Anda di halaman 1dari 37

IBU RIA

STRATEGI PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN (M1)

STRATEGI GLOBAL PROMOSI KESEHATAN (WHO, 1984)


 STRATEGI ADVOKASI
Advokasi à upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh
terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan.
Sasaran advokasi à para pemimpin atau pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat
keputusan (decision makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta.
 STRATEGI DUKUNGAN SOSIAL
Dukungan sosailà menjalin kemitraan untuk pembentukan opini publik dengan berbagai
kelompok opini yang ada di masyarakat seperti: tokoh masyarakat, tokoh agama, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), dunia usaha/swasta, media massa, organisasi profesi
pemerintah dan lain-lain.
 STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pemberdayaan masyarakat à upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan
meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2007).
Pemberdayaan masyarakat meliputi upaya untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN (OTTAWA CHARTER)


 STRATEGI KEBIJAKAN KESEHATAN
✖ Ditujukan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan à kebijakan yang
berwawasan kesehatan.
✖ Kebijakan berawasan kesehatan àkebijakan yang dibuat mempertimbangkan dampak
kesehatan bagi masyarakat.
 STRATEGI LINGKUNGAN YANG MENDUKUNG
✖ Lingkungan yang mendukung à menjalin kemitraan untuk pembentukan opini publik
dengan berbagai kelompok opini yang ada di masyarakat seperti: tokoh masyarakat,
tokoh agama, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dunia usaha/swasta, media
massa, organisasi profesi pemerintah dan lain-lain.
 STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
✖ Kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung.
✖ Kegiatan ini ditujukan kepada para pemimpin organisasi masyarakat serta pengelola
tempat umum à tercipta lingkungan yang kondusif terhadap kesehatan masyarakat
 STRATEGI REORIENTASI PELAYANAN KESEHATAN
✖ Penyelenggaraan pelayanan kesehatan merupakan tanggung jawab bersama antara
pemberi pelayanan dan penerima pelayanan.
✖ Kegiatan ini berfokus pada pelibatan masyarakat dalam pelayanan kesehatan dalam
bentuk permberdayaan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya sendiri.
 STRATEGI KETRAMPILAN INDIVIDU
✖ Kesehatan masyarakat dapat terwujud apabila kesehatan kelompok, kesehatan
keluarga dan kesehatan individu tercapai.
✖ Masing-masing individu dalam masyarakat harusnya mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang baik terhadap pencegahan penyakit.
 STRATEGI GERAKAN MASYARAKAT
✖ Derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai apabila unsur-unsur yang ada di
masyarakat ikut bergerak bersama-sama.

STRATEGI PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN (Keheler, 2007)


1. PRIMARY CARE
✖ Primary care : pelayanan kesehatan pokok yang ditujukan untuk umum (masyarakat,
keluarga, dan individu ) melalui peran serta mereka sepenuhnya serta dengan biaya
yg terjangkau.
✖ Sasaran dari penerapan promosi kesehatan di Primary Care : individu, keluarga dan
masyarakat.
✖ Promosi kesehatan pada primary care berfokus à pencegahan dan pengendalian
penyakit.
✖ Primary Case meliputi fasilitas pelayanan kesehatan: RS, Puskesmas, Poliklinik dll
✖ Metode promosi kesehatan pada primary care à metode individual (penyuluhan &
wawancara), metode kelompok (ceramah & seminar), metode massa (ceramah umum&
talkshow).
✖ Media promosi kesehatan pada primary care à media cetak (booklet, leaflet, flyer,
flipchart, poster), media elektronik (tv, radio, video, slide), media papan (billboard)

2. PENDIDIKAN KESEHATAN DAN PERUBAHAN PERILAKU


 PENDIDIKAN KESEHATAN
✖ Pendidikan kesehatan bertujuan merubah perilaku individu, kelompok dan
masyarakat, ternyata tidak cukup untuk meningkatkan derajat kesehatan, karena
diluar itu masih banyak faktor atau determinan yang mempengaruhi kesehatan
dan berada diluar wilayah kesehatan.
✖ Determinan kesehatan tersebut tidak bisa diintervensi dengan pendidikan
kesehatan, tapi harus lewat regulasi dan legislasi, melalui upaya mediasi dan
advokasi.
 PERUBAHAN PERILAKU
Karakteristik Perubahan Perilaku:
✖ Perubahan Intensiona àperubahan yang terjadi berkat pengalaman/praktik
yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, bukan karena faktor kebetulan.
✖ Perubahan Positif dan aktif. Positif: jika perubahannya baik, bermanfaat
dan sesuai harapan. Aktif : perubahan tersebut tidak terjadi dengan
sendirinya, tetapi karena usaha individu itu sendiri
✖ Perubahan Efektif dan Fungsional. Efektif : Perubahan tersebut berhasil
guna dan membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu bagi individu.
Fungsional : perubahan tersebut relatif menetap dan setiap saat siap apabila
dibutuhkan, perubahan tersebut dapat diproduksi dan dimanfaatkan.

Upaya intervensi perubahan perilaku dapat dilakukan dalam dua bentuk:


✖ Tekanan (enforcement) àDalam bentuk peraturan, tekanan dan sanksi
(Perubahan cepat tapi tidak langgeng)
✖ Edukasi (education) à Melalui persuasi, himbauan, ajakan, kesadaran dll
(Perubahan lama tapi dapat langgeng)
✖ PENDIDIKAN KESEHATAN & PERUBAHAN PERILAKU
✖ Promosi Kesehatan merupakan proses perubahan perilaku/proses belajar
secara terencana pada diri individu, kelompok atau masyarakat dalam
meningkatkan kemampuan (pengetahuan-sikap dan ketrampilan) untuk
mencapai derajat hidup sehat yang optimal.
 PENDIDIKAN KESEHATAN & PERUBAHAN PERILAKU
✖ Tujuan Promosi Kesehatan secara umum adalah merubah perilaku di bidang
kesehatan dan secara khusus membuat klien/masyarakat menyadari nilai
kesehatan, mandiri mencapai hidup sehat dan memanfaatkan pelayanan kesehatan
secara tepat guna. Secara operasional ditujukan untuk membuat masyarakat
dapat mengerti, bertanggung jawab, melakukan langkah-langkah positip untuk
kesehatannya sendiri, sesuai tujuan intervensi perilaku dalam promosi kesehatan.
✖ Metode promosi kesehatan pada pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku à
metode individual (penyuluhan & wawancara), metode kelompok (permainan
simulasi, bermain peran, kelompok kecil/Buzz Group)
✖ Media promosi kesehatan pada pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku à
media cetak (booklet, leaflet, flyer, flipchart, poster), media elektronik (tv,
radio, video, slide), media papan (billboard), alat peraga.

