Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
KAIDAH

PENGGUNAAN EJAAN BAHASA INDONESIA

Disusun oleh :

Bagas Ari Wira Kusuma

Melda Listari

Dosen pengampun :

Beta Puspa Sari, M.Pd.

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SOEKARNO

BENGKULU

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini

BENGKULU ,02 NOVEMBER 2021

Di susun
Daftar Isi

Kata pengantar..............................................................................................................................!!!

Daftar isi ........................................................................................................................................!!!

Bab 1 Pendahuluhan......................................................................................................................!!!

 Latar Belakang......................................................................................................................1
 Rumusan Masalah ...............................................................................................................2
 Tujuan Penulisan .................................................................................................................2

Bab II Pembahasan..........................................................................................................................3

 Penulisan Kata....................................................................................................................3
 Kata Serapan......................................................................................................................5
 Pengertian Huruf Kapital Dan Huruf Miring.......................................................................7
 Pemakaian Tanda Baca......................................................................................................8

Bab III Penutup...............................................................................................................................11

 Kesimpulan........................................................................................................................11
 Saran..................................................................................................................................11

Daftar Pustaka................................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUHAN

 Latar belakang

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan karna selain digunakan


sebagai alat komunikasi secara langsung bahasa juga dapat digunakan sebagai alat
komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi
ini,masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami Informasi, di
segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung
kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik
dan tepat dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat
dapat menggunakan media tersebut secara baik dan tepat,

Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika bahasa,disini peran aturan baku
tersebut digunakan dalam hal ini kita selaku warga negara yang baik hendaknya selalu
memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan indonesia yang baik dan benar, ejaan yang
disempurnakan (EYD) adalah sub materi dalam ketata bahasaan indonesia,yang memiliki
peran yang cukup besar dalam mengatur etika bahasaan secara tertulis sehingga diharapkan
informasi tersebut dapat di sampaikan dan di pahami secara komprehensif dan terarah,
dalam praktek nya diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian
masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa indonesia dapat digunakan secara baik
dan benar.
 Rumusan Masalah
1. Apa saja yang termasuk dalam penulisan kata ?
2. Bagaimana cara penulisan kata yang benar ?
3. Apakah yang di maksud dengan serapan ?
4. Bagaimana kata serapan dalam bahasa indonesia ?
5. Dampak dari penggunaan kata – kata serapan ?
6. Kaidah penyesuaian ejaan unsur bahasa asing ?
7. Apa yang di maksud huruf kapital dan huruf miring ?
8. Contoh dalam huruf kapital dan huruf miring ?
9. Bagaimana penggunaan tanda baca yang benar ?

 Tujuan penulisan
1. Mengetahui apa yang termasuk dalam penulisan kata
2. Mengetahui cara penulisan kata dengan benar
3. Mengetahui cara penggunaan tanda baca yang benar
4. Mengetahui bentu – bentuk kata serapan
5. Mengetahui perbedaan huruf kapital dan huruf miring
BAB 2

PEMBAHASAN

A . Penulisan kata
1. Penulisan kata dasar

Berdasarkan PUEBI, kata dasar ditulis sebagai satu rangkaian atau kesatuan.

Contoh:

 Ruang kelas penuh sesak.


 Ayah pergi ke kantor.
 Kamus itu sangat berat.

2. Penulisan Kata Berimbuhan

Kata berimbuhan adalah kata yang mendapatkan awalan, sisipan, akhiran, ataupun
awalan dan akhiran. Penulisan imbuhan dilakukan serangkai dengan bentuk dasarnya.
Apabila ada imbuhan yang didapatkan dari unsur asing (-isme, -man, -wan, atau -wi),
penulisannya serangkai dengan bentuk dasar.

Contoh:

 Berlari
 Berkesinambungan
 Memperbaiki

Bentuk kata berimbuhan terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Contoh:

 Antarkota
 Ekstrakurikuler
 Infrastruktur

Apabila terdapat bentuk terikat yang diikuti kata dengan huruf awal kapital atau
singkatan yang berupa huruf kapital, dirangkaikan dengan tanda hubung (-).

Contoh:

 Anti-PKI
 Non-Amerika

Apabila terdapat bentuk maha yang diikuti kata turunan (mengacu pada nama atau
sifat Tuhan), maka ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.

Contoh:

 Kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.


 Apabila bentuk maha diikuti kata dasar (mengacu kepada nama atau sifat Tuhan,
kecuali kata esa), maka ditulis serangkai.

