Anda di halaman 1dari 24

Bentuk Pragmatis Dan

Implikasi Pragmatis
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Drs. Mujiyono Wiryotinoyo, M.Pd.
Dr. Reli Handayani, S.S., M.Pd.

Oleh :
Linda Pangesty A1B120083
Dimas Erdiansyah A1B120111
Bentuk Pragmatis

Dalam berkomunikasi dengan bahasa, orang sesungguhnya


melakukan tindakan. Tindakan dalam berkomunikasi itu dapat
dirinci menjadi tindakan-tindakan kecil sebagaimana bahasa
dirinci menjadi bentuk lingual (BL) dari kalimat, klausa, frasa,
sampai kata. Bagian terkecil dari tindakan komunikasi
dengan bahasa disebut tindak tutur, tegasnya berupa tindak
ilokusi. Searle (1979: 39) menyatakan bahwa tindak ilokusi
merupakan unit terkecil dalam komunikasi linguistik.
12 Bentuk Pragmatis

Berdasarkan hasil analisis data ditemukan dua belas


SP, yaitu : menginformasikan fakta, menyatakan
kehendak, menyatakan kesenangan, menegaskan,
menilai, mengingatkan, memastikan, meyakinkan,
mengeluh, bertanya, meminta, dan menyuruh.
Menginformasikan Fakta Contoh :
Anak : Tadi Pak pos datang. (1)
Ibu : Mana?
SP menginformasikan fakta, yaitu Anak : Di atas meja.
suatu SP yang digunakan oleh Ibu : Tolong ambilkan!
penutur untuk menyampaikan Anak : Ah, Aku sudah mengantuk!
informasi atau memberitahukan
sesuatu kepada lawan tutur. Percakapan di atas merupakan SP melaporkan.
Menginformasikan fakta sering Pada percakapan (1) Si Anak melaporkan
dilakukan oleh penutur sebagai kepada ibunya bahwa Pak pos tadi pagi datang.
laporan terhadap lawan tutur.
Contoh :
Anak : Bu, pipis, Bu. (2) Pipis, Bu. (3)
Menyatakan Kehendak Ibu : Ya.
Anak : Pipis. (4)
SP berupa menyatakan kehendak, Ibu : Ya sana. Nanti Ibu nyusul.
yaitu itu suatu SP yang Anak : Sama Ibu.
digunakan oleh penutur untuk
mengungkapkan kehendaknya, Pada implikatur percakapan (2), (3), dan (4), si
kemauannya, atau niatnya untuk anak menyatakan kehendaknya kepada ibunya
melakukan suatu perbuatan. bahwa ia hendak buang air kecil ke belakang.
Contoh :
Menyatakan Kesenangan Anak : Yah, Adek mau pizza. (5)
Ayah : Pizza itu apa
Anak : Pizza itu kue. Mahal nggak Yah.
SP pada IP dapat berupa Ayah : Ya nggak tahu Ayah. Besok kita beli.
menyatakan kesenangan, yaitu Anak : Sekarang sajalah, Yah
SP yang mengungkapkan
sesuatu yang disenangi, disukai, Dengan implikatur percakapan di atas sang anak
ataupun yang diinginkan oleh menyatakan kesenangannya terhadap pizza, ia
penutur. ingin makan pizza.
Contoh :
Menegaskan Ibu : Dek, jam berapa sekarang? ngaji sana.
Anak : Ini malam minggu, yee. (6)
SP pada IP dapat berupa
menegaskan, yaitu SP yang Dengan implikatur percakapan (6), sang anak
digunakan oleh penutur untuk menegaskan kepada ibunya bahwa malam ini
menegaskan sesuatu kepada malam Minggu, tidak ada pengajian.
lawan tutur.
Contoh :
Menilai Ibu : Dek, sana minum susu sama Bapak!
Anak : Bapak pahit, kurang gula. (7) Males
SP juga dapat berupa menilai, ya Pada implikatur percakapan (7), sang anak
itu SP yang digunakan oleh menilai susu yang dibuat ayahnya biasanya tidak
penutur untuk memberikan manis, karena ayahnya hanya sedikit
penilaian terhadap suatu keadaan, membubuhkan gula.
orang, barang, ataupun fakta.
Contoh :
Ibu : Bangun, Dik! Liburnya sudah habis.
Anak : Nanti sore, Bu. (8)
Ibu : Apa nanti sore
Anak : Janji gini. (9) (sambil menirukan gaya
orang berenang dengan menggerak-gerakkan
Mengingatkan tangannya) Janji kan harus ditepati, Bu
Ibu : Tapi, Ayah kan belum gajian.
Anak : Pokoknya janji. Janjikan harus ditepati.
SP pada IP dapat berupa (10)
mengingatkan, yaitu SP yang Ibu : Iya.
digunakan oleh penutur untuk
mengingatkan sesuatu hal Kepada ibunya, dengan SP pada enak atau
kepada lawan tutur. percakapan (8) sang anak mengingatkan ibunya
mempunyai janji, implikatur percakapan (9) sang
anak mengingatkan ayahnya bahwa nanti sore
akan mengajak berenang, IP (10) sang anak
menegaskan agar janji ibunya itu ditepati.
Contoh :
Anak : Bu, Aku ngaji. (11)
Memastikan Ibu : Nanti, belum selesai ceritanya.
Anak : Jam berapa ini?
SP pada IP dapat berupa Ibu : Setengah enam.
memastikan, yaitu suatu SP yang Anak : Cepat, pasti sudah ditunggu temanku.
digunakan oleh penutur untuk
menyatakan kepada lawan tutur Dengan SP pada IP (11), Sang Anak memastikan
bahwa sesuatu pasti terjadi. bahwa ia telah ditunggu oleh temannya untuk
pergi mengaji.
Contoh :
Meyakinkan Ibu : Dik, pintunya ditutup saja!
Anak : Lihat, Bu, teman-teman main kejar-
SP pada IP dapat berupa kejaran!
meyakinkan, yaitu SP yang Ibu : Biarkan, mereka kan kuat.
digunakan oleh penutur untuk Anak : Aku juga kuat kok lari-lari. (12)
meyakinkan lawan tutur Ibu : Nanti, kamu bisa sakit, batuk, pilek.
melalui pengajuan alasan atau
argumentasi dengan harapan Dengan IP (12) Sang Anak berusaha untuk
lawan tutur dapat menerima mendapatkan izin dari Ibunya untuk bermain
kebenaran argumen yang bersama teman-temannya.
diajukan.
Contoh :
Anak : Tadi Pak pos datang.
Mengeluh Ibu : Mana?
Anak : Di atas meja.
SP pada IP dapat berupa Ibu : Tolong ambilkan!
mengeluh,yaitu SP yang Anak : Ah, Aku sudah mengantuk! (13)
dipakai oleh penutur untuk
menyampaikan keluhan SP pada IP (13), merupakan contoh SP
kepada lawan tutur. mengeluh dari anak kepada ibunya bahwa ia
telah mengantuk.
Contoh :
Kakak : Dik, sudah siapin buku belum? (14)
Bertanya Sudah siapin buku belum? (15) Dik, nanti kita
terlambat. Bangun sudah siang!
SP pada IP yang juga tergolong Adik : Iya. (sambil beranjak dari tempat tidur)
produktif adalah bertanya. Yang
dimaksud dengan SP bertanya SP pada IP (14) dan (15), merupakan contoh SP
ialah SP yang digunakan oleh bertanya. Dengan kedua itu sang kakak
penutur untuk menanyakan menanyakan persiapan buku Adiknya. IP (15)
sesuatu kepada lawan tutur. hanyalah pengulangan dari IP (14) agar adiknya
lebih memperhatikan.
Contoh :
Anak : Air putih. (16)
Ibu : Apa? (Memalingkan muka ke arah anaknya
Meminta yang berkeringat dan terengah-engah).
Anak : Air putih. (17)
SP pada IP dapat berupa
Ibu : Minum Dik, ya?
meminta atau memohon,
Anak : Iya.
yaitu SP yang digunakan
Ibu : Sebentar ya, Ibu ambilkan.
oleh penutur untuk meminta
sesuatu kepada lawan tutur.
Dengan SP pada IP (16) dan (17), sang Anak
meminta air putih untuk diminum kepada ibunya
yang sedang duduk santai.
Contoh :
Ibu : Dik, pintunya ditutup saja!
Menyuruh Anak : Lihat Bu, teman-teman main kejar-
kejaran! (18)
SP pada IP dapat berupa Ibu : Biarkan, mereka kan kuat.
menyuruh atau memerintah, Anak : Aku juga kuat kok lari-lari.
yaitu SP yang digunakan oleh Ibu : Nanti kamu bisa sakit, batuk, pilek.
penutur untuk menyuruh agar
lawan tutur atau orang lain Dengan SP pada IP (18), sang anak menyuruh
melakukan sesuatu untuk ibunya untuk melihat teman-temannya yang
kepentingan dirinya ataupun sedang kejar-kejaran di halaman ketika hujan
orang lain. turun dengan lebatnya.
Implikasi Pragmatis

Implikasi pragmatis sesungguhnya adalah satuan pragmatis


yang tersirat atau terindikasikan dalam satuan pragmatis
yang secara langsung diekskresikan oleh bentuk lingual.
Implikasi pragmatis merupakan maksud yang dikehendaki
oleh penutur kepada lawan tutur dalam suatu implikatur
percakapan.
6 Macam Implikasi Pragmatis

