Anda di halaman 1dari 11

1.

Pengertian
1. Pengertian Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati adalah kekayaan atau bentuk kehidupan di bumi, baik
tumbuhan, hewan, mikroorganisme, genetika yang dikandungnya, maupun ekosistem,
serta proses-proses ekologi yang dibangun menjadi lingkungan hidup (Primak et al
dalam 1998 dalam Kuswanda 2009).

Frasa keanekaragaman hayati sendiri sering pula disebut sebagai biodiversitas.


Biodiversitas ini dapat kita temui di sekitar kita, berbagai makhluk hidup yang kita temui
menggambarkan adanya perbedaan-perbedaan antara makhluk hidup yang saling
menyeimbangkan.
2. Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan manusia untuk melestarikan keanekaragaman
hayati, yaitu dengan reboisasi, tebang pilih, pengendalian hama, dan pelestarian alam.

Reboisasi adalah pemulihan lahan yang rusak dengan cara menanam kembali tanaman
atau pohon-pohon yang terdapat di wilayah tersebut. Tebang pilih adalah proses seleksi
untuk menentukan pohon-pohon mana yang layak ditebang, sehingga jumlah pohon di
wilayah tersebut tidak berkurang secara signifikan.

Pengendalian hama secara biologi dapat dilakukan dengan melepaskan atau


mengembangbiakkan predator alami ke habitat tersebut. Sementara itu, pelestarian
alam mbvsdilakukan dengan 2 metode, yaitu metode insitu dan metode eksitu.
a. Metode Insitu

Insitu adalah upaya pelestarian keanekaragaman hayati, yang langsung di lakukan di di


alam tempat flora dan fauna tersebut berada. Metode insitu, memberikan perlindungan
kepada daerah yang dianggap memiliki ekosistem yang unik, dengan flora dan faunanya
yang terancam punah. Selain itu, metode insitu adalah bentuk konservasi cagar alam,
yang langsung dilakukan di daerah tersebut. Ada beberapa bentuk pelestarian hayati
memakai metode insitu, yaitu suaka marga satwa, taman nasional, cagar alam dan
hutan suaka alam.
b. Metode Eksitu

Metode eksitu adalah metode pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan


dengan cara mengambil fauna dan flora dari wilayah aslinya, dengan tujuan melakukan
konservasi, perlindungan, serta pengembang biakan. Metode ini juga dilakukan saat
ekosistem tempat flora maupun fauna tersebut tinggal, telah hancur total atau rusak, dan
membutuhkan waktu untuk dapat layak diinggali kembali. Metoden eksitu juga sebagai
upaya konservasi dengan cara mengoleksi spesies langka, sehingga masa hidup
mereka bisa sedikit lebih lama. Dalam metode eksitu, terdapat beberapa cara, antara
lain dengan kebun binatang, taman safari, dan taman hutan raya.
2. Tingkatan keanekaragaman hayati

Tingkatan keanekaragaman hayati terbagi ke dalam beberapa level, yaitu:

1. Keanekaragaman hayati tingkat gen


Keragaman hayati tingkat gen. Merupakan variasi genetik dalam satu spesies, baik di
antara populasi terpisah secara geografis maupun di antara individu dalam satu
populasi. Individu dalam satu populasi memiliki perbedaan genetik antara satu dengan
lainnya. Tingkat keragaman gen timbul karena setiap individu mempunyai bentuk-bentuk
gen yang khas. Variasi genetik bertambah ketika keturunan menerima kombinasi unik
gen dan kromosom dari induknya melalui rekombinasi gen yang terjadi melalui
reproduksi seksual. Proses inilah yang meningkatkan potensi variasi genetik dengan
mengatur ulang alela secara acak sehingga timbul kombinasi yang berbeda-beda
(Indrawan, 2007: 15-25).

2. Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem


Keragaman hayati tingkat ekosistem merupakan komunitas biologi yang berbeda serta
asosiasinya dengan lingkungan fisik masing-masing (Indrawan, 2007: 15).
Ekosistem bakau merupakan contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem

3. Keanekaragaman hayati tingkat spesies

Keanekaragaman spesies mencakup seluruh spesies yang ditemukan di bumi, baik


tumbuhan, satwa liar. Termasuk pula bakteri dan protista serta spesies dari kingdom
bersel banyak seperti tumbuhan, jamur, hewan. Spesies dapat diartikan sebagai
sekelompok individu yang menunjukkan beberapa karakteristik penting yang berbeda
dibandingkan kelompok lain. Karakteristik tersebut dapat berupa morfologi, fisiologi atau
biokimia. Definisi spesies secara morfologis ini paling banyak digunakan oleh ahli
taksonomi. Mereka mengkhususkan diri untuk mengklasifikasikan dan mengidentifikasi
spesimen yang belum diketahui (Indrawan, 2007: 16-18).
Contoh keanekaragaman hayati tingkat spesies
3. Keanekaragaman hayati di Indonesia
Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Berdasarkan geografis Indonesia terletak di antara 6° LU – 11° LS dan 95° – 141° BT,
artinya Indonesia berada di daerah tropis. Batasan daerah tropis sendiri adalah 23,5° LU
dan 23,5° LS. Keadaan abiotik yang sangat bervariasi, membuat Indonesia kaya akan
jenis flora dan fauna. Indonesia memiliki 10% jenis tanaman dari seluruh spesies
tanaman yang ada di dunia, 16% spesies herpetofauna, 12% spesies mamalia, dan 17%
spesies burung di dunia. Sejumlah spesies pun bersifat endemik yang artinya spesies
tersebut hanya ada di Indonesia dan tidak ditemukan di wilayah manapun di seluruh
dunia. Contoh flora dan fauna endemik Indonesia di antaranya adalah, •Burung
Cendrawasih di Papua
•Burung Maleo di Sulawesi
•Komodo di Taman Nasional Komodo
•Anoa di Sulawesi
•Rafflesia arnoldii yang tersebar di Pulau Sumatera
•Bedali, kepuh, bungur, nangka celeng, mundu, sawo kecik dan kluwak. Akan tetapi
jenis tanaman bedali, kepuh, dan sawo kecik adalah jenis tanaman yang hampir punah.

Keanekaragaman Flora di Indonesia


Sebagai negara dengan curah hujan yang tinggi dan tanah yang subur, membuat
keanekaragaman flora di Indonesia sangat banyak. Selain itu, persebaran hutan di
Indonesia juga tersebar dengan karakteristik masing- masing di tiap daerah. Persebaran
hutan di Indonesia dibagi menjadi 4, yaitu,
•Hutan Hujan Tropis
Jenis hutan ini banyak ditemukan di kalimantan, sumatra dan papua. Karakteristik dari
jenis hutan ini adalah tingkat curah hujan yang sangat tinggi. Contoh tanaman yang
mendiami hutan ini adalah pohon kemenyan, pohon rotan, pohon kamper, pohon damar,
pohon eboni, dan pohon meranti.
•Hutan Musim
Maksud dari musim ini adalah, hutan ini akan menggugurkan daunnya saat musim
kemarau dan kembali menjadi hutan lebat saat musim hujan. Jenis hutan ini banyak
ditemukan di pulau jawa. Tanaman yang biasanya berada di hutan ini adalah pohon jati
dan pohon cemara.
•Sabana
Di Indonesia sabana berada di wilayah Gayo Aceh dan Madura. Ciri khas dari sabana
adalah bersuhu hangat. Hal ini diakibatkan tingkat curah hujan yang tidak tinggi, tapi
juga tidak rendah. Saat musim kemarau curah hujan di sabana sangat rendah, tapi tidah
cukup rendah hingga dapat menjadi gurun. Dan saat musim hujan, curah hujan di
sabana sangat tinggi tetapi tidak cukup tinggi untuk menjadi hutan hujan tropis.
•Stepa
Di Indonesia, stepa dapat di temukan di daerah dengan masa kemarau paling panjang,
seperti Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Selain itu, iklim di stepa sangat
kering akibat curah hujan yang tidak tinggi. Hanya saja, sedikitnya curah hujan ini, tidak
membuat stepa menjadi gurun. Biasanya stepa tidak memiliki pohon. Stepa hanya diisi
oleh rumput- rumput berjenis pendek.

Keanekaragaman Fauna di Indonesia

Persebaran fauna di Indonesia di bagi berdasarkan garis wallace dan garis webber.
Kedua garis ini membagi Indonesia menjadi 3 bagian. Bagian oriental, bagian peralihan,
dan bagian australia. Garis wallace memisahkan antara Indonesia bagian oriental dan
australia. Sedangkan garis webber adalah garis yang berada di antara oriental dan
australia.

