Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM PERAWATAN PERMESINAN DASAR 2

PERAKITAN DAN PENYEBARISAN BANTALAN DENGAN BLOK


BANTALAN GELINDING

SEMESTER V

DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH


KELOMPOK 3
ANGGOTA :
1. GALUH FAJAR SAPUTRO (4.21.18.0.15)
2. MIRZA ABDUROZAK (4.21.18.0.18)
3. RIZQI NUR ROHMAT (4.21.18.0.23)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”Laporan Praktikum
Perawatan Permesinan Dasar 2 : Perakitan Dan Penyebarisan Bantalan Dengan Blok Bantalan
Gelinding” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Perawatan Permesinan Dasar 2 pada Program Studi Sarjana Terapan Teknik Mesin
Produksi dan Perawatan, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pembongkaran, perakitan, dan
penyebarisan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ignatius Gunawan Widodo, S.T., M.T,
selaku dosen Mata Kuliah Perawatan Permesinan Dasar 2 yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Semarang, 19 Januari 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketidaksejajaran pada sepasang poros yang diinstalasi sejajar antara poros penggerak dan
yang digerakkan akan berpengaruh terhadap umur pakai (life time) bantalan itu sendiri dan
disamping itu timbulnya getaran akibat ketidaksejajaran ini.
Bantalan gelinding merupakan bagian yang sangat penting dari suatu bagian mesin yang
berputar. Karena digunakan secara luas dan penting, kerusakan bantalan gelinding sering
menjadi penyebab kerusakan mesin. Oleh karena itu, pemantauan kondisi bantalan menjadi hal
yang penting, sehingga bantalan gelinding dapat diganti sebelum mengalami kerusakan secara
menyeluruh. Bantalan gelinding mudah mengalami aus karena adanya kontak antara logam
dengan logam. Deteksi dini dari kerusakan bantalan sangat penting untuk mencegah terjadinya
kerusakan pada suatu mesin.
Dalam perakitan bantalan pada blok bantalan harus memperhatikan kesejajaran dan
penyebarisan, untuk menghindari kerusakan yang dapat terjadi pada bearing dan juga tidak
mengganggu kinerja dari mesin akibat kerusakan pada bearing. Praktik perakitan bantalan ini
juga memperhatikan pemasangan dari cincin penutup, karena kesalahan pada pemasangan cincin
penutup dapat mengakibatkan getaran. Semua itu merupakan bagian dasar dari pemeriksaan dan
perawatan mesin, agar didapatkan kinerja mesin yang diinginkan.
1.2 Tujuan
Pada akhir pelajaran praktek ini, mahasiswa diharapkan mampu :
a. Merakit dan membongkar bantalan bola mapan sendiri baris ganda
b. Menyebariskan blok dan berakitnya
c. Memasang cincin penutup
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapatkan mahasiswa setelah melaksanakan praktikum yakni :
a. Mengetahui cara perakitan dan pembongkaran bantalan bola mapan sendiri baris ganda
b. Mahasiswa dapat merakit dan menyebariskan blok bantalan
c. Dapat melakukan pemasangan cincin penutup
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Bearing
Bearing (bantalan) adalah elemen mesin yang menumpu poros yang mempunyai beban,
sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan
mempunyai umur yang panjang. Bearing harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta
elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bearing tidak berfungsi dengan baik maka
prestasi seluruh sistem tidak dapat bekerja secara semestinya. Sejarah penggunaan bantalan
untuk mengurangi efek gesekan dapat ditelusuri dari hasil penemuan kereta sederhana yang telah
berumur 5000 tahun di Euphrates didekat Sungai Tigris. Penggunaan bantalan yang lebih maju
terlihat pada kereta Celticsekitar 2000 tahun yang lalu.
Dalam sejarah modern, desain dan penggunaan bearing yang terdokumentasidengan baik
dimulai oleh Leonardo Davinci. Dia menggunakanroller bearing untuk kincir angin dan
penggilingan gandum. Paten pertama tentangbearing didaftarkan di Perancis 400 tahun
kemudian. Selanjutnya katalog bearing pertama di dunia diterbitkan di inggris pada tahun 1900.
Saat ini, penggunaan bearing sebagai komponen anti gesek telah digunakan secara luas dengan
variasi ukuran, variasibeban, variasi putaran yang sangat lebar.
2.2 Klasifikasi Bearing
Secara umum bearing dapat diklasifikasikan berdasarkan arah beban dan berdasarkan
konstruksi atau mekanismenya mengatasi gesekan. Berdasarkan arah beban yang bekerja pada
bantalan, seperti ditunjukkan pada Gambar, bearing dapat diklasifikasikan menjadi :
 Bantalan radial/radial bearing: menahan beban dalam arah radial
 Bantalan aksial/thrust bearing: menahan beban dalam arak aksial Bantalan yang mampu
menahan kombinasi beban dalam arah radial dan arah aksial
Berdasarkan konstruksi dan mekanisme mengatasi gesekan, bearing dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu slider bearing (bantalan luncur) dan roller bearing (bantalan
gelinding).

