Oleh:
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya
yang berjudul “Model dan pendekatan layanan konseling di konseling kecanduan
(Addictions)” sebagai tugas kelompok dosen bapak Yudhi Purwa Nugraha, M.Pd., Kons mata
kuliah Pengantar Konseling.
Makalah ini berisikan tentang Model dan pendekatan layanan konseling di konseling
kecanduan (Addictions). Diharapkan makalah ini dapat memberikan pemahaman dan
wawasan dalam ilmu Pengantar Konseling.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
BAB I – PENDAHULUAN
2.2 Model dan pendekatan layanan konseling di konseling kecanduan (Addictions) ……… 5
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………… 11
3.2 Saran……………………………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam konseling terdapat hubungan yang dinamis dan khusus, karena dalam
interaksi tersebut, konseli merasa diterima dan dimengerti oleh konselor. Dalam
hubungan ini, konselor dapat menerima konseli secara pribadi dan tidak memberikan
penilaian. Konseli meresa ada orang lain yang dapat mengerti masalah pribadinya dan
mau membantu memecahkannya. Konselor dan konseli saling belajar dalam
penggalaman hubugan yang bersifat khusus dan pribadi ini.
1.3 TUJUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
Kecanduan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata
candu yang berarti sesuatu yang menjadi kegemaran dan membuat orang ketagihan,
maka kecanduan adalah ketagihan, ketergantungan atau kejangkitan pada suatu
kegemaran sehingga melupakan hal yang lain-lain. Kecanduan merupakan suatu
kondisi medis dan psikiatris yang ditandai oleh penggunaan berlebihan (kompulsif)
terhadap suatu zat yang apabila digunakan terus menerus dapat memberikan dampak
negatif dalam kehidupan penggunanya (individu yang mengalami kecanduan), seperti
hilangnya hubungan yang baik dengan keluarga maupun teman ataupun kehilangan
pekerjaan.
Kecanduan merupakan kondisi terikat pada kebiasaan yang sangat kuat dan
tidak mampu lepas dari keadaan itu, individu kurang mampu mengontrol dirinya
sendiri untuk melakukan kegiatan tertentu yang disenangi. Seseorang yang kecanduan
merasa terhukum apabila tak memenuhi hasrat kebiasaannya.
4
2.2 Model dan pendekatan layanan konseling di konseling kecanduan (Addictions)
Konseling adiksi adalah layanan profesional yang diberikan oleh konselor adiksi
kepada orang dengan gangguan penggunaan zat (GPZ) agar dapat menghadapi
permasalahan yang disebabkan oleh penggunaan zat-zat beracun yang merusak tubuh serta
menimbulkan ketergantungan. Pelayanan konseling profesional tentu hanya bisa
dilaksanakan oleh konselor yang memiliki standar kualifikasi dan kompetensi yang memadai
yang diperoleh melalui pendidikan ataupun pelatihan khusus atau on job training.
Keefektifan atau dampak positif pelayanan terhadap konseli (orang dengan gangguan
penggunaan zat (GPZ) tergantung proses penerapan layanan konseling adiksi narkoba yang
diberikan.
Adapun beberapa macam model dan pendekatan konseling yang dapat di gunakan
untuk konseling adiksi,
5
diadministrasikan dari luar. Untuk kata lain, ganjaran yang dihadirkan sendiri
sama dengan ganjaran yang diadiministrasikan dari luar, didefiniikan oleh fungsi
yang mendesak perilaku sasaran.
c. kontrak atau perjanjian dengan diri sendiri (self contracting)
Perjanjian atau kontrak dengan diri sendiri (self contracting) ada beberapa
langkah dalam self contracting ini yaitu :
1) klien membuat perencanaan untuk mengubah pikiran, perilaku, dan
perasaan yang diinginkannya;
2) klien meyakini semua yang ingin diubahnya;
3) klien bekerja sama dengan teman/keluarga program self managementnya;
4) klien akan menanggung resiko dengan program self management yang
dilakukannya;
5) pada dasarnya semua yang klien harapkan mengenai perubahan pikiran,
perilaku dan perasaan adalah untuk peserta didik itu sendiri;
6) klien menuliskan peraturan untuk dirinya sendiri selama menjalani proses
self management;
7) Penguasaan terhadap rangsangan (self control)
Teknik self Mangement ini menekankan pada penataan kembali atau modifikasi
lingkungan sebagai isyarat khusus atau anteceden atau respon tertentu.
6
Model konseling yang didirikan oleh William Glasser. Dasar filosofi konseling
ini adalah manusia pada dasarnya ditentukan oleh dirinya sendiri dan bertanggung
jawab atas hidup dan kehidupannya. Oleh karena itu, Konseling Realitas tergolong
antideterministik dan positif. Dalam pandangan konseling realitas, orang
membutuhkan identitas dan bisa mengembangkan identitas keberhasilan maupun
identitas kegagalan. Konsep utama konseling realitas adalah menolak model medis
dan konsep penyakit mental. Berfokus pada sesuatu yang bisa dilakukan sekarang
dan menolak masa lampau sebagai variabel utama. Pertimbangan nilai dan tanggung
jawab moral ditekankan. Kesehatan mental sama dengan penerimaan atas tanggung
jawab.
7
a) Manfaat Terapi Kognitif Perilaku terhadap Kesehatan
Selain itu, terapi kognitif perilaku juga bisa dilakukan untuk membantu
penderita mencari pendekatan dan solusi masalah yang terjadi secara mandiri.
Selain gangguan kecemasan dan depresi, terapi kognitif perilaku juga terbukti efektif
dalam menangani gangguan kesehatan mental lainnya, seperti:
Fobia
Gangguan pola makan
Gangguan tidur
Penyalahgunaan alcohol
Gangguan panik
Gangguan seksual
Gangguan bipolar
Skizofrenia
Obsessive compulsive disorder (OCD)
Post-traumatic stress disorder (PTSD)
Selain gangguan kesehatan mental, penyakit fisik yang terkait dengan tingkat
stres atau kondisi psikologis, seperti irritable bowel syndrome (IBS), juga bisa
menggunakan terapi kognitif perilaku sebagai salah satu metode pengobatannya.
Konsep dari terapi kognitif perilaku adalah bahwa pikiran, perasaan, sensasi fisik,
dan tindakan anda saling berkaitan dan memengaruhi satu dengan lainnya. Pikiran
dan perasaan negatif dapat membuat anda terjebak dalam “lingkaran setan”
permasalahan yang terasa semakin berat.
8
Hal ini kemudian dapat mengubah cara anda berpikir, berperilaku, dan bahkan
menyebabkan keluhan fisik. Terapi kognitif perilaku bisa membantu anda mengolah
pikiran dan perasaan negatif tersebut. Pada terapi ini, anda akan dibantu untuk:
1) Mengidentifikasi masalah
3) Mencari cara praktis yang bisa memperbaiki cara pikir anda setiap harinya
9
langkah yang telah dilakukan dalam terapi kognitif perilaku. Tujuannya adalah
untuk melihat apakah metode yang telah dijalankan bisa memberikan manfaat
bagi anda. Hal ini dilakukan untuk menemukan cara terbaik yang bisa
diaplikasikan dalam hidup anda.
Selama menjalani terapi ini, anda dianjurkan untuk bersikap terbuka dan
jujur, terutama ketika melakukan konsultasi pertama, agar terapis dapat
menemukan pendekatan dan terapi yang sesuai dengan kondisi anda. Jika anda
memiliki masalah yang terasa besar dan mengganggu kehidupan, serta merasa
kesulitan untuk menghadapinya, terapi kognitif perilaku bisa jadi hal yang tepat
untuk anda. Konsultasikan hal ini dengan psikolog atau psikiater, sehingga anda
bisa mendapatkan terapi yang sesuai dengan kondisi kesehatan anda.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kecanduan merupakan suatu kondisi medis dan psikiatris yang ditandai oleh
penggunaan berlebihan (kompulsif) terhadap suatu zat yang apabila digunakan terus
menerus dapat memberikan dampak negatif dalam kehidupan penggunanya (individu
yang mengalami kecanduan), seperti hilangnya hubungan yang baik dengan keluarga
maupun teman ataupun kehilangan pekerjaan. Konseling adiksi adalah layanan
profesional yang diberikan oleh konselor adiksi kepada orang dengan gangguan penggunaan
zat (GPZ) agar dapat menghadapi permasalahan yang disebabkan oleh penggunaan zat-zat
beracun yang merusak tubuh serta menimbulkan ketergantungan. Pelayanan konseling
profesional tentu hanya bisa dilaksanakan oleh konselor yang memiliki standar kualifikasi
dan kompetensi yang memadai yang diperoleh melalui pendidikan ataupun pelatihan khusus
atau on job training. Keefektifan atau dampak positif pelayanan terhadap konseli (orang
dengan gangguan penggunaan zat (GPZ) tergantung proses penerapan layanan konseling
adiksi narkoba yang diberikan.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini yang bertema “Model dan pendekatan layanan
konseling di konseling kecanduan (Addictions)” merupakan suatu wacana yang
beragam pendapat dari sekian referensi. Sehongga kami membutuhkan refensi lain
untuk memberikan masukan atas kekurangan dalam penulisan makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.uin-suska.ac.id/20348/6/6.%20BAB%20I.pdf
http://repository.radenintan.ac.id/7331/1/Skripsi%20Full.pdf
http://repository.radenintan.ac.id/539/1/SKRIPSI_LENGKAP_TRIHANDAYANI.pdf
http://eprints.unm.ac.id/2219/1/BUKU-%20MENGENAL%20TEKNIK-TEKNIK
%20BIMBINGAN%20DAN%20KONSELING.pdf
12