Anda di halaman 1dari 23

1/AQ/EC/1.

8/2020

Surat al ‘Alaq
Melatih diri agar yakin pada kekuatan
Allah swt

Halaman 1 dari 23
‫بسم اهلل الرحمن الرحيم‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ك اأْل َ ْك َرُم‬ ‫ب‬
‫ُّ‬‫ر‬‫و‬
‫َ ََ َ‬ ‫ْ‬
‫أ‬‫ر‬ ‫ق‬‫ْ‬ ‫ا‬ ‫)‬ ‫‪2‬‬ ‫(‬ ‫ٍ‬
‫ق‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫َ َ َ ْ َ‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫ا‬ ‫س‬ ‫ن‬
‫ْ‬ ‫ِ‬‫إْل‬ ‫ا‬ ‫ق‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫خ‬ ‫)‬ ‫‪1‬‬ ‫(‬ ‫ك الَّ َ َ‬
‫ق‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫خ‬ ‫ي‬ ‫ذ‬ ‫اس ِم َربِّ َ‬ ‫ا ْق َرأْ بِ ْ‬
‫سا َن‬ ‫ن‬
‫ْ‬ ‫ِ‬‫إْل‬ ‫ا‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫ِ‬
‫إ‬ ‫اَّل‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫)‬‫‪5‬‬ ‫(‬ ‫م‬‫ل‬
‫َ‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫َ‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫ا‬ ‫س‬ ‫ْ‬‫ن‬ ‫ِ‬‫إْل‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫َّ‬
‫ل‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫)‬ ‫‪4‬‬ ‫(‬ ‫ِ‬
‫م‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ِ‬
‫ب‬ ‫م‬ ‫َّ‬
‫ل‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ي‬ ‫ِ‬
‫ذ‬ ‫َّ‬
‫(‪ )3‬ال‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫َ َ ْ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ت الَّ ِذي َي ْن َهى‬ ‫الر ْج َع ى (‪ )8‬أ ََرأَيْ َ‬‫ك ُّ‬ ‫اس َتغْنَى (‪ )7‬إِ َّن إِلَى َربِّ َ‬ ‫َن َرآَهُ ْ‬ ‫لَيَطْغَى (‪ )6‬أ ْ‬
‫ان َعلَى ال ُْه َدى (‪ )11‬أ َْو أ ََم َر بِ َّ‬
‫الت ْق َوى‬ ‫ت إِ ْن َك َ‬ ‫ص لَّى (‪ )10‬أ ََرأَيْ َ‬ ‫(‪َ )9‬ع ْب ًدا إِ َذا َ‬
‫َن اللَّهَ َي َرى (‪َ )14‬كاَّل لَئِ ْن لَ ْم‬ ‫ب َوَت َولَّى (‪ )13‬أَلَ ْم َي ْعلَ ْم بِأ َّ‬ ‫َ‬ ‫ذ‬‫َّ‬ ‫ك‬‫َ‬ ‫ن‬
‫ْ‬ ‫ِ‬
‫تإ‬ ‫(‪ )12‬أ ََرأَيْ َ‬
‫اديَهُ (‪)17‬‬ ‫اطئَ ٍة (‪َ )16‬ف ْلي ْدعُ نَ ِ‬ ‫اذب ٍة َخ ِ‬ ‫اص ي ٍة َك ِ‬ ‫َّاص ي ِة (‪ )15‬نَ ِ‬ ‫ي ْنتَ ِه لَنَس َفعن بِالن ِ‬
‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َْ‬ ‫َ‬
‫ب (‪)19‬‬ ‫ِ‬
‫ر‬ ‫ت‬ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫د‬ ‫ج‬ ‫اس‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ع‬ ‫الزبانِيةَ (‪َ )18‬كاَّل اَل تُ ِ‬
‫ط‬
‫ْ‬
‫ُْ َ ْ ُ َ َ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َسنَ ْدعُ َّ َ َ‬

‫‪Halaman 2 dari 23‬‬


Terjemahan :
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.

6. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar


melampaui batas,

Halaman 3 dari 23
7. Karena dia melihat dirinya serba cukup.
8. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).
9. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,
10. Seorang hamba ketika mengerjakan shalat,
11. Bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu
berada di atas kebenaran,
12. Atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?