Menyuruh Meminta

Mengajak Mengingatkan

Menolak Menginformasikan
Fakta
Contoh :
Anak : Yah, cium, Yah.
Menyuruh Ayah : Heeem.
Anak : (mencium pipi kanan, kiri, dan dahi
Implikasi pragmatis dapat ayahnya; dan sebaliknya) Sudah siang, Yah. (1)
berupa menyuruh atau Ayah : Ya
memerintah, yaitu menyuruh Anak : Ayah belum mandi. (2)
lawan tutur agar lawan tutur Ayah : Ya
atau orang lain melakukan
sesuatu sesuai dengan Pada implikatur percakapan (1) sang anak
kehendak penutur. menyuruh ayahnya agar bangun dari tempat
tidur dan dengan implikatur percakapan (2)
sang anak menyuruh agar ayahnya segera
mandi karena hari telah siang.
Contoh :
Adik : Kapan kita pergi, Yah? (3)
Mengajak
Ayah : Yuk, sayang. Ayah ke belakang dulu.
Kakak : Kakak , Yah?
Implikasi pragmatis dapat Ayah : Mau ikut?
juga berupa mengajak, yaitu Kakak : Mau dong!
penutur mengajak lawan tutur Ayah : Senang ikut.
untuk ikut melakukan sesuatu Kakak : Iya dong.
bersama-sama dengan si
penutur. Pada percakapan (3) di atas, Adik
menyampaikan tujuan terselubung yang
berupa implikasi mengajak, yaitu mengajak
pergi ayahnya.
Contoh :
Menolak
Kakak : Dik, mana tasnya?
Adik : Bawa tas untuk apa? (4)
Implikasi pragmatis dapat
Kakak : Apa disuruh guru tidak membawa tas?
berupa menolak, yaitu
Adik : Tidak!
menolak sesuatu yang
Kakak : Bawa tasnya!
ditujukan terhadap dirinya.
Penolakan dapat dilakukan
Pada percakapan di atas, sang Adik menolak
terhadap tawaran, ajakan, atau
perintah dari Kakaknya untuk membawa tas
perintah yang ditujukkan
yang disiapkan dengan memakai implikatur
kepada diri penutur.
percakapan (4).
Contoh :
Kakak : Sekarang aku suka dada ayam. (5)
Meminta
Ibu : Ya sudah, ambil saja.
Kakak : Tapi malas megang. (6)
Implikasi percakapan juga Adik : Adik dulu, Bu
dapat berupa meminta atau Ibu : Sabar, sayang.
memohon. Dengan implikasi
meminta penutur bertujuan Pada percakapan (5) Kakak meminta kepada
memperoleh sesuatu dari ibunya agar ia mendapat bagian dada ayam
lawan tutur ataupun bertujuan goreng. Selanjutnya penutur menyatakan
agar orang melakukan kehendak (6), yaitu Kakak meminta ibunya
perbuatan ataupun sikap untuk menyuapinya dengan lauk dada ayam
tertentu. itu.
Contoh :
Kakak : Buku yang tadi malam, Yah? (7)
Ayah : Ya.
Mengingatkan
Adik : Roti yang tadi malam, Yah? (8)
Implikasi pragmatis dapat Ayah : Ya.
berupa mengingatkan, yaitu Adik : Ada?
penutur membuat lawan tutur Ayah : Ya, nanti Ayah belikan.
ingat akan hal yang
diperkirakan telah dilupakan Pada percakapan (7) adalah bertanya. Dengan
atau terlupakan oleh lawan bertanya Kakak mengingatkan pesannya tadi
tutur. Hal-hal yang diingatkan malam kepada ayahnya untuk membelikan
dapat berupa suatu kekeliruan, buku. Lalu pada percakapan (8) Adik juga
keterbatasan, kebiasaan, mengingatkan pesanan kepada ayahnya agar
ataupun tugas kewajiban. ayahnya tidak lupa memberikan roti
kesukaannya.
Contoh :
Anak : Ayah nanti malam tidur di Taman, ya?
Menginformasikan Fakta
Ayah : Iya.
Anak : Aku sudah besar ya, Yah? (9) Bisa
Implikasi pragmatis dapat tidur sendiri (10).
juga berupa Ayah : Kan hanya semalam.
menginformasikan fakta, yaitu
penutur memberitahukan Pada percakapan (9) sang Anak dengan
sesuatu kepada lawan tutur tersirat menginformasikan fakta bahwa
dengan tujuan agar lawan dirinya masih kecil. Lalu pada percakapan
tutur dapat mengetahui (10) sang Anak juga dengan tersirat
bahwa ada sesuatu atau menginformasikan fakta bahwa dirinya tidak
sesuatu telah terjadi. dapat tidur sendiri.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai