Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat diprediksi kapan
terjadinya dan dapat menimbulkan korban luka maupun jiwa, serta mengakibatkan
kerusakan dan kerugian. Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda
dan dampak psikologis. Bencana dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bencana
alam dan non alam. Bencana alam terjadi disebabkan oleh alam, seperti gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, puting beliung, tanah longsor dan
sebagainya. Sedangkan bencana non alam disebabkan oleh epidemi, wabah dan
sebagainya (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2012).
Kasus kecelakaan lalu lintas merupakan keadaan serius yang menjadi masalah
kesehatan di negara maju maupun berkembang. Di negara berkembang seperti
Indonesia,  perkembangan  perkembangan ekonomi ekonomi dan industri industri
memberikan memberikan dampak kecelakaan kecelakaan lalu lintas yang cenderung
semakin meningkat. Kendaraan adalah kebutuhan setiap orang dalam menjalankan
kegiatannya sehari-hari. Alat transportasi sendiri berkembang sejak ditemukannya
roda pada tahun 3500 sebelum masehi, roda ini digunakan untuk membantu manusia
memindahkan barang bawaannya. Pada tahun 2000 sebelum masehi, kuda pertama
kali digunakan oleh manusia untuk transportasi. Selanjutnya di tahun 1662 kuda
digunakan untuk transportasi masal seperti bus angkatan umum yang kita kenal
sekarang. Pada tahun 1970 sepeda pertama kali ditemukan (Ridho, 2012)
Jumlah kecelakaan lalu lintas dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pertambahan jumlah kendaraan (14-15%
per tahun) dengan  pertambahan prasarana  pertambahan prasarana jalan hanya se
jalan hanya sebesar 4% besar 4% per tahun.Lebih dari per tahun.Lebih dari 80%
pasien 80% pasien yang masuk yang masuk ke ruang gawat darurat adalah disebabkan
oleh kecelakaan lalu lintas, berupa tabrakan sepeda motor, mobil, sepeda, dan
penyeberang jalan yang ditabrak. Sisanya merupakan kecelakaan yang disebabkan
oleh jatuh dari ketinggian, tertimpa benda, olah raga, dan korban kekerasan.
Indonesia dewasa ini menghadapi permasalahan kecelakaan lalu lintas jalan
yang cukup serius, menurut data dari Mabes Polri setiap tahun tercatat 9.856 orang
meninggal akibat kecelakaan lalu lintas jalan tersebut. Tingginya korban kecelakaan
tersebut disadari telah mendorong tingginya biaya pemakai jalan, dan secara ekonomi
menyebabkan terjadinya secara ekonomi menyebabkan terjadinya  pemborosan
pemborosan sumber daya. Indonesia sendiri memiliki kondisi geografis, geologis,
hidrologis, dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang
disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia yang
menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat
pembangunan nasional (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
Kecelakaan lalu lintas pada zaman sekarang ini merupakan masalah yang
umum terjadi dalam penyelenggaraan sistem transportasi di banyak negara. Salah
satunya yaitu pada negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia, kecelakaan lalu
lintas ini cenderung mengalami peningkatan, awal Januari 2009 Undangundang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, diberlakukan.
Kecelakaan yang sering terjadi saat ini harus mendapat perhatian secara sungguh-
sungguh dalam suatu organisasi industri atau perusahaan. Kecelakaan akan
mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi perusahaan, penumpang, pekerja
maupun pengguna jalan lainnya. Kecelakaan Bus sering terjadi di Indonesia,
penyebab kecelakaan biasanya karena faktor human error, yang tercermin dalam
perilaku berbahaya dalam mengemudikan bus. Kesalahan dan pelanggaran dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan pada pengemudi itu sendiri dan akan merugikan
orang-orang yang ada disekitarnya (Hastuti dkk, 2013).
Bencana dapat terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan semua orang panik.
Bencana dapat mengakibatkan kerusakan dari kecil sampai besar. Gedung- gedung,
sistem infrastruktur dan lainnya akan mengalami kerusakan. Rusaknya fasilitas
kesehatan, mengakibatkan terjadinya gangguan dalam pelayanan kesehatan disamping
itu juga terdapat banyak korban dengan berbagai jenis cedera yang membutuhkan
pertolongan segera (Al Khalaileh, Bond, & Alasad, 2012). Xu & Tzeng (2016)
mengatakan bahwa korban 4 massal yang diakibatkan oleh bencana dapat
menyebabkan gangguan pada pelayanan kesehatan. Untuk mengurangi dampaknya,
maka perlu meningkatkan kepedulian terhadap bencana melalui tindak penyelamatan
dan pertolongan bencana. Tindakan tersebut bertujuan untuk memberikan tanggap
darurat yang efektif dan difokuskan pada pertolongan serta bantuan sementara untuk
membantu korban segera setelah bencana terjadi.
Berbagai upaya penanganan penanganan juga telah dilakukan dilakukan untuk
mengurangi jumlah dan kelas kecelakaan lalu lintas jalan (accident severity) tersebut.
Distribusi korban kecelakaan lalu lintas terutama kelompok usia produktif antara 15-
44 tahun dan lebih didominasi kaum laki-laki. Kelompok ini merupakan aset sumber
daya manusia yang sangat penting untuk pembangunan bangsa. Besarnya angka
kejadian dan dampak yang ditimbulkan oleh bencana sehingga membutuhkan upaya
penanggulangan. Penanggulangan bencana adalah upaya sistematis dan terpadu untuk
mengelola bencana dan mengurangi dampak bencana, diantaranya penetapan
kebijakan dalam bencana, pengelolaan resiko berupa usaha pencegahan dan mitigasi,
3 kesiapsiagaan, tanggap darurat serta upaya pemulihan berupa rehabilitasi dan
rekontruksi. Penanggulangan bencana oleh perawat pada tahap tanggap darurat
meliputi pengkajian secara cepat dan tepat terhadap korban bencana serta pemberian
bantuan hidup dasar (Loke, 2014; Veenema, 2016).
WHO menyatakan bahwa sekitar 1,3 juta orang meninggal seiap tahun akibat
kecelakaan lalu lintas (mewakili 2,1% angka kematian global). Kecelakaan lalu lintas
adalah penyebab utama kematian di kalangan anak muda , berusia 15- 24 tahun. Lebih
dari 90% kematian di dunia, kecelakaan di jalan raya terjadi di negara berpenghasilan
rendah dan menengah. Hampir setengah (46%) dari mereka mengalami kecelakaan di
jalan-jalan di dunia adalah “pengguna jalan rentan” termasuk pengendara sepeda
motor. Tanpa tindakan, kecelakaan lalu lintas jalan di perkirakan akan menghasilkan
kematian sekitar 1,9 juta orang per tahun pada tahun 2020. Data statistik
menunjukkan kematian akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia menduduki
peringkat 2 di dunia setelah Nepal. Setiap tahun tidak kurang dari 36.000 orang
meningggal atau setiap hari rata-rata 99 orang teawas di jalan raya. Hal ini disebabkan
oleh ketidakseimbangan antara pertambahan jumlah kendaraan (14-15% per tahun)
dengan  pertambahan prasarana  pertambahan prasarana jalan hanya se jalan hanya
sebesar 4% besar 4% per tahun.Lebih dari per tahun.Lebih dari 80% pasien 80%
pasien yang masuk yang masuk ke ruang gawat darurat adalah disebabkan oleh
kecelakaan lalu lintas, berupa tabrakan sepeda motor, mobil, sepeda, dan penyeberang
jalan yang ditabrak. Sisanya merupakan kecelakaan yang disebabkan oleh jatuh dari
ketinggian, tertimpa benda, olah raga, dan korban kekerasan (Kartika, 2015).
B. Rumusan Masalah
1. Definisi kecelakaan massal pada lalu lintas ?
2. Apa penyebab kecelakaan massal pada lalu lintas?
3. Bagaimana penanganan pertama pada kecelakaan massal pada lalu lintas ?
4. Bagaimana disaster management pra, intra dan pasca  bencana kecelakaan massal
pada lalu lintas ?
5. Bagaimana penanganan bencana kecelakaan massal pada lalu lintas ?

C. Tujuan
Keperawatan bencana dapat bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat baik yang bersifat kegawat daruratan maupun berkelanjutan
seperti perawatan neonatal, pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat,
mengidentifikasi penyakit dan imunisasi serta intervensi pada saat kesiapsiagaan dan
tanggap darurat bencana (Savage & Kub, 2009).
Daftar Pustaka

Bencana, B. N. P. (2012). Pedoman Sistem Peringatan Dini Berbasis


Masyarakat. Jakarta, Indonesia: Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

INDONESIA, P. R. (24). Undang-undang republik indonesia nomor 24 tahun 2007


tentang penanggulangan bencana.

Savage, C., & Kub, J. (2009). Public health and nursing: A natural partnership.
International Journal of Environmental Research and Public Health, 6, 2843-

Mery, S. (2017). HUBUNGAN PENGETAHUAN, KETERAMPILAN DAN


KESIAPAN PERAWAT DENGAN KEINGINAN UNTUK BEKERJA DALAM SITUASI
BENCANA DI IGD RSUP DR. M. DJAMIL PADANG (Doctoral dissertation,
Universitas Andalas).

Anda mungkin juga menyukai