•Wilayah Oriental
Wilayah oriental meliputi daerah Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. Jenis hewan yang
mendiami daerah oriental biasanya berbadan besar atau berjenis primata. Sedangkan
burung yang mendiami daerah ini biasnya memiliki kicauan yang bagus tetapi memiliki
bulu yang kurang berwarna. Jenis hewan pada bagian oriental ini adalah gajah,
harimau, dan badak sumatra. Tapir, badak bercula satu, beruang madu, orang utan,
tarsius, kukang, uwa- uwa. Sedangkan untuk jenis burung, ada burung rangkong,
burung jalak bali, burung murai, burung elang putih dan burung elang jawa.
•Wilayah Australia
Wilayah australia meliputi daerah papua, maluku, nusa tenggara, dan sulawesi. Hewan
pada daerah ini memiliki ciri bertubuh kecil. Selain itu beberapa mamalia memiliki
kantong. Untuk jenis burung di wilayah ini, memiliki warna bulu yang lebih beraneka
ragam dan lebih banyak memiliki warna. Selain kangguru jenis hewan di daerah ini
adalah walabi, kuskus dan oposum. Sedangkan untuk jenis burung adalah cendrawasih,
kasuari dan kakatua raja.
•Peralihan
Wilayah peralihan meliputi sulawesi selatan hingga kepulauan aru. Hewan yang berada
di wilayah ini dapat dikatakan sebagai hewan endemik Indonesia. Hewan yang berada di
wilayah peralihan adalah komodo, anoa, babi rusa, dan burung maleo.

Selain hewan di atas, beberapa binatang endemik Indonesia lainnya yang tidak berada
di wilayah peralihan adalah tarsius, kukang, dan badak bercula satu. Sedangkan
beberapa hewan di Indonesia yang masuk daftar terancam punah adalah badak dan
harimau sumatra, tapir, elang jawa, burung rangkong, orang utan, komodo, beruang
madu, bekantan, badak bercula satu, macan tutul, gajah sumatra, penyu hijau, jalak bali,
cendrawasih, maleo, kakatua raja, kasuari, dan sanca hijau.
4. Klasifikasi Keanekaragaman
Klasifikasi Keanekaragaman Hayati

Cabang ilmu biologi yang mempelajari hal ini adalah taksonomi. Klasifikasi ini juga
dibuat agar suatu makhluk hidup memiliki nama yang sama di setiap daerah di belahan
bumi ini. Klasifikasi atau pengelompokan makhluk hidup ini bertujuan agar makhluk
hidup sebagai objek studi menjadi lebih mudah untuk dipelajari. Proses klasifikasi ini
berdasarkan tingkat kekerabatan dan kesamaan antar makhluk hidup. Misalnya sapi dan
kerbau memiliki bentuk yang memiliki banyak kesamaan oleh karena itu termasuk ke
dalam kelompok mamalia.

Penamaan Tingkat Takson


Terdapat beberapa aturan untuk menamai suatu tingkatan takson makhluk hidup.
•Nama jenis atau spesies
a. Huruf pertama yang menunjukan marga ditulis kapital dan kata kedua yang
menunjukan spesies ditulis huruf kecil semua (contohnya Macaca fascicularis).
b. Jika ditulis tangan, kata pertama dan kata kedua diberi garis bawah (Paraserianthes
falcataria). Jika dicetak maka nama spesies dicetak miring (Paraserianthes falcataria).
c. Jika nama penunjuk jenis lebih dari satu kata maka gunakan tanda hubung (Hibiscus
rosa-sinensis).

•Nama genus
Nama marga atau genus terdiri atas satu kata tunggal. Awal huruf dari kata yang
menunjukan marga ditulis kapital.
•Nama suku
Nama suku diambil dari nama genus dengan ditambahkan akhiran -aceae untuk
tumbuhan dan akhiran -idae untuk hewan (misalnya Solanaceae).

•Nama ordo
Nama ordo pada tumbuhan diberikan akhiran -ales, sedangkan untuk hewan tidak ada
aturan khusus.

•Nama kelas
Nama kelas pada tumbuhan biasanya diberi akhiran -opsida, namun pada hewan tidak
ada aturan tertentu.

•Nama filum atau divisi


Nama divisi biasanya diberi akhiran suku kata -phyta, namun pada hewan tidak ada
aturan yang khusus

5. Manfaat Keragaman hayati

Manfaat Keanekaragaman Hayati

1. Manfaat Keanekaragaman Hayati ialah Sebagai Sumber Pangan

Sebagaian besar Makanan pokok penduduk Indonesia ialah diperoleh dari tanaman padi
(Oryza sativa). Namun tetapi ada juga suatu tempat yang makanan pokok penduduknya itu
adalah jagung, talas, singkong, sagu, atau juga ubi jalar.

Indonesia ini kaya sekali akan bahan makanan pokok serta juga tanaman penghasil buah dan
juga sayuran yang diperkirakan terdapat 400 jenis atau macam tanaman yang menghasilkan
buah. Sedangkan pada tanaman penghasil sayuran itu sekitar 370 jenis atau macam,

Terdapat juga sekitar 70 jenis atau macam tanaman berumbi, Indonesia dari dulu sampai
sekarang ini terkenal demham rempah-rempah yang melimpah yakni sekitar 55 jenis atau
macamnya, Sumber makanan tersebut juga berasal dari aneka ragama hewan darat, air tawa,
serta juga air laut.

2. Manfaat Keanekaragaman Hayati ialah Sebagai Sumber Obat-Obatan atau Kesehatan

Indonesia ini mempunyai sekitar 30.000 spesies tumbuhan, 940 spesies di antaranya adalah
tanaman obat serta juga sekitar 250 spesies tanaman obat yang digunakan didalam suatu
industri obat herbal lokal. berikut ini adalah macam-macam tanaman obat dan juga
kegunannya..
Kina (Cinchona calisaya, Cinchona officianlis), kulitnya itu mengandung suatu alkoloid kina
(quinine) untuk dapat mengobati malaria.

Madu dari lebah juga dapat dimanfaatkan ialah sebagai peningkat daya tahan tubuh

Mengkudu/ pace (Morind citrifolia) ialah untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

Buah merah (Pandanus conoideus) juga dimanfaatkan ialah sebagai obat untuk dapat
mengobati kanker (tumor), kolesterol tinggi, serta diabetes.

hewan juga dapat dimanfaatkan ialah sebagai obat-obatan, contohnya ialah Ular, bagian
daging serta lemaknya itu dipercaya bisa mengobati penyakit kulit (gatal-gatal)

3. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Kosmetik

Beberapa dari tumbuhan juga digunakan untuk kosmetika, antara lain ialah sebagai berikut. :

yang digunakan untuk pelumas dan penghitam rambut

Urang aring (Eclipta alba)

pandan

minyak kelapa

mangkohan

lidah buaya (Aloe vera)

yang dimanfaatkan untuk wewangian (parfum)

Bunga mawar (Rosa hybrida)

cendana (Santalum album)

kemuning (Murraya exotica)

kenanga (Cananga odorata)

melati (Jasminum grandiflorum)

4. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Sandang


Beberapa dari jenis tanaman yang digunakan ialah sebagai bahan sandang atau pakaian,
antara lain ialah sebagai berikut :

dimanfaatkan ialah seratnya untuk dapat dipintal menjadi kain atau juga bahan pakaian.

Rami (Boechmeria nivea),

sisal (Agave sisalana),

pisang hutan atau abaca (Musa textilis),

kenaf (Hibiscus cannabinus),

jute (Corchorus capsularis)

Tanaman labu air (Lagenaria siceraria) juga dimanfaatkan oleh Suku Dani pada lembah Baliem
(Papua) ialah sebagai bahan untuk dapat membuat koteka (horim) laki-laki.

Sementara itu untuk membuat pakaian wanita di papua ini digunakan tumbuhan wen (Ficus
drupacea) serta kem (Eleocharis dulcis).

