Anda di halaman 1dari 7

Program Acara Televisi “Khalifah” Dilihat dari Perspektif Dakwah

dan Sejarah Publik

DOSEN PENGAMPU:
Nuryanti, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Nama : Mohammad Risyda Farochi


NPM : 1420110022
Prodi : Pendidikan Sejarah

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS IVET

2020/2021
I. Pendahuluan

Televisi, surat kabar, majalah, radio, smartphone, dan film adalah termasuk dalam media
massa. Di Indonesia, televisi masih menajadi primadona hiburan masyarakat kelas menengah ke
bawah, karena televisi memiliki kelebihan yang sangat efektif dalam menyampaikan informasi
secara visual kepada masyarakat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada 2015, sebesar 91,47 persen penduduk
berusia diatas 10 tahun masih menggunakan televisi sebagai akses utama untuk
mendapatkan informasi. Besarnya minat masyarakat dalam memperoleh informasi dan
hiburan dari televisi dirasakan oleh penduduk hampir di seluruh wilayah
Indonesia. Angka partisipasi masyarakat dalam mengakses media massa diduga berkaitan
dengan ketersediaan akan fasilitas informasi itu sendiri. Jangkauan sinyal internet yang
tidak merata, membuat berita elektronik masih belum bisa mengalahkan eksistensi
televisi di masyarakat.1
“Televisi merupakan gabungan dari radio dan film yaitu dapat didengar sekaligus dapat
dilihat (audiovisual). Penyampaian informasi atau pesan harus dikemas dengan metode
penyajian yang menarik dan mudah dimengerti dengan durasi yang terbatas.” (Ardianto dan
Komala, 2007:128). Kata televisi sendiri adalah gabungan dari kata tele (“jauh”) dari bahasa
Yunani dan visio (“penglihatan”) dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai
“Alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan”.
“Di Indonesia yang merupakan salah satu negara Muslim, fungsi televisi untuk mendidik
dapat dimaksimalkan sebagai media edukasi dan dakwah. Salah satu cara mendidik yang
dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku.”
(Ardianto dan Komala, 2007: 19)
Televisi yang yang bisa dimaksimalkan sebagai media edukasi dan dakwah harus mampu
menyajikan konten-konten pesan dakwah dengan cara yang baik dan kekinian sehingga mampu
menarik perhatian penonton, sebagaimana Allah SWT memberikan arahan pokok tentang cara
bagimana menyampaikan dakwah kepada manusia dalam Q.S. An – Nahl : 125.

1
Databoks, “Televisi Masih Menjadi Media Favorit Masyarakat”,
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/10/televisi-masih-menjadi-media-favorit-masyarakat
Yang artinya “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT memberikan kita cara-cara untuk berdakwah yang
efektif dilakukan untuk segala kondisi dan kepada manusia yang berbagai macam jenis dan
sifatnya, diantaranya dengan hikmah, menurut Prof. DR Toha Yahya Umar, MA hikmah yaitu
kemampuan meletakan sesuatu pada tempatnya dengan berfikir, berusaha menyusun dan
mengatur dengan cara yang sesuai dengan keadaan zaman dengan tidak bertentangan dengan
larangan tuhan. Menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objektif mad’u2, menjelaskan
doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang
komunikatif. Dakwah Al-Mau’izhatul Hasanah, artinya pengajaran yang baik, atau pesan-pesan
yang baik, yang disampaikan sebagai nasihat. Jadilhum billati hiya ahsan membantah dengan
cara yang baik, menurut An-Nafsi bantahan yang baik diantaranya dilakukan dengan perkataan
yang lunak, lemah lembut, tidak dengan ucapan kasar atau dengan mempergunakan sesuatu yang
bisa menyadarkan hati, membangunkan jiwa, dan menerangi akal fikiran, ini merupakan
penolakan bagi orang yang enggan melakukan perdebatan dalam Agama. (Malim dan Solihin,
2010: 32-36)
Khalifah adalah Program Dokumenter Sejarah Islam yang menghadirkan pembahasan
keagamaan lewat sudut pandang penceritraan tokoh-tokoh penting dalam dunia islam, berasal
dari sumber terpercaya dan dibawakan oleh seorang ahli Sejarah Islam yaitu Budi Ashari, Lc.,
Khalifah ditayangkan setiap hari Sabtu pukul 05.30 WIB di Trans 7, mulai tahun 2012 sampai
tahun 2020. Program ini terakhir tayang sekitar akhir bulan Ramadhan 2020. Pada Makalah kali
ini akan mengupas Tayangan Khalifah tanggal 15 Februari 2020 Episode Pagi yang Berkah Ala
Rasulullah SAW.
Kaitannya dengan sejarah publik, Khalifah sudah memenuhi kriteria yaitu upayanya
untuk menemukan keseimbangan antara nilai pendidikan dan hiburan, memenuhi tuntutan publik
untuk kesenangan dan kebutuhan etika profesi dan untuk melindungi dan mengkomunikasikan
masa lalu.

2
Manusia yang menjadi sasaran dakwah
II. Permasalahan

1. Aktivitas apa saja yang dilakukan Rasulullah SAW ketika pagi hari?
2. Manfaat apa saja yang didapatkan jika ketika mempraktekan aktivitas Rasulullah SAW ketika
pagi hari?

