Anda di halaman 1dari 8

PENGUKURAN

Mengukur merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang
sejenis, yang dikatakan sebagai satuan. Sedangkan yang dimaksud dengan besaran adalah segala
sesuatu yang dapat diukur, dan hasilnya dapat dinyatakan dengan angka. Satuan dalam
pengukuran berfungsi sebagai pembanding, oleh sebab itu ia haruslah sejenis dengan besaran
yang diukurnya.

Manusia dengan segala kelebihan yang dianugerahkan Allah SWT kepada mereka telah
membuat berbagai jenis alat ukur untuk bermacam-macam besaran. Setiap alat ukur memiliki
satuan dan tingkat ketelitian masing-masing.

Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Secara Langsung, yaitu ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur, langsung menyatakan
nilai besaran yang diukur, tanpa menggunakan rumus untuk menghitung nilai yang
diinginkan. Contohnya, jika kita mengukur panjang benda dengan menggunakan meteran.
2. Secara tidak langsung, yaitu dalam pengukuran memerlukan penghitungan tambahan untuk
mendapatkan nilai besaran yang diukur. Contohnya jika kita ingin mengukur volume kubus
dengan mengukur terlebih dahulu rusuknya, setelah itu baru kita hitung volume kubus
dengan menggunakan rumusnya.
Agar mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, maka sebaiknya kamu melakukan
langkah-langkah sebagaii berikut :

- Memilih alat yang lebih peka


- Lakukan kalibrasi sebelum digunakan
- Lakukan pengamatan dengan posisi yang tepat
- Tentukan angka taksiran yang tepat
Dalam memilih alat ukur yang tepat, perlu diperhatikan beberapa faktor, antara lain :

- kesesuaian alat ukur dengan besaran yang akan diukur,


- ketelitian hasil ukur yang diinginkan,
- bentuk dan jenis benda yang akan diukur.

Ketelitian alat ukur yang digunakan sangat menentukan ketelitian pengukuran yang
dilakukan. Ketelitian ini dipengaruhi oleh nilai skala terkecil (Nst) yang dimiliki alat ukur.
Semakin kecil Nst sebuah alat ukur, maka semakin baik ketelitiannya.

Beberapa contoh alat ukur

a. Mistar

Mistar adalah alat ukur panjang dengan skala terkecil 1 mm. Ketelitian pengukuran
menggunakan mistar adalah setengah dari nilai skala terkecilnya (0,5 mm). Dalam setiap
pengukuran, usahakan menggunakan mistar dengan kedudukan mata pengamat tegak
lurus dengan skala yang diukur agar tidak terjadi kesalahan paralaks. Kesalahan
paralaks adalah kesalahan yang terjadi di saat membaca alat ukur karena kedudukan
mata pengamat yang tidak tepat.
b. Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur panjang,
ketebalan, kedalaman, dan diameter luar maupun dalam suatu benda dengan batas
ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong mempunyai dua rahang yaitu rahang tetap dan rahang
sorong. Pada rahang tetap terdapat skala utama, sedngkan pada rahang sorong terdapat
skala nonius. Skala nonius mempunyai panjang 9 mm yang terbagi menjadi 10 skala
dengan tingkat ketelitian 0,1 mm.
Bagian-bagian dari jangka sorong

Hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dinyatakan dengan menambahkan skala


utama dengan skala nonius yang telah dikalikan dengan ketelitiannya. Skala utama di
baca dengan melihat garis terakhir tepat sebelum angka nol pada skala nonius.
Sedangkan skala nonius dibaca dengan melihat garis skala nonius yang tepat berimpit
dengan garis skala utama. Secara matematis, hasil pengukuran dengan jangka sorong
dapat dinyatakan dengan:
Hasil pengukuran=skalautama+(skala nonius ×nst ( ketelitian ) )

