E. BAB 3
E. BAB 3
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Ruang : Bougenvile
1. IDENTITAS KLIEN
Pekerjaan : Buruh
Status : Janda
Alamat : Pakem
2. KELUHAN UTAMA
Nyeri Dada
56
57
cuci darah setiap seminggu sekali, pada tanggal 28 September 2019 pukul
15.00 pasien mengeluh lemas, pusing, nyeri dada sebelah kiri sampai ke
perut kanan, kadang nyeri dada tembus sampai punggu, kemudian pasien
tusuk
Terapi yang telah diberikan : Okxigen nasal canul 4L/mnt, Inj. Furosemid
2 amp
Pasien mengatakan bahwa dia telah menderita gagal ginjal sejak 3 tahun
lalu dan pasien rutin HD seminggu 3x, pasien juga memiliki riwayat
Pasien mengatakan kakak dari ibu pasien menderita hipertensi, selain itu
Genogram:
46
TH
Keterangan:
: laki-laki hidup
: laki-laki meninggal
: perempuan hidup
: perempuan meninggal
: serumah
c. Pola eliminasi
1) Eliminasi urine
2) Eliminasi alvi
d. Pola aktifitas
e. Pola istirahat-tidur
ini klien sudah tidak melakukan hubungan intim lagi dan klien juga
waktu, berpuasa saat bulan ramadhan, berzakat rutin setiap tahun dan
sudah melaksanakan ibadah haji. Saat sakit klien lemas dan tidak bisa
melaksanakan sholat.
Klien gelisah karena kondisi klien yang semakin lemah, klien tampak
9. PEMERIKSAAN FISIK
BB saat ini : 44 kg
= 54 x 90 / 100 = 48,6kg
(Normal)
Perkembangan BB : Menurun
N : 77 x / menit RR : 24 x / menit
63
b. Kepala
rambut beruban dan bersih, tidak tampak lesi di kepala dan wajah,
bersih, tidak ada serumen. Mukosa bibir lembab, gigi bersih, lidah
c. Leher
d. Thorax (dada)
(+).
e. Abdomen
f. Tulang belakang
g. Ekstremitas
1) Kekuatan otot : 4 4
4 4
3) Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada ekstremitas atas dan bawah,
tidak ada edema pada ekstremitas atas dan bawah, adanya bekas
luka pada kedua ekstremitas bawah, akral dingin, CRT < 2 detik.
i. Pemeriksaan neurologis
1) Reflek fisiologis :
2) Reflek patologis :
a. Laboratorium
65
1) Gula darah
2) Faal ginjal
b. Radiologi
Tidak ada
11. TERAPI
a. Oral
b. Parenteral
Mahasiswa,
67
ANALISA DATA
DS : klien mengatakan
sulit tidur, sering Gangguan pola Kurang kontrol
terjaga, dan merasa tidur tidur
tidak puas setelah tidur
DO :
1. Kantung mata
menghitam
2. Klien tampak letih
3. TD : 161/114 mmHg
68
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Indikator 1 2 3 4 5
Warna
kulit
Tekanan
darah
Frekuensi
napas
Keterangan :
1= Memburuk
2= Cukup Memburuk
3= Sedang
4= Cukup Membaik
73
5= Membaik
NO GANGGUAN TUJUAN KRITERIA HASIL SLKI INTERVENSI SIKI
POLA TIDUR
3 Definisi gangguan Gangguan pola Pola Tidur (L.05045) Dukungan Tidur (L.05174)
pola tidur tidur pasien
teratasi dalam Indikator 1 2 3 4 5 Observasi
Gangguan kualita dan waktu 1x24 jam Keluhan 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
kuantitas waktu tidur sulit tidur 2. Identifikasi fak tor penganggu tidur
akibat faktor Keluhan 3. Identifikasi makanan dan minuman
eksternal sering yang mengganggu tidur
terjaga 4. Mengidentifikasi obat tidur yang
Penyebab Keluhan dikonsumsi
1.Hambatan tidak puas Terapeutik
lingkungan tidur 5. Modifikasi lingkungan
2.Kurang kontrol Keluhan 6. Batasi waktu tidur siang
tidur pola tidur 7. Fasilitasi menghilangkan stres
3.Kurang privasi berubah sebelum tidur
4.Restrain fisik Keluhan 8. Tetapkan jadwal rutin tidur
5.Ketiadaan teman istirahat 9. Lakukan prosedur untuk eningkatkan
tidur tidak cukup kenyamanan
6.tidak familiar Keterangan 10. Sesuaikan jadwal pemberian obat
dengan peralatan 1= Menurun dan/atau tindakan unruk menunjang
tidur 2= Cukup menurun siklus tidur terjaga
3= Sedang Edukasi
-Gejala dan tanda 4= cukup meninngkat 11. Jelaskan pentingnya tidurcukup
mayor 5= Meningkat selama sakit
Subjektif 12. Anjurkan menepati kebiasaan tidur
Indikator 1 2 3 4 5
74
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
02-10-
2019
1. Nyeri akut yang S : pasien mengatakan punggungnya
berhubungan dengan sudah tidak terlalu nyeri
iskemia ginjal yang ditandai O:
dengan nyeri dada seperti - Keluhan nyeri sedang (3)
terbakar dan nyeri punggu - Kemampuan mengenali onset
seperti ditusuk-tusuk, nyeri meningkat (5)
bersikap protektif, pasien - Kemampuan mengenali penyebab
tampak gelisah dan sulit nyeri cukup meningkat (4)
tidur A : masalah teratasi sebagai
P : intervensi dihentikan, pasien boleh
pulang