Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KELOMPOK 9

MAKALAH BISNIS INTERNASIONAL

MATA KULIAH : HUKUM BISNIS DAN REGULASI

DOSEN PENGAMPU : MUHAMMAD RIZAL HASIBUAN, SE, M.SI

Disusun oleh :

Kelompok 9
Jesiska Pratiwi Marbun ( 7213520035 )
Nurul kamariyah ( 7212520003 )
Nurul khalida ritonga ( 7213220013 )
Syahfira Nazwa ( 7213520046 )

PRODI AKUNTANSI KELAS B FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

T.A. 2021/2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullillah senantiasa kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah hukum bisnis dan regulasi, dengan judul :
“Bisnis Internasional”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pohak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu
kami mengharapan segala bentuk saran serta masukan baik kritik yang mempangun dari
berbagai pihak. Akuhirnya kami berharap semoga makalan ini dapat memberikan mangaaat
bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Medan, 1 November 2021

Penulis : Kelompok 9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................2
BAB 1.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................4
B. TUJUAN..........................................................................................................................................5
C. MANFAAT......................................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
A. KAJIAN TEORI...............................................................................................................................6
B. PERUMUSAN MASALAH.............................................................................................................7
C.HASIL PENELITIAN.......................................................................................................................8
BAB III...................................................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................................................10
A.KESIMPULAN...............................................................................................................................10
B. SARAN..........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSAKA...............................................................................................................................11
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah perdagangan adalah masalah yang sering diperbincangkan di setiap negara.


Perekonomian sebuah negara erat kaitannya dengan sistem dan pengelolaan aktivitas
perdagangan, baik yang bersifat nasional maupun internasional.

Dalam makalah ini penyusun akan membahas perdagangan internasional. Definisi


perdagangan internasional yaitu perdagangan yang dilakukan penduduk suatu negara dengan
penduduk dari negara lain berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Di berbagai negara,
perdagangan ini menjadi faktor utama untuk meningkatkan GDP.

Jika melihat sejarahnya, perdagangan internasional sudah dilakukan ribuan tahun lalu. Tapi,
dampak terhadap kepentingan ekonomi, kepentingan sosial, dan kepentingan politik baru
dapat dirasakan beberapa abad lalu. Perdagangan internasional ternyata juga membawa
dampak terhadap sektor-sektor lainnya, seperti mendorong industrialisasi, mempengaruhi
kemajuan di bidang transportasi, globalisasi, serta lahirnya perusahaan multinasional.

Perdagangan internasional bisa dikatakan kompleks dan berbelit-belit jika dibandingkan


penyelenggaraan perdagangan di dalam negeri. Hal ini disebabkan oleh batas-batas politik
serta kenegaraan yang akhirnya sedikit menghambat transaksi perdagangan, misalnya adanya
bea, tarif, dan jatah barang impor.

1.2 Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana sejarah dan ruang lingkup bisnis internasional.

2. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana runang lingkup perdagangan internasional.

3. Agar mahasiswa termotivasi untuk melakukan bisnis

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Penyusun dapat mengetahui bagaimana sejarah dan rung lingkup bisnis internasional.

2. Penyusun dapat mengetahui bagaimana ruang lingkup dan manfaat perdagangan


internasional.
3. Penyusun termotivasi untuk mulai melakukan bisnis.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bisnis Internasional

Bisnis internasional adalah aktivitas bisnis yang melibatkan antara dua negara atau lebih,
baik milik pemerintah maupun swasta.Lebih jauh lagi, pengertian bisnis internasional juga
telah banyak dikemukakan oleh para ahli, di antaranya:

1. John D. Daniels, 2013

Bisnis internasional adalah sebuah kesatuan yang terdiri dari segala bentuk transaksi
komersial yang dilakukan oleh dua negara atau lebih.

2. Rugman & Hodgetts, 1995

Prof. Alan M. Rugman dan Richard M. Hodgetts, menurutnya. Bisnis internasional


adalah segala bentuk transaksi yang terjadi lintas batas negara untuk memenuhi kebutuhan
individu maupun organisasi.