3. PARTISIPASI PENDIDIKAN KESEHATAN


✖ Kunci keberhasilan program promosi kesehatan adalah partisipasi masyarakat,
namun justru partisipasi inilah yang paling sering dikeluhkan sulit oleh orang
pelaksana promosi kesehatan.
✖ Hal ini disebabkan karena pelaksana terpaku hanya pada satu metode tertentu,
ataupun hanya terbiasa menghadapi suatu kalangan tertentu saja.
✖ Untuk membuat masyarakat mau berpartisipasi dalam proses promosi kesehatan à
perlu mengembangkan wawasan dan meningkatkan ketrampilannya dalam
menghadapi beragam karakter serta kondisi sosial ekonomi dan pendidikan
masyarakat yang beragam serta menguasai beragam metode maupun memanfaatkan
beragam multi media dengan berbasis teknologi untuk mempermudah penyampaian
program secara variatif dan meminta bantuan dengan cara melakukan pendekatan
kepada tokoh-tokoh masyarakat.
✖ Metode promosi kesehatan à metode individual (penyuluhan & wawancara), metode
kelompok (ceramah, seminar, diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju, kelompok
kecil, bermain peran, permainan simulasi), metode massa (ceramah umum& talkshow).
✖ Media promosi kesehatan à media cetak (booklet, leaflet, flyer, flipchart, poster),
media elektronik (tv, radio, video, slide), media papan (billboard).

4. COMMUNITY ACTION
✖ Kesehatan adalah perwujudan kesehatan kelompok, keluarga dan individu.
✖ Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsur-unsur yang
ada di masyarakat agar bergerak bersama-sama à meningkatkan kegiatan-kegiatan
masyarakat dalam mengupayakan peningkatan kesehatan masyarakat dengan wujud
gerakan masyarakat (community action)
✖ Metode promosi kesehatan à metode individual (penyuluhan), metode kelompok
(ceramah, seminar, diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju, kelompok kecil),
metode massa (ceramah umum, talkshow, tulisan di majalah/koran).
✖ Media promosi kesehatan à media cetak (booklet, leaflet, flyer, flipchart, poster),
media elektronik (tv, radio, video, slide, film strip), media papan (billboard).

5. SOCIO ECOLOGICAL PROMOTION


✖ Promosi Kesehatan merupakan program yang dirancang untuk memberikan perubahan
di bidang kesehatan terhadap manusia, organisasi, masyarakat dan lingkungan.
✖ Ruang lingkup utama sasaran promosi kesehatan adalah perilaku dan akar-akarnya
serta lingkungan, khususnya lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku
àmasalah lingkungan fisik dan sosial yang mempengaruhi perilaku, status kesehatan
dan kualitas hidup seseorang atau masyarakat
✖ Memfasilitasi program dan pengembangan lingkungan yang dapat mendukung kegiatan
masyarakat yang kondusif bagi kesehatan à perlu penerapan kebijakan dan
penguatan hukum serta perundang-undangan yang mendukung promosi kesehatan.
✖ Metode promosi kesehatan à metode individual (penyuluhan), metode kelompok
(ceramah, seminar, diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju, kelompok kecil),
metode massa (ceramah umum, talkshow, tulisan di majalah/koran).
✖ Media promosi kesehatan à media cetak (booklet, leaflet, flyer, flipchart, poster),
media elektronik (tv, radio, video, slide, film strip), media papan (billboard).

EVALUASI PROMOSI KESEHATAN


Evaluasi promosi kesehatan adalah kegiatan yang dirancang untuk mengukur hasil dari
program promosi kesehatan, baik pada aspek pengetahuan, sikap, praktek atau performance
maupun status kesehatan. Evaluasi bertujuan untuk mengukur efisiensi dan efikasi dari
program promosi kesehatan.

INDIKATOR EVALUASI PROGRAM


✖ Ukuran tentang pemahaman kesehatan (tingkat pengetahuan, sikap, motivasi,
tendensi perilaku, keterampilan personal)
✖ Ukuran pengaruh dan gerakan masyarakat (partisipasi masyarakat, pemberdayaan
masyarakat)
✖ Ukuran yang mencakup kebijakan publik terkait kesehatan (pernyataan politik,
alokasi sumber daya)
✖ Ukuran kondisi kesehatan dan gaya hidup sehat
✖ Ukuran efektifitas pelayanan kesehatan (penyediaan pelayanan pencegahan, akses
pelayanan kesehatan)
✖ Ukuran Lingkungan sehat (membatasi akses dalam penggunaan tembakau, alcohol)
✖ Ukuran dampak social (kualitas hidup, kemandirian, jaringan dukungan social)
✖ Ukuran dampak kesehatan (penurunan tingkat kesakitan, kematian)
✖ Ukuran pengembangan kapasitas.

LANGKAH-LANGKAH EVALUASI
✖ Menentukan Tujuan evaluasi
✖ Menetapkan Indikator evaluasi
✖ Menentukan Cara / Desain evaluasi
✖ Rencana pengumpulan data evaluasi
✖ Melakukan pengukuran evaluasi dengan Instrumen pengumpulan data
✖ Melakukan analisis dan interpretasi data.

EVALUASI PROMOSI KESEHATAN


1. EVALUASI FORMATIF
✖ Evaluasi formatif : evaluasi yang dilakukan pada waktu program promosi
kesehatan sedang berlangsung yang berguna untuk melihat efektivitas dari program.
✖ Selain itu, evaluasi formatif juga bertujuan untuk memperbaiki program promosi
kesehatan yang sedang berlangsung.
✖ Evaluasi formatif bertujuan à agar segera dapat mengetahui kemungkinan adanya
penyimpang-penyimpangan dan ketidak sesuaian pelaksanaan dengan rencana program
promosi kesehatan yang telah disusun sebelumnya.

2. EVALUASI PROSES
✖ Evaluasi proses (process evaluation), yaitu evaluasi yang dilakukan selama program
promosi kesehatan sedang berlangsung.
✖ Evaluasi proses bertujuan à agar segera dapat mengetahui kemungkinan adanya
penyimpang-penyimpangan dan ketidak sesuaian pelaksanaan dengan rencana program
promosi kesehatan yang telah disusun sebelumnya.
✖ Evaluasi ini merupakan evaluasi yang paling sering dilakukan, karena mudah dan
murah.

3. EVALUASI DAMPAK
✖ Evaluasi dampak (impact evaluation), yaitu evaluasi yang juga dilakukan selama
program sedang berlangsung dan bertujuan untuk menilai perubahan pengetahuan,
sikap maupun praktek atau ketrampilan sasaran program.
✖ Jenis evaluasi ini lebih mahal, lebih sulit dan lebih jarang dilakukan dibanding
evaluasi proses.

4. EVALUASI HASIL
✖ Evaluasi hasil (outcome evaluation), yaitu evaluasi yang dilakukan di akhir program.
✖ Evaluasi hasil à bertujuan untuk mengukur perubahan status kesehatan, seperti
morbiditas, mortalitas, fertilitas, dan lain-lain serta kualitas hidup sasaran program
promosi kesehatan.
✖ Jenis evaluasi ini merupakan evaluasi yang paling bermanfaat tetapi paling mahal dan
sulit untuk menilai apakah perubahan betul-betul akibat program promosi kesehatan
yang dilakukan bukan karena program lain yang juga dilakukan. Oleh sebab itu, jenis
evaluasi ini paling jarang dilakukan.
IBU ZAINAB
KONSEP PROMOSI KESEHATAN

PERGESERAN ISTILAH
Pendidikan Kesehatan → Perilaku Kesehatan → Promosi Kesehatan

SEBELUM TAHUN 1965


 Pada saat itu istilahnya adalah Pendidikan Kesehatan. Dalam program-program
kesehatan, Pendidikan Kesehatan hanya sebagai pelengkap pelayanan kesehatan,
terutama pada saat terjadi keadaan kritis seperti wabah penyakit, bencana, dsb.
Sasarannya perseorangan (individu), supaya sasaran program lebih kepada
perubahan pengetahuan seseorang.

PERIODE TAHUN 1965-1975


 Pada periode ini sasaran program mulai perhatian kepada masyarakat. Saat itu
juga dimulainya peningkatan tenaga profesional melalui program Health Educational
Service(HES). Tetapi intervensi program masih banyak yang bersifat individual
walau sudah mulai aktif ke masyarakat. Sasaran program adalah perubahan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.

PERIODE TAHUN 1975-1985.


 Pendidikan kesehatan pada era tahun 80-an menekankan pada pemberian informasi
kesehatan melalui media dan teknologi pendidikan kepada masyarakat dengan
harapan masyarakat mau melakukan perilaku hidup sehat. Namun peningkatan
pengetahuan yang tinggi tidak diikuti dengan perubahan perilakuOleh sebab itu, agar
pendidikan kesehatan tidak terkesan ‘tanpa arti’, maka para ahli pendidikan kesehatan
global yang dimotori oleh WHO, pada tahun 1984 merevitalisasi pendidikan
kesehatan menjadi Promosi Kesehatan.
 Promosi kesehatan tidak hanya mengupayakan perubahan perilaku saja tetapi juga
perubahan lingkungan yang menfasilitasi perubahan perilaku tersebut. Disamping itu
promosi kesehatan lebih menekankan pada peningkatan kemampuan hidup sehat
bukan sekedar berperilaku sehat.

PERIODE TAHUN 1985-1995.


 Dibentuklah Direktoral Peran Serta Masyarakat (PSM), yang diberi tugas
memberdayakan masyarakat. Direktoral PKM berubah menjadi Pusat PKM, yang
tugasnya penyebaran informasi, komunikasi, kampanye dan pemasaran sosial bidang
kesehatan. Saat itu pula PKMD menjadi Posyandu. Tujuan dari PKM dan PSM saat
itu adalah perubahan perilaku. Pandangan (visi) mulai dipengaruhi oleh ’Ottawa Charter’
tentang Promosi Kesehatan.

PERIODE TAHUN 1995-SEKARANG


 Istilah PKM menjadi Promosi Kesehatan. Bukan saja pemberdayaan kearah mobilisasi
massa yang menjadi tujuan, tetapi juga kemitraan dan politik kesehatan
(termasuk advokasi). Sehingga sasaran Promosi Kesehatan tidak hanya perubahan
perilaku tetapi perubahan kebijakan atau perubahan menuju perubahan sistem atau
faktor lingkungan kesehatan. Pada Tahun 1997 diadakan konvensi Internasional
Promosi Kesehatan dengan tema ”Health Promotion Towards The 21’st Century,
Indonesian Policy for The Future” dengan melahirkan ‘The Jakarta Declaration’.
 Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986) sebagai hasil rumusan Konferensi
Internasional Promosi Kesehatan Di Ottawa-Canada, menyatakan bahwa Promosi
Kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan
mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan
promosi kesehatan ini mencakup 2 dimensi yaitu kemauan dan kemampuan.
Sehingga tujuan dari Promosi Kesehatan itu sendiri adalah memampukan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka dan
menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan. Dengan demikian penggunaan istilah Promosi Kesehatan di Indonesia
tersebut dipicu oleh perkembangan dunia Internasional.
 Ottawa Charter, (kanada, 21 nov 1986)
Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to
improve their health, WHO, 1986)
Atau: proses yang memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan
kesehatannya
Dengan kata lain: Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan
dan melindungi kesehatannya

PIAGAM TERSEBUT MERUMUSKAN UPAYA PROMOSI KESEHATAN MENCAKUP 5


BUTIR.
1. Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Health Public Policy). Ditujukan kepada policy
maker agar mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang mendukung kesehatan.
2. Lingkungan yang Mendukung (Supportive Environment). Ditujukan kepada para
pengelola tempat umum termasuk pemerintah kota, agar menyediakan prasarana
sarana yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat.
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service). Selama ini yang
menjadi penyedia (provider) pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta
sedangkamasyarakat adalah sebagai pengguna (customers) pelayanan kesehatan.
Pemahaman ini harus diubah, bahwasanya masyarakat tidak sekedar pengguna tetapi
bisa sebagai provider dalam batas-batas tertentu melalui upaya pemberdayaan.
4. Keterampilan Individu (Personnel Skill). Kesehatan masyarakat akan terwujud
apabilakesehatan individu, keluarga dan kelompok tersebut terwujud.
5. Gerakan Masyarakat (Community Action). Adanya gerakan-gerakan atau
kegiatankegiatan di masyarakat yang mendukung kesehatan agar terwujud perilaku
yang kondusif dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.

 Jadi, tujuan akhir promkes adalah orang-orang SADAR pentingnya kesehatan bagi
mereka sehingga mereka sendirilah yang akan melakukan usaha-usaha untuk
menyehatkan diri mereka.
 Batasan tersebut mencakup 2 aspek, yaitu MAU dan MAMPU

PENGERTIAN
 Green dan Kreuter (2005) menyatakan bahwa “Promosi kesehatan adalah
kombinasi upaya-upaya pendidikan, kebijakan (politik), peraturan, dan organisasi
untuk mendukung kegiatan-kegiatan dan kondisi-kondisi hidup yang menguntungkan
kesehatan individu, kelompok, atau komunitas”.
 Menurut Kementerian/Departemen Kesehatan Republik Indonesia merumuskan
bahwa promosi kesehatan adalah “Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam mengendalikan faktor-faktor kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya
setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.” Hal
tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.
1114/Menkes/SK/VIII/2005.
VISI PROMKES
Masyarakat MAU dan MAMPU Memelihara dan meningkatkan Kesehatannya
(Soekidjo Notoatmodjo,2010)

Visi pembangunan kesehatan di Indonesia.


Dalam Undang-Undang Kesehatan RI no 36 tahun 2009, disebutkan bahwa visi
pembangunan kesehatan adalah “Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggitingginya, sebagai investasi sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomi”.

MISI PROMKES
1. Advokasi
2. Mediator (Jembatan Lintas Sektoral)
3. Pemberdayaan

Tujuan Promosi Kesehatan menurut WHO


a. Tujuan Umum
 Mengubah perilaku individu/masyarakat di bidang Kesehatan
b.Tujuan Khusus
1) Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai bagi masyarakat
2) Menolong individu agar mampu secara mandiri/berkelompok mengadakan
kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
3) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan
kesehatan yang ada.
Tujuan Operasional
a. Agar orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi
danperubahan-perubahan sistem dalam pelayanan kesehatan serta cara
memanfaatkannya secara efisien & efektif.
b. Agar klien/masyarakat memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan
(dirinya), keselamatan lingkungan dan masyarakatnya.
c. Agar orang melakukan langkah2 positip dlm mencegah terjadinya
sakit,mencegah berkembangnya sakit menjadi lebih parah dan mencegah
keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi cacat karena penyakit.
d. Agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan bagaimana
caranya, tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem pelayanan kesehatan yang
normal.

Menurut Green, tujuan promosi kesehatan terdiri dari 3 tingkatan tujuan,


1. Tujuan Program
Merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode waktu tertentu
yang berhubungan dengan status kesehatan.
2. Tujuan Pendidikan
Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi masalah kesehatan
yang ada.
3. Tujuan Perilaku
Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai (perilaku yang
diinginkan). Oleh sebab itu, tujuan perilaku berhubungan dengan pengetahuan dan
sikap.

Tujuan Intervensi Perilaku dalam promosi kesehatan


a. Mengurangi perilaku negatif bagi kesehatan.
Misal : mengurangi kebiasaan merokok
b. Mencegah meningkatnya perilaku negatif bagi kesehatan
Misal : mencegah meningkatnya perilaku ‘seks bebas'
c. Meningkatkan perilaku positif bagi kesehatan
Misal : mendorong kebiasaan olah raga
d. Mencegah menurunnya perilaku positif bagi kesehatan
Misal : mencegah menurunnya perilaku makan kaya serat.

TUJUAN PROMKES
Tersosialisasinya program-program kesehatan dan terwujudnya masyarakat Indonesia baru
yang berbudaya hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan

RUANG LINGKUP dan UPAYA PROMOSI KESEHATAN


Ruang Lingkup Berdasarkan Area Masalah
Dilihat dari area masalah, ruang lingkup upaya promosi mencakup berbagai ideologi
dari kesehatan dan penyakit seperti kesehatan ibu, kesehatan anak, penyakit infeksi
dan penyakit infeksi menular, penyakit tidak menular, kecelakaan dan bencana,
kesehatan manula. Pada saat ini, model kesehatan yang baru yaitu social model of
health, mulai diterima, meninggalkan medical model. Pada model sosial, masalah kesehatan
dilihat lebih pada penyebabnya, bukan semata-mata dengan mengobati penyakit yang
merupakan akaibat dari masalah kesehatan.

Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pencegahan


5 tingkat pencegahan dari Leavell and Clark (1967):
a. Pencegahan primer, yang terdiri dari:
1. Peningkatan derajat kesehatan (health promotion)
2. Perlidungan khusus (specific protection)
b. Pencegahan sekunder
3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
4. Pembatasan cacat (disability limitation)
c. Pencegahan tertier:
5. Rehabilitasi (rehabilitation)
d. Ruang lingkup promosi kesehatan yang bersifat komprehensif harus mencakup kelima
tingkat pencegahan tersebut.

Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Dasar


Deklarasi Alma Ata (1978) yang terkenal dengan visi “Sehat untuk semua tahun
2000” menghasilkan konsep Pelayanan Kesehatan dasar (Primary Health Care), yang
meliputi:Acute primary care; Health education; Health promotion; Disease surveilance
and monitoring; Community Development.
Sigerist (1945) mengkategorikan upaya-upaya seperti di atas menjadi 4 tingkat
pelayanan dan menyebutnya sebagai fungsi kedokteran (Tones and Green, 2004: 14)
A. Peningkatan derajat kesehatan (health promotion)
B. Pencegahan penyakit (prevention of disease)
C. Perwatan/pengobatan penyakit (curation of disease)
D. Pemulihan dari sakit (Rehabilitation)

PROMOSI KESEHATAN BERDASARKAN ASPEK PELAYANAN KESEHATAN


 PROMOTIF → pada orang yang sehat
 PREVENTIF → sehat dan risti
 KURATIF → orang yang sakit
 REHABILITATIF → pasien baru sembuh

Kegiatan-kegiatan itu ialah:


a. Pendidikan kesehatan masyarakat untuk mengenal masalah-masalah kesehatan
serta cara-cara untuk mencegah dan menanggulangi
b. Peningkatan ketersediaan pangan dan nutrisi
c. Penyediaan air bersih dan kebutuhan sanitasi dasar
d. Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
e. Imunisasi
f. Pencegahan dan penaggulangan penyakit endemik lokal
g. Pengobatan yang memadai untuk penyakit-penyakit umum dan kecelakaan
h. Penyediaan obat yang esensial

Ruang Lingkup Aktivitas


Diperluasnya peran Pendidikan Kesehatan menjadi Promosi Kesehatan oleh
WHO menggambarkan juga luasnya ruang lingkup aktivitas promosi kesehatan. Ottawa
Chartermengemukakan 5 (lima) pilar utama/cara untuk mempromosikan kesehatan
(yang bunyi pernyataannya sesungguhnya bersifat perintah), yaitu:
a. Build Healthy Public Policy (Buat kebijakan publik yang sehat)
b. Create Supportive Environment (Ciptakan lingkungan yang mendukung)
c. Strengthen Community Action (Perkuat kegiatan masyarakat)
d. Develop Personal Skills (Kembangkan / tumbuhkan keterampilan pribadi)
e. Reorient Health Services (Orientasi ulang pelayanan kesehatan)

Ruang Lingkup Perilaku Kesehatan


Becker menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni
pengetahuankesehatan (Health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude)
dan praktikkesehatan (health practice). Konsep perilaku sehat ini merupakan
pengembangan dari konsep perilaku yang dikembangkan Benjamin Bloom. Hal ini
berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan individu yang
menjadi unit analisis. Becker mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi tiga dimensi:
1. Pengetahuan
2. Sikap terhadap kesehatan
3. Praktek Kesehatan

Prinsip-prinsip /area tindakan promosi Kesehatan


• Pemberdayaan masyarakat
• Perubahan/perbaikan perilaku masyarakat di bidang kesehatan
• Melingkupi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
• Selain edukatif, juga melakukan upaya advokasi dan bina suasana
• Berpatokan pada PHBS dengan 5 tatanan
• Di rumah, tempat kerja, tempat umum, tempat yankes, sekolah
• Peran kemitraan dengan pemerintah, swasta dan LSM

Maka:
Ruang lingkup Promkes didasarkan pada dua dimensi.
SASARAN PROMKES

Dimensi : Dimensi :
sasaran yan kes tempat
PRIMER TERSIER
Institusi Sasaran yang punya masalah Para pengambil keputusan,
Keluarga Yan kes Diharapkan mau dan mampu penyandang dana, pembuat
Preventiv & Kuratif &
promotiv: rehabilitatif: Berperilaku hidup sehat Kebijakan.
Bagi klp sehat Bagi klp sakit sekolah Tempat umum SKUNDER
Individu/kelompok
Tempat kerja Yang berpengaruh
Terhadap sasaran primer

SASARAN PROMKES MENURUT TATANAN


sasaran keluarga Inst.kesehatan Tp.kerja sekolah Tp.umum

 Individu/aggt  Pasien  karyawan  siswa  Pengunjung/


kel yg punya  Pengantar/ pengguna
primer masalah, keluarga jasa
mis.:ibu hamil  Keluarga  Masyarakat
pasien umum

 Kepala kelg  Petugas kes  Menejer  Guru  pegawai


 Orang tua/  Kader  Serikat  Karyawan  karyawan
mertua kesehatan buruh  BP3  menejer
 Kader  Organisa  OSIS
skunder  To-mas si profesi
 To-ga
 LSM
 Petugas kes

 Kepala Kelg  Pimp.institusi  Direktur  Kep.sek  Direksi


tersier  Ketua RT/RW di institusi  pemilik  pemilik  pemilik
 Kepala Desa kes.
Pengertian

DASAR PEMIKIRAN
Program Pokok Puskesmas
1. KIA
2. KB
3. Usaha Kesehatan Gizi
4. Kesehatan Lingkungan

c
lr
5. Pemberantasan dan pencegahan penyakit menular.

u
y
n
e
P
p
a
h
KEBUTUHAN DAN PERENCANAAN PROMKES PADA KLIEN

Perencanaan Promkes adalah suatu proses diagnosis penyebab masalah, penetapan prioritas
masalah dan alokasi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dalam promosi kesehatan

6. Pengobatan termasuk penaganan darurat karena kecelakaan


7. Penyuluhan kesehatan masyarakat
8. Kesehatan sekolah
9. Kesehatan olah raga
10. Perawatan Kesehatan Masyarakat
11. Kesehatan kerja

PENGETAHUAN TENTANG





Masalah kesehatan
Program Kesehatan
Daerah dan masyarakat
Sarana
Perencanaan
• Penyuluhan
Persyaratan agar perencanaan promkes menjadi baik
• Pimpinan dan pelaksana program memiliki persamaan pikiran dan sikap
• Dukungan kebijakan dari pimpinan
• Tersedianya Dana
• Unit penyuluhan berfungsi dengan baik

Rencana yang dihasilkan


• Sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan diterima oleh masyarakat
• Sesuai dengan kebutuhan program
• Didukung kebijakan
• Featsible dan fleksibel

Langkah-langkah perencanaan (lebih jelas liat PPT)


Langkah 1
 Mengenal Masalah
 Mengenal masyarakat
 Mengenal wilayah
Langkah ke 2
 Menentukan prioritas
Langkah ke-3
 Menentukan tujuan
• Perlu ada informasi tentang penyuluhan yang pernah dilakukan untuk Menentukan
Tujuan (jelas, realistis, dapat diukur, dapat dilakukan evalasi)
Langkah ke-4
 Menentukan sasaran penyuluhan
Langkah ke-5
 Menentukan materi penyuluhan
Langkah ke-6
Berdasarkan sasaran, ada 3 metode dan teknik promkes
 individual
 kelompok
 massal
 Ceramah umum, pidato
 Media massa:Elektronik, cetak, luar ruang (spt: spanduk, umbul2, baleho, dll)
Metode berdasarkan tujuan
 Pengetahuan:Penyuluhan langsung, Leafleat, Poster, Spanduk
 Sikap: Foto , Pemutaran Film atau video
 Keterampilan; sasaran diberikan kesempatan untuk melakukan

Langkah ke-7; Menentukan alat peraga atau media penyuluhan


 Alat peraga berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu dalam penyuluhan
• Kata-kata
• Tulisan
• Rekaman, Radio
• Film
• Televisi
• Pameran
• Field Trief
• Demonstrasi
• Sandiwara
• Benda Tiruan
• Benda Asli

• Secara garis besar, alat bantu pendidikan (alat peraga) terdiri dari Alat bantu lihat
dan alat bantu dengar, alat bantu lihat dan dengar (AVA)
• Sebelum merencanakan dan menggunakan alat peraga maka perlu diperhatikan tujuan
yang hendak dicapai;
– Tujuan pendidikan;
• Mengubah pengetahuan
• Mengubah sikap dan persepsi
• Menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru
– Tujuan penggunaan alat peraga:
• Sebagai alat bantu dalam latihan
• Untuk menimbulkan perhatian terhadap sesuatu masalah
• Untuk mengingatkan sesuatu esan/informasi
• Untuk menjelaskan fakta, prosedur, tindakan

• Media penyuluhan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan (AVA).


• Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan, media dibagi
menjadi 3 yaitu:
– Media cetak; Booklet, leafleat, flyer, Flip chart, poster, rubrik atau tulisan
surat kabar atau majalah, foto.
– Media Elektronik; Televisi, radio, Video, Slide
– Media Papan (Bill Board); yang dipasang ditempat- tempat umum.

• Kegiatan-kegiatan penyuluhan yang mana yang akan dievaluasi


• Metode dan instrumen yang akan dipergunakan untuk evaluasi tersebut.
• Siapa yang akan melaksanakan evaluasi
• Sarana-sarana (peralatan, biaya, tenaga) yang diperlukan untuk evaluasi dan dimana
sarana tersebut bisa diperoleh
• Apakah ada fasilitas dan kesempatan untuk mempersiapkan tenaga-tenaga yang akan
melaksanakan evaluasi ini.
• Bagaimana rencana untuk memberikan umpan balik hasil evaluasi ini kepada para
pimpinan program

Langkah ke-8; Membuat Rencana Penilaian (evaluasi)


• Apakah dalam tujuan yang sudah dijabarkan sudah secara khusus dan jelas
mencantumkan:
• Kapan akan dievalusi
• Di daerah mana evaluasi akan dilakukan
• Siapa kelompok sasaran yang akan dievaluasi.
• Apa indikator/kriteria yang akan dipakai dalam penilaian
• Perlu dilihat kembali, apakah tujuan penyuluhan sudah sejalan dengan tujuan program

Langkah ke-9; Menyusun Rencana Kerja

No.Pokok- pokok Bulan Bulan Bulan Bulan April


kegiatan januari Februari Maret

Pertemuan dengan
warga Desa A

Penyuluhan
tentang Diare
RANCANGAN PEMBELAJARAN DALAM PROMKES
Pengertian
Penyuluhan Kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu,
dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan. (Azrul Azwar)
Gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip
belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana individu, keluarga, kelompok masyarakat
secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa
dilakukan, secara perorangan maupun kelompok dalam meminta pertolongan jika perlu
(Depkes).

