Asisten :
Golongan : S / B
Kelompok :
Felicia 2443015
Fakultas Farmasi
Surabaya
2019
I. TUJUAN
Agar mahasiswa dapat menentukan validasi metode penetapan kadar zat
tunggal dalam suatu sediaan secara Spektrofotometri UV.
Struktur kimia
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih; melebur pada suhu lebih
kurang 230° disertai peruraian. (Depkes RI, 1995)
Kelarutan Larut dalam larutan alkali hidroksida; agak sukar larut dalam
kloroform; sukar larut dalam etanol dan dalam metanol; praktis tidak
larut dalam air. (Depkes RI, 1995)
Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya (Depkes RI, 1995)
penyimpanan
PROFIL OBAT
Pembuatan Baku
Amati Absorbansi
- Pembuatan Sampel
Amati absorbansinya.
VI. HASIL
0,0553 g
1. Penimbangan baku : x 1000 = 1106 ppm
50 ml
0.06 ml 0,18 ml
C1= x 1106 ppm = 6,636 ppm C3= x 1106 ppm = 19,908 ppm
10 ml 10 ml
≈ 66,36 ≈ 199,08
0,12 ml 0,24 ml
C2= x 1106 ppm = 13,272 ppm C4 = x 1106 ppm = 26,544
10 ml 10 ml
≈ 132,72 ppm ≈ 265,44
0,30 ml
C5 = x 1106 ppm = 33,18 ppm
10 ml
≈ 331,8
2. Penimbangan sampel
S1 = 4,9020 g
S2 = 5,1255 g
S3 = 4,9567 g
Data spektrofotometri :
- Panjang gelombang 285 nm
a: 0,0867
b: 4,8568 x 10-3
r : 0,9883 Baku C (ppm) Abs 285
C1 66,36 0,4430
C2 132,72 0,7238
C3 194,08 0,9673
C4 265,54 1,4366
C5 - -
- Grafik kurva baku
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
50 100 150 200 250 300
Konsentrasi
C1 66,36 0,2210
- Grafik Kurva Baku
C2 132,72 0,3582
- Data sampel
C3 194,08 0,4797
Sampe
Abs 285 x^ Abs 335 x^
l C4 265,54 0,7109
S1 4,3677 881,410 2,3251 951,383
C5 - -
S2 4,3467 877,086 3,1185 1282,396
S3 4,2512 857,423 2,3212 1158,360
FK = 0,9 ml 10 ml (11x)
4,9020 g 5,1255 g
S1 = x 1000 = 196,08 ppm S2 = x 1000 = 205,02 ppm
25 ml 25 ml
- 196,08 ppm x 11 = 2156,88
ppm
4,9567 g - 198,268 ppm x 11 = 2180,948
S3 = x 1000 = 198,268
25 ml
ppm
ppm
881,410
S1 = x 100% = 40,87 %
2156,88 857,423
S3 = x 100% = 37,48 %
2180,948
877,086
S2 = x 100% = 38,90 %
2255,22
- Panjang gelembong 335
951,383
S1 = x 100% = 42,44 %
2156,88 1158,360
S3 = x 100% = 53,11 %
2180,948
1282,396
S2 = x 100% = 56,86 %
2255,22
Perhitungan perolehan kadar kembali
40,87 g
S1 = x 0.9989 g/ml =
100 g 37,48 g
S3 = x 0,9989 g/ml =
0,4082 g/ml x 5 ml = 2,1195 g 100 g
0,3743 g/ml x 5 ml = 1,8715 g
38,90 g
S2 = x 0.9989 g/ml =
100 g
0,3885 g/ml x 5 ml = 1,9428 g
42,44 g
S1 = x 0,9989 g/ml =
100 g 53,11 g
S3 = x 0,9989 g/ml =
0,4239 g/ml x 5 ml = 2,1195 g 100 g
0,5305 g/ml x 5 ml = 2,6525 g
56,86 g
S2 = x 0,9989 g/ml =
100 g
0,5679 g/ml x 5 ml = 2,8395 g
VII. PEMBAHASAN
Metode spektrofotometri ultraviolet yang telah dikembangkan dan divalidasi
untuk penetapan kadar Asam Mefenamat dalam sediaan suspensi merupakan suatu
pengembangan baru. Dalam Farmakope Indonesia dan Farmakope Amerika Serikat
dicantumkan analisis menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi. Namun metode
kromatografi cair kinerja tinggi lebih lama, lebih rumit dan lebih mahal untuk analisis
dibandingkan metode spektrofotometri ultraviolet. Sehingga dengan metode yang
telah tervalidasi ini dapat diaplikasikan untuk penetapan kadar Asam Mefenamat
dalam sediaan suspensi lebih cepat, lebih sederhana dan lebih murah.
