Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Model dan pendekatan layanan konseling di konseling


kecanduan (Addictions)”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Konseling

Dosen Pengampu: Bapak Yudhi Purwa Nugraha, M.Pd., Kons

Oleh:

Sobri Aziz Mubarok : 2003402021081

Riski Pradana : 2003402021084

Progam Studi Bimbingan dan Konseling

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Islam Jember

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya
yang berjudul “Model dan pendekatan layanan konseling di konseling kecanduan
(Addictions)” sebagai tugas kelompok dosen bapak Yudhi Purwa Nugraha, M.Pd., Kons mata
kuliah Pengantar Konseling.

Makalah ini berisikan tentang Model dan pendekatan layanan konseling di konseling
kecanduan (Addictions). Diharapkan makalah ini dapat memberikan pemahaman dan
wawasan dalam ilmu Pengantar Konseling.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

Jember, 30 Maret 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… 1

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….. 2

BAB I – PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………… …………………………………………………………. 3

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………... 3

1.3 Tujuan Masalah …………………………………………………………………... 3

BAB II – PEMBAHASAN ………………………………………………………….. 4

2.1 Pengertian Adiktif (Kecanduan)…………..............……………………………… 4

2.2 Model dan pendekatan layanan konseling di konseling kecanduan (Addictions) ……… 5

2.2.1 Teknik Konseling Self Management ............................................................... 5

2.2.2 Problem-Solving Techniques (Teknik Pemecahan Masalah) .......................... 6

2.2.3 Reality Counseling (Konseling Realitas) .......................................................... 6

2.2.4 Cognitive Behavioral Theraphy (CBT) ............................................................. 7

BAB III – PENUTUP ………………………………………………………………… 11

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………… 11

3.2 Saran……………………………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… 12

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1      LATAR BELAKANG

Konseling merupakan sistem dan proses bantuan untuk mengentaskan masalah


yang terbangun dalam suatu hubungan tatap muka antara dua orang individu (klien
yang menghadapi masalah dengan konselor yang memiliki kualifikasi yang
dipersyaratkan). Bantuan dimaksud diarahkan agar klien mampu memecahkan masalah
yang dihadapinya dan mampu tumbuh kembang ke arah yang dipilihnya, sehingga klien
mampu mengembangkan dirinya secara efektif. Konseling individual adalah proses
belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara konselor dan
seorang konseli.1 Hubungan dalam proses konseling terjadi dalam suasana profesional
dengan menyediakan kondisi yang kondusif bagi perubahan dan pengembangan diri
klien. Konseling perorangan merupakan layanan konseling yang diselenggarakan oleh
seorang konselor terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah klien.

Dalam konseling terdapat hubungan yang dinamis dan khusus, karena dalam
interaksi tersebut, konseli merasa diterima dan dimengerti oleh konselor. Dalam
hubungan ini, konselor dapat menerima konseli secara pribadi dan tidak memberikan
penilaian. Konseli meresa ada orang lain yang dapat mengerti masalah pribadinya dan
mau membantu memecahkannya. Konselor dan konseli saling belajar dalam
penggalaman hubugan yang bersifat khusus dan pribadi ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.

1.      Apa yang dimaksud dengan addiction?

2.      Apa saja Model dan pendekatan layanan konseling di konseling kecanduan


(Addictions)?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian addiction

2. Untuk mengetahui Model dan pendekatan layanan konseling di konseling


kecanduan (Addictions)

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Adiktif (Kecanduan)

Kecanduan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata
candu yang berarti sesuatu yang menjadi kegemaran dan membuat orang ketagihan,
maka kecanduan adalah ketagihan, ketergantungan atau kejangkitan pada suatu
kegemaran sehingga melupakan hal yang lain-lain. Kecanduan merupakan suatu
kondisi medis dan psikiatris yang ditandai oleh penggunaan berlebihan (kompulsif)
terhadap suatu zat yang apabila digunakan terus menerus dapat memberikan dampak
negatif dalam kehidupan penggunanya (individu yang mengalami kecanduan), seperti
hilangnya hubungan yang baik dengan keluarga maupun teman ataupun kehilangan
pekerjaan.