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam penyuluhan


 Faktor Penyuluh
 Persiapan
 Penguasan Materi
 Penampilan
 Penggunaan bahasa
 Intonasi
 Cara penyampaian
 Faktor Sasaran
 Tingkat Pendidikan
 Tingkat Sosial ekonomi
 Kepercayaan dan Adat
 Kondisi lingkungan
 Faktor Proses Penyuluhan
 Pilihan waktu
 Tempat
 Jumlah sasaran
 Alat peraga
 Metode

Domain yang diukur dari hasil penyuluhan


• KNOWLEDGE
• ATTITUDE
• PRACTISE
JENIS METODE PENYULUHAN

Metode penyuluhan Media yang digunakan Hubungan Pendekata


penyuluh dan n
klien

Demonstrasi Lisan, media-cetak,media Langsung Individu,


terproyeksi kelompok

Ceramah, kuliah,diskusi Lisan, media-cetak,media Langsung Kelompok


terproyeksi

Pertemuan umum Lisan, media-cetak,media Langsung Massal


terproyeksi

Pameran Lisan, media-cetak,media Langsung Massal


terproyeksi

Pertunjukan/sandiwara/r Lisan Langsung, tdk Massal


oleplay langsung

Radio, kaset,CD Lisan Tdk langsung Massal

TV,film,VCD,DVD Lisan, media terproyeksi Tdk langsung Massal

Media cetak Media cetak Tdk langsung Massal

MENENTUKAN METODE PROMKES

TIU dan TIK


• TIU (Tujuan Instruksional Umum) menyatakan tingkah laku yang harus diperlihatkan
oleh peserta pada akhir suatu kegiatan instruksional
• TIK (Tujuan Instruksional Khusus) adalah sub tujuan instruksional yang menyatakan
tingkah laku yang sangat penting yang harus dilakukan peserta agar dapat mencapai
tujuan umumnya.

Syarat pembuatan Tujuan Instruksional


 Tujuan harus spesifik dan jelas
 Tujuan harus berorientasi pada peserta
 Tujuan harus menggunakan kata kerja yang menuju pada tingkah laku.
 Kata kerja yang digunakan haruslah menunjukkan tingkah laku yang dapat diukur.
Ciri-ciri tujuan instrusional yang baik
• A = AUDIENCE atau peserta yang harus dapat mengerjakan perbuatan yang
dinyatakan dalam tujuan. Tujuan yang baik mempunyai audience yang jelas dan
spesifik.
• B = BEHAVIOR atau tingkah laku yang diharapkan dapat dilakukan oleh siswa pada
akhir program instruksional tertentu.
• C = CONDITION atau syarat atau keadaan yang harus dipenuhi saat tingkah laku
dilakukan peserta saat perbuatan itu dievaluasi.
• D = DEGREE atau tingkat keberhasilan yang harus dipenuhi siswa. Tingkat
keberhasilan dapat dinyatakan dengan pembatasan waktu atau prosentase atau
angka.

CONTOH
• A = Kelompok ibu hamil Rt.01/Rw.03 Desa Sundari
• B = Dapat mengingat konsep tentang Anemia Defisiensi zat besi
• C = Tanpa dibantu oleh penyuluh
• D = Dalam waktu 20 menit

CONTOH
• TIU
Setelah dilakukan penyuluhan, 80 persen (D) kelompok ibu hamil Rt.01/Rw.03 Desa
Sundari (A) mampu mengingat konsep tentang Anemia Defisensi Zat Besi (B) dengan
bantuan penyuluh.(C)
• TIK
Setelah mengikuti penyuluhan tentang anemia zat besi, selama 1X 20 menit (D),
kelompok ibu hamil (A)dapat atau mampu:
1. Menyebutkan pengertian Anemia Defisiensi Zat besi(B) dengan benar (C)
2. Menyebutkan 3 penyebab anemia defisensi zat besi(B) dengan benar ( C)
3. Mendeskripsikan akibat anemia defisiensi zat besi(B) dengan benar ( C)
4. Menjelaskan penatalaksanaan dan pencegahan anemia defisiensi zat besi.(B),
dengan benar (C)

Tabel Daftar Kata Kerja Terpilih untuk Tujuan Belajar


KOGNITIF AFEKTIP PSIKOMOTOR

Membandingkan Merubah Beradaptasi


Menyebutkan Menjawab Memulai
Membedakan Menentukan Merangkai
Mendefinisikan Memilih Menyusun
Menguraikan Melengkapi Menghitung
Menggambarkan Menyepakati Mengalikan
Menjelaskan Menuruti/mengikuti Merubah
Mengidentifikasi Mempertahankan Membangun
Memberi tanda Mendiskusikan Menciptakan
Mengurutkan Membantu Mendemonstrasikan
Menjodohkan Bekerjasama Memanipulasi
Menamakan Berpartisipasi
Mengukur
Menyiapkan Merespon
Menggerakkan
Merencanakan Memperbaiki
Mengorganisir
Meletakkan kembali Memverifikasi
Bereaksi
Menyatakan kembali
Menunjukkan
Memecahkan Memperlihatkan
Merangkum Mengerjakan
Menggarisbawahi
Menulis

EVALUASI PENYULUHAN
1. 1.Evaluasi Kognitif
 Penilaian tertulis
 Penilaian Lisan
 Laporan mandiri
2. Evaluasi Afektif
 Mengamati perilaku yang mengekspresikan perasaan dan nilai-nilai
 Mendengarkan respon klien terhadap pertanyaan
 Memperhatikan cara klien berbicara tentang subyek-subyek yg relevan
3. Evaluasi Psikomotor
 Observasi langsung dg menggunakan cek list
PENGEMBANGAN MEDIA PROMKES

PENGERTIAN MEDIA PROMKES


Semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin
disampaikan oleh komunikator baik melalui media cetak atau elektronik (radio, TV,
Komputer) dan media luar ruang sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuan dan
diharapkan dapat merubah perilaku positif di bidang kesehatan (Notoatmodjo, 2005)
Media Promkes dibagi 3 jenis
1. Media Cetak
2. Media Elektronik
3. Media Luar ruangan

1. MEDIA CETAK
Media cetak dapat sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan,
beberapa contohnya seperti booklet, leaflet, rubrik dan poster.
Booklet adalah media untuk menyampaikan pesan kesehatan dalam bentuk buku baik
berupa tulisan maupun gambar. Leaflet adalah media penyampaian informasi yang
berbentuk selembar kertas yang dilipat. Rubrik adalah media yang berbentuk seperti
majalah yang membahas tentang masalah kesehatan. sedangkan poster adalah media
cetak yang berisi pesan atau informasi kesehatan yang umumnya ditempel di tembok,
tempat umum atau kendaraan umum.

FUNGSI MEDIA CETAK


1. Booklet: menyampaikan pesan kes berbtk buku, baik tulisan/gbr
2. Leaflet: penyampaian pesan mll lembaran yg dilipat
3. Flyer (selebaran) sep. leaflet ttp tdk dilipat
4. Flipchart (lembar balik) # Rubrik (tulisan pd surat kabar/majalah)
5. Poster : ditempel ditembok/tempat umum
6. Foto yg mengungkapkan informasi kes.

