BAHASA INDONESIA
KAIDAH
Disusun oleh :
Melda Listari
Dosen pengampun :
FAKULTAS SYARIAH
BENGKULU
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini
Di susun
Daftar Isi
Kata pengantar..............................................................................................................................!!!
Bab 1 Pendahuluhan......................................................................................................................!!!
Latar Belakang......................................................................................................................1
Rumusan Masalah ...............................................................................................................2
Tujuan Penulisan .................................................................................................................2
Bab II Pembahasan..........................................................................................................................3
Penulisan Kata....................................................................................................................3
Kata Serapan......................................................................................................................5
Pengertian Huruf Kapital Dan Huruf Miring.......................................................................7
Pemakaian Tanda Baca......................................................................................................8
Kesimpulan........................................................................................................................11
Saran..................................................................................................................................11
Daftar Pustaka................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUHAN
Latar belakang
Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika bahasa,disini peran aturan baku
tersebut digunakan dalam hal ini kita selaku warga negara yang baik hendaknya selalu
memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan indonesia yang baik dan benar, ejaan yang
disempurnakan (EYD) adalah sub materi dalam ketata bahasaan indonesia,yang memiliki
peran yang cukup besar dalam mengatur etika bahasaan secara tertulis sehingga diharapkan
informasi tersebut dapat di sampaikan dan di pahami secara komprehensif dan terarah,
dalam praktek nya diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian
masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa indonesia dapat digunakan secara baik
dan benar.
Rumusan Masalah
1. Apa saja yang termasuk dalam penulisan kata ?
2. Bagaimana cara penulisan kata yang benar ?
3. Apakah yang di maksud dengan serapan ?
4. Bagaimana kata serapan dalam bahasa indonesia ?
5. Dampak dari penggunaan kata – kata serapan ?
6. Kaidah penyesuaian ejaan unsur bahasa asing ?
7. Apa yang di maksud huruf kapital dan huruf miring ?
8. Contoh dalam huruf kapital dan huruf miring ?
9. Bagaimana penggunaan tanda baca yang benar ?
Tujuan penulisan
1. Mengetahui apa yang termasuk dalam penulisan kata
2. Mengetahui cara penulisan kata dengan benar
3. Mengetahui cara penggunaan tanda baca yang benar
4. Mengetahui bentu – bentuk kata serapan
5. Mengetahui perbedaan huruf kapital dan huruf miring
BAB 2
PEMBAHASAN
A . Penulisan kata
1. Penulisan kata dasar
Berdasarkan PUEBI, kata dasar ditulis sebagai satu rangkaian atau kesatuan.
Contoh:
Kata berimbuhan adalah kata yang mendapatkan awalan, sisipan, akhiran, ataupun
awalan dan akhiran. Penulisan imbuhan dilakukan serangkai dengan bentuk dasarnya.
Apabila ada imbuhan yang didapatkan dari unsur asing (-isme, -man, -wan, atau -wi),
penulisannya serangkai dengan bentuk dasar.
Contoh:
Berlari
Berkesinambungan
Memperbaiki
Bentuk kata berimbuhan terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh:
Antarkota
Ekstrakurikuler
Infrastruktur
Apabila terdapat bentuk terikat yang diikuti kata dengan huruf awal kapital atau
singkatan yang berupa huruf kapital, dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Contoh:
Anti-PKI
Non-Amerika
Apabila terdapat bentuk maha yang diikuti kata turunan (mengacu pada nama atau
sifat Tuhan), maka ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Contoh:
Contoh:
Aturan penulisan kata ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara
unsur-unsurnya.
Contoh:
kupu-kupu
anak-anak
berlari-lari
hati-hati
Apabila ada bentuk ulang gabungan kata, penulisannya dilakukan dengan mengulang
unsur pertama.
Contoh:
Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk. Kata tersbeut termasuk istilah
khusus dan ditulis terpisah.
Contoh:
simpang lima
cendera mata
duta besar
Apabila terdapat gabungan kata yang bisa menimbulkan salah pengertian, kata tersebut
ditulis dengan memberikan tanda hubung (-)
Contoh:
Apabila terdapat gabungan kata yang penulisannya terpisah, maka penulisannya tetap
terpisah jika mendapat awalan atau akhiran.
Contoh:
bertepuk tangan
garis bawahi
sebar luaskan
Apabila terdapat gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus, penulisannya
serangkai.
Contoh:
Diberitahukan
Menggarisbawahi
Contoh:
Apalagi
Bagaimana
Barangkali
B. Kata Serapan
Kata serapan dalam bahasa Indonesia adalah kata yang berasal dari bahasa lain (baik
itu bahasa daerah maupun bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya
disesuaikan dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosakata. Setiap
masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan
dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga
pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri
umumnya mencukupi keperluan itu, tetapi manakala terjadi hubungan dengan masyarakat
bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari
luar budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara
memenuhi keperluan itu yang sering dianggap lebih mudah adalah mengambil kata yang
digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu
A. Huruf kapital
huruf kapital atau huruf besar adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus
(lebih besar daripada huruf biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata
pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri dan sebagainya, seperti A, B, C, D, E.
Penggunaan huruf kapital harus sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia
yang disempurnakan.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh:
Dia menangis.
Apa yang dia kerjakan?
Misalnya:
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi,
atau nama tempat.
Misalnya:
Presiden Soekarno
Perdana Mentri Iran
B. Huruf miring
Huruf miring adalah huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut
italic. Huruf italic ini biasanya digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata.
Disamping itu, huruf-huruf ini juga dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang berasal
dari bahasa asing.
Huruf miring digunakan untuk menuliskan nama buku atau sebuah kalimat.
Contoh :
Cerita kasih tak sampai, Siti Nurbaya, novel karya Marah Rusli yang melegenda
Kitab Sutasoma, yang di karang oleh Empu Tantular, di jadikan sebagai Motto Negara
Kesatuan Republik Indonesia yaitu Bhinekka Tunggal Ika
Habis Gelap Terbitlah Terang, adalah buku yang merupakan kumpulan-kumpulan
surat yang di tulis oleh R.A. Kartini dan di kirimkan kepada teman-temannya di Eropa
Huruf miring di gunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf atau kata dalam
sebuah kalimat.
Contoh :
Huruf miring digunakan untuk menuliskan nama ilmiah dan nama latin
dalam kalimat
Contoh :
Misalnya:
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Misalnya:
Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan
sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Misalnya:
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Catatan: Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Misalnya:
Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat
majemuk.
Misalnya:
Misalnya:
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian
atau penjelasan.
Misalnya:
Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
a. persiapan,
b. pengumpulan data,
d. pelaporan.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas maka kesimpulannya adalah bahasa merupakan jantung dari
kehidupan ini karna tanpa bahasa kita tidak akan bisa berintreaksi bersama yang lain, maka
dari itu kita sebagai warga negara indonesia harus bisa menjaga keaslian bahasa indonesai
yang baik dan benar, karna pandangannya suatu bangsa itu tidak lepas bagaimana
menggunakan bahasa yang bisa di pahami atau mudah di mengerti oleh bangsa lain.
B. Saran
Pada penyajian tugas ini mungkin tidak menampilkan penjelasan – penjelasan
secara mendalam , selain itu juga penulis meminta kritiik atau saran yang membangun dari
pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki diri lebih baik dalam pembuatan tugas
makalah.
Daftar Pustaka
Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan
Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa di Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Jakarta.
Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia Timur.
Ambon: Mutiara Beta.