3. Griffin & Pustay (1996)

Dari Ricky W. Griffin dan Michael W. Pustay menjelaskan, Bisnis internasional


adalah setiap transaksi bisnis antar pihak yang berasal dari lebih dari satu negara yang
merupakan bagian dari bisnis internasional.

4. Ball & Wendell (2004)

Sekarang menurut Donald A. Ball dan Wendell H. McCulloch,Bisnis internasional


adalah bisnis yang kegiatan-kegiatannya melewati batas-batas negara. Definisi ini bukan
hanya mencakup perdagangan internasional dan pemanukfaturan di luar negeri, tetapi juga
industri jasa yang berkembang di bidang-bidang, seperti: transportasi, pariwisata, perbankan,
periklanan, konstruksi, perdagangan eceran, perdagangan besar, dan komunikasi massa.

Beberapa Pengertian Bisnis Berdasarkan Ruang Lingkup

Bisnis Domestik yaitu bisnis yang secara nyata ditujukan pada aktivitas bisnis dalam negeri.

Bisnis Internasional yaitu bisnis yang bertindak lebih jauh lagi dari bisnis domestik dan
bikan sekedar pemasaran ekspor akan tetapi jauh terlibat dalam lingkingan pemasaran dalam
negara tempat perusahaan tadi melakukan usaha.
Bisnis Multinasional yaitu bisnis yang dimulai dengan memfokuskan pada pemanfaatan
pengalaman dan produk perusahaan lalu perusahaan menyadari perbedaan dan keuikan
lingkungan dalam negara tadi dan menentukan peranan baru untuk hal itu sendiri, melakukan
adaptasi pemasaran perusahaan pada kebutuhan dan keinginan yang unik dari pelanggan
negara itu.

Bisnis Global atau Transnasional yaitu bisnis yang memfokuskan pada pemanfaatan aset,
pengalaman, dan produk perusahaan secara global dan melakukan penyesuaian pada apa yang
benar-benar unik berbeda dalam setiap negara.

B. PENGERTIAN LINGKUNGAN BISNIS INTERNASIONAL

Lingkungan bisnis internasional adalah seluruh kekuatan yang melingkungi dan


mempengaruhi kehidupan dan perkembangan perusahaan.

Kekuatan ini ada yang dapat dikontrol (controllable) dan tidak dapat dikontrol
(uncontrollable) oleh perusahaan. Kekuatan yang dapat dikontrol oleh perusahaan adalah
unsur-unsur yang ada di dalam perusahaan itu sendiri, seperti penyediaan faktor produksi
(modal, bahan baku, tenaga kerja dan teknologi yang dipilih) dan aktivitas organisasi
(produksi, personalia, keuangan dan pemasaran). Sedangkan kekuatan yang tidak dapat
dikontrol pada umumnya adalah unsur-unsur yang berada di luar perusahaan, seperti politik
negara, persaingan, agen distribusi, kondisi ekonomi, ketentuan hukum dan
perundangundangan, keuangan internasional, budaya penduduk dan lain-lain.

Lingkungan bisnis internasional secara umum dapat dibagi tiga, yaitu lingkungan
domestik, lingkungan luar negeri dan lingkungan internasional. Lingkungan domestik
merupakan semua kekuatan yang tidak dapat dikontrol yang berasal dari negara asal yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan perusahaan. Lingkungan luar negeri merupakan
semua kekuatan yang tidak dapat dikontrol yang berasal dari luar negeri atau luar negara asal.
Sedangkan lingkungan internasional merupakan interaksi antara kekuatan lingkungan
domestik dan lingkungan luar negeri.
C. ALASAN MELAKSANAKAN BISNIS INTERNASIONAL

