas sebabnya selama lebih dari 1 bulan
Demam lama yang tidak jelas sebabnya selama lebih dari 1 bulan
Candidiasis oral (oral thrush)
Oral hairy leukoplakia
TB paru
Infeksi bakterial berat (pneumonia, piomiositis)
dan/atau Performance scale 3: tidak banqun dari tempt tidur <50% sehari
dalam satu bulan terakhir
Stadium 4:
HIV wasting syndrome
Pneumocystic carinii pneumonia
Toxoplasmosis otak
Cryptosporidiosis dengan diare lebih dari 1 bulan
Cryptococcosis, ekstrapulmonar
Penyakit cytomegalovirus (CMV) pada organ selain hati, limpa, kelenjar
getah bening
Infeksi virus herpes, mukokutan selama lebih dari 1 bulan atau pada organ
viseral berapapun lamanya
Progressive multifocal leukoencephalopathy (PML)
Infeksi jamur endemik diseminata yang lain (misal histoplasmosis)
Candidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru-paru
Mikobakteriosis atipikal, diseminata
Septisemia salmonella non typhoid
TB ekstrapulmonar
Limfoma
Sarkoma Kaposi
Encephalopati HIV b
dan/atau Performance scale 4: tidak bangun dari tempt tidur >50% sehar
dalam satu bulan terakhir
" HIV wasting syndrome = penurunan berat badan > 10% berat badan, dengan
diare yang tidak jelas sebabnya selama lebih dari 1 bulan atau kelemahan
kronis dan demam yang tidak jelas sebabnya selama lebih dari 1 bulan
• Encephalopati HIV = bentuk klinis ketidakmampuan mental atau disfungsi
motorik, mempengaruhi aktivitas sehari-hari, memberat selama berminggu-
minqgu dan berbulan-bulan, tapa adanya penyakit atau kondisi penyebab
selain infeksi HIV.
Anak-anak
Sesuai klinis penderita HIV anak-anak dapat dibagi menjadi 3 stadium yaitu
Stadium 1:
Asimptomatis
PGL
Stadium 2:
Diare kronis yang tidak jelas sebabnya
Candidiasis persisten berat tau rekuren setelah periode neonatal
Turunnya berat badan atau kegagalan tumbuh
PENATALAKSANAAN
A.
Pemeriksaan awal
1.
Riwayat
Faktor resiko
Riwayat Infeksi Menular Seksual
Riwayat infeksi oportunistik dan penyakit yang berkaitan dengan HIV,
termasuk TBC
Riwayat penyakit lain
Riwayat pengobatan (profilaksis dan terapi infeksi oportunistik, Anti
Retroviral (ARV))
Riwayat alergi
Tanda dan keluhan penyakit sat ini
2.
Pemeriksaan klinis
Lakukan pemeriksaan fisik secara lengkap, termasuk berat badan, cari
limfadenopati perifer, kelainan organ dan sistem organ
Nilai stadium klinis infeksi HIV
Cari infeksi oportunistik dan penyakit yang terkait HIV
Saring kemungkinan TBC
Nila kemungkinan adanya kehamilan
3.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap: hemoqlobin/hematocrit, Total
Lymphocyte Count (TLC). Bila alat untuk pemeriksaan TLC tidak
tersedia, perkirakan jumlahnya dengan rumus: TLC = Jumlah sel
darah putih x % limfosit
Jumlah sel T CD4, jika fasilitas tersedia
X-ray dada
Pemeriksaan BTA sputum
Jika kemungkinan hepatitis: Periksa enzim fungsi hati ALT (SGOT,
SGPT)
HbsAg jika memungkinkan dan anti-HCV jika ada riwayat
penggunaan narkoba suntik pada penderita
III. Penatalaksanaan
Obat pilihan :
1. Klotrimazol 500 mg, intravagina dosis tunggal
2. Klotrimazol 200 mg, intravagina selama 3 hari
3. Nistatin 100.000 IU intravagina selama 7 hari
4. Flukonazol*** 150 mg, per oral, dosis tunggal atau
5. Itrakonazol*** 2x200 mg per oral selama 1 hari atau
6. Itrakonazol***1x200mg/hariperoralselama3hari atau
#
7. Ketokonazol kapsul 2x200 mg/hari per oral selama 5 hari
IV. Edukasi
1. Hindari bahan iritan lokal, misalnya produk berparfum
2. Hindaripemakaianbilasvagina
3. Hindari pakaian ketat atau dari bahan sintesis
4. Hilangkan faktor predisposisi: hormonal, pemakaian kortikosteroid dan
antibiotik yang terlalu lama, kegemukan
V. Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Sifilis
I. Definisi
Penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum, bersifat
kronis, sejak awal merupakan infeksi sistemik, dalam perjalanan penyakitnya dapat
mengenai hampir seluruh struktur tubuh, dengan manifestasi klinis yang jelas namun
terdapat masa laten yang sepenuhnya asimtomatik, mampu menyerupai berbagai
macam penyakit, dapat ditularkan kepada janin dalam kandungan, dan dapat
disembuhkan.
Sifilis dapat diklasifikasikan menjadi sifilis didapat dan sifilis kongenital. Sifilis
didapat terdiri atas stadium primer, sekunder, dan tersier, serta periode laten di antara
stadium sekunder dan tersier.
Pemeriksaan Penunjang
III. Penatalaksanaan
Obat pilihan:
Benzil benzatin penisilin G (BBPG), dengan dosis:
1. Stadium primer dan sekunder: 2,4 juta Unit, injeksi intramuskular, dosis tunggal
Cara: satu injeksi 2,4 juta Unit IM pada 1 bokong, atau 1,2 juta Unit pada setiap
bokong.
2. Stadium laten: 2,4 juta Unit injeksi intramuskular, setiap minggu, pada hari ke-
1, 8 dan 15 (
4
primer dan sekunder, atau lebih dari 30 hari untuk sifilis laten. (D,5)
Evaluasi terapi: evaluasi secara klinis dan serologi dilakukan pada bulan ke-1, 3, 6, dan 12.
Kriteria sembuh: titer VDRL atau RPR menurun 4 kali lipat dalam 6 bulan setelah
pengobatan.
IV. Edukasi
1. Sedapat mungkin pasangan seksual ikut diobati 2. Konseling/edukasi:
Mengenai penyakit sifilis, cara penularan, pencegahan, dan pengobatan
Risiko mudah tertular HIV perlu dilakukan KTIP (Konseling dan tes HIV
atas inisiatif petugas kesehatan)
V. Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam
Trikomoniasis
I. Definisi
Penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh parasit berflagel Trichomonas
vaginalis.
II. Kriteria Diagnostik
Klinis
1. Anamnesis Perempuan:
2,3
10-50% asimtomatik
3
yang terinfeksi
Duh tubuh uretra sedikit atau sedang, dan atau nyeri saat kencing,
3
dapat juga iritasi uretra dan sering miksi
1-3
bergaung, dasar kotor.
1,2,4
preputium
o Sedangkan lesi pada perempuan sebagian besar pada vagina atau introitus
1,2,4
vagina.
1,3
Diagnosis Banding
1. Herpesgenitalis
2. SifilisstadiumI
3. Limfogranulomavenereum 4. Granulomainguinale
Pemeriksaan Penunjang
Sediaan apus dari dasar ulkus dan diwarnai dengan pewarnaan Gram atau
Unna Pappenheim, ditemukan coccobacillus negatif Gram yang berderet
1,4
seperti rantai.
2-4
1. Siprofloksasin‖2x500mgperoralselama3hari (B,1)atau 2.
2-8
Azitromisin1gramperoraldosistunggal (A,1)atau
3-8
3. Eritromisin 4x500 mg per oral selama 7 hari (A,1) atau
2-7
4. Seftriakson 250 mg injeksi intramuskular dosis tunggal (A,1)
Catatan: ―tidak boleh diberikan kepada ibu hamil/menyusui atau anak berumur
2. Anjurkan abstinensia sampai terbukti sembuh secara klinis dan laboratoris, dan
3,8
bila tidak dapat menahan diri supaya memakai kondom.
3
3. Kunjungan ulangpadaharike-7.
3
4. Konseling/edukasi:
a. Mengenaiulkusmoledanpenyebabnya b. Kemungkinankomplikasi
c. Cara penularan, pencegahan, dan pengobatan
Konseling umum: lihat lampiran di bagian akhir PPK infeksi menular seksual
2,6
V. Prognosis
2. Pemeriksaan klinis:
Duh tubuh vagina warna putih homogen, melekat, berbau amis pada dinding vagina
dan vestibulum, kadang-kadang disertai rasa gatal.
Vagina dan serviks tidak ada kelainan
Diagnosis Banding
1. Infeksi genital non spesifik
2. Servisitisgonokokus
3. Trikomoniasis
4. Kandidosisvulvo-vaginalis
Pemeriksaan Penunjang
4
Memenuhi kriteria Amsel yaitu (3 dari 4 gejala) (B,2):
IV. Edukasi
1. Pasien dianjurkan untuk menghindari pemakaian bilas vagina atau antiseptik
2. Memakaipakaian/celanadalamlonggar
3. Konseling tentang:
Penyakit dan penyebabnya
Kemungkinan komplikasi obstetrik dan ginekologik tertentu, misalnya
korioamnionitis, infeksi masa nifas, kelahiran prematur, bayi berat badan lahir rendah, dan
penyakit radang panggul.
V. Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia