Kel3 BntlnGel PwtMsn2 MS3A
Kel3 BntlnGel PwtMsn2 MS3A
SEMESTER V
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Perawatan Permesinan Dasar 2 pada Program Studi Sarjana Terapan Teknik Mesin
Produksi dan Perawatan, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pembongkaran, perakitan, dan
penyebarisan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ignatius Gunawan Widodo, S.T., M.T,
selaku dosen Mata Kuliah Perawatan Permesinan Dasar 2 yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Bantalan luncur yang sering disebut slider bearing atauplain bearing menggunakan
mekanismesliding, dimana dua permukaan komponen mesinsaling bergerak relatif.
Diantara kedua permukaan terdapat pelumas sebagai agen utama untuk mengurangi
gesekan antara kedua permukaan. Slider bearing untuk beban arah radial disebut journal
bearing dan untuk beban arah aksial disebut thrust bearing.
Bantalan gelinding menggunakan elemen rolling untuk mengatasi gesekan antara dua
komponen yang bergerak. Diantara kedua permukaan ditempatkan elemen gelinding
seperti misalnya bola, rol, taper dan lain lain. Kontak gelinding terjadi antara elemen ini
dengan komponen lain yang berarti pada permukaan kontak tidak ada gerakan relatif.
Pada bantalan gelinding terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan
yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum atau rol bulat.
Bantalan gelinding lebih cocok untuk beban kecil. Putaran pada bantalan gelinding dibatasi oleh
gaya sentrifugal yang timbul pada elemen gelinding tersebut. Apabila ditinjau dari segi biaya,
bantalan gelinding lebih mahal dari bantalan luncur.
Anti Friction Bearing digunakan pada benda-benda yang berputar, untuk mengurangi gesekan
dan memperkecil gesekan awal pada permukaan bearing yang rata/datar. Anti Friction bearing
terdiri dari:
Ball bearing
Roller bearing,
Needle bearing
Inner race atau Cone: cincin baja yang dikeraskan dengan diberi alur untuk pergerakan roller
atau ball di bagian luarnya, sering dipasang pada shaft yang berputar sebagai penyangga bearing.
Outer race: Outer race hampir sama dengan Inner race, outer race adalah cincin baja yang
dikeraskan dengan alur untuk pergerakan ball atau roller di bagian dalam. Balls atau Rollers: Di
antara Inner race dan outer race ada komponen yang berfungsi mengurangi gesekan yang
dilakukan oleh balls, rollers atau tapered rollers. Balls dan Rollers ini terbuat baja yang
dikeraskan. Balls atau rollers bergerak bebas di antara inner dan outer race. Cage: Letak cage
antara inner race dan outer race yang digunakan untuk menjaga jarak ball atau roller yang satu
dengan yang lainnya.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Peralatan yang Diperlukan
1. Kunci pas/ring
2. Obeng (-)
3. Palu plastic
4. Kunci momen
5. Kunci jangkar
6. Alat bantu special
7. Pengukur kerataan (spirit level)
8. Micrometer
9. Dial indicator
10. Feeler gauge
11. Pewarna biru
12. Pelat kuningan
13. Gemuk (grease)
3.2 Pembongkaran
3.4 Perakitan
2 2 09 EK TN9
Jenis Seri Bore Size Desain Bahan
Bearing Bearing Dalam
4.3 Pembahasan
Proses praktikum dimulai dengan memastikan datum atau meja memiliki kesejajaran
yang seragam pada permukaannya. Sehingga, praktikan terlebih dahulu mengukur kerataan pada
sisi kiri, sisi kanan, dan sisi tengah meja dengan spirit level. Ketika mengukur sisi kiri meja,
ternyata sisi depan meja lebih tinggi 0.08 cm daripada sisi depannya. Sedangkan, bagian kanan
meja pada sisi depan dan belakangnya sudah memiliki ketinggian yang seragam. Sehingga,
praktikan melakukan pengendoran pada baut kaki meja depan bagian kiri untuk membuat kaki
meja ini lebih tinggi 0,08 cm.
Kemudian, praktikan mulai melepas baut sekrup tutup gemuk, baut sekerup nipel pot
gemuk, serta baut sekerup bantalan pada blok bantalan. sebelah kiri atau blok bantalan yang akan
dijadikan acuan penyebarisan pada praktikum ini. Lalu, praktikan mulai melakukan pengukuran
jarak antara titik pusat poros dengan datum pada blok bantalan kiri di bagian belakang dan
belakangnya. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, jarak antar titik pusat dan datumnya berada
di nilai 247 mm. Sehingga, praktikan menyimpulkan jika kerataan dari poros dan blok bantalan
ini telah pada posisi yang baik. Oleh karena itu, praktikan mulai melakukan pembongkaran untuk
blok bantalan sebelah kanan dimulai dari melepas baut sekrup tutup gemuk hingga melepas
cincin penutup.
Selanjutnya, praktikan melanjutkan pengukuran pada jarak titik pusat poros bagian kanan
dan poros bagian kiri. Pada tabel hasil perhitungan diatas, menunjukkan jika pada bagian depan,
jarak antar titik pusat poros adalah 589,62 mm dan bagian belakangnya adalah 594,52 mm.
Berdasarkan hasil tersebut, terlihat jika selisih dari kedua jarak antar titik pusat poros kanan dan
kiri melebihi ±0,5 mm atau melebih batas toleransi yang ditetapkan. Sehingga, praktikan
mengubah posisi poros bagian secara horizontal. Setelah melakukan proses penyebarisan,
praktikan kemudian melakukan pelumasan pada bantalan dan poros dengan metode pelumasan
tangan. Selesai memberi pelumas, praktikan kemudian merakit kembali blok bantalan tersebut
dengan mulai memasang bantalan gelinding, cincin penutup dan sekrup tutup gemuk. Lalu
dilanjutkan memasang baut sekerup nipel pot gemuk, serta baut sekerup blok bantalan.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pembongkaran blok bantalan gelinding harus dilakukan dari komponen terluar terlebih
dahulu. Lakukan pembongkaran bantalan luncur dengan alat yang sesuai standar. Kesebarisan
blok bantalan gelinding ini penting dilakukan agar tidak menyebabkan kerusakan pada
pomponen pada bantalan gelinding. Sehingga, keteledoran seperti ini tidak terlakukan agar
terhindar dari terjadinya bantalan menjadi cacat, poros menjadi aus, dan umur mesin menjadi
pendek.
5.2 Saran
Mahasiswa diharapakan selalu memakai Alat Pelindung Diri (APD) guna meminimalisir
kecelakaan kerja ketika praktikum dilaksanakan.
Mahasiswa diharapkan mematuhi petunjuk pada handout agar alat praktikum yang
digunakan tetap terawat dan tidak mengalami kerusakan akibat human error.
Sebaiknya dilakukan pembaruan untuk jangka sorong sebagai salah satu peralatan praktikum
agar keakuratan dan kepresisian dalam pengukuran jarak dapat dilakukan dengan lebih baik.
Diharapkan dapat dilakukan penggantian meja atau perbaikan meja, yang menjadi datum
dari blok bantalan luncur, karena meja ini telah mengalami ketidakrataan pada bagian tengah
permukaannya akibat telah diberi beban blok bantalan dalam waktu yang lama.