Halaman 4 dari 23
13. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan
dan berpaling?
14. Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala
perbuatannya?
15. Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya
Kami tarik ubun-ubunnya,
16. (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.
17. Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),
18. Kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah,
19. Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah
dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).

Halaman 5 dari 23
Arti kosakata :

Segumpal darah ‫َعلَ ٍق‬


Benar-benar
‫َل َي ْط َغى‬
melampaui batas
Berpaling ‫َو َت َولَّى‬
Ubun-ubunnya ‫ِبال َّناصِ َي ِة‬
Dekatkanlah ‫َوا ْق َت ِر ْب‬

Halaman 6 dari 23
Makna Global :
 Surat al ‘alaq termasuk surat makiyah secara keseluruhan, 19 ayat.
 Surat al ‘alaq disebut juga dengan surat al qalam atau surat iqra.
 Jumlah kalimatnya ada 72 buah, dan terdiri dari 270 huruf, demikian
disebutkan dalam kitab marah labid li kasyfi ma’ani quran al majid vol. 2 yang
disusun oleh rujukan ulama nusantara, Syaikh Muhammad bin Umar, atau
yang dikenal dengan Imam an Nawawi al Bantani (w. 1316 H).
 Para ulama telah sepakat, bahwa surat al ‘alaq ayat 1-5 merupakan ayat yang
pertama kali diturunkan oleh Allah SWT melalui perantara Malaikat Jibril AS
di Gua Hira.

Halaman 7 dari 23
Surat ini memiliki makna permulaan perintah di
dalam ajaran Islam, yaitu untuk membaca.
Membaca adalah salah satu metode dalam belajar.
Perlu diktahui bahwa, Islam telah memberikan
arahan bahwa perihal apa yang dibaca dan dengan
siapa, sudah dijelaskan di ayat ini. Bahwa yang
dibaca adalah ciptaan, manusia, keberadaan
mereka, asal muasal mereka, bagaimaan mereka
mendapat pengetahuan dan siapa di balik
kehebatan manusia ini semuanya.
Halaman 8 dari 23
Surat ini juga mejelaskan tentang bagaimana akibat
dari sikap ingkar (keengganan) dalam menerima
kebenaran tersebut dan sekaligus menjelaskan
tentang orang-orang yagn selamat dan bagaimaan
cara mendapatkan keselamatan.

Halaman 9 dari 23
Asbab Nuzul

Imam Ibnu Katsir (w. 774 H) menjelaskan di


dalam tafsir al qur’an al ‘adzim bagaimana proses
turunnya wahyu yang pertama ini. Kisah ini
sekaligus menjelaskan tentang sebab turun ayat
1-5 surat al ‘alaq.

Halaman 10 dari 23
 Dituturkan oleh Aisyah RA bahwa hal pertama yang diturunkan dari wahyu
kepada Rasulullah SAW adalah mimpi yang benar, keadaan mimpi seperti
terangnya (keadaan) di waktu subuh,
 Setelah itu, Rasulullah SAW cenderung untuk mengasingkan diri, di saat-saat
seperti ini, yang beliau SAW lakukan adalah pergi ke Gua Hira, sebuah tempat
celah di sebuah bukit yang tinggi dan berjarak kurang lebih 5,4 KM dari masjdil
haram.
 Setelah beberapa malam menetap di sana, ada disebutkan dalam riwayat, selama
40 hari 40 malam, hingga akhirnya didatangi oleh sosok Malaikat yang sangat
besar yang memenuhi ufuq langit.
 Tiba-tiba Malaikat itu mendekap Rasulullah SAW dengan keras dan mengajak
untuk membaca. “Iqra” kata Malaikat sambal memegang dan dekap erat
Rasulullah SAW untuk membaca, hingga tiga kali perintah itu diucapkan,
 Jawaban Rasulullah SAW hanyalah, “saya tidak bisa membaca.” Hingga
akhirnya Malaikat itupun melanjutkan bacaan yang akan diajarkan sebagaimana
dicantum dalam surat al ‘alaq ayat 1-5.