 Bantalan luncur yang sering disebut slider bearing atauplain bearing menggunakan
mekanismesliding, dimana dua permukaan komponen mesinsaling bergerak relatif.
Diantara kedua permukaan terdapat pelumas sebagai agen utama untuk mengurangi
gesekan antara kedua permukaan. Slider bearing untuk beban arah radial disebut journal
bearing dan untuk beban arah aksial disebut thrust bearing.
 Bantalan gelinding menggunakan elemen rolling untuk mengatasi gesekan antara dua
komponen yang bergerak. Diantara kedua permukaan ditempatkan elemen gelinding
seperti misalnya bola, rol, taper dan lain lain. Kontak gelinding terjadi antara elemen ini
dengan komponen lain yang berarti pada permukaan kontak tidak ada gerakan relatif.

2.3 Bantalan Gelinding

Pada bantalan gelinding terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan
yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum atau rol bulat.
Bantalan gelinding lebih cocok untuk beban kecil. Putaran pada bantalan gelinding dibatasi oleh
gaya sentrifugal yang timbul pada elemen gelinding tersebut. Apabila ditinjau dari segi biaya,
bantalan gelinding lebih mahal dari bantalan luncur.
Anti Friction Bearing digunakan pada benda-benda yang berputar, untuk mengurangi gesekan
dan memperkecil gesekan awal pada permukaan bearing yang rata/datar. Anti Friction bearing
terdiri dari:
 Ball bearing

 Roller bearing,

 Needle bearing

2.4 Komponen Bantalan Gelinding

Inner race atau Cone: cincin baja yang dikeraskan dengan diberi alur untuk pergerakan roller
atau ball di bagian luarnya, sering dipasang pada shaft yang berputar sebagai penyangga bearing.
Outer race: Outer race hampir sama dengan Inner race, outer race adalah cincin baja yang
dikeraskan dengan alur untuk pergerakan ball atau roller di bagian dalam. Balls atau Rollers: Di
antara Inner race dan outer race ada komponen yang berfungsi mengurangi gesekan yang
dilakukan oleh balls, rollers atau tapered rollers. Balls dan Rollers ini terbuat baja yang
dikeraskan. Balls atau rollers bergerak bebas di antara inner dan outer race. Cage: Letak cage
antara inner race dan outer race yang digunakan untuk menjaga jarak ball atau roller yang satu
dengan yang lainnya.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Peralatan yang Diperlukan

1. Kunci pas/ring
2. Obeng (-)
3. Palu plastic
4. Kunci momen
5. Kunci jangkar
6. Alat bantu special
7. Pengukur kerataan (spirit level)
8. Micrometer
9. Dial indicator
10. Feeler gauge
11. Pewarna biru
12. Pelat kuningan
13. Gemuk (grease)
3.2 Pembongkaran

Urutan pembongkaran praktikum ini :

1. Lepaskan baut pada tutup bantalan


2. Angkat tutup bantalan
3. Angkat poros dengan bantalan dari blok bantalan dan tempatkan pada blok V
4. Bersihkan kaki blok bantalan
5. Gunakan kunci jangkar untuk melepas mur pengunci bantalan
6. Lepaskan pelat pengunci
7. Keluarkan bantalan dengan menggunakan alat bantu yang sesuai
8. Lepas baut dari kaki blok bantalan
9. Angkat kaki blok bantalan
10. Angkat pelat dasar dan semua

Sekarang segala sesuatunya telah terlepas dari rangka bantalan :