Sedangkan menurut Davis (dalam Soetjipto, 2005) mendefinisikan kecanduan


(addiction) sebagai bentuk ketergantungan secara psikologis antara seseorang dengan
suatu stimulus, yang biasanya tidak selalu berupa suatu benda atau zat. Berdasarkan
pendapat diatas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa kecanduan merupakan sebagai
suatu kondisi dimana individu merasakan ketergantungan terhadap suatu hal yang
disenangi pada berbagai kesempatan yang ada akibat kurang kontrol terhadap perilaku
sehingga merasa terhukum apabila tidak memenuhi hasrat dan kebiasaannya.

Kecanduan merupakan kondisi terikat pada kebiasaan yang sangat kuat dan
tidak mampu lepas dari keadaan itu, individu kurang mampu mengontrol dirinya
sendiri untuk melakukan kegiatan tertentu yang disenangi. Seseorang yang kecanduan
merasa terhukum apabila tak memenuhi hasrat kebiasaannya.

Berdasarkan uraian di atas maka kecanduan dapat diartikan sebagai suatu


kondisi dimana individu merasakan ketergantungan terhadap suatu hal yang disenangi
pada berbagai kesempatan yang ada akibat kurangnya kontrol terhadap perilaku
sehingga merasa terhukum apabila tidak memenuhi hasrat dan kebiasaannya.

4
2.2 Model dan pendekatan layanan konseling di konseling kecanduan (Addictions)

Konseling adiksi adalah layanan profesional yang diberikan oleh konselor adiksi
kepada orang dengan gangguan penggunaan zat (GPZ) agar dapat menghadapi
permasalahan yang disebabkan oleh penggunaan zat-zat beracun yang merusak tubuh serta
menimbulkan ketergantungan. Pelayanan konseling profesional tentu hanya bisa
dilaksanakan oleh konselor yang memiliki standar kualifikasi dan kompetensi yang memadai
yang diperoleh melalui pendidikan ataupun pelatihan khusus atau on job training.
Keefektifan atau dampak positif pelayanan terhadap konseli (orang dengan gangguan
penggunaan zat (GPZ) tergantung proses penerapan layanan konseling adiksi narkoba yang
diberikan.

Adapun beberapa macam model dan pendekatan konseling yang dapat di gunakan
untuk konseling adiksi,

2.2.1 Teknik Konseling Self Management

Pengertian konseling yaitu proses bantuan yang di berikan kepada peserta


klien guna untuk membantu memecahkan sebuah masalah klien, hal yang sangat
penting yang diperlukan model yang dapat menunjukkan kapan dan bagaimana guru
BK atau konselor melakukan intervensi kepada klien. Terdapat kata lain, konseling
memerlukan keterampilan (skill) pada pelaksanaannya. Menurut Gunarsa
menyatakan bahwa self management meliputi pemantauan diri (self monitoring),
reinforcement yang positif (self reward), kontrak atau perjanjian dengan diri sendiri
(self contracting) dan penguasaan terhadap rangsangan (stimulus control)

a. pemantauan diri (self monitoring)


Pemantauan Diri (self monitoring) adalah dalam bentuk proses klien yang
mengamati dan mencatat segala sesuatu tentang dirinya sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan. Dengan pemantauan diri ini biasanya klien
mengamati dan mencatat perilaku masalah, mengendalikan penyebab
terjadinya masalah (antecedent) dan menghasilkan konsekuensi.
b. reinforcement yang positif (self reward)
Reinforcemen yang positif (self reward) dapat digunakan untuk membantu klien
mengatur dan memperkuat perilakunya melalui konsekuensi yang dihasilkan
sendiri. Hasil yang diperoleh dari diri ini digunakan untuk menguatkan atau
meningkatkan perilaku yang diinginkan. Dasar pendapat teknik ini yaitu bahwa
dalam pelaksanaannya, ganjaran diri paralel dengan ganjaran yang dia