III. Pembahasan

1. Dalam episode tersebut, Budi Ashari, Lc. menerangkan aktivitas Rasulullah SAW sangat
efektif dan produktif, Jabir bin Samurah RA, seorang sahabat Rasulullah SAW pernah berkata
bahwa Rasulullah SAW tidak akan beranjak dari tempat shalatnya setelah shubuh sampai
terbitnya matahari guna berzikir dan berdoa kepada Allah SWT. Doa beliau antara lain

a. Rabbi qinii ‘adzabak yauma tub’atsu ‘ibaadak (Ya Allah, jagalah aku dari azab-Mu saat
Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu.)

b. Allahumma inni as’alukal ‘afwa wal‘afiyah fid dunya wal akhirah, allahumma inni as’alukal
‘afwa wal ‘afiyah fi dini wa dunyaya wa ahli wa mali. Allhummastur ‘aurati wa amin rau‘ati (Ya
Allah, hamba mohon padamu pemaafan dan keselamatan dunia dan akhirat; Ya Allah, hamba
mohon padamu pemaafan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga, dan harta. Ya Allah
tutupilah aibku, dan berilah rasa ama dari rasa takutku.)

Setelah berzikir dan berdoa, Rasulullah SAW akan melakukan aktivitas yang berbeda tiap
harinya, salah satunya memberi tausyiah dan nasehat kepada para Shohabatnya. Dilain
waktu,Nabi SAW juga bertanya apakah ada Shohabat yang sakit atau meninggal. Rasulullah
SAW juga pernah menceritakan kisah yang lucu (bercanda), tapi kisah lucunya ini tentunya
berdasarkan pada fakta dan tidak ada unsur kebohongan.

Rasulullah SAW juga pernah bertanya pada para Sahabat, apakah diantara Para Sahabat
ada yang bermimpi pada malam harinya. Menurut Budi Ashari, Lc., masalah tafsir mimpi itu
punya kajian yang sangat tinggi dalam agama Islam. Karena untuk masalah penafsirannya, harus
hati-hati dan harus ditanyakan pada pakar/ahli yang menguasai dan memahami ilmu Al-Qur’an
dan Al-Hadist yang mendalam. Menurut Budi Ashari, Lc.lagi, Nabi SAW membagi mimpi
menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Mimpi yang datang dari keinginan hati

2. Mimpi yang berasal dari Syaithan

3. Mimpi yang bukan berasal dari keinginan hati dan bukan berasal dari Syaithan

Dan ketika matahari terbit, Rasulullah SAW biasanya akan melaksanakan sholat sunnah
Syuruq, ada suatu Hadist yang isinya sebagai berikut, dari Anas bin Malik RA berkata
Rasulullah SAW bersabda barang siapa shalat shubuh berjamaah dan duduk untuk berzikir dan
kemudian shalat 2 rakaat maka akan mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umroh (HR
Tirmizi)

Setelah sholat syuruq di Masjid, Rasulullah SAW biasanya akan pulang ke rumah, dan
bertemu istri-istri beliau. Menurut Budi Ashari, Lc. Rasulullah SAW dalam suatu riwayat
bertanya kepada istri-istrinya, “adakah sesuatu” lalu di jawab dengan jawaban, “tidak ada
sesuatupun makanan di rumah, Ya Rasulullah SAW” Rasulullah SAW langsung berniat untuk
berpuasa sunnah dan sebaliknya jika Rasulullah SAW sudah berniat puasa dahulu, namun ketika
sampai rumah, istrinya dalam suatu riwayat mengatakan bahwa beberapa waktu yang lalu ada
orang datang menghadiahkan makanan kesukaannya Rasulullah SAW yaitu hais (kurma yang
diberi minyak samin yang dihancurkan) dan itu sudah disimpankan untuk Rasulullah SAW.
Maka Rasulullah kemudian berkata bahwa sebenarnya tadi dia sudah berpuasa, tapi karena
Rasulullah ingin membahagiakan hati istrinya maka Rasulullah SAW kemudian membatalkan
puasanya. Sepotong riwayat diatas menggambarkan betapa mulianya akhlaq Rasulullah SAW
lewat sikap beliau yang sederhana dan tidak menuntut dalam urusan makan dan minuman dan
penyayangnya Rasulullah SAW kepada istri-istrinya.

2. Jika kita mempraktekkan aktivitas yang dilakukan Rasulullah SAW maka kita akan :
1. mendapatkan keberkahan3 dalam segala aspek kehidupan
2. mendapatkan pahala umrah dan haji bagi yang melakukan shalat syuruq
3. mendapatkan kemantapan hati untuk menyongsong waktu siang dengan izin Allah SWT

IV. Kesimpulan

Penulis mengambil kesimpulan bahwa tayangan program Khalifah yang ditayangkan di


televisi, sudah layak masuk kriteria dari macam-macam sejarah publik, dan tujuan tidak lain
adalah untuk komunikasi dan pelibatan publik dengan masa lampau serta keseimbangan antara
edukasi dan hiburan. Selain itu tayangan program Khalifah juga membuat emosi dan perasaan
penonton ikut larut.

3
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:179), berkah adalah “karunia Tuhan yang mendatangkan
kebaikan bagi kehidupan manusia”.
DAFTAR PUSTAKA

Databoks, “Televisi Masih Menjadi Media Favorit Masyarakat”,


https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/10/televisi-masih-menjadi-media-favorit-
masyarakat.

materi perkuliahan yang diakses dari www.eliv.ivet.ac.id

www.youtube.com

Zouhrotun Diniah , Maya May Syarah. (2019). Analisis Produksi Program Khazanah Trans7
Episode Khazanah Etalase. Komunika: Journal of Communication Science and Islamic Da’wah
Volume 3 (1). https://www.jurnalfai-
uikabogor.org/index.php/komunika/article/download/464/376 Diakses pada 26 November 2020

Anda mungkin juga menyukai