Disusun oleh :
Kelompok 9
Jesiska Pratiwi Marbun ( 7213520035 )
Nurul kamariyah ( 7212520003 )
Nurul khalida ritonga ( 7213220013 )
Syahfira Nazwa ( 7213520046 )
T.A. 2021/2021
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullillah senantiasa kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah hukum bisnis dan regulasi, dengan judul :
“Bisnis Internasional”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pohak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu
kami mengharapan segala bentuk saran serta masukan baik kritik yang mempangun dari
berbagai pihak. Akuhirnya kami berharap semoga makalan ini dapat memberikan mangaaat
bagi perkembangan dunia Pendidikan.
Penulis : Kelompok 9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................2
BAB 1.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................4
B. TUJUAN..........................................................................................................................................5
C. MANFAAT......................................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
A. KAJIAN TEORI...............................................................................................................................6
B. PERUMUSAN MASALAH.............................................................................................................7
C.HASIL PENELITIAN.......................................................................................................................8
BAB III...................................................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................................................10
A.KESIMPULAN...............................................................................................................................10
B. SARAN..........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSAKA...............................................................................................................................11
BAB I PENDAHULUAN
Jika melihat sejarahnya, perdagangan internasional sudah dilakukan ribuan tahun lalu. Tapi,
dampak terhadap kepentingan ekonomi, kepentingan sosial, dan kepentingan politik baru
dapat dirasakan beberapa abad lalu. Perdagangan internasional ternyata juga membawa
dampak terhadap sektor-sektor lainnya, seperti mendorong industrialisasi, mempengaruhi
kemajuan di bidang transportasi, globalisasi, serta lahirnya perusahaan multinasional.
1. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana sejarah dan ruang lingkup bisnis internasional.
1.3 Manfaat
1. Penyusun dapat mengetahui bagaimana sejarah dan rung lingkup bisnis internasional.
Bisnis internasional adalah aktivitas bisnis yang melibatkan antara dua negara atau lebih,
baik milik pemerintah maupun swasta.Lebih jauh lagi, pengertian bisnis internasional juga
telah banyak dikemukakan oleh para ahli, di antaranya:
Bisnis internasional adalah sebuah kesatuan yang terdiri dari segala bentuk transaksi
komersial yang dilakukan oleh dua negara atau lebih.
Bisnis Domestik yaitu bisnis yang secara nyata ditujukan pada aktivitas bisnis dalam negeri.
Bisnis Internasional yaitu bisnis yang bertindak lebih jauh lagi dari bisnis domestik dan
bikan sekedar pemasaran ekspor akan tetapi jauh terlibat dalam lingkingan pemasaran dalam
negara tempat perusahaan tadi melakukan usaha.
Bisnis Multinasional yaitu bisnis yang dimulai dengan memfokuskan pada pemanfaatan
pengalaman dan produk perusahaan lalu perusahaan menyadari perbedaan dan keuikan
lingkungan dalam negara tadi dan menentukan peranan baru untuk hal itu sendiri, melakukan
adaptasi pemasaran perusahaan pada kebutuhan dan keinginan yang unik dari pelanggan
negara itu.
Bisnis Global atau Transnasional yaitu bisnis yang memfokuskan pada pemanfaatan aset,
pengalaman, dan produk perusahaan secara global dan melakukan penyesuaian pada apa yang
benar-benar unik berbeda dalam setiap negara.
Kekuatan ini ada yang dapat dikontrol (controllable) dan tidak dapat dikontrol
(uncontrollable) oleh perusahaan. Kekuatan yang dapat dikontrol oleh perusahaan adalah
unsur-unsur yang ada di dalam perusahaan itu sendiri, seperti penyediaan faktor produksi
(modal, bahan baku, tenaga kerja dan teknologi yang dipilih) dan aktivitas organisasi
(produksi, personalia, keuangan dan pemasaran). Sedangkan kekuatan yang tidak dapat
dikontrol pada umumnya adalah unsur-unsur yang berada di luar perusahaan, seperti politik
negara, persaingan, agen distribusi, kondisi ekonomi, ketentuan hukum dan
perundangundangan, keuangan internasional, budaya penduduk dan lain-lain.