Beberapa hewan juga bisa dimanfaatkan untuk dapat membuat pakaian, antara lain ialah
sebagai berikut :

Kulit sapi digunakan ialah untuk membuat sepatu

Ulat sutera ialah untuk membuat kain sutera yang mempunyai nilai ekonomi sangat tinggi

Kulit dari beberapa hewan, misalnya ialah sapi serta kambing juga dapat dimanfaatkan untuk
membuat jaket

Bulu burung juga bisa digunakan untuk dapat membuat aksesori pakaian

5. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Papan

terutama rumah adat , Sebagian besar dari rumah diIndonesia ini menggunakan kayu . Kayu
tersebut dimanfaatkan untuk dapat membuat jendela, alas atap, serta juga tiang.
berikut ini adalah Beberapa tumbuhan yang dapat dimanfaatkan kayunya antara lain ialah :

kelapa (Cocos nucifera),

jati (Tectona grandis),

Meranti (Shorea acuminata),

nangka (Artocarpus heterophyllus),

kayu ulin (Eusideroxylon borneensis),

bambu (Dendrocalamus asper),

rasamala (Altingia excelsa),

gebang (Corypha utan)

Berikut ini yang digunakan untuk dapat membuat atap serta dinding rumah.

Beberapa jenis tumbuhan palem (Nypa fruticans, Oncosperma trigillarium, serta juga
Oncosperma horridum) yang dimanfaatkan ialah untuk membuat rumah di Sumatra serta
Kalimantan.

Pada pulau Timur alang-alang (Imperata cylindrica) dimanfaatkan ialah untuk membuat atap
rumah.

6. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Aspek Budaya

Indonesia memiliki keanekaragaman suku serta budaya yang tinggi. Terdapat sekitar 350 jenis
(suku) dengan agama serta juga kepercayaan, budaya, dan juga adat-istiadat yang berbeda.
Didalam menjalankan suatu upacara ritual keagamaan serta kepercayaannya,
penyelenggaraan upacara adat dan juga hewan.

Berikut ini Beberapa upacara ritual keagamaan serta kepercayaan, upacara adat, dan juga
pesta tradisional tersebut, antara lain sebagai berikut.

Upacara kematian pada Toraja ini menggunakan berbagai jenis atau macam tumbuhan yang
dianggap mempunyai nilai magis saat memandikan jenazah, misalnya ialah limau, pisang, daun
kelapa, serta juga rempah-rempah.

Umat islam juga menggunakan hewan ternak ialah (kerbau, kambing dan sapi) di hari raya
Qurban.
Budaya nyekar (ziarah kubur) di masyarakat Jawa tersebut menggunakan mawar, kantil, melati,
serta juga kenanga.

Umat Nasrani juga menggunakan pohon cemara (Araucaria Isp., Casuarina equisetifolia)ialah
sebagai saat perayaan natal

Upacara Ngaben di Bali juga menggunakan 39 jenis atau macam tumbuhan yang mengandung
minyak atsiri yang berbau harum, antara lain ialah kenanga, pandan, melati, cendana, serta
juga sirih.

7. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pendapatan

Keanekaragaman hayati yang melimpah tersebut juga bisa dimanfaatkan pintar serta bijaksana
yakni dengan menjual seperti yang terdapat dipasaran, baik itu tumbuh-tumbuhan, hewan, serta
juga berbagai macam bahan kosmetik dan juga industri.

8. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Plasma Nutfah (Sumber Daya Genetik)

Plasma Nutfah merupakan bagian tumbuhan, hewan atau juga mikroorganisme yang memiliki
fungsi serta juga kemampuan mewariskan sifat. Pada tiap-tiap organisme yang masih liar di
dalam ataupun yang sudah dibudidayakan manusia yang mengandung uatu plasma nutfah.
Plasma nutfah tersebut berguna ialah untuk dapat merakit varietas unggul di suatu spesies,
misalnya ialah spesies yang tahan terhadap suatu penyakit ataujuga mempunyai produktivitas
tinggi. Plasma nutfah tersebut akan mempertahankan mutu sifat dari organisme dari generasi
ke generasi yang berikutnya, misalnya ialah padi Rojolele u yang akan mewariskan sifat pulen
serta juga rasa enak, ubi jalar Cilembu serta juga buah duku Palembang yang akan mewariskan
sifat dari rasa manis.

9. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Ekologi dan Keindahan

Dengan terdapatnya keanekaragaman hayati maka terjadilah suatu keseimbangan lingkungan


yang mana satu sama lain itu saling melengkapi dan juga saling bergantung baik itu manusia,
tumbuhan, hewan, dan lain sebagainya

6. Pelestarian Keragaman Hayati

Anda mungkin juga menyukai