Dari uji penetapan kadar Asam Mefenamat dengan menggunakan pelarut
larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 N. Pada praktikum diawali dengan penentuan
panjang gelombang maksimum selanjutnya dilakukan penetapan kadar Asam
Mefenamat dalam sediaan suspensi.
Penentuan panjang gelombang dilakukan dalam pelarut larutan Natrium
Hidroksida (NaOH) 0,1N pada konsentrasi yang memberikan serapan 0,1500 pada
panjang gelombang 285nm dan pada panjang gelombang 335nm menghasilkan
serapan 0,1329. Selanjutnya untuk penetapan pengukuran Asam Mefenamat dengan
pelarut larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1N dilakukan pada panjang gelombang
maksimum yang diperoleh yakni 285nm.
Penentuan kurva kalibrasi Asam Mefenamat dilakukan dengan rentang
konsentrasi 6-33 μg/mL pada panjang gelombang 285nm dan 335nm menggunakan
pelarut larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1N sebagai larutan standart. Dari hasil
pembuatan kurva kalibrasi diperoleh hubungan yang linear antara serapan dan
konsentrasi. Dimana pada panjang gelombang 285nm mendapatkan hasil r = 0,9883
sedangkan pada panjang gelombang 335nm hasil r = 0,9984.
Pada penentuan kadar Asam Mefenamat dalam sediaan dengan nama dagang
Pondex® (PT. Dexa Medica), kelompok kami mendapatkan hasil serapan yang besar,
dikarenakan saat proses penyaringan larutan kurang jernih. Sehingga mendapatkan
hasil penentuan kadar rata-rata Asam Mefenamat dalam sediaan suspensi pada
panjang gelombang 285 nm 39,08% sedangkan pada panjang gelombang 335 nm
50,80%.
VIII. KESIMPULAN
Perolehan kadar kembali pada absorbansi 285 didapatkan S1=2,1195
g/5ml;S2=1,9428 g/5ml;S3=1,8715 g/5ml dan pada absorbansi 335 didapatkan
S1=2,1195 g/ml;S2=2,8395 g/5ml;S3=2,6525 g/ml.
DAFTAR PUSTAKA
M. Asif. 2014. Study of Anthranylic Acid Derivatives: Mefenamic Acid and Its Various
Analogues. American Journal of Medicine Studies. 2 (1). 24-30.
I.G. Gandjar, A. Rohman. 2009. Kimia Farmasi Analisis. Cetakan Ke-4. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta. 220-268.
A.C. Moffat, M.D. Osselton, B. Widdop. 2004. Clarke‘s Analysis Of Drug And Poisons 3rd
Edition. Pharmaceutical Press. London, Electronic Version.
H.W. Dibbern, R.M. Müller, E. Wirbitzki. 2002. Ultraviolet and Infrared Spectra, Editio
Cantor Verlag. Aulendorf. Electronic Version.
Nerdy, E.D.L. Putra, D.H. Tjahjono. 2014. Development and Validation of High
Performance Liquid Chromatography Mass Spectrometry Method for Determination of
Rifampicin, Isoniazid and Pyrazinamide from Tablet Preparation, International Journal of
Pharm. Tech. Research. 6 (5). 1647-1664.
Dirjen POM. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen kesehata RI.