Koran, majalah, rubrik


LEAFLET

Flyer

FLIPCHART/LEMBAR BALIK
poster

2. MEDIA ELEKTRONIK
Media elektronik merupakan suatu media
bergerak yang dinamis, dapat dilihat dan didengar
dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan.
Contoh dari media elektronik adalah TV, radio, film,
vidio film, cassete, CD, dan VCD, Laptop atau presentasi multimedia
3. Media luar ruangan
Media luar ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya diluar ruangan secara
umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya papan reklame,
spanduk, pameran, banner dan TV layar lebar. Papan reklame adalah poster dalam
ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di pekerjaan. Spanduk adalah suatu pesan
dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat pada secarik kain dengan ukuran
yang sudah ditentukan.

Papan reklame/biilboard
Spanduk

Banner

Dalam melaksanakan promosi kesehatan melalui media yang ada baik media cetak, media
elektronik maupun media luar ruang maka pesan akan lebih menarik dan mudah untuk
dipahami.
Hal-hal yang harus diperhatikan membuat desain media
1. Unity
• Menyusun elemen menjadi satu kesatuan yang indah, tidak ruwet/sulit atau
tidak berantakan
2. Simplicity
• Menyusun elemen dengan seminimal atau sesederhana mungkin tetapi pesan
dapat dipahami.
3. Contras
• Adanya perbedaan yang tajam antara dua tau lebih elemen.
• Kontras dapat diterapkan pada ukuran, berat, bentuk, warna, arah dan
tekstur.
4. Proportion
• Merupakan ukuran ideal yang digunakan dalam menciptakan desain media
• Sebuah ukuran proporsi yang ideal (panjang:lebar)
5. Harmoni
• Keseluruhan elemen desain yang selaras.
• Berkaitan dengan gaya,konsep, nada serta efek yang diinginkan apakah gaya
klasik(masa lalu), tradisional (berkaitan dengan etnis), modern(simpel), Main
stream(selera orang banyak), Trendy (mengikuti zaman)
6. Balance
• Sebuah komposisi yang membentuk desain media, jika di lihat, tidak terlihat
berat sebelah. Jika dalam menyusun elemen desain selalu berpusat pada
axisnya (semetris)
• Berkaitan dengan penggunaan huruf tulisan yang digunakan

TUJUAN PENGGUNAAN MEDIA PROMKES


Menurut (Notoatmodjo, 2005)
1. Media dapat mempermudah penyampaian infomasi
2. Media dapat menghindari kesalahan persepsi
3. Media dapat memperjelas informasi yang disampaikan
4. Media dapa mempermudah pengertian
5. Media dapat mengurangi komunikasi yang verbalistik
6. Media dapat menampilkan objek yang dapat ditangkap dengan mata
7. Media dapat memperlancar komunikasi, dan lain-lain

Prinsif media promosi


1. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima pesan dan informasi
kesehatan dari sebuah media, maka semakin tinggi atau jelas dalam memahami
pesan yang diterima
2. Setiap jenis media yang digunakan sudah pasti memiliki kelemahan dan kelebihan
3. Perlu digunakannya berbagai macam variasi media namun tidak perlu berlebihan
dalam penggunaannya
4. Pengguna media dapat memotivasi sasaran untuk berperan aktif dalam
penyampaian informasi atau pesan
5. Rencanakan secara matang terlebih sebelum media digunakan atau dikonsumsi
oleh sasaran
6. Hindari penggunaan media sebagai selingan atau pengisi waktu kosong saja.
Persiapan yang cukup dalam penggunaan media

Kriteria media promosi


1. Technology . Ketersediaan teknologi dan mudah menggunakan
2. Access. Media promosi kesehatan harus mudah diakses oleh sasaran
3. Cost.Petimbangan biaya yang digunakan pada media promosi kesehatan
4. Interractivity.Menimbulkan interaksi oleh pengguna media
5. Organization .Dukungan organisasi atau instansi
6. Novelty Kebaruan media yang digunakan, semakin baru media maka akan semakin
menarik
METODE DAN TEKNIK PROMKES
1. Metode individual
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance dan counceling)
 Kontak antara klien dengan petugas lebih intensif
 Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat lebih dikaji dan dibantu
penyelesaiananya.
 Akhirnya klien dengan sukarela untuk dapat melakukan perubahan perilaku
b. Interview (wawancara)
 Bagian dari bimbingan dan penyuluhan
 Menggali informasi mengapa klien tidak atau belum menerima perubahan
perilaku yang positif sehingga memudahkan untuk dapat melakukan
penyuluhan kembali
2. Metode pendidikan kelompok
1) Kelompok besar
Ceramah;
 metode yang cocok untuk sasaran yang berpendidikan tinggi atau rendah
 Ceramah cenderung interaktif yaitu melibatkan peserta melalui adanya
tanggapan balik
 Menggunakan metode bervariasi dan pemicu adanya kegiatan parisipasi seperti
curah pendapat, diskusi kelompok, studi kasus
Seminar;
 hanya cocok sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas
 Seminar yaitu suatu presentasi yang dilakukan oleh satu ahli atau beberapa ahli
tentang suatu topik yang penting dan
2) Kelompok Kecil
a. Diskusi kelompok;
 tidak lebih dar 15 orang
 Metode ini dapat membangun suasana saling menghargai perbedaan pendapat
dan juga meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banyak
berbicara dalam diskusi yang luas.
 Tujuan untuk mengembangkan kesamaan atau kesepakatan untuk mencari
suatu rumusan terbaik mengenai suatu persoalan
 Contoh adaah pleno
b. Curah pendapat (Brain Storming)
Modifikasi diskusi kelompok dimulai dengan memberikan satu masalah,kemudian
peserta memberikan jawaban atau tanggapan dan tanggapan tersebut di tulis di
flipchart atau papan tulis sebelum semuanya mengemukakan pendapat tidak boleh
ada yang berkomentar akan tetapi jika sudah semua silahkan memberikan komentar
dan akhirnya terjadi diskusi
c. Kelompok Kecil-kecil (Buzz group)
 Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil terdiri dari 4 – 5
orang, di lontarkan suatu masalah dan masing-masing kelompok mendiskusikan
selanjutnya dibuat kesimpulan masing-masing kelompok dan di cari
kesimpulan secara umum.
d.Memainkan Peran (Role Play)
 Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan tertentu
untuk memainkan suatu peran. Contoh sebagai klien, dokter, perawat,
seorang nenek atau seorang RT.
 Bermain peran pada prinsifnya merupakan metode untuk menghadirkan peran-
peran yang ada dalam kehidupan sehari-hari ke dalam suatu pertunjukan
peran di dalam kelas/pertemuan kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi
agar peserta memberikan penilaian (kelemahan atau keunggulan, setelah itu
memberikan saran bagi pengembangan peran-peran tersebut.
 Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dan bukan pada
kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran
e. Bola Salju (Snow Balling)
 Tiap orang dibagi menjadi pasangan-pasangan (1 pasang, 2 pasang. Kemudian
dilontarkan 1 pertanyaan/masalah setelah lebih kurang 5 menit tiap 2 pasang
bergabung menjadi satu.Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan
mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4
orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya demikian seterusnya
akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.
f. Permainan simulasi
 Merupakan gambaran role play dan diskusi kelompok. Pesan-pesan disajikan
dalam bentuk permainan seperti permainan monopoli . Beberapa orang
menjadi pemain dan sebagian lagi berperan sebagai nara sumber.
 Dapat dilakukan untuk memindahkan suatu situasi yang yata ke dalam
kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek
di dalam situasi sesungguhnya.
3. Metode Pendidikan Masa
 Ceramah umum (public speaking; oleh menteri dalam hari Pendidikan Nasional
 Pidato-pidato,diskusi melalui media elektronik
 Simulasi, diaglog antara pasien dengan dokter; Praktek Dokter Boyke di TV
 Sinetron” Dokter Sartika”, “Jejak sang Elang”, “Keluarga Cemara”
 Tulisan-tulisan dimajalah, koran
 Bilboard, spanduk atau poster yang di pasang di pinggir jalan atau ditempat umum
KONSEP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
Pengertian
Sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu
menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat.
5 Tatanan dalam pembinaan
PHBS
SALING MEMPENGARUHI ANTAR TATANAN DALAM PHBS

