Anda di halaman 1dari 11

TUGAS AKUNTANSI PERBANKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Akuntansi Perbankan
" Akuntansi Giro Pada Bank Indonesia dan Bank Lain"

Dosen Pengampuh Mata Kuliah : Masdar Ryketeng S.Pd. M. Acc, ACPA.

Disusun Oleh:
Arini Mutmainnah
1992040013
Pendidikan Akuntansi B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021

1
1. Pengertian
Akuntansi giro merupakan pencatatan yang terkait dengan transaksi yang terjadi
pada rekening giro. Pencatatan transaksi rekening giro dapat terjadi pada saat
pembukaan, setor tunai, pemindahbukuan, setor kliring, penarikan tunai maupun
penarikan kliring dan transaksi lainnya.
Pencatatan akuntansi giro diatur sebagai berikut :
 Transaksi rekening giro diakui sebesar nominal uang yang disetorkan oleh
nasabah atau yang dicairkan.
► Setoran giro dapat dilakukan secara tunai dan nontunai.
➤ Bank akan memberikan imbalan kepada pemegang rekening giro.
➤ Dalam hal rekening giro bersaldo negative, maka bank dapat memberikan
kredit over drive yaitu kredit yang diberikan untuk memberikan tambahan dana ke
rekening giro nasabah bila terdapat penarikan cek atau bilyet giro yang jumlahnya
melebihi saldo rekening giro.

Giro Pada Bank Indonesia


Giro Bank Indonesia merupakan rekening giro milik bank komersional dalam
valuta asing maupun valuta rupiah di Bank Indonesia. Dengan Giro Bl, bank data
membiayai transaksi antara cabang maupun antar bank melalui penyelesaian
kliring, transfer. Disamping itu dapat digunakan untuk membayar penarikan
deposito yang relatif besar.
Transaksi Giro BI lebih banyak berkaitan dengan transaksi kliring,
pemindahbukuan, pengambilan dan penyetoran uang tunai ke BI oleh bank
komersional.

Giro Pada Bank Lainnya


Giro pada bank lain adalah saldo rekening giro bank, baik dalam rupiah. maupun
dalam valuta asing di bank lain. Giro pada bank indonesia tidak termasuk dalam
rekening ini. Transaksi giro pada bank lain dalam valuta asing dicatat sesuai
valuta asingnya dan dikonversasikan kedalam rupiah berdasarkan kurs laporan
Bank Indonesia.

2. Prosedur Akuntansi Giro pada bank lain didalam negeri


Beberapa kantor cabang bank pemerintah ditunjuk sebagai pengelola rekening kas
negara. Rekening kas negara tersebut dipergunakan untuk menampung

2
pendapatan untuk negara, antara lain berupa pajak dan nonpajak. Rekening kas
negara tersebut menampung setoran/pelimpahan pajak dan nonpajak dari bank
persepsi, yaitu kantor cabang bank yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai pihak
yang dapat menerima setoran pajak dan nonpajak dari masyarakat. Hasil
penerimaan pajak dari bank persepsi tersebut harus dilimpahkan ke rekening kas
negara seminggu dua kali, yaitu setiap hari Selasa dan Jum'at. Untuk penyelesaian
pelimpahan pajak tersebut, pada umumnya akan diselesaikan dengan sistem
kliring, sehingga tidak diperlukan pembukaan rekening di bank lain. Namun
demikian untuk wilayah tertentu, di mana belum ada kliring dan jumlah bank
masih sedikit, maka bank-bank penerima pajak akan membuka rekening giro di
kantor cabang bank yang ditunjuk sebagai pemegang rekening kas negara. Apabila
akan melimpahkan pajak ke rekening kas negara, maka bank penerima pajak yang
akan melimpahkan pajak tersebut ke kas negara akan menerbitkan bilyet giro atas
behan rekeningnya di bank pemegang rekening kas negara tersebut. Rekening giro
yang dibuka di cabang bank lain tersebut harus ada dananya yang ditetapkan
sesuai kebutuhan, apabila kurang harus disetor lagi secara tunai. Dengan cara
demikian penyelesaian pelimpahan pajak menjadi lebih cepat.
Sebagai alat kontrol bahwa jumlah saldo Giro pada Bank Lain antara pembukuan
di bank yang bersangkutan dengan di bank pemegang rekening telah cocok, maka
dilakukan pencocokan setiap hari. Oleh karena itu, bank pemilik rekening harus
menanyakan jumlah saldonya setiap hari ke bank pengelola rekeningnya.
Contoh:
Bank Papua cabang Nabire akan melimpahkan dana pajak yang telah diterimanya
dari masyarakat sebesar Rp 25.000.000 ke kantor cabang BRI cabang Biak. Untuk
menyelesaikan transaksi ini Bank Papua cabang Nabire membuka rekening giro di
kantor cabang BRI cabang Biak. Dengan pembukaan rekening tersebutakan lebih
memudahkan dalam pelimpahan pajak ke kas negara. Dalam kasus ini yang
mempunyai giro pada bank lain adalah Bank Papua cabang Nabire

3
Sebagai alat control bahwa jumlah saldo giro pada bank lain antara pembukuan di
bank yang bersangkutan dengan bank pemegang rekening telah cocok, maka
dilakukan pencocokan setiap hari. Oleh karena itu, bank pemilik rekening harus
menanyakan jumlah saldonya setiap hari ke bank pengelola rekening.
3.Prosedur Akuntansi Giro pada Bank Lain di Luar Negeri
Pembukaan rekening giro pada bank lain di luar negeri (NOSTRO) dimaksudkan
untuk menyelesaikan transaksi utang piutang dengan pihak-pihak di luar negeri,
antara lain penyelesaian transaksi perdagangan internasional, pembayaran transfer
ke luar negeri, dan sebagainya. Untuk membahas lebih lanjut tentang prosedur
akuntansi giro pada bank lain di luar negeri akan dibahas pula tentang
perdagangan internasional dan transfer ke luar negeri.
•Perdagangan Luar Negeri
Pada perdagangan luar negeri setiap terjadi transaksi perdagangan selalu
melibatkan bank dalam pembayarannya. Hal ini terjadi karena pembeli (importir)
tidak mungkin membawa uang dengan jumlah banyak untuk membayar kepenjual
(eksportir). Di samping itu juga adanya perbedaan jenis mata uang yang
digunakan. Oleh karena itu, bank sangat diperlukan dalam penyelesaian
pembayaran perdagangan internasional. Transaki perdagangan luar negeri terdiri
dari transaksi ekspor dan transaksi impor. Transaksi ekspor adalah kegiatan
pengiriman barang dan atau jasa keluar wilayah pabean Indonesia sesuai
ketentuan perundang undangan yang berlaku Sedangkan transaksi impor adalah
kegiatan memasukkan barang dan atau jasa ke dalam wilayah pabean indonesia
sesuai dengan ketentuan perundang undangan yang berlaku.

4
Cara-cara pembayaran perdagangan internasional yang lazim dipergunakan
pada dasar dibagi menjadi dua jenis:
1. Pembayaran tanpa Letter of Credit (L/C)
a. Advance payment adalah pembayaran yang dilakukan pembeli sebelum barang dikirimkan,
baik untuk seluruh nilai barang (full payment) maupun untuk sebagian nilai barang (partial
payment), hal ini berarti buyer memberikan kredit terhadap seller.
b. Open account adalah suatu cara pembayaran yang dilakukan oleh buyer kepada seller suatu
waktu tertentu setelah barang dikirimkan. Hal ini berarti seller memberikan kredit kepada
buyer.
C.Collection (inkasso) adalah cara pembayaran yang dilakukan oleh buyer setelah buyer
menerima tagihan dari seller. Pembayaran dilakukan setelah seler mengirimkan tagihan berupa
dokumen terhadap buyer. Collection dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu : Documentary
collection, Clean/bill collection, dan Cash against document
d. Consignment (konsinyasi) adalah mengekspor barang yang belum terjual. Sampai saat
barang dijual oleh importir, hak atas barang tersebut masih ada pada eksportir. Sedangkan
pembayaran dari barang tersebut baru dilakukan setelah barang tersebut terjual.

2. Pembayaran dengan Letter of Credit (LJC)


a. Payment (pembayaran), yaitu pembayaran kepada penjual (eksportir) dilakukan oleh bank
pembayar (paying bank) diluar negeri yang ditunjuk oleh bank pembuka L/C di dalam negeri
(opening bank) pada saat eksportir menyerahkan dokumen dokumen yang diminta dalam L/C
(kredit documenter) tersebut.
b. Negotiation (negosiasi ), yaitu pembayaran kepada penjual (eksportir) dilakukan oleh bank
diluar negeri (negotiating bank) yang bersedia mengambil alih pembayaran terlebih dahulu.
Atas penyerahan dokumen-dokumen dari eksportir. Pembayaran kepada eksportir dilakukan
bersamaan dengan penyerahan dokumen dokumen yang diminta dalam L/C kepada negotiating
bank(bank yang melakukan negosiasi).
c. Acceptance (akseptasi), yaitu pembayaran kepada penjual (eksportir) dilakukan dengan cara
mengaksep wesel berjangka oleh bank dari luar negeri.

pihak-pihak yang Terlibat dalam L/C Ada beberapa pihak yang terlibat
dalam L/C : Pihak langsung
a. Pembeli, atau disebut juga applicant/account party/accountee/importir/ buyer
adalah pihak yang memohon pembukaan L/C dari bank.
b. Penjual, atau disebut paid/exporter/seller/shipper juga adalah to kepada siapa
pihak L/C diterbitkan/diperuntukkan.

5
c. Bank pembuka penerbit L/C disebut juga opening bank/issuing bank/importer's
bank. Bank pembeli yang membuka/menerbitkan L/C kepada beneficiary,
biasanya melalui perantaraan bank di negara beneficiary. Bank ini pula yang akan
memeriksa dokumen-dokumen untuk memastikan kecocokannya dengan syarat-
syarat L/C, mengatur pembiayaan transaksi-transaksi bilamana diminta dan
melepaskan dokumen-dokumen L/C kepada pembeli dan meminta pembayaran
dari/mendebit rekening pembeli.
d. Bank penerus L/C, disebut juga advising bank/seller's bank/foreign
correspondent bank adalah memberitahukan/mengadviskan/meneruskan bank dan
yang menegaskan L/C kebenaran/otentikasi dari L/C tersebut kepada eksportir
tanpa disertai kewajiban lain.
e. Bank yang menegaskan/menjamin pembayaran atas L/C, disebut juga
confirming bank/foreign corespondent bank adalah bank kedua, biasanya advising
bank yang bertindak sebagai confiming bank, yakni menegaskan kepada
beneficiary/eksportir bahwa L/C tersebut otentik dan bilamana importir atau
opening bank tidak melakukan pembayaran maka bank kedua ini akan
membayarnya.
f. Bank pembayar atau disebut juga paying bank, adalah bank yang namanya
disebutkan dalam L/C sebagai pihak yang melakukan pembayaran kepada
beneficiary/eksportir asalkan dokumen-dokumen sesuai dengan syarat-syarat L/C
g. Bank menegoisasi atau disebut juga negotiating bank adalah bank yang
menyetujui untuk membeli wesel (draft) dari beneficiary/eksportir.
h. Bank yang diminta mengganti pembayaran (me-reimburse) atau disebut juga
reimbursing bank. Bilamana antarabank eksportir dan bank importir tidak ada
hubungan rekening, maka untuk penyelesaian pembayarannya biasanya ditunjuk
bank ketiga.
•Pengiriman/Penerimaan Transfer ke/dari luar negeri
Pengiriman/penerimaan transfer keldari luar neger juga akan melibatkan
penggunaan rekening nostro di bank koresponden atau menggunakan rekening
giro di bank lain di luar negeri. Prosed pembukuan transfer yang dikirim ke luar
negeri atau transfer yang diterima dan luar nege adalah sebagai berikut:
a. Transfer Keluar (Outgoing Transfer)
Pada saat kantor cabang bank menerima permohonan pengiriman uang ke luar
negeri dari nasabah, maka transfer akan dilakukan dengan sarana SWIFT (Society
of Worldwide Internasional Funds Transfer) yaitu sarana komunikasi antarbank
yang telah diterima oleh perbankan di seluruh dunia atau menggunakan Western
Union.
b. Transfer Masuk (Incoming Transfer)

6
Bank-bank koresponden di luar negeri, apabila mengirimkan uang ke bank-bank
di dalam negeri juga menggunakan sarana SWIFT atau Western Union.