Perhatian :

1. Tinggalkan kerangka bantalan


2. Gunakan peralatan-peralatan yang berada dimeja perakitan.

3.3 Pemeriksaan dan Perawatan

 Bersihkan dengan sungguh-sungguh dan hati-hati semua komponen


 Periksa semua komponen dari kemungkinan kerusakan
 Periksa diameter poros dengan menggunakan micrometer. Diameter poros 50f7
 Periksa bantalan; cincin dalam bantalan adalah konis, nomor bantalan 1211K
 Periksa apakah sarung adaptor terpasang sempurna
 Periksa pelat pengunci dan murnya

3.4 Perakitan

Perakitan dengan urutan :

1. Pasanglah salah satu pelat dasar dengan bautyang masih kendor


2. Tempatkan pelat dasar terhadap sisi rumah bantalan dengan menggunakan palu plastic,
kemudian kencangkan
3. Pasanglah kaki balok bantalan dalam keadaan dapat dikendorkan pada pelat dasar
4. Pasanglah kaki balok bantalan sepesat dengan pelat dasar, gunakan palu plastik untuk
menepatkan
5. Pasang pelat dasar pada kedua kaki blok bantalan. Kendorkan baut pengikatnya
memungkinkan adanya penggeseran jika diperlukan
6. Pasanglah bantalan bola mapan sendiri baris ganda pada poros. Tepatkan sarung penyesuai
pada poros. Ukur jarak pada blok bantalan
7. Letakkan kedua bantalan pada sarung penyesuai
8. Pasang kedua pelat pengunci. Bibir pengunci harus searah dengan mur pengunci
9. Pasang kedua mur pengunci. Yakinkan sisi kemiringan menghadap ke bantalan
10. Kencangkan mur pengunci dengan tangan
11. Ukurlah kelonggaran celah (clearance) elemen gelinding dengan cincin bantalan dengan
feeler gauge (sesuaikan terhadap table bantalan)
12. Kencangkan mur dengan kunci jangkar. Pengencangan sedemikian rupa sehingga
kelonggaran sesuai dengan harga ditabel.
13. Periksalah kedua bantalan berputar secara mulus. Anda dapat mengukur celah /
kelonggaran dengan dial indicator yang ditempatkan pada cincin bagian luar bantalan.
Selanjutnya gerakan secara hati-hati cincin luarnya ke arah atas.
14. Pasanglah cicin pelumas yang sudah dilumasi pada bantalan.
15. Letakkan dengan hati-hati kedalam blok bantalan. Beri minyak pelumas pada rumah
bantalan.
16. Pasanglah plat dasar dalam kaki blok bantalan yang belum dikencangkan, sehingga poros
berada lurus pada kaki blok bantalan.
17. Pasang cicin pelumas pada blok bantalan.
18. Pasang tutup bantalan. Perhatikan letak pena
19. Pasang baut bagian atas kencangkan menggunakan kunci torsi. Torsinya 30Nm.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Visualisasi Bantalan Gelinding

4.1a. Bantalan Gelinding

4.1 b. Komponen Penyusun Bantalan Gelinding


4.2 Data Hasil Praktikum

No Nama Bagian Hasil Pengukuran


1. Selisih Ketinggian Meja Sisi 0,08 mm
Depan dan Belakang Bagian
Kiri
2. Selisih Kerataan Meja Sisi 0 cm
Depan dan Belakang Bagian
Kanan
3. Jarak Antar Inti Poros 589,62 mm
Bagian Depan
4. Jarak Antar Inti Poros 594,52 mm
Bagian Belakang
5. Ketinggian Poros Kanan 247,0 mm
Bagian Depan Terhadap
Meja
6. Ketinggian Poros Kanan 246,4 mm
Bagian Belakang Terhadap
Meja
7. Ketinggian Poros Kiri 247,0 mm
Bagian Depan Terhadap
Meja
8. Ketinggian Poros Kiri 246,6 mm
Bagian Belakang Terhadap
Meja
9. Diameter Bearing 45 mm

2 2 09 EK TN9
Jenis Seri Bore Size Desain Bahan
Bearing Bearing Dalam

4.3 Pembahasan

Proses praktikum dimulai dengan memastikan datum atau meja memiliki kesejajaran
yang seragam pada permukaannya. Sehingga, praktikan terlebih dahulu mengukur kerataan pada
sisi kiri, sisi kanan, dan sisi tengah meja dengan spirit level. Ketika mengukur sisi kiri meja,
ternyata sisi depan meja lebih tinggi 0.08 cm daripada sisi depannya. Sedangkan, bagian kanan
meja pada sisi depan dan belakangnya sudah memiliki ketinggian yang seragam. Sehingga,
praktikan melakukan pengendoran pada baut kaki meja depan bagian kiri untuk membuat kaki
meja ini lebih tinggi 0,08 cm.
Kemudian, praktikan mulai melepas baut sekrup tutup gemuk, baut sekerup nipel pot
gemuk, serta baut sekerup bantalan pada blok bantalan. sebelah kiri atau blok bantalan yang akan
dijadikan acuan penyebarisan pada praktikum ini. Lalu, praktikan mulai melakukan pengukuran
jarak antara titik pusat poros dengan datum pada blok bantalan kiri di bagian belakang dan
belakangnya. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, jarak antar titik pusat dan datumnya berada
di nilai 247 mm. Sehingga, praktikan menyimpulkan jika kerataan dari poros dan blok bantalan
ini telah pada posisi yang baik. Oleh karena itu, praktikan mulai melakukan pembongkaran untuk
blok bantalan sebelah kanan dimulai dari melepas baut sekrup tutup gemuk hingga melepas
cincin penutup.
Selanjutnya, praktikan melanjutkan pengukuran pada jarak titik pusat poros bagian kanan
dan poros bagian kiri. Pada tabel hasil perhitungan diatas, menunjukkan jika pada bagian depan,
jarak antar titik pusat poros adalah 589,62 mm dan bagian belakangnya adalah 594,52 mm.
Berdasarkan hasil tersebut, terlihat jika selisih dari kedua jarak antar titik pusat poros kanan dan
kiri melebihi ±0,5 mm atau melebih batas toleransi yang ditetapkan. Sehingga, praktikan
mengubah posisi poros bagian secara horizontal. Setelah melakukan proses penyebarisan,
praktikan kemudian melakukan pelumasan pada bantalan dan poros dengan metode pelumasan
tangan. Selesai memberi pelumas, praktikan kemudian merakit kembali blok bantalan tersebut
dengan mulai memasang bantalan gelinding, cincin penutup dan sekrup tutup gemuk. Lalu
dilanjutkan memasang baut sekerup nipel pot gemuk, serta baut sekerup blok bantalan.

4.4 Dokumentasi Praktikum

Pembongkaran Blok Bantalan Pengukuran Diameter Dalam


Pengukuran Tinggi Sumbu Poros Pengukuran Jarak Sumbu Antar Poros

Pengecekan Kemiringan Meja


Pengukuran Panjang Poros
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pembongkaran blok bantalan gelinding harus dilakukan dari komponen terluar terlebih
dahulu. Lakukan pembongkaran bantalan luncur dengan alat yang sesuai standar. Kesebarisan
blok bantalan gelinding ini penting dilakukan agar tidak menyebabkan kerusakan pada
pomponen pada bantalan gelinding. Sehingga, keteledoran seperti ini tidak terlakukan agar
terhindar dari terjadinya bantalan menjadi cacat, poros menjadi aus, dan umur mesin menjadi
pendek.

5.2 Saran

 Mahasiswa diharapakan selalu memakai Alat Pelindung Diri (APD) guna meminimalisir
kecelakaan kerja ketika praktikum dilaksanakan.
 Mahasiswa diharapkan mematuhi petunjuk pada handout agar alat praktikum yang
digunakan tetap terawat dan tidak mengalami kerusakan akibat human error.
 Sebaiknya dilakukan pembaruan untuk jangka sorong sebagai salah satu peralatan praktikum
agar keakuratan dan kepresisian dalam pengukuran jarak dapat dilakukan dengan lebih baik.
 Diharapkan dapat dilakukan penggantian meja atau perbaikan meja, yang menjadi datum
dari blok bantalan luncur, karena meja ini telah mengalami ketidakrataan pada bagian tengah
permukaannya akibat telah diberi beban blok bantalan dalam waktu yang lama.

Anda mungkin juga menyukai