Lingkungan bisnis internasional secara umum dapat dibagi tiga, yaitu lingkungan
domestik, lingkungan luar negeri dan lingkungan internasional. Lingkungan domestik
merupakan semua kekuatan yang tidak dapat dikontrol yang berasal dari negara asal yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan perusahaan. Lingkungan luar negeri merupakan
semua kekuatan yang tidak dapat dikontrol yang berasal dari luar negeri atau luar negara asal.
Sedangkan lingkungan internasional merupakan interaksi antara kekuatan lingkungan
domestik dan lingkungan luar negeri.
C. ALASAN MELAKSANAKAN BISNIS INTERNASIONAL
Suatu Negara ataupun suatu perusahaan melakukan transaksi bisnis internasional baik dalam
bentuk perdagangan internasional pada umunya memiliki beberapa pertimbangan ataupun
alasan. Pertimbangan tersebut meliputi pertimbangan ekonomis, politis ataupun social budaya
bahkan tidak jarang atas dasar petimbangan militer. Bisnis internasional memang tidak dapat
dihindarkan karena sebenarnya tidak ada satu Negara pun didunia yang dapat mencukupi
seluruh kebutuhan negerinya dari barang-barang atau produk yang dihasilkan oleh Negara itu
sendiri. Tidak ada suatu Negara pun yang dapat memenuhi 100% swasembada. Hal ini
disebabkan karena terjadinya penyebaran yang tidak merata dari sumber daya baik dari
sumber daya alam modal maupun sumber daya manusia. Ketidakmeratanya sumber daya
tersebut akan mengakibatkan adanya keunggulan terstentu baik suatu Negara tertentu yang
memiliki sumber daya tertentu pula. Sebagai contoh Negara Australia yang memiliki daratan
yang sangat luas yang memiliki jumlah pendusuk yang sangat sedikit., sebaliknya Negara
Hong Kong yang memiliki daratan yang sangat sempit tapi jumlah penduduknya yang sangat
padat. Kesuburan tanah juga tidak akan sama antara Negara yang satu dengan yang lain ada
suatu negeri yang cocok untuk tanaman tertentu sedangkan Negara yang lainnya boleh
dikatakan tidak mungkin untuk menanam tanaman yang sangat dibutuhkan oleh manusia itu.
Keadaan ini yang menentukan dilaksanakan bisnis ataupun perdagangan internasional. Oleh
karena itu, maka dapat kita lihat alasan untuk melaksanakan bisnis internasional berupa :
Dalam hubungan dengan keunggulan atau kekuatan tertentu beserta kelemahannya itu maka
suatu Negara haruslah menentukan pilihan strategis untuk memproduksikan suatu komoditi
yang strategis yaitu :
a. Memanfaatkan semaksimal mungkin kekuatan yang ternyata benar-benar paling
unggul
b. sehingga dapat menghasilkannya secara lebih efisien dan paling murah diantara
Negaranegara yang lain.
c. Menitik beratkan pada komoditi yang memiliki kelemahan paling kecil diantara
Negara-negara yang lain
d. Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi
yangmemiliki kelemahan yang tertinggi bagi negerinya.
Potensi Pasar Internasional
Potensi pasar ditentukan oleh tiga faktor yaitu struktur penduduk, daya beli serta pola
konsumsi masyarakat. Dalam hal pasar Internasional ini pun potensi pasar Internasional juga
ditentukan oleh ketiga faktor tersebut hanya saja dalam hal ini diberlakukan untuk negara
lain.
Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat atau melibatkan diri
secara bertahap dari tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai
dengan tahap yang paling kompleks dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi.
Adapun tahap tersebut secara kronologis adalah sebagai berikut:
1. Ekspor Insidentil
Tahap awal yang dilakukan oleh perusahaan dalam proses bisnis ini adalah dengan
melakukan ekspor insidentil. Di mana, keadaan warga asing yang mendatangi suatu negara
untuk membeli barang dan mengirimkan ke negara asal.
2. Ekspor Aktif
Tahap selanjutnya adalah ekspor aktif yang terjadi karena transaksi bisnis dilakukan secara
rutin atau berkelanjutan sehingga menjalin hubungan baik dan dianggap aktif. Selain itu,
sifat aktif ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah serta jenis komoditi perdagangan
internasional.
3. Penjualan Lisensi
Di tahap ini negara pendatang akan menjual lisensi produk kepada negara penerima. Hal
ini dilakukan agar negara penerima dapat melakukan pemasaran, produksi, penggunaan
bahan baku, serta kebutuhan peralatan secara luas. Penggunaan lisensi ini dikenakan biaya
yang dibayarkan oleh negara penerima
4. Franchising
Pada tahap ini, proses bisnis akan lebih aktif dilakukan. Tidak hanya pada penjualan lisensi
atau merek dagang saja, namun meliputi penggunaan atribut, peralatan, tahap produksi,
resep atau cara, pengendalian kualitas, pengawasan, dan hal-hal lain hingga barang jadi,
serta pelayanan. Beberapa contoh jenis usaha yang melakukan franchise seperti restoran,
fitness center, supermarket, dan lain sebagainya.
Tahap berikutnya adalah pemasaran ke luar negeri yang membutuhkan intensitas serta
keterlibatan manajemen lebih tinggi. Hal ini karena perusahaan pendatang harus selalu
aktif dalam proses pemasaran produk ke negara yang dituju.
Transaksi lebih dari dua negara, yang tidak terbatas pada perusahaan multinasional, tetapi
ada juga UKM yang terlibat; Umumnya dipimpin oleh Multinational Enterprise (MNEs) ;
Aktivitas inti yang diselenggarakan: Export, Import,FDI, Franchising, Licencing, Joint
Ventures;
Sistem legal di antara negara berbeda, memaksa satu negara atau lebih untuk
menyesuaikan perilaku mereka dengan hukum yang berlaku;
Menggunakan mata uang berbeda-beda ;
Budaya negara-negara berbeda, memaksa setiappihak untuk menyesuaikannya;
Ketersediaan sumber-sumber yang berbeda di tiap negara.
o Perpindahan barang dan jasa dari satu negara ke nagara lain atau disebut dengan istilah
transfer of goods and services.
o Perpindahan modal melalui penanaman modal asing dari luar negeri ke dalam negeri
(transfer of capital).
o Perpindahan tenaga kerja yang mempengaruhi pendapatan devisa suatu negara. Dalam
proses ini pelu adanya pengawasan mekanisme yang sering disebut transfer of labour.
o Perpindahan teknologi melalui cara pendirian pabrik-pabrik di negara lain. Kegiatan ini
disebut transfer of technology.
o Perdagangan internasional yang dilakukan dengan penyampaian informasi tentang
kepastian adanya bahan baku dan pangsa pasar atau yang disebut dengan transfer of data
• Setiap negara akan mendapatkan barang yang tidak ada atau tidak diproduksi di
negeri sendiri. Dengan demikian, negara tersebut dapat memenuhi kebutuhannya.
• Transfer teknologi modern. Setiap negara dapat mempelajari teknik produksi yang
lebih efisien serta manajemen yang lebih modern.
BAB III CONTOH KASUS
Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda baik dari sumber daya alam maupun dari
sumber daya manusia sehingga menyebabkan perbedaan-perbedaan produk yang dihasilkan baik dari
segi kualitas, kuantitas maupun biaya yang diperlukan selama proses produksi. Maka dari itu untuk
memenuhi kebutuhan tiap–tiap negara di dunia sangat dibutuhkan adanya suatu pelaksanaan
hubungan transaksi internasional, baik transaksi barang maupun jasa melalui perdagangan
internasional. Pelaksanaan kegiatan perdagangan internasional tidak mudah karena langsung
berhadapan dengan sistem hukum sebuah negara. Perbedaan sistem hukum masing– masing negara
menuntut adanya unifikasidan harmonisasi hukum yang menyebabkan lahirnya aturan–aturan atau
hukum di dalam perdagangan internasional.1
Pada bulan Oktober tahun 1947, lahirlah General Agreement on Tariff and Trade (selanjutnya
disebut GATT), yang bertujuan untuk menjamin kepastian aturan–aturan/hukum dalam perdagangan
internasional bagi masyarakat bisnis internasional, serta menciptakan liberalisasi perdagangan yang
berkelanjutan.2 GATT berfungsi sebagai forum negosiasi, forum penyelesaian sengketa, dan sebagai
peraturan perdagangan internasional di bidang barang.
Sejak berlakunya GATT telah mensponsori berbagai perundingan yang dikenal dengan istilah
rounds atau Putaran. Sebelum terbentuknya WTO, International Trade Organization (ITO) terlebih
dahulu didirikan namun gagal dilaksanakan karena tidak ada negara anggota yang mau meratifikasi
piagam tersebut sehingga tidak dapat memiliki kekuatan mengikat. Pada Putaran Uruguay (1986-
1994) menjadi cikal bakal pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO)
dengan para anggota sepakat untuk meratifikasi Agreement on Establishing The World Trade
1 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, 2000, Transaksi Bisnis Internasional (Ekspor
Impor dan Imbal Beli), PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, h. 1.
2 ibid, h. 98
Organization/ WTO.3 GATT sebagai Legal Framework digunakan oleh WTO sebagai instrumen
untuk melancarkan jalannya perdagangan internasional bagi negara-negara anggota WTO.4
2009. Hal ini menyebabkan Brasil mengalami kerugian yang sangat besar karena tidak dapat
melaksanakan ekspor daging ayam ke
Indonesia.5
Dari kebijakan impor daging ayam di Indonesia tersebut, Brasil menuntut bahwa Indonesia
telah melakukan proteksi perdagangan dimana hal ini melanggar berbagai aturan WTO, termasuk
Agreement on Sanitary and Phytosanitary Measures, Agreement on Technical Barriers to Trade,
Agreement on Agriculture, the Agreement on import
Licensing Procedures, dan Agreement on Preshipment Inspection.6 Sengketa ini telah diproses di
pengadilan WTO dengan nomor DS: 484, Indonesia-Measures Concerning the Importation of
Chicken Meat and Chicken Products.7
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa penyebab terjadinya sengketa impor
daging ayam antara Brasil dengan Indonesia dan untuk memahami pengaturan–pengaturan hukum
dagang internasional serta upaya yang ditempuh untuk menyelesaikan sengketa impor daging ayam
antara Brasil dengan Indonesia melalui mekanisme Disputte Settlement Body (DSB) World Trade
Organization (WTO).
ISI MAKALAH
1.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini menggunakan metode penelitian hukum
normatif. Dalam hal ini mengkaji suatu permasalahan hukum dari sudut instrumen hukum
internasional dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Jenis Penelitian hukum normatif yang
digunakan adalah pendekatan perundang-undangan (the statute approach) dan pendekatan kasus (the
case approach) dalam menyelesaikan masalah sengketa daging ayam impor antara Brasil dengan
Indonesia. Adapun teknik analisis pada artikel ini, yaitu dengan pengolahan bahan hukum yang
terkumpul diperoleh dari penelitian pustaka kemudian dianalisis, bahan hukum primer dan bahan
hukum sekunder yang didapat diteliti kelengkapannya dan kejelasannya untuk diklasifikasi serta
dilakukan penyusunan secara sistematis serta konsisten sehingga dapat dijadikan acuan dalam
melakukan analisis dengan menggunakan teknik deskripsi yaitu dengan memaparkan hasil penelitian
dengan tujuan agar diperoleh suatu gambaran yang menyeluruh namun tetap sistematik terutama
mengenai fakta yang berhubungan dengan permasalahan yang ada.8
berikut:13
Keputusan Akhir untuk sengketa impor daging ayam yakni sebagaimana yang telah dirilis
Kementrian Pertanian Republik Indonesia, terdapat 3 (tiga) ketentuan yang dimenangkan Indonesia
karena Brasil dianggap gagal membuktikan ketentuan tersebut bertentangan dengan perjanjian WTO,
yaitu Diskriminasi persyaratan pelabelan halal, persyaratan pengangkutan langsung, pelarangan
umum terhadap impor daging ayam dan produk ayam. Sedangkan 4 (empat) ketentuan yang
dimenangkan oleh Brasil karena dianggap bertentangan dengan Perjanjian WTO, yaitu Daftar produk
yang dapat diimpor (positif list), persyaratan penggunaan produk impor (itendeduse), prosedur
perizinan impor, penundaan proses persetujuan sertifikat kesehatan veteriner (unduedelay).
Atas keputusan kemenangan Brasil di WTO, Indonesia dan Brasil bersepakat untuk tidak
melakukan banding. Implikasi dengan tidak dilakukannya banding maka Indonesia harus
menyesuaikan atau mengimplementasikan putusan final Panel WTO yang akan dilakukan dengan
perubahan dan penyederhanaan sebagaimana dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 34 Tahun
2016.10 Dengan demikian dalam negosiasi tersebut Brasil menerima tawaran Indonesia untuk tidak
mengimpor daging ayam ke Indonesia karena Indonesia dalam kondisi kelebihan produksi dan
mengambil kesempatan untuk mengekspor daging sapi ke Indonesia dan kerja sama lainnya yang
menguntungkan kedua belah pihak.
KESIMPULAN
Adapun Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini:
1. Penyebab sengketa impor daging ayam antara Indonesia dan Brasil yaitu kebijakan Indonesia
yang menghentikan pengimporan ayam Brasil sejak tahun 2009 yang menyebabkan Brasil
mengalami kerugian. Brasil menuntut bahwa Indonesia telah melakukan proteksi
perdagangan dimana hal ini. melanggar berbagai aturan WTO, termasuk Agreement on
Sanitary and Phytosanitary Measures, Agreement on Technical
10
Barriers to Trade, Agreement on Agriculture, the Agreement on import Licensing Procedures,
dan Agreement on Preshipment Inspection.
2. Penyelesaian sengketa impor daging ayam Brasil diselesaikan melalui mekanisme DSB WTO
dengan aturan-aturan dari DSU Dalam keputusan final report tanggal 7 oktober 2017
dimenangkan oleh Brasil, 4 (empat) ketentuan yang dimenangkan oleh Brasil karena
dianggap bertentangan dengan Perjanjian WTO, yaitu Daftar produk yang dapat diimpor
(positif list), persyaratan penggunaan produk impor (itendeduse), prosedur perizinan impor,
penundaan proses persetujuan sertifikat kesehatan veteriner (unduedelay).
Indonesia dan Brasil bersepakat untuk tidak melakukan banding dan melaksanakan kesepakatan
bahwa Brasil menerima tawaran Indonesia untuk tidak mengimpor daging ayam ke Indonesia karena
Indonesia dalam kondisi kelebihan produksi dan mengambil kesempatan untuk mengekspor daging
sapi ke Indonesia dan kerja sama lainnya yang menguntungkan kedua belah pihak
DAFTAR PUSTAKA
Rusdin 2002 Internasional: Teori Masalah dan Kebijakan Internasional Business By Rusdin 5
Hill, Chales W. L., 2000. Global Business Today. New Jersey: PrenticeHall International.
Jepma and Andre Rhoen, 1996. International Trade: A BusinessPerspective. New York:
Addison-Wesley Longman Publishing.
Keegan, Warreen J, and Mark S. Green, 2000. Global MarketingManagement.. 6th Ed.
New Jersey. Prentice Hall Intenational
Kotabe, Masaaki, 1992. Global Sourcing Strategy: R & D,Manufactirung, and Marketing
Interfaces. New York: Quorum Books.
https://ajaib.co.id/ini-alasan-setiap-negara-perlu-punya-bisnis-internasional/