Suatu Negara ataupun suatu perusahaan melakukan transaksi bisnis internasional baik dalam
bentuk perdagangan internasional pada umunya memiliki beberapa pertimbangan ataupun
alasan. Pertimbangan tersebut meliputi pertimbangan ekonomis, politis ataupun social budaya
bahkan tidak jarang atas dasar petimbangan militer. Bisnis internasional memang tidak dapat
dihindarkan karena sebenarnya tidak ada satu Negara pun didunia yang dapat mencukupi
seluruh kebutuhan negerinya dari barang-barang atau produk yang dihasilkan oleh Negara itu
sendiri. Tidak ada suatu Negara pun yang dapat memenuhi 100% swasembada. Hal ini
disebabkan karena terjadinya penyebaran yang tidak merata dari sumber daya baik dari
sumber daya alam modal maupun sumber daya manusia. Ketidakmeratanya sumber daya
tersebut akan mengakibatkan adanya keunggulan terstentu baik suatu Negara tertentu yang
memiliki sumber daya tertentu pula. Sebagai contoh Negara Australia yang memiliki daratan
yang sangat luas yang memiliki jumlah pendusuk yang sangat sedikit., sebaliknya Negara
Hong Kong yang memiliki daratan yang sangat sempit tapi jumlah penduduknya yang sangat
padat. Kesuburan tanah juga tidak akan sama antara Negara yang satu dengan yang lain ada
suatu negeri yang cocok untuk tanaman tertentu sedangkan Negara yang lainnya boleh
dikatakan tidak mungkin untuk menanam tanaman yang sangat dibutuhkan oleh manusia itu.
Keadaan ini yang menentukan dilaksanakan bisnis ataupun perdagangan internasional. Oleh
karena itu, maka dapat kita lihat alasan untuk melaksanakan bisnis internasional berupa :

Spesialisasi antar bangsa – bangsa

Dalam hubungan dengan keunggulan atau kekuatan tertentu beserta kelemahannya itu maka
suatu Negara haruslah menentukan pilihan strategis untuk memproduksikan suatu komoditi
yang strategis yaitu :
a. Memanfaatkan semaksimal mungkin kekuatan yang ternyata benar-benar paling
unggul

b. sehingga dapat menghasilkannya secara lebih efisien dan paling murah diantara
Negaranegara yang lain.

c. Menitik beratkan pada komoditi yang memiliki kelemahan paling kecil diantara
Negara-negara yang lain
d. Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi
yangmemiliki kelemahan yang tertinggi bagi negerinya.
Potensi Pasar Internasional
Potensi pasar ditentukan oleh tiga faktor yaitu struktur penduduk, daya beli serta pola
konsumsi masyarakat. Dalam hal pasar Internasional ini pun potensi pasar Internasional juga
ditentukan oleh ketiga faktor tersebut hanya saja dalam hal ini diberlakukan untuk negara
lain.

Tahap-Tahap Dalam Memasuki Bisnis Internasional

Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat atau melibatkan diri
secara bertahap dari tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai
dengan tahap yang paling kompleks dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi.
Adapun tahap tersebut secara kronologis adalah sebagai berikut:

1. Ekspor Insidentil

Tahap awal yang dilakukan oleh perusahaan dalam proses bisnis ini adalah dengan
melakukan ekspor insidentil. Di mana, keadaan warga asing yang mendatangi suatu negara
untuk membeli barang dan mengirimkan ke negara asal.

2. Ekspor Aktif

Tahap selanjutnya adalah ekspor aktif yang terjadi karena transaksi bisnis dilakukan secara
rutin atau berkelanjutan sehingga menjalin hubungan baik dan dianggap aktif. Selain itu,
sifat aktif ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah serta jenis komoditi perdagangan
internasional.

3. Penjualan Lisensi

Di tahap ini negara pendatang akan menjual lisensi produk kepada negara penerima. Hal
ini dilakukan agar negara penerima dapat melakukan pemasaran, produksi, penggunaan
bahan baku, serta kebutuhan peralatan secara luas. Penggunaan lisensi ini dikenakan biaya
yang dibayarkan oleh negara penerima

4. Franchising

Pada tahap ini, proses bisnis akan lebih aktif dilakukan. Tidak hanya pada penjualan lisensi
atau merek dagang saja, namun meliputi penggunaan atribut, peralatan, tahap produksi,
resep atau cara, pengendalian kualitas, pengawasan, dan hal-hal lain hingga barang jadi,
serta pelayanan. Beberapa contoh jenis usaha yang melakukan franchise seperti restoran,
fitness center, supermarket, dan lain sebagainya.

5. Pemasaran di Luar Negeri

Tahap berikutnya adalah pemasaran ke luar negeri yang membutuhkan intensitas serta
keterlibatan manajemen lebih tinggi. Hal ini karena perusahaan pendatang harus selalu
aktif dalam proses pemasaran produk ke negara yang dituju.

6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri

Karateristik Bisnis Internasional

 Transaksi lebih dari dua negara, yang tidak terbatas pada perusahaan multinasional, tetapi
ada juga UKM yang terlibat; Umumnya dipimpin oleh Multinational Enterprise (MNEs) ;
 Aktivitas inti yang diselenggarakan: Export, Import,FDI, Franchising, Licencing, Joint
Ventures;
 Sistem legal di antara negara berbeda, memaksa satu negara atau lebih untuk
menyesuaikan perilaku mereka dengan hukum yang berlaku;
 Menggunakan mata uang berbeda-beda ;
 Budaya negara-negara berbeda, memaksa setiappihak untuk menyesuaikannya;
 Ketersediaan sumber-sumber yang berbeda di tiap negara.

Bidang Kegiatan Bisnis Internasional

• Lingkungan Domestik, termasuk sosio ekonomi, sosio cultural, politik, hukum,


pemerintahan, persaingan ,fisik, tenaga kerja, keuangan, teknologi.
• Lingkungan Luar Negeri, termasuk sosio ekonomik, sosio cultural, politik, tenaga
kerja, keuangan, teknologi dan lingkungan ekonomi.
Ruang Lingkup Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional berhubungan dengan berbagai kegiatan, seperti:

o Perpindahan barang dan jasa dari satu negara ke nagara lain atau disebut dengan istilah
transfer of goods and services.
o Perpindahan modal melalui penanaman modal asing dari luar negeri ke dalam negeri
(transfer of capital).
o Perpindahan tenaga kerja yang mempengaruhi pendapatan devisa suatu negara. Dalam
proses ini pelu adanya pengawasan mekanisme yang sering disebut transfer of labour.
o Perpindahan teknologi melalui cara pendirian pabrik-pabrik di negara lain. Kegiatan ini
disebut transfer of technology.
o Perdagangan internasional yang dilakukan dengan penyampaian informasi tentang
kepastian adanya bahan baku dan pangsa pasar atau yang disebut dengan transfer of data

Manfaat Perdagangan Internasional


Banyak sekali manfaat perdagangan internasional yang dirasakan oleh setiap negara, yaitu:

• Setiap negara akan mendapatkan barang yang tidak ada atau tidak diproduksi di
negeri sendiri. Dengan demikian, negara tersebut dapat memenuhi kebutuhannya.

• Suatu negara akan mendapat keuntungan dari spesialisasi.

• Suatu negara dapat memperluas pasar dan meningkatkan keuntungan.

• Transfer teknologi modern. Setiap negara dapat mempelajari teknik produksi yang
lebih efisien serta manajemen yang lebih modern.
BAB III CONTOH KASUS

PENYELESAIAN SENGKETA IMPOR DAGING AYAM


ANTARA BRASIL DENGAN INDONESIA MELALUI
DISPUTTE SETTLEMENT BODY WORLD TRADE ORGANIZATION

1.1 Latar Belakang Kasus

Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda baik dari sumber daya alam maupun dari
sumber daya manusia sehingga menyebabkan perbedaan-perbedaan produk yang dihasilkan baik dari
segi kualitas, kuantitas maupun biaya yang diperlukan selama proses produksi. Maka dari itu untuk
memenuhi kebutuhan tiap–tiap negara di dunia sangat dibutuhkan adanya suatu pelaksanaan
hubungan transaksi internasional, baik transaksi barang maupun jasa melalui perdagangan
internasional. Pelaksanaan kegiatan perdagangan internasional tidak mudah karena langsung
berhadapan dengan sistem hukum sebuah negara. Perbedaan sistem hukum masing– masing negara
menuntut adanya unifikasidan harmonisasi hukum yang menyebabkan lahirnya aturan–aturan atau
hukum di dalam perdagangan internasional.1

Pada bulan Oktober tahun 1947, lahirlah General Agreement on Tariff and Trade (selanjutnya
disebut GATT), yang bertujuan untuk menjamin kepastian aturan–aturan/hukum dalam perdagangan
internasional bagi masyarakat bisnis internasional, serta menciptakan liberalisasi perdagangan yang
berkelanjutan.2 GATT berfungsi sebagai forum negosiasi, forum penyelesaian sengketa, dan sebagai
peraturan perdagangan internasional di bidang barang.

Sejak berlakunya GATT telah mensponsori berbagai perundingan yang dikenal dengan istilah
rounds atau Putaran. Sebelum terbentuknya WTO, International Trade Organization (ITO) terlebih
dahulu didirikan namun gagal dilaksanakan karena tidak ada negara anggota yang mau meratifikasi
piagam tersebut sehingga tidak dapat memiliki kekuatan mengikat. Pada Putaran Uruguay (1986-
1994) menjadi cikal bakal pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO)
dengan para anggota sepakat untuk meratifikasi Agreement on Establishing The World Trade

1 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, 2000, Transaksi Bisnis Internasional (Ekspor
Impor dan Imbal Beli), PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, h. 1.
2 ibid, h. 98
Organization/ WTO.3 GATT sebagai Legal Framework digunakan oleh WTO sebagai instrumen
untuk melancarkan jalannya perdagangan internasional bagi negara-negara anggota WTO.4

Indonesia meratifikasi Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement


on Establishing The World Trade Organization/WTO (Persetujuan Pembentukan Organisasi
Perdagangan Dunia) membuat Indonesia harus mematuhi seluruh hasil kesepakatan dalam forum
WTO. Konsekuensinya, secara internal Indonesia harus melakukan harmonisasi peraturan
perundang-undangan nasional dengan ketentuan-ketentuan yang telah menjadi kesepakatan di WTO.
Dalam pelaksanaan kegiatan perdagangan internasional di Indonesia, salah satu kebijakan Indonesia
telah menyebabkan adanya sengketa dengan negara lain, yaitu kebijakan proteksi sektor unggas
dengan menghentikan impor daging ayam dari Brasil. Pihak Brasil yang menyatakan akses pasarnya
ditutup masuk ke Indonesia selama tujuh tahun sejak

2009. Hal ini menyebabkan Brasil mengalami kerugian yang sangat besar karena tidak dapat
melaksanakan ekspor daging ayam ke

Indonesia.5

Dari kebijakan impor daging ayam di Indonesia tersebut, Brasil menuntut bahwa Indonesia
telah melakukan proteksi perdagangan dimana hal ini melanggar berbagai aturan WTO, termasuk
Agreement on Sanitary and Phytosanitary Measures, Agreement on Technical Barriers to Trade,
Agreement on Agriculture, the Agreement on import

Licensing Procedures, dan Agreement on Preshipment Inspection.6 Sengketa ini telah diproses di
pengadilan WTO dengan nomor DS: 484, Indonesia-Measures Concerning the Importation of
Chicken Meat and Chicken Products.7

3 Huala Adolf, 2005, Hukum Perdagangan Internasional, PT Raja Grafindo Persada


Jakarta, h. 99-100. Sejauh ini telah diadakan 8 Putaran. Putaran I: Jenewa (1947, 23
negara); Putaran II: Annecy-Prancis (1947, 13 negara); Putaran III: Torquay-Inggris (1951,
38 negara); Putaran IV: Jenewa (1956, 26 negara);
Putaran V: Jenewa/Dillon (1960-1961, 26 negara); Putaran VI: Kennedy (19641967, 62
negara); Putaran VII: Tokyo (1973-1979, 102 negara); Putaran VIII: Uruguay (1986-1994,
123 negara).
4 Michael Anthony Wirasasmita, 2017, Pengaturan Pengendalian dan Pengawasan
Terhadap Penjualan Minuman Beralkohol dalam Permendag No. 6 Tahun 2015: Studi
Penerapan Less Trade Restrictive Way dalam WTO, Vol. 6, No. 4, edisi Desember 2017,
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jmhu/article/view/37173/23055, diakses 6 September
2018.
5 Tony hartawan, „Indonesia Stop Impor Daging dari Brasil‟‟, Tempo.co, URL :
https://bisnis.tempo.co/read/859155/indonesia-stop-impor-daging-dari-brasil.
Diakses tanggal 6 April 2018 pada 21:00 WITA.
6 Siska Amelia F Deil, Brasil Adukan RI ke WTO, Liputan6, URL;
https://m.liputan6.com/bisnis/read/2120434/brasil-adukan-ri-ke-wto-soalimpor-daging.
Diakses pada tanggal 6 April 2018 pada 20:20 WITA.
7 Gani kurniawan,” Brasil Gugat ke WTO, Indonesia Tetap Pertahankan
1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa penyebab terjadinya sengketa impor
daging ayam antara Brasil dengan Indonesia dan untuk memahami pengaturan–pengaturan hukum
dagang internasional serta upaya yang ditempuh untuk menyelesaikan sengketa impor daging ayam
antara Brasil dengan Indonesia melalui mekanisme Disputte Settlement Body (DSB) World Trade
Organization (WTO).

ISI MAKALAH
1.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini menggunakan metode penelitian hukum
normatif. Dalam hal ini mengkaji suatu permasalahan hukum dari sudut instrumen hukum
internasional dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Jenis Penelitian hukum normatif yang
digunakan adalah pendekatan perundang-undangan (the statute approach) dan pendekatan kasus (the
case approach) dalam menyelesaikan masalah sengketa daging ayam impor antara Brasil dengan
Indonesia. Adapun teknik analisis pada artikel ini, yaitu dengan pengolahan bahan hukum yang
terkumpul diperoleh dari penelitian pustaka kemudian dianalisis, bahan hukum primer dan bahan
hukum sekunder yang didapat diteliti kelengkapannya dan kejelasannya untuk diklasifikasi serta
dilakukan penyusunan secara sistematis serta konsisten sehingga dapat dijadikan acuan dalam
melakukan analisis dengan menggunakan teknik deskripsi yaitu dengan memaparkan hasil penelitian
dengan tujuan agar diperoleh suatu gambaran yang menyeluruh namun tetap sistematik terutama
mengenai fakta yang berhubungan dengan permasalahan yang ada.8

1.2 Hasil dan Analisis


1.2.1 Penyebab Sengketa Impor Daging Ayam antara Indonesia dengan Brasil
Indonesia tidak berupaya untuk melarang atau membatasi impor daging ayam atau produk
ayam dari negara manapun, termasuk Brasil. Indonesia hanya memastikan bahwa daging ayam dan
produk ayam aman, sehat, dan halal. Upaya Indonesia untuk memastikan kesehatan dan keamanan
produk lebih lanjut telah mengakibatkan penghentian beberapa langkah yang ditentang oleh Brasil
dalam proses ini. Berikut adalah langkah-langkah Indonesia menghentikan impor daging ayam Brasil
ke Indonesia:9
Syarat Halal”, tribunbisnis, URL :
http://m.tribunnews.com/bisnis/2016/10/14/brasil-gugat-ke-wto-indonesiatetap-
pertahankan-syarat-halal-dalam-importasi-daging-ayam. Diakses tanggal 6 April 2018
pada 20:15 WITA.
8 Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif &
Empiris, cetakan I, Pustaka Pelajar Yogyakarta, h. 153.
9 DSB WTO, “Report of The Panel DS:484 Indonesia-Measures Meat Chiken
1. Larangan Umum pada Impor Daging Ayam dan Produk Ayam
2. Larangan Impor Potongan Daging Ayam dan Daging Ayam yang Disiapkan atau Diawetkan
Lainnya (Daftar Positif)
3. Batasan Penggunaan Produk Impor
4. Prosedur Perizinan Impor Ketat Indonesia
5. Penundaan yang Tidak Semestinya Sehubungan dengan Persetujuan Persyaratan Sanitasi
6. Batasan Pada Transportasi Produk Impor
7. Penerapan Diskriminatif Persyaratan Pelabelan Halal
Dari langkah-langkah penghentian tersebut telah melanggar ketentuan-ketentuan WTO
dengan klaim-klaim hukum sebagai

berikut:13

a. Klaim yang Terkait dengan Tindakan Perbatasan yang Menciptakan Pembatasan


Perdagangan.
Indonesia memberlakukan larangan umum terhadap produk Brasil yang melanggar Pasal XI:
1 GATT 1994 dan Pasal 4.2 Agreement on Agriculture (selanjutnya disebut AoA). Prosedur
perizinan impor Indonesia juga merupakan bagian dari rezim lisensi non-otomatis yang
penerapan dan administrasinya menyebabkan efek pembatasan perdagangan pada impor yang
melanggar Pasal 3.2 Agreement on Import Licensing Procedures (selanjutnya disebut ILA).
b. Klaim yang Terkait dengan Perlakuan Diskriminatif. Perlakuan yang berbeda terhadap
produk impor, Brasil tidak dapat mencapai saluran distribusi yang paling penting di negara
itu, di mana sebagian besar pembelian makanan terjadi. Kiriman dari Brasil untuk digunakan
di restoran di Jakarta tidak dapat diarahkan ke pasar tradisional (atau bahkan ke tujuan lain
yang dimaksudkan, seperti hotel). Oleh karena itu, persyaratan penggunaan yang dimaksud
memiliki efek yang berbeda dan melanggar kedua Pasal X1: 1 dan III: 4.
c. Klaim Terkait dengan Hambatan Sanitasi.
Dalam perselisihan ini, ketiadaan respons sepenuhnya setelah tujuh tahun proposal pertama
adalah bukti yang jelas bahwa pihak berwenang Indonesia telah secara tidak adil menunda
prosedur untuk memeriksa dan memastikan pemenuhan persyaratan sanitasi yang akan
memungkinkan untuk ekspor produk Brasil. Dengan tidak menjawab, pihak berwenang
Indonesia melanggar Lampiran C (1) (a) dari Perjanjian SPS.

Meat and Chiken Products”, URL:


http://www.wto.org/english/tratop_e/dispu_e/484r_e.pdf, h. B-3 diakses tanggal 5 Juni
2018 pada 20:10 WITA. 13Ibid. h. B-9.
1.2.2 Penyelesaian Sengketa Impor Daging Ayam antara Brasil dan Indonesia Melalui DSB WTO
Dispute Settlement Body (DSB) sebagai badan penyelesaian sengketa WTO dalam
memberikan rekomendasi dan merumuskan aturan tidak diperkenankan menambah atau mengurangi
hak dan kewajiban dari negara anggota yang tercantum dalam perjanjian tercakup dalam daftar
sebagai perjanjian yang dapat diajukan menggunakan mekanisme penyelesaian sengketa Pasal 3
DSU yang terdiri dari konsultasi, penyelesaian sengketa berdasarkan Pasal XXIII (Panel), proses
Panel, hasil keputusan WTO, naik banding melalui Appelatte Body, implementasi keputusan,
retaliasi sebagai pelaksanaan keputusan.

Keputusan Akhir untuk sengketa impor daging ayam yakni sebagaimana yang telah dirilis
Kementrian Pertanian Republik Indonesia, terdapat 3 (tiga) ketentuan yang dimenangkan Indonesia
karena Brasil dianggap gagal membuktikan ketentuan tersebut bertentangan dengan perjanjian WTO,
yaitu Diskriminasi persyaratan pelabelan halal, persyaratan pengangkutan langsung, pelarangan
umum terhadap impor daging ayam dan produk ayam. Sedangkan 4 (empat) ketentuan yang
dimenangkan oleh Brasil karena dianggap bertentangan dengan Perjanjian WTO, yaitu Daftar produk
yang dapat diimpor (positif list), persyaratan penggunaan produk impor (itendeduse), prosedur
perizinan impor, penundaan proses persetujuan sertifikat kesehatan veteriner (unduedelay).

Atas keputusan kemenangan Brasil di WTO, Indonesia dan Brasil bersepakat untuk tidak
melakukan banding. Implikasi dengan tidak dilakukannya banding maka Indonesia harus
menyesuaikan atau mengimplementasikan putusan final Panel WTO yang akan dilakukan dengan
perubahan dan penyederhanaan sebagaimana dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 34 Tahun
2016.10 Dengan demikian dalam negosiasi tersebut Brasil menerima tawaran Indonesia untuk tidak
mengimpor daging ayam ke Indonesia karena Indonesia dalam kondisi kelebihan produksi dan
mengambil kesempatan untuk mengekspor daging sapi ke Indonesia dan kerja sama lainnya yang
menguntungkan kedua belah pihak.

KESIMPULAN
Adapun Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini:

1. Penyebab sengketa impor daging ayam antara Indonesia dan Brasil yaitu kebijakan Indonesia
yang menghentikan pengimporan ayam Brasil sejak tahun 2009 yang menyebabkan Brasil
mengalami kerugian. Brasil menuntut bahwa Indonesia telah melakukan proteksi
perdagangan dimana hal ini. melanggar berbagai aturan WTO, termasuk Agreement on
Sanitary and Phytosanitary Measures, Agreement on Technical

10
Barriers to Trade, Agreement on Agriculture, the Agreement on import Licensing Procedures,
dan Agreement on Preshipment Inspection.
2. Penyelesaian sengketa impor daging ayam Brasil diselesaikan melalui mekanisme DSB WTO
dengan aturan-aturan dari DSU Dalam keputusan final report tanggal 7 oktober 2017
dimenangkan oleh Brasil, 4 (empat) ketentuan yang dimenangkan oleh Brasil karena
dianggap bertentangan dengan Perjanjian WTO, yaitu Daftar produk yang dapat diimpor
(positif list), persyaratan penggunaan produk impor (itendeduse), prosedur perizinan impor,
penundaan proses persetujuan sertifikat kesehatan veteriner (unduedelay).
Indonesia dan Brasil bersepakat untuk tidak melakukan banding dan melaksanakan kesepakatan
bahwa Brasil menerima tawaran Indonesia untuk tidak mengimpor daging ayam ke Indonesia karena
Indonesia dalam kondisi kelebihan produksi dan mengambil kesempatan untuk mengekspor daging
sapi ke Indonesia dan kerja sama lainnya yang menguntungkan kedua belah pihak

DAFTAR PUSTAKA

Rusdin 2002 Internasional: Teori Masalah dan Kebijakan Internasional Business By Rusdin 5

Rusdin, 2002. Bisnis Teori, Masalah, Kebijakan. Bandung: Alfabeta

Rusdin, 2002. Bisnis Internasional: dalam Pendekatan Praktik. Bandung: Alfabeta

Hill, Chales W. L., 2000. Global Business Today. New Jersey: PrenticeHall International.

Jepma and Andre Rhoen, 1996. International Trade: A BusinessPerspective. New York:
Addison-Wesley Longman Publishing.

Keegan, Warreen J, and Mark S. Green, 2000. Global MarketingManagement.. 6th Ed.
New Jersey. Prentice Hall Intenational
Kotabe, Masaaki, 1992. Global Sourcing Strategy: R & D,Manufactirung, and Marketing
Interfaces. New York: Quorum Books.

https://ajaib.co.id/ini-alasan-setiap-negara-perlu-punya-bisnis-internasional/

Anda mungkin juga menyukai