Contoh:

 Bersyukurlah kepada Tuhan Yang Mahakuasa.


 Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan banyak nikmat.

3. Penulisan Bentuk Ulang

Aturan penulisan kata ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara
unsur-unsurnya.

Contoh:

 kupu-kupu
 anak-anak
 berlari-lari
 hati-hati

Apabila ada bentuk ulang gabungan kata, penulisannya dilakukan dengan mengulang
unsur pertama.

Contoh:

 Kisah klasik: kisah-kisah klasik


 Kursi tua: kursi-kursi tua
 Bus malam cepat: bus-bus malam cepat
4. Penulisan Gabungan Kata

Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk. Kata tersbeut termasuk istilah
khusus dan ditulis terpisah.

Contoh:

 simpang lima
 cendera mata
 duta besar

Apabila terdapat gabungan kata yang bisa menimbulkan salah pengertian, kata tersebut
ditulis dengan memberikan tanda hubung (-)

Contoh:

 anak-istri kolonel (anak dan istri dari kolonel)


 anak istri-kolonel (anak dari istri kolonel)

Apabila terdapat gabungan kata yang penulisannya terpisah, maka penulisannya tetap
terpisah jika mendapat awalan atau akhiran.

Contoh:

 bertepuk tangan
 garis bawahi
 sebar luaskan

Apabila terdapat gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus, penulisannya
serangkai.

Contoh:

 Diberitahukan
 Menggarisbawahi

Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.

Contoh:

 Apalagi
 Bagaimana
 Barangkali
B. Kata Serapan
Kata serapan dalam bahasa Indonesia adalah kata yang berasal dari bahasa lain (baik
itu bahasa daerah maupun bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya
disesuaikan dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosakata. Setiap
masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan
dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga
pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri
umumnya mencukupi keperluan itu, tetapi manakala terjadi hubungan dengan masyarakat
bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari
luar budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara
memenuhi keperluan itu yang sering dianggap lebih mudah adalah mengambil kata yang
digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu

Penggunaan Kata-kata serapan dalam Bahasa indonesia dapat menimbulkan dampak


positif maupun negatif. Dampak positif selain yang telah disebutkan ialah, komunikasi
sehari-hari dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang disisipi kata-kata serapan
terdengar lebih mudah, flexibel, dan singkat.

1. Dampak Positif Penggunaan Kata – Kata Serapan

Masyarakat lebih bangga menggunakan kata-kata serapan karena dinilai lebih


modern. Para remaja juga senang memakai kata-kata atau istilah-istilah asing agar dikatakan
lebih gaul dan sebagainya. Selain itu, dampak positif lain adalah pengucapan kata-kata
serapan terkenal lebih singkat dari pada pengucapan kata-kata Bahasa Indonesia. Seperti,
kata “discon” yang dalam Bahasa Indonesianya berarti “potongan harga”.

2. Dampak Negatif Penggunaan Kata – Kata Serapan

Menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang rendah di mata masyarakat.


Kecintaan masyarakat terhadap Bahasa Indonesia berkurang.
C. Pengertian huruf kapital dan huruf miring

A. Huruf kapital

huruf kapital atau huruf besar adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus
(lebih besar daripada huruf biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata
pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri dan sebagainya, seperti A, B, C, D, E.
Penggunaan huruf kapital harus sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia
yang disempurnakan.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Contoh:

 Dia menangis.
 Apa yang dia kerjakan?

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Misalnya:

 Adik bertanya, “Kapan kita bertamasya.”


 “Besok lusa,” kata Ibu, “paman akan berangkat.”

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi,
atau nama tempat.

Misalnya:

 Presiden Soekarno
 Perdana Mentri Iran

B. Huruf miring

Huruf miring adalah huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut
italic. Huruf italic ini biasanya digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata.
Disamping itu, huruf-huruf ini juga dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang berasal
dari bahasa asing.
Huruf miring digunakan untuk menuliskan nama buku atau sebuah kalimat.

Contoh :

 Cerita kasih tak sampai, Siti Nurbaya, novel karya Marah Rusli yang melegenda
 Kitab Sutasoma, yang di karang oleh Empu Tantular, di jadikan sebagai Motto Negara
Kesatuan Republik Indonesia yaitu Bhinekka Tunggal Ika
 Habis Gelap Terbitlah Terang, adalah buku yang merupakan kumpulan-kumpulan
surat yang di tulis oleh R.A. Kartini dan di kirimkan kepada teman-temannya di Eropa

Huruf miring di gunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf atau kata dalam
sebuah kalimat.