4. Pembentukan PPAP
Penempatan giro pada bank lain mengandung risiko tidak dapat ditarik, sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia pada SK BI No. 31/148/KEP/DIR Tanggal 12
November 1998, penempatan giro pada bank lain harus dibentuk PPAP-nya
(Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) minimal sebesar sebagai berikut:
Cadangan Umum sebesar 1 % x Aktiva Produktif Lancar » Risiko Bank (%)
Cadangan Khusus sebesar:
• 5% Aktiva Produktif Dalam Perhatian Khusus (DPK) Risiko Bank
• 15% (Aktiva Produktif Lancar - Nilai Agunan) x Risiko Bank
• 50% (Aktiva Produktif Diragukan-Nilai Agunan) - Risiko Bank
• 100% (Aktiva Produktif Macet - Nilai Agunan) - Risiko Bank

7
Contoh Soal dan Pembahasan

1. Apa perbedaan giro pada Bank Indonesia dan pada Bank lainnya?
Jawaban : Giro Bank Indonesia merupakan rekening giro milik bank komersional
dalam valuta asing maupun valuta rupiah di Bank Indonesia. Dengan Giro Bl,
bank data membiayai transaksi antara cabang maupun antar bank melalui
penyelesaian kliring, transfer. Disamping itu dapat digunakan untuk membayar
penarikan deposito yang relatif besar. Sedangkan Giro pada bank lain adalah saldo
rekening giro bank, baik dalam rupiah. maupun dalam valuta asing di bank lain.
Giro pada bank indonesia tidak termasuk dalam rekening ini. Transaksi giro pada
bank lain dalam valuta asing dicatat sesuai valuta asingnya dan dikonversasikan
kedalam rupiah berdasarkan kurs laporan Bank Indonesia.

2. Bagaimana pencatatan giro pada bank?


Jawaban : Pencatatan akuntansi giro diatur sebagai berikut :
1. Transaksi rekening giro diakui sebesar nominal uang yang disetorkan oleh nasabah atau yang
ditarik / dicairkan. Pada saat nasabah melakukan transaksi setoran atau penarikan secara tunai,
maka bank akan melakukan pencatatan transaksi tersebut sesuai uang tunai yang diterimanya.
2. Setoran giro dapat dilakukan secara tunai dan non tunai. Dalam hal setoran dilakukan secara
tunai, maka setoran tersebut diakui pada saat uang diterima. Dalam hal setoran dilakukan
secara non tunai setoran berhasil ditagihkan ke bank tertagih.
3. Bank akan memberikan imbalan kepada pemegang rekening giro. Besarnya imbalan
tergantung pada kebijakan masing-masing bank. Imbalan yang berasal dari rekening giro
disebut dengan jasa giro.
4. Dalam hal rekening giro bersaldo negative, maka bank dapat memberikan kredit over drive
yaitu kredit yang diberikan untuk memberikan tambahan dana ke rekening giro nasabah, bila
terdapat penarikan cek dan/atau bilyet giro yang jumlahnya melebihi saldo rekening giro. Bank
akan membebankan bunga over drive.

3. Apakah yang dimaksud dengan Kliring?


Jawaban : Kliring adalah suatu tata cara lalu lintas pembayaran giral antar bank dengan
menggunakan warkat kliring yang dilakukan dengan cara saling memperhitungkan, baik atas
beban maupun untuk keuntungan nasabah masing-masing bank peserta kliring yang dilakukan
melalui lembaga kliring.

4. Disebut apakah lalu lintas pembayaran giral terdiri dari cek, bilyet giro, surat bukti
penerimaan transfer, wesel unjuk, nota debit/ kredit dsb yang disetujui Bank Indonesia.?

8
Jawaban : Warkat Kliring

5. Sebutkan dan jelaskan jenis dari Warkat Kliring!


Jawaban :
•Warkat Debit yaitu surat pengakuan bahwa bank mempunyai piutang kepada bank lain.
• Warkat Kredit yaitu surat pengakuan bahwa bank mempunyai utang kepada bank lain.

