Anda di halaman 1dari 3

Fungsi bahasa secara umum

Secara umum bahasa memiliki 5 fungsi yaitu Fungsi informasi( sebagai alat menyampaikan pesan),
fungsi ekspresif ( sebagai alat mengekspresikan sesuatu hal/perasaan kepada pendengar), fungsi direktif
( sebagai kontrol sosial dan interaksi interpersonal, dimana seorang pendengar lebih penting daripada
sebuah pemikiran lawan bicaranya), fungsi estetika (sebagai alat penyampaian seni puitis, ataupun
sebagai tanda tertentu), dan yang terakhir adalah fungsi phatic ( keakraban sosial).

Fungsi Utama Bahasa Jurnalistik

Menurut seorang pakar bahasa terkemuka, fungsi bahasa dapat diturunkan dari dasar dan motif
pertumbuhan bahasa itu sendiri. Gorys Keraf (2001:3-8) menyatakan bahwa ada empat fungsi bahasa,
yaitu:

A.Alat untuk menyatakan ekspresi diri

Unsur-unsur yang mendorong ekspresi : agar menarik perhatian orang lain terhadap kita, keinginan
untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.

B.Alat komunikasi

Komunikasi merupakan akibat lebih jauh dari ekspresi diri. Sebagai alaat komunikasi, bahasa merupakan
saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja
sama dengan warga.

C.Alat mengadakan integerasi dan adaptasi sosial

Melalui bahasa, setiap anggota masyarakat perlahan-lahan belajar mengenal segala adat-istiadat,
tingkah laku, dan tata krama masyarakatnya. Ia mencoba menyesuaikan diri (adaptasi) dengan
semuanyaa melalui bahasa.
D.Alat menagadakan kontrol sosial

Kontrol sosial adalah usaha untuk mempengaruhi tingkah laku dan tindak-tanduk orang lain. Tingkah
laku itu ada yang bersifat terbukaa (overt: tingkah laku yang diamati atau observasi) dan bersifat
tertutup (covert: tingkah laku yang tidak dapat diobservasi). Semua kegiatan sosial akan berjalan dengan
baik karena dapat diatur dengan bahasa yang baik.

Menggunakan kalimat yang tidak panjang

Kalimat yang digunakan dalam bahasa jurnalistik hendaknya kalimat yang pendek seperti singkat, padat,
sederhana, tidak bertele-tele, lancar, jelas, lugas, dan menarik.

Menggunakan bahasa yang mudah dipahami

Dalam menyampaikan informasi yang komunikatif dan dapat dipahami oleh masyarakat luas, wartawan
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Caranya adalah dengan tidak menggunakan berbagai
istilah atau kata-kata yang bersifat teknis. Jika pun harus menggunakan istilah atau kata-kata teknis,
harus disertai dengan penjelasan yang memadai.

Menggunakan bahasa yang sederhana dan jernih

Salah satu karakteristik sistem komunikasi massa adalah khalayak yang bersifat luas dan heterogen.
Karena itu khalayak media massa baik media massa cetak maupun elektronik sangatlah luas dan
heterogen. Yang dimaksud dengan heterogen adalah bahwa khalayak media massa memiliki berbagai
latar belakang, minat, pendidikan, pengetahuan, serta kebiasaan yang berbeda satu sama lain. Karena
itu, wartawan dituntut untuk menulis berita dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
berbagai kalangan yakni bahasa yang sederhana dan jernih.

Tidak menggunakan kalimat majemuk dalam bahasa jurnalistik

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sifatnya sangat sederhana karena hanya terdiri dari subyek,
predikat, dan obyek (S-P-O). Contohnya, Budi pergi ke sekolah menggunakan sepeda. Kalimat tersebut
adalah kalimat sederhana, lengkap, dan berdiri sendiri. Tidak perlu ada penambahan kalimat lain atau
anak kalimat lain yang dapat membuat kalimat menjadi bertele-tele. Kalimat yang bertele-tele sebaiknya
tidak digunakan oleh wartawan dalam penulisan beritanya.
Menggunakan bahasa yang mengandung kalimat aktif

Dalam dunia jurnalistik, kerapkali menggunakan kalimat aktif bukan kalimat pasif karena dapat
membuat berita menjadi lebih hidup dan bergaya atau menarik.

Menggunakan bahasa yang padat dan kuat

Dalam bahasa jurnalistik, tidak diperlukan berbagai kata yang bermakna sama. Kata-kata yang digunakan
dalam bahasa jurnalistik haruslah efisien dalam artian hemat kata-kata.

Menggunakan bahasa yang positif

Dalam penulisan berita, bahasa yang digunakan adalah bahasa yang positif bukan bahasa yang negatif.
Misalnya, seperti dikutip dari Kompas.com 15/09/2017 tertulis : “ … partainya menolak wacana
perpanjangan masa kerja Pansus Angket KPK … “. Dari kalimat tersebut dapat dikatakan bahwa kata
“menolak” bersifat positif dibandingan dengan kata “tidak menginginkan” atau “tidak menghendaki”.
Bagi wartawan, sedapat mungkin agar dalam menulis berita tidak menggunakan bahasa yang negatif
melainkan bahasa yang positif.

Anda mungkin juga menyukai