Contoh :

 Huruf a adalah huruf pertama dalam alphabet


 Isilah kolom di bawah ini dengan menggunakan huruf kapital
 Blog ini tidak bermaksud untuk menggurui pembaca, tetapi hanya media sharing
 Dalam kasus investasi bodong kemarin, pasangan suami istri tersebut bukanlah
penipu, tetapi mereka adalah korban yang tertipu
 Peraturan di sekolah tersebut, setiap hari jumat murid dan guru diwajibkan memakai
baju batik
 Di lingkungan rumah sakit tersebut, dilarang merokok

Huruf miring digunakan untuk menuliskan nama ilmiah dan nama latin

dalam kalimat

Contoh :

 Antigonon adalah nama ilmiah bunga air mata pengantin


 Indonesia pernah mengalami kerja paksa zaman jepang, Romusha
 Semut termasuk kelompok serangga yang merupakan anggota keluarga dari
Artropoda
 Makanan yang mengandung monosodium glutamat tidak baik untuk kesehatan
D. Pemakaian tanda baca

A. Tanda titik (.)


Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.

Misalnya:

 Mereka duduk di sana.


 Dia akan datang pada pertemuan itu.

Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu atau jangka waktu.

Misalnya:

 l 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)


 01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
 00.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
 00.00.30 jam (30 detik)

B. Tanda koma (,)


Tanda koma adalah tanda baca yang memiliki bentuk mirip apostrof atau tanda petik
tunggal tapi diletakkan di garis dasar teks. Beberapa jenis huruf menggambarkannya sebagai
suatu garis kecil yang agak melengkung atau kadang lurus, atau seperti angka sembilan yang
diisi bagian lubangnya.

Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.

Misalnya:

 Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.


 Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
 Satu, dua, ... tiga!

Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan
sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Misalnya:

 Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.


 Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
 Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.

Misalnya:

 Kalau diundang, saya akan datang.


 Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
 Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.

Catatan: Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.

Misalnya:

 Saya akan datang kalau diundang.


 Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.
 Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.

C. Tanda Titik koma (;)


Tanda titik koma adalah tanda baca dengan beberapa penggunaan, terutama untuk
jeda pada kalimat dan pemotongan pada suatu daftar. Dalam bahasa Inggris, semicolon,
istilah bahasa Inggris untuk tanda titik koma, digunakan secara umum mulai tahun 1591

Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat
majemuk.

Misalnya:

 Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.


 Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik membaca cerita pendek.
Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.

Misalnya:

Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah

(1) berkewarganegaraan Indonesia;

(2) berijazah sarjana S-1;

(3) berbadan sehat; dan

(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

D. Tanda titi dua (:)


Tanda titik dua adalah tanda baca yang dilambangkan dengan dua titik berukuran sama
yang diletakkan satu di atas yang lain, atau diletakkan di tengah garis vertikal yang sama

Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian
atau penjelasan.

Misalnya:

 Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.


 Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.

Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan.

Misalnya:

 Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.


 Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi

a. persiapan,

b. pengumpulan data,

c. pengolahan data, dan

d. pelaporan.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas maka kesimpulannya adalah bahasa merupakan jantung dari
kehidupan ini karna tanpa bahasa kita tidak akan bisa berintreaksi bersama yang lain, maka
dari itu kita sebagai warga negara indonesia harus bisa menjaga keaslian bahasa indonesai
yang baik dan benar, karna pandangannya suatu bangsa itu tidak lepas bagaimana
menggunakan bahasa yang bisa di pahami atau mudah di mengerti oleh bangsa lain.

B. Saran
Pada penyajian tugas ini mungkin tidak menampilkan penjelasan – penjelasan
secara mendalam , selain itu juga penulis meminta kritiik atau saran yang membangun dari
pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki diri lebih baik dalam pembuatan tugas
makalah.
Daftar Pustaka

Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan
Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa di Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Jakarta.

Moeliono, Anton. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung.

Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.

Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia Timur.
Ambon: Mutiara Beta.

Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara Pedoman Umum Pembentukan


Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa.Semua contoh tersebut, kecuali contoh nomor tujuh,
memberikan pola penulisan daftar pustaka untuk buku seperti berikut:

Anda mungkin juga menyukai