6. Transaksi perdagangan luar negeri terbagi atas 2. Sebutkan dan jelaskan!


Jawaban :
• Transaksi ekspor adalah kegiatan pengiriman barang dan atau jasa ke luar wilayah pabean.
Indonesia sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
• Transaksi impor adalah kegiatan memasukkan barang dan atau jasa ke dalam wilayah pabean
Indonesia sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

7. Bagaimanakah proses transaksi ekspor-impor dengan menggunakan L/C?


Jawaban :
1. Buyer mengajukan aplikasi pembukaan L/C kepada Issuing Bank.
2. Issuing Bank mendebet rekening Applicant untuk deposit margin.
3. Issuing membuka L/C dan mengirim berita kepada korespondennya di negara eksportir,
disertai dengan no.bank.
4. Advising Bank sebagai bank penerima akan memeriksa kebenaran
5. Advising Bank mengadviskan L/C kepada Beneficiary
6. Beneficiary (eksportir) mengirimkan barang dengan instruksi pada Shipping Order supaya
consignee dicantumkan Negotiating Bank
7. Eksportir melengkapi dokumen lainnya yang disyaratkan dalam L/C, kemudian
menyerahkannya kepada Negotiating Bank
8. Negotiating Bank mengirimkan dokumen kepada Issuing Bank, dengan pembayaran kepada
eksportir sesuai avaibility dari pada L/C
9. Issuing memberitahukan tibanya dokumen kepada Applicant (importir) dan melakukan
perhitungan kekurangan pembayaran L/C
10. Issuing mendebet rekening applicant atas kekurangan di atas (9)
11. Issuing menyerahkan shipping dokumen kepada importir

9
12. Reimbursing Bank mendebet rekening issuing bank atas klaim dari negotiating bank
13. Reimbursing Bank mengkredit rekening Negotiating Bank

8. Bagaimanakah penyelesaian utang piutang antar bank?


Jawaban :
a. Transfer
Transfer merupakan kegiatan bank dalam mengirimkan dana kepada bank lain untuk
keuntungan nasabah. Dalam hal ini bank melakukan transfer keluar atas permintaan nasabah,
maka bank akan mencatat kas/rekening nasabah pada posisi debit dengan giro pada Bank
Indonesia pada posisi kredit.
b. Setoran
Setoran merupakan aktifitas yang dilakukan oleh pemegang rekening giro untuk menyetorkan
sejumlah uang tunai atau warkat tagihan dengan maksud untuk menambah jumlah saldo
rekening gironya.

9. Jelaskan alur pembayaran Negotiation pada Letter Of Credit!


Jawaban :

Panah hitam arus dokumen/ penyerahan dokumen


Panah abu-abu : arus dana

Keterangan Pembayaran kepada penjual (eksportir) dilakukan oleh bank di luar negeri
(negotiating bank) yang bersedia mengambil alih pembayaran terlebih dahulu atas penyerahan
dokumen-dokumen dari eksportir. Pengambilalihan tersebut dimungkingkan bila dalam Letter
of Credit tersebut tidak menyebutkan bank pembayar tertentu (unrestricted).
Pembayaran kepada eksportir dilakukan bersamaan dengan penyerahan dokumen-dokumen

10
yang diminta dalam Letter of Credit kepada negotiating bank. Setelah melakukan pembayaran
tersebut negotiating bank mengirimkan dokumen-dokumen kepada opening bank yang disertai
dengan tagihan besarnya nilai pembayaran yang telah dilakukan dan memberikan instruksi
kepada bank di dalam negeri agar pembayarannya tersebut dialamatkan ke rekening negotiating
bank di luar negeri. Setelah menerima dokumen dan penagihan tersebut, bank di dalam negeri
(opening bank) memerintahkan bank korespondensinya di luar negeri agar memindahkan
sejumlah dananya sesuai letter of credit atas beban rekeningnya kepada rekening negotiating
bank. Saat yang bersamaan opening bank memberitahukan ke importir (pembeli) bahwa
dokumen importirnya telah sampai, dan bank kemudian mendebit rekening importir sejumlah
nilai impor beserta biaya-biaya yang timbul dari transaksi tersebut. Dengan demikian
pembayaran transaksi perdagangan luar negeri telah diselesaikan oleh bank.

10. Apakah yang dimaksud Refinancing Impor?


Jawaban : Refinancing impor adalah fasilitas pembiayaan impor yang diberikan kepada
importir dengan menggunakan dana dari bank lain (bank koresponden). Prosedur pembukuan
transaksi refinancing impor hampir sama dengan pembukuan transaksi impor lainnya, hanya
terjadi penambahan transaksi atas kredit yang diterima importir dari bank.

11

Anda mungkin juga menyukai