5
diadministrasikan dari luar. Untuk kata lain, ganjaran yang dihadirkan sendiri
sama dengan ganjaran yang diadiministrasikan dari luar, didefiniikan oleh fungsi
yang mendesak perilaku sasaran.
c. kontrak atau perjanjian dengan diri sendiri (self contracting)
Perjanjian atau kontrak dengan diri sendiri (self contracting) ada beberapa
langkah dalam self contracting ini yaitu :
1) klien membuat perencanaan untuk mengubah pikiran, perilaku, dan
perasaan yang diinginkannya;
2) klien meyakini semua yang ingin diubahnya;
3) klien bekerja sama dengan teman/keluarga program self managementnya;
4) klien akan menanggung resiko dengan program self management yang
dilakukannya;
5) pada dasarnya semua yang klien harapkan mengenai perubahan pikiran,
perilaku dan perasaan adalah untuk peserta didik itu sendiri;
6) klien menuliskan peraturan untuk dirinya sendiri selama menjalani proses
self management;
7) Penguasaan terhadap rangsangan (self control)

Teknik self Mangement ini menekankan pada penataan kembali atau modifikasi
lingkungan sebagai isyarat khusus atau anteceden atau respon tertentu.

2.2.2 Problem-Solving Techniques (Teknik Pemecahan Masalah)

Teknik pemecahan masalah adalah proses kreatif; klien menilai perubahan-


perubahan dirinya dan lingkungannya serta membuat pilihan, keputusan, atau
penyesuaian yang selaras dengan tujuan-tujuan dan nilai-nilai hidupnya. Teknik
pemecahan masalah bertujuan melatih klien memecahkan masalah secara
sistematis. Langkah-langkahnya:

a. mengidentifikasi dan merumuskan masalah;


b. mencari sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah;
c. mencari alternatif pemecahan masalah;
d. menguji kekuatan dan kelemahan setiap alternatif;
e. memilih dan melaksanakan alternatif yang paling menguntungkan, dan
mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai.

2.2.3 Reality Counseling (Konseling Realitas)

6
Model konseling yang didirikan oleh William Glasser. Dasar filosofi konseling
ini adalah manusia pada dasarnya ditentukan oleh dirinya sendiri dan bertanggung
jawab atas hidup dan kehidupannya. Oleh karena itu, Konseling Realitas tergolong
antideterministik dan positif. Dalam pandangan konseling realitas, orang
membutuhkan identitas dan bisa mengembangkan identitas keberhasilan maupun
identitas kegagalan. Konsep utama konseling realitas adalah menolak model medis
dan konsep penyakit mental. Berfokus pada sesuatu yang bisa dilakukan sekarang
dan menolak masa lampau sebagai variabel utama. Pertimbangan nilai dan tanggung
jawab moral ditekankan. Kesehatan mental sama dengan penerimaan atas tanggung
jawab.

Tujuan konseling realitas adalah membimbing konseli ke arah mempelajari


perilaku yang realistis dan bertanggung jawab serta mengembangkan identitas
keberhasilan. Membantu konseli dalam membuat pertimbangan-pertimbangan nilai
tentang perilakunya sendiri dan dalam merencanakan tindakan bagi perubahan.
Konseling Realitas menggunakan teknik konseling yang aktif, direktif, dan didaktik.
Konselor sering menggunakan kontrak dan apabila kontrak selesai, konseling
diakhiri. Konseling Realitas tidak mengikuti diagnosis dan evaluasi model medis.
Sasarannya menjadikan konseli membuat penafsiran-penafsiran dan pertimbangan-
pertimbangan nilai sendiri. Pendekatan ini bisa suportif dan konfrontasional.
Konseling Realitas pada mulanya dirancang bagi penanganan para remaja di
lembaga rehabilitasi. Akan tetapi, sekarang, Konseling Realitas digunakan secara luas
oleh para pendidik di sekolah-sekolah dasar dan menengah. Konseling Realitas juga
bisa diterapkan pada konseling individual dan kelompok serta pada konseling
perkawinan dan keluarga.