Halaman 11 dari 23
 Kembali Aisyah RA menceritakan bahwa setelah peristiwa itu,
Rasulullah SAW pulang ke rumah istrinya, Khadijah binti
Khuwailid RA sambil menggigil seperti orang kedinginan dan
berkata kepada istrinya, “selimuti aku, selimuti aku”.
Lalu Khodijah RA pun menyelimutinya sampai keadaan tenang.
Lalu baginda SAW menceritakan perihal yang baru saja dilihat dan
disaksikannya.
 Lalu Khadijah RA pun coba menguatkannya dengan berkata,
“Tidak akan mungkin, Allah membuat kekasihnya sedih
selamanya!, karena Anda termasuk orang yang selalu menyambung
tali silaturahim, jujur dalam berbicara, ikut menanggung beban
orang lain, memuliakan tamu, membela dan membantu pejuang
kebenaran”.

Halaman 12 dari 23
Demikianlah, hingga akhirnya Khadijah RA pergi
menemui anak dari pamannya yang sudah usia lanjut
dan buta matanya. Anak dari pamannya ini dikenal
sebagai orang yang setia dalam mengamalkan ajaran
ahlul kitab, sosok itu bernama Waraqah bin Naufal
bin Asad bin Abdul ‘Uza bin Qushai.

Halaman 13 dari 23
 Ibnu Katsir menjelaskan bahwa sosok Waraqah bin Naufal adalah penganut
nasrani pada masa jahiliah, namun bisa menulis tulisan arab, dan termasuk
yagn menerjemahkan kitab Injil ke dalam Bahasa Arab.
 Kemudian, Khadijah RA lalu menceritakan apa yang sudah didengar dari
penjelasan Rasulullah SAW. Waraqah bin Naufal pun akhirnya diajak
menemui Rasulullah SAW untuk mendengar sendiri kisah tersebut. Setelah
bertemu, Rasulullah SAW pun akhirnya menceritakan perihal yang sudah
dilihat dan disaksikannya di Gua Hira dan selama perjalan kembali ke
rumahnya.
 Lalu, Waraqah bin Naufal berkomentar, “Ini adalah Namus, Namus yang
datang menemui Musa. Sekiranya saya diberi usia panjang, niscaya saya akan
membelamu dari kaummu dan pengusiran mereka”. Rasululullah SAW pun
menimpali, “Apakah kaumku akan mengusirku, nanti?”. “Iya,” jawab
Waraqah.
 “Tidaklah ada seorang yang memiliki pengalaman ini, melainkan akan diusir
oleh kaumnya, dan apabila saya berusia panjang, niscaya akan menolong dan
menjadi penolongmu dengan sekuat tenaga” Waraqah melanjutkan.
Halaman 14 dari 23
Penjelasan
Al ‘alaq bisa diartikan dengan segumpal darah. Segumpal
darah ini adalah cikal bakal dari janin yang kemudian akan
menjadi manusia, tentu dengan berbagai proses yang
dialaminya. Di dalam al qur’an sendiri (lihat surat al Hajj
ayat 5, dan al Mu’minun ayat 14) Allah SWT telah
menyebutkan bagaimana proses terjadinya manusia. mulai
dari nuthfah (air yang dipancarkan), menjadi ‘alaqah
(segumpal darah), menjadi mudghah (segumpal daging),
lalu terbentuk sedemikian rupa dan diberi rangka tulang dan
dari tulang dibalut dengan daging, dan demikian seterusnya,
sampai sempurna ciptaan Allah SWT pada manusia.

Halaman 15 dari 23
Pada proses ini, kita dapati pelajaran, bahwa
Allah SWT memerintahkan Rasulullah SAW
untuk berfikir pada makluq ciptaan-Nya, dan itu
dimulai dari pertanyaan terhadap diri sendiri
(manusia). Darimana, bagaimaan, akan kemana,
dan sederetan pertanyaan lainnya.

Halaman 16 dari 23
Syaikh Sayid Thanthawi dalam tafsir al wasith
menjelaskan bahwa Allah SWT mencoba mengajak
berbicara kepada utusannya, Rasulullah SAW untuk
membaca. Padahal kondisi saat itu, Rasulullah SAW adalah
seorang yang ummi. Allah SWT sedang menyiapkan
kecerdasan tertentu dan menyempurnakan nikmatnya, yang
akhirnya nanti Allah SWT akan memberikan wahyu berupa
al qur’an. Ummi, adalah istilah untuk menyebut orang
yang tidak bisa membaca dan menulis.

Halaman 17 dari 23
Mengapa Allah SWT memulai wahyunya dengan menyebutkan
lafadz bismirabbika.

Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa Rasulullah SAW


bersabda;
‫كل أمر ذي بال ال يبدأ فيه بباسم اهلل الرحمن الرحيم أقطع‬
Artinya: setiap perkara yang memiliki keadaan, yang tidak
dibacakan bismillahirrahmanirrahim. Maka urusan itu
terputus.
Para ulama memaknai kata aqtha’ (terputus) dengan terputusnya barokah.

Barokah adalah bertambahnya kebaikan-kebaikan.

Halaman 18 dari 23
 Pada ayat ke-6 dan seterusnya, para ulama ahli tafsir menyebut
bahwa 14 ayat berikutnya diturunkan setelah berlangsung dakwah
kepada penduduk Makkah dan sekitarnya untuk menyembah
hanya kepada Allah SWT.
 Disebutkan di dalam al muntakhab kitab tafsir yang disusun oleh
Panitia dari al Azhar bahwa Allah SWT menyebutkan dua sikap
manusia yang akan dihadapi di medah dakwah, yaitu sikap
thogho dan istagna.
 Lafadz thogho (‫ )طْ غَى‬bermakna melampaui batas atau suka
melanggar perintah. Sedangkan istagna (‫)اسَت ْغنَ ى‬
ْ diartikan sebagai
seseorang yang memiliki kekayaan.

Halaman 19 dari 23
 Kedua sifat ini akan selalu mendasari pada orang-orang yang
enggan menerima seruan kepada jalan Allah SWT.
 Inilah yang kemudian membuat Allah SWT murka, sampai-
sampai mengungkapkan dengan pernyatan “akan Kami panggil
Malaikat Zabaniyah”. Zabaniyah adalah Malaikat yang Allah
SWT tugaskan untuk menyeret calon-calon penghuni neraka
Jahanam. Az Zuzzaj menyebutkan bahwa Zabaniyah adalah
Malaikat yang kasar, keras, dan bengis.

Halaman 20 dari 23
Di akhir surat, Allah SWT menyebutkan solusi agar terhindar
dari murka-Nya, agar kita termasuk orang-orang yang
beriman kepada-Nya dan selamat di dunia dan akhirat. Allah
SWT menyebutkan wasjud waqtarib. Lafaz yang
mengandung makna perintah dan berasal dari fi’il amar usjud
dan iqtarib. Usjud artinya sujudlah dan iqtarib artinya
mendekatlah. Sujud dan mendekat, keduanya mewakili
daripada amalan sholat.

Halaman 21 dari 23
Kesimpulan

1. Perintah untuk selalu belajar, dan mengawali


pembelajaran dengan menyertakan, menyebut nama
tuhanmu, Allah SWT.
2. Sifat dasar manusia yang akan menjadi golongan
penentang, adalah apabila sudah memiliki sifat
melampaui batasan atau suka melanggar dan merasa
tidak butuh, karena kekayaan yang dimilikinya. Padahal
sesungguhnya, kekayaan adalah titipan Allah SWT.

Halaman 22 dari 23
3. Kekuatan yang Allah SWT miliki jauh lebih dahsyat dan hebat.
Kekuatan Allah SWT yang terdapat pada surat al ‘alaq ini di antaranya;
1) mampu mengenali sifat dasar para pembangkang.
2) Allah SWT sebagai tempat kembali dan pulang.
3) Allah SWT memberikan kesempatan untuk berdialog.
4) Allah Maha Melihat dan mengetahui segala hal, termasuk masa depan.
5) Kemurkaan Allah SWT

6) Kekuasaan Allah SWT atas malaikat-malaikat-Nya.

4. Solusi untuk mendapatkan keselamatan adalah dengan sujud dan


mendekat kepada-Nya

Halaman 23 dari 23

Anda mungkin juga menyukai