TATANAN FASILITAS TATANAN


PELAYANAN INSTITUSI
KESEHATAN PENDIDIKAN

TATANAN TATANAN
TEMPAT TEMPAT
KERJA UMUM

TATANAN RUMAH TANGGA

PHBS mencakup semua perilaku yang harus dipraktikkan di bidang pencegahan dan
penanggulangan penyakit, penyehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, keluarga
berencana, gizi, farmasi dan pemeliharaan kesehatan

PENINGKATAN PHBS
PERILAKU HIDUP BERSIH & SEHAT (PHBS)
SEKUMPULAN PERILAKU YG DIPRAKTIKKAN ATAS DASAR
KESADARAN SBG HASIL PEMBELAJARAN, YG MENJADIKAN
SESEORANG ATAU KELUARGA DPT MENOLONG DIRI SENDIRI
DI BIDANG KES & BERPERAN-AKTIF DLM MEWUJUDKAN
KESEHATAN MASYARAKATNYA

PHBS PHBS PHBS BIDANG


PHBS BIDANG
BIDANG GIZI BIDANG KIA PENYAKIT
PEMEL. KES.
& FARMASI & KB & KESLING
MISAL: MISAL: MISAL: MISAL:
- MAKAN DG GIZI - MEMERIKSAKAN - MENGHUNI RUMAH - PUNYA JAMINAN
SEIMBANG KEHAMILAN SEHAT PEMELIHARAAN KES
-MINUM TABLET FE - PERSALINAN - PUNYA PERSEDIA- - AKTIF MENGURUS
SELAMA HAMIL DITOLONG NAKES AN AIR BERSIH UKBM/SBG KADER
- MEMBERI BAYI ASI - MENIMBANG - PUNYA PEMBU- - MEMANFAATKAN
EKSKLUSIF BALITA REGULER ANGAN LIMBAH PUSKESMAS/SAR-
- MENGONSUMSI -MENGIMUNISASI - PUNYA AKSES KES LAIN
GARAM BERIODIUM LENGKAP BALITA JAMBAN

MENGACU KEPADA INDIKATOR KEWENANGAN WAJIB-STANDAR


PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN PROV/KAB/KOTA 5
 PHBS DI RUMAH TANGGA
Phbs di rumah tangga antara lain :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi asi eksklusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Pengelolaan air minum dan makan di rumah tangga
7. Menggunakan jamban sehat
8. Pengelolaan limbah cair di rumah tangga
9. Membuang sampah di tempat sampah
10. Memberantas jentik nyamuk
11. Makan buah dan sayur setiap hari
12. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
13. Tidak merokok di dalam rumah

 PHBS DI INSTITUSI PENDIDIKAN


PHBS di institusi pendidikan (sekolah, kampus, pesantren, seminari, padepokan)antara
lain :
1. Mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun
2. Mengkonsumsi makanan dan minuman sehat
3. Menggunakan jamban sehat
4. Membuang sampah di tempat sampah
5. Tidak merokok
6. Tidak mengkonsumsi narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya
(napza)
7. Tidak meludah sembarang tempat
8. Memberantas jentik nyamuk dan lain-lain

 PHBS DI TEMPAT KERJA


PHBS di tempat kerja (kantor, pabrik, dll) antara lain:
1. Mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun
2. Mengkonsumsi makanan dan minuman sehat
3. Menggunakan jamban sehat
4. Membuang sampah di tempat sampah
5. Tidak merokok
6. Tidak mengkonsumsi narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya
(napza)
7. Tidak meludah sembarang tempat
8. Memberantas jentik nyamuk dan lain-lain

 PHBS DI TEMPAT UMUM


PHBS di tempat umum ( tempat ibadah, pasar, pertokoan, terminal, dermaga) antara
lain:
1. Mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun
2. Menggunakan jamban sehat
3. Membuang sampah di tempat sampah
4. Tidak merokok
5. Tidak mengkonsumsi narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya
(napza)
6. Tidak meludah sembarang tempat
7. Memberantas jentik nyamuk dan lain-lain

 PHBS DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN


PHBS di klinik, puskesmas, rumahsakit dan lain-lain antara lain :
1. Mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun
2. Menggunakan jamban sehat
3. Membuang sampah di tempat sampah
4. Tidak merokok
5. Tidak mengkonsumsi narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya
(napza)
6. Tidak meludah sembarang tempat
7. Memberantas jentik nyamuk dan lain-lain

 HAKIKAT PERILAKU
• Perilaku individu dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap berkaitan dengan kultural
selain pengetahuan dan siakp juga yang berpatokan pada sistem nilai dan norma yang
dianut oleh individu.
• Sistem nilai dan norma dibuat oleh masyarakat dijadikan sebagai acuan boleh
tidaknya dilakukan atas sesuatu tindakan
• Sistem nilai adalah pedoman tentang sesuatu yang baik dan yang buruk.
• Norma terdiri dari aturan tidak tertulis (norma sosial0 dan aturan tertulis (norma
hukum)
• Namun sistem nilai dan norma sebagai sistem sosial adalah sesuatu yang dinamis
yaitu akan berubah mengikuti perubahan-perubahan lingkungan dari masyarakat yang
bersangkutan.
• Adanya hubungan timbal balik antara sistem nilai dan norma yang mempengaruhi
perilaku individu dan perilaku individu yang berubah akan mengubah sistem nilai dan
norma yang ada

Anda mungkin juga menyukai