Contoh menyatakan hasil pengukuran menggunakan jangka sorong

skala utama = 2,4 cm


skala nonius = 7 mm
nst + 0,1mm
Hasil pengukuran = skala utama + (skala nonius x nst)
Hasil pengukuran = 2,4 cm + (7 x 0,1) mm
= 2,4 cm + 0,7 mm
= 2,4 cm + 0,07 cm
= 2,47 cm

c. Micrometer sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang berfungsi untuk mengukur
panjang/ketebalan/diameter dari benda-benda yang cukup kecil seperti lempeng baja,
aluminium, diameter kabel, kawat, lebar kertas, dan masih banyak lagi. Mikrometer
sekrup punya ketelitian 10 kali lebih teliti dari jangka sorong. Kalau jangka sorong 0,1
mm, mikrometer sekrup memiliki tingkat ketelitian 0,01 mm
Bagian-bagian mikrometer sekrup:

Hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dinyatakan dengan menambahkan skala


utama dengan skala nonius yang telah dikalikan dengan ketelitiannya. Skala utama di
baca dengan melihat angka terakhir tepat sebelum poros skala nonius. Sedangkan skala
nonius dibaca dengan melihat garis skala nonius yang tepat berimpit dengan garis
tengah skala utama.

Secara matematis, hasil pengukuran dengan jangka sorong dapat dinyatakan dengan:
Hasil pengukuran=skalautama+(skala nonius ×nst ( ketelitian ) )
Contoh menyatakan hasil pengukuran menggunakan micrometer sekrup

Skala utama = 7,5 mm


Skala nonius = 22 mm
Nst = 0,01 mm
Hasil pengukuran = skala utama + (skala nonius x nst)
= 7,5 mm + (22 x 0,01 mm)
= 7,5 mm + 0,22 mm
= 7,72 mm
= 0,772 cm

d. Neraca
Neraca adalah alat ukur besaran massa yg memiliki ketelitian 1/100 gram

 Cawan beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur.
 Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca tidak
dapat digunakan untuk mengukur.
 Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan untuk neraca
ohauss 4  lengan terdapat empat lengan.
 Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-
geser dan sebagai penunjuk hasil pengukuran.
 Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan titik
kesetimbangan
Contoh menyatakan hasil pengukuran menggunakan neraca:

Dari gambar di atas, hasil pengukuran dapat dinyatakan dengan


Anting lengan depan = 5,8 gram
Anting lengan tengah = 40 gram
Anting lengan belakang = 300 gram
Hasil pengukuran = 300 gram + 40 gram + 5,8 gram
= 345,8 gram

e. Stopwatch

Stopwatch adalah alat ukur waktu yang sering digunakan dalam percobaan fisika, terdiri
atas dua jenis, yaitu jenis analog dan digital. Stopwatch digital mampu menampilkan hasil
pengukuran secara langsung pada layar stopwatch, sedangkan stopwatch analog memiliki jarak
antar dua goresan sebesar 2 sekon. Jarak tersebut dibagi atas 20 skala sehingga skala
terkecilnya adalah 2/20 sekon atau setara dengan 0,1 sekon. Dengan demikian ketelitian dari
stopwatch adalah setengah dari skala terkecilnya atau bernilai 0,05 sekon

Ketidakpastian pada Pengukuran

Ketika mengukur suatu besaran fisis dengan menggunakan instrumen, tidaklah


mungkin akan mendapatkan nilai benar X0, melainkan selalu terdapat ketidakpastian.
Ketidakpastian ini disebabkan oleh beberapa hal misalnya batas ketelitian dari masing-masing
alat dan kemampuan dalam membawa hasil yang ditunjukkan alat ukur

Beberapa istilah dalam pengukuran:

- Ketelitian (accuracy) adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat pendekatan dari nilai
yang diukur terhadap nilai benar X0
- Kepekaan adalah ukuran minimal yang masih dapat dideteksi (dikenal) oleh instrumen,
misal galvanometer memiliki kepekaan yang lebih besar daripada Amperemeter / Voltmeter
- Ketepatan (precision) adalah suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang sama.Presisiberkaitan dengan perlakuan dalam proses pengukuran,
penyimpangan hasil ukuran dan jumlah angka desimal yang dicantumkan dalam hasil
pengukuran.
- Akurasi yaitu seberapa dekat hasil suatu pengukuran dengan nilai yang sesungguhnya.

Kesalahan (error) adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai benar. Kesalahan
dapat digolongkan menjadi tiga golongan :

1. Keteledoran
Umumnya disebabkan oleh keterbatasan pada pengamat, diantaranya kurang terampil
menggunakan instrumen, terutama untuk instrumen canggih yang melibatkan banyak
komponen yang harus diatur atau kekeliruan dalam melakukan pembacaan skala yang kecil.

2. Kesalahan sistmatik
Adalah kesalahan yang dapat dituangkan dalam bentuk bilangan (kuantitatif), contoh :
kesalahan pengukuran panjang dengan mistar 1 mm, jangka sorong, 0,1 mm dan mikrometer
skrup 0,01 mm

3. Kesalahan acak
Merupakan kesalahan yang dapat dituangkan dalam bentuk bilangan (kualitatif),Contoh :

- kesalahan pengamat dalam membaca hasil pengukuran panjang


- pengabaian pengaruh gesekan udara pada percobaan ayunan sederhana
- pengabaian massa tali dan gesekan antar tali dengan katrol pada percobaan hukum II
Newton.

Ketelitian/ketidakpastian dalam pengukuran menyatakan batas toleransi kesalahan


mengukur yang diperbolehkan. Misalnya ketelitian suatu pengukuran o,o1 cm. Maka kesalahan
yang diperbolehkan dari hasil pengukuran yang sesungguhnya adalah kurang 0,01 cm atau
lebih 0,01 cm.

Ketelitian/ketidakpastian dalam pengukuran ditentukan dengan cara :

- Pengukuran tunggal (pengukuran yang dilakukan sebanyak satu kali saja)


- Pengukuran berulang (pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali)

Untuk pengukuran tunggal, ketelitian/ketidakpastiannya dihitung sebagai ½ kali


Nilai Skala Terkecil. Misalnya seseorang mengukur diameter sebuah silinder dengan
menggunakan jangka sorong. Ia mendapatkan hasil 7,29 cm. Maka dalam melaporkan hasil
pengukuran itu, orang tersebut harus manuliskan 7,29 ± 0,005 cm. Dimana 7,29 cm sebagai
hasil pengukurannya, dan ± 0,005 cm sebagai ketelitian/ketidakpastiannya.

Sedangkan untuk pengukuran berulang, hasil pengukuran panjang suatu benda dapat
berbeda-beda jika dilakukanberulang-ulang. Laporan hasil pengukurannya berupa rata-rata
nilai hasil pengukuran dengan ketidakpastian yang sama dengan simpangan bakunya.
Sebagai contoh, hasil pengukuran panjang sebuah benda sebanyak 5 kaliadalah x1, x2, x3, …, xn.
Nilai rata-ratanya, yaitu :

dengan n adalah jumlah data yang diukur dan x adalah nilai rata-rata hasilpengukuran.

Simpangan bakunya dapat ditulis sebagai berikut.

Oleh karena itu, hasil pengukuran dapat ditulis menjadi :

Tugas

1. Sebuah balok diukur ketebalannya menggunakan jangka sorong. Skala yang ditunjukkan
dari hasil pengukuran tampak pada gambar. Besar hasil pengukurannya adalah...

6 7

2. Kedudukan skala sebuah micrometer sekrup yang digunakan untuk mengukur diameter
sebuah bola kecil seperti gambar berikut :

Berdasarkan gambar tersebut dapat dilaporkan diameter bola kecil adalah ….


3. Berdasarkan gambar skala neraca berikut, tentukan hasil pengukurannya.

4. Jelaskan 3 kesalahan dalam pengukuran.

5. Jelaskan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan pengukuran berulang.

Anda mungkin juga menyukai