2.2.4 Cognitive Behavioral Theraphy (CBT)

Terapi kognitif perilaku umumnya digunakan untuk menangani masalah


kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi. Namun, tidak hanya itu, terapi
kognitif perilaku juga bisa digunakan untuk membantu Anda menghadapi masalah
yang ditemui sehari-hari.

Terapi kognitif perilaku atau CBT (cognitive behavioral therapy) adalah


istilah yang lebih umum dari terapi kognitif dan merupakan salah satu bentuk dari
psikoterapi. Terapi kognitif bertujuan untuk melatih cara berpikir (fungsi) kognitif
dan cara bertindak (perilaku) Anda. Ini sebabnya terapi kognitif lebih dikenal dengan
terapi kognitif perilaku.

7
a) Manfaat Terapi Kognitif Perilaku terhadap Kesehatan

Terapi kognitif perilaku digunakan untuk membantu penderita gangguan


kesehatan mental mengubah sudut pandang akan permasalahan atau situasi
menantang dalam hidupnya, sekaligus cara ia bereaksi terhadap permasalahan
tersebut.

Selain itu, terapi kognitif perilaku juga bisa dilakukan untuk membantu
penderita mencari pendekatan dan solusi masalah yang terjadi secara mandiri.
Selain gangguan kecemasan dan depresi, terapi kognitif perilaku juga terbukti efektif
dalam menangani gangguan kesehatan mental lainnya, seperti:

 Fobia
 Gangguan pola makan
 Gangguan tidur
 Penyalahgunaan alcohol
 Gangguan panik
 Gangguan seksual
 Gangguan bipolar
 Skizofrenia
 Obsessive compulsive disorder (OCD)
 Post-traumatic stress disorder (PTSD)

Selain gangguan kesehatan mental, penyakit fisik yang terkait dengan tingkat
stres atau kondisi psikologis, seperti irritable bowel syndrome (IBS), juga bisa
menggunakan terapi kognitif perilaku sebagai salah satu metode pengobatannya.

b) Cara Kerja Terapi Kognitif Perilaku

Konsep dari terapi kognitif perilaku adalah bahwa pikiran, perasaan, sensasi fisik,
dan tindakan anda saling berkaitan dan memengaruhi satu dengan lainnya. Pikiran
dan perasaan negatif dapat membuat anda terjebak dalam “lingkaran setan”
permasalahan yang terasa semakin berat.

8
Hal ini kemudian dapat mengubah cara anda berpikir, berperilaku, dan bahkan
menyebabkan keluhan fisik. Terapi kognitif perilaku bisa membantu anda mengolah
pikiran dan perasaan negatif tersebut. Pada terapi ini, anda akan dibantu untuk:

1) Mengidentifikasi masalah

Langkah pertama yang paling penting dalam terapi perilaku kognitif


adalah menyadari dan menerima bahwa anda memiliki masalah. Terapis akan
membantu anda untuk mengidentifikasi masalah, sekaligus akar permasalahan
tersebut. Masalah dalam kehidupan seseorang bisa disebabkan oleh masalah
lain yang bahkan tidak disadari oleh dirinya sendiri. Terapis juga akan membantu
anda mencari penyebab paling dasar dari perasaan negatif atau pola destruktif
yang terjadi.

2) Fokus pada pencarian solusi.

Terapi kognitif perilaku membantu anda memecahkan masalah yang


besar menjadi masalah-masalah kecil yang bisa dihadapi satu per satu dan
perlahan-lahan, sehingga terasa ringan.

3) Mencari cara praktis yang bisa memperbaiki cara pikir anda setiap harinya

Setelah membantu menyederhanakan masalah anda, terapis akan mulai


menggiring anda untuk belajar melihat kaitan antara satu masalah dengan
masalah lainnya, serta efek dari masing-masing masalah tersebut pada diri anda.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengubah cara anda memandang dan
menanggapi sebuah masalah. Meski sederhana, ini bisa sangat berpengaruh
terhadap kemampuan anda dalam menyelesaikan masalah dan membuat anda
memiliki sifat yang lebih positif. Selain itu, anda juga akan dibantu untuk fokus
pada masalah yang ada sekarang, bukan yang ada di masa lalu ataupun yang
mungkin ada di masa depan.

4) Mendorong anda melatih dan mempraktikkan kebiasaan positif

Jika anda sudah mampu menyadari, menerima, menyederhanakan, dan


memahami masalah anda secara menyeluruh, tahap selanjutnya adalah
menghilangkan cara lama anda yang destruktif dalam merespons masalah
tersebut. Terapis akan membantu anda mempelajari dan mempraktikkan
langkah dalam merespons suatu masalah dengan positif dan tidak membebani
diri anda. Setelah beberapa sesi, terapis akan membahas kembali langkah-

9
langkah yang telah dilakukan dalam terapi kognitif perilaku. Tujuannya adalah
untuk melihat apakah metode yang telah dijalankan bisa memberikan manfaat
bagi anda. Hal ini dilakukan untuk menemukan cara terbaik yang bisa
diaplikasikan dalam hidup anda.

Terapi kognitif perilaku memang bisa digunakan untuk mengelola


masalah yang berhubungan dengan pikiran, perasaan, dan tindakan anda.
Namun, terapi ini belum tentu cocok untuk semua orang. Selain itu, terapi ini
memerlukan kerja sama yang bagus dengan terapis dan komitmen yang kuat
dari penderita untuk bisa mencapai hasil terbaik. Jika ini terjaga, periode terapi
bisa lebih singkat.

Selama menjalani terapi ini, anda dianjurkan untuk bersikap terbuka dan
jujur, terutama ketika melakukan konsultasi pertama, agar terapis dapat
menemukan pendekatan dan terapi yang sesuai dengan kondisi anda. Jika anda
memiliki masalah yang terasa besar dan mengganggu kehidupan, serta merasa
kesulitan untuk menghadapinya, terapi kognitif perilaku bisa jadi hal yang tepat
untuk anda. Konsultasikan hal ini dengan psikolog atau psikiater, sehingga anda
bisa mendapatkan terapi yang sesuai dengan kondisi kesehatan anda.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kecanduan merupakan suatu kondisi medis dan psikiatris yang ditandai oleh
penggunaan berlebihan (kompulsif) terhadap suatu zat yang apabila digunakan terus
menerus dapat memberikan dampak negatif dalam kehidupan penggunanya (individu
yang mengalami kecanduan), seperti hilangnya hubungan yang baik dengan keluarga
maupun teman ataupun kehilangan pekerjaan. Konseling adiksi adalah layanan
profesional yang diberikan oleh konselor adiksi kepada orang dengan gangguan penggunaan
zat (GPZ) agar dapat menghadapi permasalahan yang disebabkan oleh penggunaan zat-zat
beracun yang merusak tubuh serta menimbulkan ketergantungan. Pelayanan konseling
profesional tentu hanya bisa dilaksanakan oleh konselor yang memiliki standar kualifikasi
dan kompetensi yang memadai yang diperoleh melalui pendidikan ataupun pelatihan khusus
atau on job training. Keefektifan atau dampak positif pelayanan terhadap konseli (orang
dengan gangguan penggunaan zat (GPZ) tergantung proses penerapan layanan konseling
adiksi narkoba yang diberikan.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini yang bertema “Model dan pendekatan layanan
konseling di konseling kecanduan (Addictions)” merupakan suatu wacana yang
beragam pendapat dari sekian referensi. Sehongga kami membutuhkan refensi lain
untuk memberikan masukan atas kekurangan dalam penulisan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.uin-suska.ac.id/20348/6/6.%20BAB%20I.pdf

http://repository.radenintan.ac.id/7331/1/Skripsi%20Full.pdf

http://repository.radenintan.ac.id/539/1/SKRIPSI_LENGKAP_TRIHANDAYANI.pdf

Mahmud,Alimuddin & Sunarty, Kustiah. 2012. MENGENAL TEKNIK-TEKNIK BIMBINGAN


DAN KONSELING. Makassar: Indonesia. Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar

http://eprints.unm.ac.id/2219/1/BUKU-%20MENGENAL%20TEKNIK-TEKNIK
%20BIMBINGAN%20DAN%20KONSELING.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai