Anda di halaman 1dari 5

Analisis Koreksi Fiskal Atas Pendapatan, Beban Dan Pajak Tangguhan

Dalam Penentuan Pajak Penghasilan Yang Terutang Pada Pt A.

Bab I Pendahuluan

Ketentuan pembukuan menurut undang-undang perpajakan tidak selalu


sama dengan prinsip-prinsip pembukuan menurut SAK. Namun pembukuan yang
dilakukan dengan ketentuan SAK dapat digunakan untuk menghitung besarnya
penghasilan kena pajak, sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang
perpajakan. Timbulnya perbedaan tersebut, pada dasarnya karena perbedaan
tujuan dan kepentingan antara akuntansi dan pajak. Tujuan akuntansi secara
umum adalah memberikan informasi keuangan yang bermamfaat guna mengambil
keputusan ekonomi bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan pajak adalah
memasukan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara, untuk membiayai
pengeluaran negara dan mengatur perekonomian negara.

Perbedaan tujuan dan kepentingan tersebut menimbulkan beberapa


prinsipprinsip antara akuntansi dan pajak. Adanya perbedaan prinsip antara
akuntansi (SAK) dan pajak akan mengakibatkan pengakuan serta pembukuan
pendapatan atau penghasilan dan biaya yang menjadi dasar penerapan PPh Badan
perusahaan perlu dilakukan koreksi fiskal untuk keperluan penghitungan pajak
penghasilan dan pajak tangguhan menurut UU PPh 2000.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK no.23 berpendapat


bahwa: pendapatan (relevan) adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktivitas moral perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang berasal dari kontribusi penanaman modal.
Pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Pendapatan
harus diakui dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.
Nilai wajar adalah suatu jumlah, untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar atau suatu
kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar.
Agar tujuan tersebut tercapai, penghasilan / pendapatan yang disajikan
dalam laporan keuangan harus mencerminkan penghasilan/pendapatan yang
diperoleh, dan kegiatan usaha yang telah dilakukan untuk memperoleh
pendapatan, dalam satu periode secara wajar dan objektif. Untuk menentukan
besarnya penghasilan/pendapatan secara wajar, pendapatan diakui dan diukur
dengan prinsip dan cara-cara tertentu. Pengakuan Penghasilan menyangkut
masalah apa yang diakui sebagai penghasilan atau kompenen penghasilan dan saat
penghasilan diakui atau waktu pengakuan.

Diakui sebagai penghasilan adalah seperti diuraikan dalam pengakuan


penghasilan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) ialah dimana penghasilan
diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi di masa depan
yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi
dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan penghasilan terjadi bersama
dengan pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban (misalnya kenaikan
bersih aktiva yang timbul dari penjualan barang atau jasa atau penurunan
kewajiban yang timbul dari pembebasan pinjaman yang masih harus dibayar).

Dalam laporan keuangan menimbulkan selisih penghasilan dalam


Komersial PT.Asuransi Bumiputera perhitungan PPh terutangnya sehingga
Cabang Sekip Palembang terdapat pos- perlu dilakukan koreksi fiskal terhadap
pos rekening yang menurut akuntansi laporan    keuangan    komersial    untuk
komersial    perlu    diakui     sedangkan mengetahui besarnya penghasilan kena
menurut    fiskal    tidak   perlu    diakui. pajak  sebagai  dasar perhitungan   PPh
terutang. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Analisis Koreksi Fiskal dalam Rangka Perhitungan PPh
Badan pada PT.A.
1.2 Rumusan masalah

Sesuai dengan pembahasan di atas diketahui Perumusan masalah yang


dilakukan oleh penulis untuk Wajib Pajak Badan berbentuk Perseroan Terbatas
(PT) dimana penulis akan merumuskan masalah mengenai :

1. Apakah koreksi fiskal atas pendapatan dan biaya dalam penentuan pajak
penghasilan terutang pada PT S telah sesuai dengan ketentuan perpajakan?
2. Apakah perhitungan pajak tangguhan yang diterapkan perusahaan telah
sesuai dengan Peratiran yang telah ditetapkan?

BAB II Pembahasan

Menurut IAI mendefinisikan beban (expense ) adalah penurunan manfaat


ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal. Definisi
beban ini mencakup kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan
aktivitas perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas
perusahaan yang biasanya meliputi, misalnya beban pokok penjualan, gaji, dan
penyusutan. Beban tersebut biasanya arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti
kas (dan setara kas), persediaan dan aktiva tetap.

Beban diukur sesuai dengan harga pertukarannya dalam nilai uang, yaitu
jumlah uang atau barang yang diukur dalam satuan mata uang yang diserahkan
untuk transaksi tersebut. Pengakuan beban dikaitkan dengan pengakuan
pendapatan. Jika beban dapat dihubungkan langsung dengan pendapatan maka
saat pengakuannya sama dengan saat pengakuan pendapatan, misalnya harga
pokok penjualan dan komisi penjualan. Jika beban tidak dapat dihubungkan
langsung dengan pendapatan maka pengakuannya sesuai periode terjadi, misalnya
beban administrasi, beban penyusutan dan lain-lain.

Pengertian beban dalam perpajakan adalah pengeluaran biaya yang dapat


dikurangi dari penghasilan untuk menentukan besarnya penghasilan kena pajak.
Kriteria apakah suatu biaya dapat dihubungkan dengan kegiatan memperoleh
menagih dan memelihara penghasilan. Wajib Pajak harus memperhitungkan
biaya-biaya yang terhutang, penyusutan dan amortisasi sebgai pengurangan
penghasilan bruto. Pengakuan biaya dalam perpajakan tergantung pada
pembukuan yang digunakan oleh wajib pajak.

BAB III Metode Penelitian

METODE PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitiahn ini emnggunakan


pendekatan kuantitatif karena penelitihan ini bersifat deskrutif yaitu
mendeskripsikan tentang koreksi fiskal atas laporan keuangan komersial, serta
mencari, mendapatkan dan mengumpulkan sejumlah data untuk mendapatkan
gambaran fakta fakta yang jelas tentang hal keadaan yang ada pada perusahaan.
Sesuai dengan penelitian yang dipilih maka objek penelitiannya difokuskan pada
laporan keuangan tahun 2020, sedangkan subjek penelitian ini dilakukan di
bidang akuntansi pada “Analisis Koreksi Fiskal Atas Pendapatan, Beban Dan
Pajak Tangguhan Dalam Penentuan Pajak Penghasilan Yang Terutang Pada Pt
A.”

Yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini yaitu kepala Bagian Keuangan
sertastaff keuangan pada PT.A. Data yang dipergunakan dalam penulisan skripsi
ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer berupa data
Laporan keuangan perusahaan tahun 2020 yang diperoleh penulis dari
dokumentasi perusahaan, koreksi fiskal dalam laporan keuangan dan data
sekunder berupa Undang-Undang perpajakan dan buku-buku yang dijadikan
sebagai referensi.’ Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian ini,
peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara Dokumentasi, dan studi
kepustakaan.
Dalam Penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis deskriptif Kualitatif
terhadap koreksi fiskal pada laporan keuangan yang diatur menurut Standar
Akuntansi Keuangan dan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun
2008 dengan melihat perbedaan antara laporan laba Rugi dikenakan pajak bersifat
final, yang lebih jelas diatur dalam Peraturan Pemerintah No.131 Tahun 2000
mengenai pemotongan pajak yang bersifat final atas penghasilan berupa bunga
deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai